2.1.6. Kualitas Hasil Pemeriksaan
Tidak ada definisi yang pasti mengenai kualitas hasil audit. Tidak adanya definisi yang pasti mengenai kualitas hasil audit disebabkan tidak adanya pemahaman
umum mengenai faktor penyusun kualitas audit dan sering terjadi konflik peran antara berbagai pengguna laporan audit Sutton, 1993. Sutton menjelaskan dengan
mengumpulkan beberapa pendapat peneliti sebelumnya bahwa ada perbedaan persepsi mengenai kualitas audit. Walaupun demikian, para peneliti mempunyai
kesamaan pendapat mengenai pengukuran audit. Pengukuran kualitas audit tersebut membutuhkan kombinasi antara hasil dan proses. Pengukuran hasil lebih banyak
digunakan karena pengukuran proses tidak dapat diobservasi secara langsung. Kualitas hasil pemeriksaan adalah pelaporan tentang kelemahan pengendalian
intern dan kepatuhan terhadap ketentuan, tanggapan dari pejabat ayng bertanggung jawab, merahasiakan pengungkapan informasi yang dilarang, pendistribusian laporan
hasil pemeriksaan dan tindak lanjut dari rekomendasi auditor sesuai dengan peraturan perundang-undungan. Yang menjadi indikator dalam kualitas pemeriksaan yaitu
kelemahan pengendalian
intern, penyimpangan
dari peraturan-peraturan,
pendistribusian laporan hasil pemeriksaan, keberhasilan informasi, dan tindak lanjut dari rekomendasi.
Kualitas hasil pemeriksaan dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan independensi pemeriksa,
variabel-variabel ini merupakan bagian dari kualitas hasil pemeriksaan. Laporan hasil pemeriksaan yang telah disusun merupakan hasil dari pemeriksaan yang dilakukan
Universitas Sumatera Utara
oleh auditor. Latar belakang pendidikan yang sesuai akan menghasilkan laporan pemeriksaan yang sesuai dengan standar pemeriksaan. Kecakapan profesional dalam
melakukan pemeriksaan mutlak dilakukan, kualitas laporan pemeriksaan akan sangat baik karena pada saat pemerikasaan telah dilaksanakan sesuai dengan standar yang
berlaku. Pendidikan berkelanjutan yang telah diikuti oleh auditor akan menghasilkan peraturan-peraturan, metode-metode yang baru dalam melakukan pemeriksaan.
Independen dalam pemeriksaan yaitu tidak adanya gangguan dari auditor pada dan setelah pemeriksaan akan membuat pemeriksa melakukan pekerjaannya secara
profesional. Penelitian mengenai pengukuran kualitas audit pada tahap proses telah
dilakukan oleh Sutton 1993. Sutton meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas proses audit. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya
kesepakatan diantara para responden mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kualitas proses audit mulai dari tahap perencanaan, penugasan, tahap
pekerjaan lapangan, dan pada tahap adminstrasi akhir. Sembilan belas faktor yang berpengaruh tersebut terdiri dari 6 faktor berbasis klien, 2 faktor berbasis firmatim
audit, dan 11 faktor berbasis pada prosedur audit actual dan yang terkait dengan kualitas kinerja kerja audit.
Dalam standar pemeriksaan keuangan negara menyatakan definisi kualitas hasil pemeriksaan yaitu laporan hasil pemeriksaan yang memuat adanya kelemahan
dalam pengendalian intern, kecurangan, penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan, dan ketidakpatutan, harus dilengkapi tanggapan dari pimpinan
Universitas Sumatera Utara
atau pejabat yang bertanggung jawab pada entitas yang diperiksa mengenai temuan dan rekomendasi serta tindakan koreksi yang direncanakan.
Cara yang paling efektif untuk menjamin bahwa suatu laporan hasil pemeriksaan telah dibuat secara wajar, lengkap, dan obyektif adalah dengan
mendapatkan review dan tanggapan dari pejabat yang bertanggung jawab pada entitas yang diperiksa. Tanggapan atau pendapat dari pejabat yang bertanggung jawab tidak
hanya mencakup kelemahan dalam pengendalian intern, kecurangan, penyimpangan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan, atau tidak ketidakpatutan yang
dilaporkan oleh pemeriksa, tetapi juga tindakan perbaikan yang direncanakan. Pemeriksaan harus memuat komentar tersebut dalam laporan hasil pemeriksaannya.
De Angelo 1981 mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntnsi klien
dalam Deis dan Giroux, 1992. Deis dan Giroux 1992 menjelaskan bahwa probabilitas untuk menemukan pelanggaran tergantung pada kemampuan teknis
auditor, dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung pada independensi auditor. Penelitian mereka bertujuan untuk mencari faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas audit, yaitu dari faktor kemampuan teknis atau keahlian expertise dan faktor independensi auditor.
Kualitas hasil pemeriksaan adalah probabilitas di mana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem
akuntansi kliennya. Kantor Akuntan Publik KAP yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas audit yang lebih besar dibandingkan dengan KAP yang kecil De
Universitas Sumatera Utara
Angelo, 1981, dalam Alim dkk., 2007.
2.2. Review Penelitian Terdahulu