2.2.4.3. Bantuan Napas dan Ventilasi Breathing Support
Breathing support merupakan usaha ventilasi buatan dan oksigenasi dengan inflasi tekanan positif secara intermiten dengan menggunakan udara
ekshalasi dari mulut ke mulut, mulut ke hidung, atau dari mulut ke alat S-tube masker atau bag valve mask Alkatri, 2007.
Breathing support terdiri dari 2 tahap: 1. Penilaian Pernapasan
Setelah jalan nafas terbuka, segera nilai apakah pasien dapat bernafas spontan dengan memperhatikan gerak nafas pada dadanya look,
mendengarkan bunyi nafas dari hidung dan mulut pasien listen dan merasakan aliran udara pada daun telinga atau punggung tangan penolong
feel Mansjoer, 2000.
2. Memberikan bantuan napas Ventilasi buatan dilakukan bila pernafasan spontan tidak ada apnoe.
Ventilasi buatan dapat dilakukan melalui mulut ke mulut mouth-to- mouth, mulut ke hidung mouth-to-nose, mulut ke stoma trakeostomi
atau mulut ke mulut melalui sungkup Mansjoer, 2000. a. Pada bantuan napas mulut-ke-mulut mouth-to-mouth jika tanpa alat,
penolong mempertahankan kepala dan leher pasien dalam posisi nafas terbuka dengan menutup hidung pasien dengan pipi penolong atau
memencet hidung dengan satu tangan. Selanjutnya lakukan dua kali ventilasi dalam, segera raba denyut nadi arteri karotis atau femoralis.
Gambar 2.4: Look, Listen and Feel sumber: European Resuscitation Council Guidelines for Resuscitation 2010.
Universitas Sumatera Utara
Bila tetap henti nafas tetapi masih teraba denyut nadi, diberikan ventilasi dalam setiap lima detik Mansjoer, 2000.
b. Pada bantuan napas mulut-ke-hidung mouth-to-nose, maka udara ekspirasi penolong di hembuskan kehidung pasien sambil menutup
mulut pasien. Tindakan ini dilakukan kalau mulut pasien sulit dibuka trismus atau pada trauma maksilo-fasial.
c. Pada bantuan napas mulut-ke-sungkup pada dasarnya sama dengan mulut-ke-mulut. Bantuan napas dapat pula dilakukan dari mulut-ke-
stoma atau lubang trakeostomi pada pasien pasca bedah laringektomi.
Frekuensi dan besar hembusan sesuai dengan usia pasien apakah korban bayi, anak atau dewasa. Pada pasien dewasa, hembusan sebanyak 10-12 kali per
menit dengan tenggang waktu antaranya kira-kira 2 detik. Hembusan penolong dapat menghasilkan volume tidal antara 800-1200 ml. Latief dkk., 2009.
2.2.4.4. Sirkulasi Circulation Support