Deskripsi Lokasi Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

71 personalia pemerintah dan pelaksana intruksi dari atasan. b Sebagai pemimpin usaha sekolah agara dapat berjalan baik. c Sebagai supervisor yang memberikan pangawasan dan bimbingan kepda guru, karyawan, dan siswa agar dapat menjalankan fungsinya debngan baik dan lancar. 2 Wakil Kepala Sekolah Di SMK Perindustrian Yogyakarta, Kepala sekolah dibantu oleh 2 wakil Kepala Sekolah yang masing-masing memiliki tugas dan tanggungjawab yang berbeda-beda. Wakil kepala sekolah tersebut yaitu : a Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum yang saat ini dijabat oleh Bapak Dede Zakiyuddin, S.Ag. b Wakil Kepala Sekolah bidang kesiswaan yang saat ini dijabat oleh Bapak Ngatiran, S.Pd. 3 Potensi Guru SMK Perindustrian Yogyakarta memiliki guru dan karyawan yang telah siap membantu kelancaran proses belajar mengajar disekolah sesuai dengan bidang kependidikannya masing-masing. Jumlah keseluruhan guru berdasarkan data formasi guru dan tenaga administrasi SMK per Agustus 2013 adalah 32 orang. 72 a PNS 5 orang, b Guru yayasan 12 orang, c GTT 15 orang. 4 Tenaga Administrasi SMK Perindustrian Yogyakarta telah memiliki tenaga administrasi yang cukup memadai dengan tugasnya masing – masing. Tenaga administrasi tersebut meliputi : karyawan Tata Usaha, laboratorium, satpam, pustakawan, tukang kebun, penjaga sekolah,dan perlengkapan. 5 Potensi siswa Potensi siswa dapat ditunjukkan melalui prestasi maupun organisasi. Prestasi siswa SMK Perindustrian Yogyakarta sangat baik dilihat dari minat belajar yang tinggi dan prestasi kejuaraan diberbagai bidang perlombaan. Potensi siswa SMK Perindustrian Yogyakarta juga disalurkan melalui OSIS. 6 Interaksi Sosial Personalia Hubungan sosial antara personalian sangat harmonis, mereka saling memahami dan menghormati sehingga dapat menghasilkan kerja yang optimal. 7 Interaksi Sosial Guru- Siswa Interaksi sosial antara guru dan siswa berjalan harmonis dan kekeluargaan. Siswa menghormati gurunya begitu pula sebaliknya. Ini terlihat saat proses belajar mengajar 73 berlangsung dan diluar Kegiatan Belajar Mengajar. Kondisi seperti ini mampu mewujudkan proses belajar mengajar yang kondusif. 8 Interaksi Sosial Antar Siswa Interaksi sosial antara siswa berjalan cukup baik. Mereka saling menghormati satu sama lain dan tidak ada perbedaan. b. Fasilitas yang dimiliki oleh SMK Perindustrian Yogyakarta Di SMK Perindustrian Yogyakarta terdapat 2 Jurusan yaitu mekanik otomotif dan kimia industri yang terdiri dari 12 kelas, yaitu 3 tiga kelas X sepuluh jurusan mekanik otomotif, 1 satu kelas X sepuluh jurusan kimia industri, 3 tiga kelas XI sebelas jurusan mekanik otomotif, 1 satu kelas XI sebelas jurusan kimia industri dan 3 tiga kelas XII dua belas jurusan mekanik otomotif, 1 satu kelas XII dua belas jurusan kimia industri. Disamping itu, terdapat bangunanruangan penunjang administrasi ataupun proses pembelajaran, yakni ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang tata usaha, ruang bimbingan penyuluhan, ruang UKS, ruang perpustakaan, laboratorium kimia, laboratorium komputer, laboratorium bahasa, ruang praktek mekanik otomotif, ruang pengelasan mekanik otomotif kerja bangku, gudang, kamar mandi WC, kantin, mushola. Terdapat Organisasi Siswa Intra Sekolah OSIS SMK Perindustrian yang sebagian kegiatan dan program kerjanya adalah hasil musyawarah antara siswa sebagai pelaksana dan guru sebagai 74 pembimbing kegiatan. Beberapa kegiatan telah terlaksana dengan baik dan diikuti oleh siswa. Media pembelajaran yang telah tersedia di SMK Perindustrian Yogyakarta terdiri atas OHP, komputer, laptop, proyektor dan LCD. Secara umum kelengkapan administrasi dan fasilitas penunjang proses pembelajaran siswa, baik berupa media pembelajaran maupun pengayaan telah tersedia dengan baik dan lengkap.

B. Hasil Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 25 Februari 2014 sampai dengan tanggal 2 April 2014 di SMK Perindustrian Yogyakarta.

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini menggunakan dua kelas untuk diteliti, satu kelas berperan sebagai kelompok eksperimen dan yang satu sebagai kelompok kontrol. Dalam proses pembelajaran siswa kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan masalah riil atau nyata sedangkan pada kelas kontrol menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan masalah imajiner atau disimulasikan. Pelaksanaaan proses pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dijelaskan sebagai berikut: 75

a. Pembelajaran Kelas Kontrol

Kelas yang berperan sebagai kelas kontrol dalam penelitian ini adalah kelas X B3 SMK Perindustrian Yogyakarta tahun ajaran 2013 2014. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan materi dasar negara dengan konstitusi. Peneliti bertindak sebagai pengajar dalam proses pembelajaran yang diawasi langsung oleh guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan kelas X B3, yaitu Ibu Ina Nur Arina, S. Pd. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada kelas kontrol menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dengan masalah imajiner atau disimulasikan dapat dijabarkan sebagai berikut: 1 Kegiatan awal Kegiatan awal pada kelas kontrol diawali dengan kegiatan pretest dalam bentuk tes yang dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa sebelum diberikan perlakuan. Penyampaian SK, KD, dan indikator pembelajaran dengan materi dasar negara dengan konstitusi, kemudian dilakukan apersepsi. 2 Kegiatan inti Kegiatan inti dalam proses pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning dengan masalah imajiner atau disimulasikan yaitu masalah jika sekarang berlaku kembali Konstitusi RIS yang meliputi kegiatan: presentasi kelas, 76 pembagian kelompok, penggunaan model pembelajaran Problem Based learning, dan presentasi kelompok. Presentasi kelas yaitu penyampaian suatu permasalahan yang imajiner atau disimulasikan beraitan dengan materi yang akan dipelajari untuk selanjutnya dijadikan sebagai masalah dalam proses pembelajaran dan penyampaian teknis pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning yaitu masalah jika sekarang belaku kembali Konstitusi RIS. Hal itu bertujuan agar siswa paham dan mengerti kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pembagian tim yaitu siswa dalam kelas kontrol dibagi kedalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 5-6 siswa yang bertujuan sebagai kelompok belajar siswa selama proses pembelajaran. Peneliti membagi siswa di kelas kontrol menjadi 4 kelompok belajar. Peneliti dan siswa membagi kelompok belajar secara bersama-sama. Data kelompok belajar siswa pada kelas kontrol dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 9. Kelompok Belajar Kelas Kontrol Kelompok I Kelompok II 1. Adam 2. Adi 3. Bagus 4. Bima 5. Delta 1. Dias 2. Dicky 3. Galih 4. Helmi 5. Jimmy Kelompok III Kelompok IV 1. Lian 2. Ryan 3. Fajar 4. Naufal 5. Prasatyan 1. Prasetio 2. Rafi 3. Rizkyan 4. Tofik 5. Wahyu 6. Yoga

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran learning cycle 5e terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di salah satu SMP di Tangerang.

6 24 248

PENINGKATAN BERPIKIR KRITIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PORTOFOLIO PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

0 6 118

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pengantar Ak

0 3 16

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pengantar Akuntans

0 2 17

PENDAHULUAN Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi Kelas Ak 1 Smk N 4 Klaten Tahun Ajaran 2016/.

1 3 5

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Mata Pelajaran Ekonomi Kelas Xi Ips 2 Sma N 2 Su

0 6 17

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATA PELAJARAN IPA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Pengaruh Problem Based Learning (PBL) Pada Mata Pelajaran Ipa Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII SMP Ta’mirul Islam Surakarta Semester

0 1 14

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATA PELAJARAN IPA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Pengaruh Problem Based Learning (PBL) Pada Mata Pelajaran Ipa Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VIII SMP Ta’mirul Islam Surakarta Semester

0 2 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA.

0 0 18

PERBEDAAN PENGGUNAAN METODE ILMIAH DAN METODE CERAMAH TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB DALAM MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA SMK PERINDUSTRIAN YOGYAKARTA.

0 6 211