Perhitungan Koefisien Determinasi Pengujian Koefisien Regresi Linier Berganda

4.4 Perhitungan Koefisien Determinasi

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat harga 2 y  = 174.947,80 sedangkan JK reg yang telah dihitung adalah sebesar 167.133,16. Maka selanjutnya dengan rumus R 2 = 2 y JK reg  , sehingga didapat koefisien determinasi: R 2 = 174.947,80 167.133,16 R 2 = 0.953 R = 953 , R = 0,977 Dari hasil perhitungan didapat nilai koefisien determinasi sebesar 0,953 dan dengan mencari akar dari R 2 , diperoleh koefisien korelasinya sebesar 0,977. Nilai tersebut digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap perubahan variabel dependen. Artinya 95,3 tingkat Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan dipengaruhi oleh ketiga faktor yang dianalisis.

4.5 Perhitungan Koefisien Korelasi

Untuk mengetahui besarnya korelasi dari masing – masing antar variabel, maka dapat dihitung berdasarkan rumus yaitu sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara

4.5.1 Perhitungan Korelasi antara Variabel Y dengan X

i 1. Koefisien korelasi antara PAD Y dengan Pengeluaran Pemerintah X 1 . r yx1 =         2 2 2 1 2 1 1 1 Y Y n X X n Y X Y X n           =                  2 2 3.067 24 1.220.113, 9 2.647,6 9 1.057.307, 9 3.067 2.647,6 39 1.116.323, 9    = 0,970 Nilai yang positif menandakan hubungan yang searah antara Y PAD dengan X 1 Pengeluaran Pemerintah, artinya jika semakin meningkat Pengeluaran Pemerintah maka akan semakin meningkat pula PAD dan sebaliknya jika semakin menurun Pengeluaran Pemerintah maka akan semakin menurun juga PAD. Hubungan antara PAD dengan Pengeluaran Pemerintah tergolong kuat, ini ditandai dengan nilai r yang tinggi yaitu 0,970. 2. Koefisien korelasi antara PAD Y dengan PDRB X 2 . r yx2 =         2 2 2 2 2 2 2 1 2 Y Y n X X n Y X Y X n           =                  2 2 3.067 24 1.220.113, 9 18,3 41,09 9 3.067 18,3 6.990,81 9    = 0,916 Nilai yang positif menandakan hubungan yang searah antara Y PAD dengan X 2 PDRB, artinya jika semakin meningkat PDRB maka akan semakin meningkat pula PAD dan sebaliknya jika semakin menurun PDRB maka akan semakin menurun juga PAD. Hubungan antara PAD dengan PDRB tergolong kuat, ini ditandai dengan nilai r yang tinggi yaitu 0,916. Universitas Sumatera Utara 3. Koefisien korelasi antara PAD Y dengan Jumlah Penduduk X 3 . r yx3 =         2 2 2 3 2 3 3 1 3 Y Y n X X n Y X Y X n           =                  2 2 3.067 24 1.220.113, 9 1.444.520 0.858 232.606.25 9 3.067 1.444.520 5,70 501.221.79 9    = 0.778 Nilai yang positif menandakan hubungan yang searah antara Y PAD dengan X 3 Jumlah Penduduk, artinya jika semakin meningkat Jumlah Penduduk maka akan semakin meningkat pula PAD dan sebaliknya jika semakin menurun Jumlah Penduduk maka akan semakin menurun juga PAD. Hubungan antara PAD dengan Jumlah Penduduk tergolong sedang, ini ditandai dengan nilai r yang cukup yaitu 0,778.

4.5.2 Perhitungan Korelasi antar Variabel Bebas

1. Koefisien korelasi antara Pengeluaran Pemerintah X 1 dengan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku X 2 . r 12 =            2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 X X n X X n X X X X n           =                  2 2 18,3 41,09 9 2.647,6 9 1.057.307, 9 18,3 2.647,6 6.320,58 9    = 0.902 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan perhitungan korelasi r antar variabel bebas tersebut, dapat dilihat bahwa Pengeluaran Pemerintah X 1 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku X 2 memiliki korelasi positif yang tergolong kuat. 2. Koefisien korelasi antara Pengeluaran Pemerintah X 1 dengan Jumlah Penduduk X 3 . r 13 =            2 3 2 3 2 1 2 1 3 1 3 1 X X n X X n X X X X n           =                  2 2 1.444.520 0.858 232.606.25 9 2.647,6 9 1.057.307, 9 1.444.520 2.647,6 3,40 436.006.63 9    = 0.762 Berdasarkan perhitungan korelasi r antar variabel bebas tersebut, dapat dilihat bahwa Pengeluaran Pemerintah X 1 dengan Jumlah Penduduk X 3 memiliki korelasi positif yang tergolong sedang. 3. Koefisien korelasi antara PDRB Atas Dasar Harga Berlaku X 2 dengan Jumlah Penduduk X 3 . r 23 =            2 3 2 3 2 2 2 2 3 2 3 2 X X n X X n X X X X n           =                  2 2 1.444.520 0.858 232.606.25 9 18,3 41,09 9 1.444.520 18,3 70 2.988.091, 9    = 0.939 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan perhitungan korelasi r antar variabel bebas tersebut, dapat dilihat bahwa PDRB Atas Dasar Harga Berlaku X 2 dengan Jumlah Penduduk X 3 memiliki korelasi positif yang tergolong kuat.

4.6 Pengujian Koefisien Regresi Linier Berganda

Keberartian adanya variabel – variabel bebas dalam regresi linier ganda perlu diuji untuk menunjukkan seberapa besar pengaruh yang diberikan pada variabel tak bebas. Pengujian yang dilakukan merupakan uji satu arah atau uji satu pihak pihak kanan dengan distribusi student t. Pengujian dapat dilakukan dengan merumuskan hipotesis berikut : H : b i = 0 dimana i = 1, 2, ...k variabel bebas X i tidak berpengaruh terhadap Y H 1 : b i ≠ 0 dimana i = 1,2, ....k variabel bebas X i berpengaruh terhadap Y Tolak H , jika : t hitung ≥ t tabel Terima H , jika : t hitung t tabel Untuk menguji hipotesis ini digunakan kekeliruan baku taksiran 2 123 . y s = 104,040, jumlah kuadrat – kuadrat 2 1 x  = 278.442,82 , 2 2 x  = 3,88, dan 2 3 x  = 3,56 757.580.81 , serta koefisien korelasi ganda R 1 = r 12 = 0,902, R 2 = r 21 = r 12 = 0,902 dan R 3 = r 13 = 0,762. Dengan besaran – besaran ini, dibentuk kekeliruan baku masing – masing koefisien sesuai dengan rumus, yakni : Universitas Sumatera Utara     2 2 2 ... 12 . 1 i i k y bi R x s s    Selanjutnya untuk menentukan nilai t hitung , digunakan rumus : i i i sb b t  Maka kekeliruan baku masing – masing Koefisien b i adalah sebagai berikut :     2 1 2 1 2 123 . 1 1 R x s s y b        2 2 1 0.902 1 278.442,82 41,44   b s  1 b s 0.182     2 1 2 1 2 123 . 2 1 R x s s y b        2 2 2 0,902 1 3,88 41,44   b s  2 b s 48.630     2 1 2 1 2 123 . 3 1 R x s s y b        2 2 3 0.762 1 3,56 757.580.81 41,44   b s  3 b s 0.0023 Kemudian diperoleh distribusi t i masing – masing koefisien korelasi sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1 1 1 sb b t  = 0,182 0,539 = 2,97 2 2 2 sb b t  = 48,630 104,202 = 2,14 3 3 3 sb b t  = 0.00232 0,003 - = -1.291 Dari tabel distribusi t dengan dk = v 2 = n – k – 1 = 5 dan α = 0,05 diperoleh t tabel sebesar 2,571 maka hasil perhitungan diatas diperoleh : 1. t 1 = 2,97 nilai mutlak t tabel = 2,571 2. t 2 = 2,14 nilai mutlak t tabel = 2,571 3. t 3 = 1,29 nilai mutlak t tabel = 2,571 Universitas Sumatera Utara Sehingga dari ketiga koefisien regresi tersebut variabel X 2 PDRB dan X 3 Jumlah Penduduk tidak memiliki pengaruh yang berarti atau tidak signifikan, sedangkan X 1 Pengeluaran Pemerintah memiliki pengaruh yang berarti atau signifikan terhadap persamaan regresi yang didapat. Universitas Sumatera Utara

BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM

5.1. Pengertian Implementasi Sistem

Implementasi sistem merupakan prosedur yang digunakan untuk menyelesaikan desain sistem yang ada dalam desain yang disetujui, menginstal dan mulai menggunakan program yang dibuat. Tahapan implementasi sistem merupakan tahapan penerapan hasil desain tertulis ke dalam programming coding. Dalam pengolahan data pada karya tulis ini penulis menggunakan satu perangkat lunak sebagai implementasi sistem yaitu program SPSS 16,0 For Windows dalam masalah memperoleh hasil perhitungan.

5.2. SPSS dalam Statistika

SPSS Statistical Product and Service Solution merupakan program aplikasi yang digunakan untuk melakukan perhitungan statistik dengan menggunakan komputer dan paling banyak digunakan dalam berbagai riset. SPSS pertama kali diprakarsai oleh tiga mahasiswa Stanford University pada tahun 1968. Pada saat itu, SPSS dioperasikan hanya di komputer mainframe untuk pengolahan data statistik ilmu- ilmu sosial karena sebelumnya SPSS merupakan singkatan dari Statistical Package for the Social Sciences. Universitas Sumatera Utara