menyebar mengikuti garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data residual model terdistribusi dengan normal. Maka dapat dinyatakan bahwa model regresi
linier permintaan bawang merah memenuhi asumsi normalitas.
5.2 Pengaruh Faktor Yang Paling Dominan Mempengaruhi Permintaan Bawang Merah
Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan bawang merah di daerah penelitian terdiri dari pendapatan, harga bawang merah, dan jumlah tanggungan. Dari
beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan Bawang Merah ini terdapat faktor yang paling berpengaruh di penelitian ini. Faktor yang paling berpengaruh
dapat dilihat dari nilai koefisien beta seperti pada Tabel yang akan disajikan berikut ini:
Tabel 13. Koefisien Beta Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Bawang Merah
No Variabel
Koefisien Beta
1 Pendapatan
0,875 2
Harga Bawang Merah -0,221
3 Jumlah Tanggungan
0,119 Sumber: Analisis Hasil Olahan Regresi Linier Berganda Lampiran 3
Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa pendapatan konsumen merupakan
faktor yang berpengaruh paling dominan terhadap permintaan Bawang Merah. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien beta yang paling besar yaitu 0,875. Hal ini
berarti penggunaan alokasi pendapatan seseorang dapat mempengaruhi pembelian terhadap Bawang Merah. Hal ini disebabkan karena pada saat pendapatan
seseorang naik, maka mereka cenderung memiliki daya beli lebih tinggi dibandingkan pendapatannya yang rendah. Begitu juga pada saat kenaikan harga,
namun pendapatan mereka tetap, hal ini dapat menurunkan daya beli konsumen terhadap bawang merah.
Universitas Sumatera Utara
Jumlah tanggungan merupakan faktor yang memiliki pengaruh dominan paling kecil dalam mempengaruhi permintaan Bawang Merah. Hal ini disebabkan karena
manfaat bawang merah sebagai bahan baku bumbu masakan tidak pernah lepas dalam kehidupan sehari-hari sehingga banyaknya atau rendahnya jumlah
tanggungan sekalipun tetap memberikan pengaruh terhadap pembelian bawang merah oleh konsumen.
5.3 Analisis Elastisitas Tabel 14. Hasil Analisis Linier Bentuk LN Logaritma Natural yang
Mempengaruhi Permintaan Bawang Merah Variabel
Koefisien Regresi
anti log koef.regresi
Std.Error t-hit
Sig Ket
Constant -1,961
0,14
1.161 -1,689
Pendapatan 0,568
1,76
0,043 13,292 0,000
Nyata Harga
-0,528
0,58
0,130 -4,058 0,000
Nyata Tanggungan
0,180
1,19
0,056 3,216
0,002 Nyata
R
2
0,710 Sumber: Analisis Hasil Olahan Regresi Linier Berganda Lampiran 5
Nilai-nilai koefisien pada Tabel.14 diatas pada tabel coefficients, maka disajikan
persamaan regresi linier bentuk Logaritma Natural sebagai berikut: LNY’ = -1,961 + 0,568 LNX
1
- 0,528 LNX
2
+ 0,180 LNX
3
Nilai-nilai koefisien pada Tabel.11 diatas dapat pula disajikan dalam bentuk persamaan regresi sebagai berikut:
Y = -1,961X
1 0,568
X
2 0,528
X
3 0,180
Keterangan: Y
= Permintaan Bawang Merah KgBulan X
1
= Pendapatan RupiahBulan
Universitas Sumatera Utara
X
2
= Harga Rata-rata Rupiah X
3
= Jumlah Tanggungan Jiwa Dari Tabel 14. diatas dapat dijelaskan bahwa:
1 Koefisien determinasi R
2
sebesar 0,710, artinya besar sumbangan pengaruh variabel independen yaitu 71 sedangkan sisanya 29
dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. 2
Konstanta LNb = -1,961
Dari nilai konstanta diatas dilakukan anti log. Hasilnya sebesar 0,14. Artinya jika pendapatan nilainya adalah 0, maka besarnya permintaan
bawang merah adalah 0,14 Kg 140 Gram . 3
Koefisien b
1
= 0,568 Artinya jika pendapatan ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka permintaan
Bawang Merah meningkat sebesar 1,76 satuan. Sesuai dengan teori permintaan apabila nilai koefisien
≥ 1 maka bersifat elastis, dimana perubahan pendapatan sebesar 1 akan memberi pengaruh jumlah yang
diminta lebih besar dari 1. 4
Koefisien b
2
= - 0,528 Artinya jika harga ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka permintaan
Bawang Merah menurun sebesar 0,58 satuan. Sesuai dengan teori permintaan apabila nilai koefisien
≤ 1 maka bersifat inelastis, dimana perubahan harga sebesar 1 akan memberi pengaruh jumlah yang
diminta lebih kecil dari 1. 5
Koefisien b
3
= 0,180
Universitas Sumatera Utara
Artinya jika jumlah tanggungan ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka permintaan Bawang Merah meningkat sebesar 1,19 satuan. Sesuai dengan
teori permintaan apabila nilai koefisien ≥ 1 maka bersifat elastis, dimana
perubahan harga sebesar 1 akan memberi pengaruh jumlah yang diminta lebih besar dari 1.
1 Normalitas
Uji Asumsi Klasik
Pengujian Normal Probability dapat dilihat pada ouput regresi, atau disajikan sebagai berikut:
Analisis grafik
Gambar 5. Grafik Uji Asumsi Normalitas Model Permintaan Bawang Merah Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 5
Dari Gambar 5. yang disajikan diatas dilihat bahwa daya menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka data terdistribusi dengan
normal dan model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. 2 Uji asumsi Heteroskedastisitas
Universitas Sumatera Utara
Hasil uji asumsi heteroskedastisitas dengan menggunakan alanisis grafik untuk model permintaan Bawang Merah disajikan pada Gambar 6. berikut:
Analisis grafik
Gambar 6. Grafik Uji Asumsi Heterokedastisitas Model Permintaan Bawang Merah
Sumber : Analisis Data Primer Lampiran Dari Gambar 6. diatas menunjukkan bahwa penyebaran titik-titik varian residual
adalah sebagai berikut: a.
Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0. b.
Titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. c.
Penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola bergelombang menyebar kemudian menyempit dan melebar kembali.
d. Penyebarang titik-titik data tidak berpola.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini menunjukkan tidak terjadinya heteroskedastisitas. Maka dapat dinyatakan bahwa model regresi linier permintaan Bawang Merah terbebas dari masalah
heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan