BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
Bab ini akan menjelaskan tinjauan pustaa baik definisi, konsep atau hasil penelitian yang berkaitan dengan kualitas kerja, serta menentukan teori yang
digunakan dalam menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan.
2.1.1. Pengalaman Kerja
Pengalaman sangatlah penting diperlukan dalam rangka kewajiban seorang pemeriksa terhadap tugasnya untuk memenuhi standar umum audit. Pengetahuan
seorang auditor dimulai dengan pendidikan formal, yang diperluas melalui pengalaman-pengalaman selanjutnya dalam praktik audit. Untuk memenuhi
persyaratan sebagai seorang profesional, auditor harus menjalani pelatihan teknis yang cukup.
Hasil-hasil penelitian yang berpangkal pada pandangan perilaku menunjukkan bahwa auditor yang berpengalaman tidak berperilaku berbeda dengan akuntan yang
tidak berpengalaman. Kesimpulan seperti ini mungkin tidak dapat diterima secara umum dikarenakan diperlukan waktu yang lama bagi seorang akuntan untuk dapat
menjadi seorang akuntan pengalaman. Hal ini mungkin dikarenakan kelemahan teori yang mendukung penelitian-penelitian dengan memakai pandangan perilaku yaitu
tidak sahihnya teori yang menjelaskan bahwa keahlian mempengaruhi variabel-
Universitas Sumatera Utara
variabel judgment seperti konsensus, stabilitas, self insight dan pentingnya isyarat. Bisa saja setiap ahli dan peneliti menggunakan strategi yang berbeda dalam proses
judgment sehingga dampak keahlian terhadap variabel-variabel itu tidak seperti yang diduga.
Marinus dkk, 1997 dalam Herliansyah dkk, 2006 menyatakan bahwa secara spesifik pengalaman dapat diukur dengan rentang waktu yang telah digunakan
terhadap suatu pekerjaan atau tugas job. Purnamasari 2005 dalam Asih 2006 memberikan kesimpulan bahwa seorang karyawan yang memiliki pengalaman kerja
yang tinggi akan memiliki keunggulan dalam beberapa hal diantaranya: 1 mendeteksi kesalahan, 2 memahami kesalahan dan 3 mencari penyebab
munculnya kesalahan. Menurut Dr. I Wayan Suartana 2006, berdasarkan penelitian bahwa
pengalaman audit dapat mengurangi efek kekinian pada pertimbangan auditor. Hal itu sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa auditor yang lebih berpengalaman tidak
sensitif terhadap tipe bukti tertentu, dalam hal ini bukti yang bersifat negatif atau positif. Pengalaman auditor mampu untuk memetakan informasi sehingga tidak
terjebak oleh urutan informasi yang diterimanya. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pengetahuan auditor
melalui pengalaman audit, diskusi mengenai audit, seminar-seminar, pengawasan dan review pekerjaan oleh auditor pengawasan, program pelatihan, tindak lanjut, program
pemeriksaan dan penggunaan pedoman audit. Pengetahuan auditor khususnya pengetahuan tentang kekeliruan semakin berkembang dengan banyaknya pengalaman
Universitas Sumatera Utara
kerja. Namun hal tersebut tidak untuk semua aspek pengetahuan tentang kekeliruan dalam suatu lingkungan audit yang lazim. Ashton, mengemukakan bahwa
pengetahuan frekuensi base rate auditor terhadap kekeliruan laporan keuangan tidak sangat teliti dan bahwa pengetahuan ini tidak menjadi lebih teliti dengan pengalaman.
Beberapa penelitian sebelumnya, yang mempelajari mengenai pengaruh pengalaman dalam bidang audit, telah menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Hal ini
kemungkinan disebabkan pada penelitian tidak mepertimbangkan faktor pengetahuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas Bonner, 1990; Abdolmohammadi dan
Wright, 1987. Penerapan atau pengulangan penelitian dalam bidang auditing juga
mengungkapkan hasil yang sama. Butt yang dikutip Jeffrey 1992 mengungkapkan bahwa auditor yang berpengalaman membuat judgment frekuensi relatif yang lebih
baik dalam tugas-tugas profesional ketimbang auditor yang belum berpengalaman. Sesuai dengan standar umum dalam Standar Profesional Akuntan Publik
bahwa auditor disyaratkan memiliki pengalaman kerja yang cukup dalam profesi yang ditekuninya, serta dituntut untuk memenuhi kualifikasi teknis dan
berpengalaman dalam bidang industri yang digeluti kliennya Arens dkk., 2004. Pengalaman akuntan publik akan terus meningkat seiring dengan makin
banyaknya audit yang dilakukan serta kompleksitas transaksi keuangan perusahaan yang diaudit sehingga akan menambah dan memperluas pengetahuannya di bidang
akuntansi dan auditing Christiawan, 2002.
Universitas Sumatera Utara
Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin lama masa kerja dan pengalaman yang dimiliki auditor maka akan semakin baik dan meningkat pula
kualitas audit yang dihasilkan Alim dkk., 2007. Hasil penelitian Herliansyah dkk. 2006 menunjukkan bahwa pengalaman mengurangi dampak informasi tidak relevan
terhadap judgment auditor. Kidwell dkk, 1987 dalam Budi dkk, 2004 menemukan bahwa manajer dengan pengalaman kerja yang lebih lama mempunyai hubungan
yang positif dengan pengambilan keputusan etis. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Budi dkk, 2004 bahwa pengalaman kerja tidak mempunyai pengaruh
terhadap komitmen profesional maupun pengambilan keputusan etis. Penelitian lain memberikan bukti bahwa pengalaman auditor mempunyai
dampak yang signifikan terhadap kinerja, walaupun hubungannya tidak langsung. Hu bungan antara pengalaman auditor dengan kinerja melalui variabel ‘intervening’efek
pengetahuan mengenai pekerja job knowledge Bonner dan Lewis, 1990 dan Schmidt et al., 1986, terutama pengetahuan tentang tugas secara spesifik Bonner,
1990. Penelitian yang dilakukan Choo dan Trotman 1991 menunjukkan bahwa
auditor yang berpengalaman lebih banyak menemukan item-item yang tidak umum atypical dibandingkan auditor yang kurang berpengalaman, tetapi tidak menemukan
item-item yang umum, tidak ada bedanya antara auditor berpengalaman dengan yang kurang berpengalaman.
Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Tubbs 1992 yang melakukan pengujian mengenai efek pengalaman terhadap pengalaman yang dimiliki, semakin
Universitas Sumatera Utara
banyak kesalahan yang dapat ditemukan oleh auditor. Abdolmohammadi dan Wright 1987 yang menyatakan bahwa pengalaman mungkin penting bagi keputusan yang
kompleks, tetapi tidak untuk keputusan yang sifatnya rutin dan terstruktur. Pengaruh pengalaman akan signifikan ketika tugas yang dilakukan semakin kompleks.
Berdasar penelitian-penelitian terdahulu, faktor pengalaman berpengaruh terhadap kinerja auditor Ashton, 1991; Choo dan Trotman, 1991; dan Tubbs, 1992.
Penelitian lain memberikan bukti bahwa pengalaman auditor mempunyai dampak yang signifikan terhadap kinerja, walaupun hubungannya tidak langsung. Hubungan
antara pengalaman auditor dengan kinerja melalui variabel “intervening” efek pengetahuan mengenai pekerjaan job knowledge Bonner dan Lewis, 1990 dan
Schmidt et al., 1986, terutama pengethuan tentang tugas secara spesifik Bonner, 1990.
2.1.2. Independensi