Pengaruh Faktor Yang Paling Dominan Mempengaruhi Permintaan Bawang Merah Analisis Elastisitas Tabel 14. Hasil Analisis Linier Bentuk LN Logaritma Natural yang

menyebar mengikuti garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data residual model terdistribusi dengan normal. Maka dapat dinyatakan bahwa model regresi linier permintaan bawang merah memenuhi asumsi normalitas.

5.2 Pengaruh Faktor Yang Paling Dominan Mempengaruhi Permintaan Bawang Merah

Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan bawang merah di daerah penelitian terdiri dari pendapatan, harga bawang merah, dan jumlah tanggungan. Dari beberapa faktor yang mempengaruhi permintaan Bawang Merah ini terdapat faktor yang paling berpengaruh di penelitian ini. Faktor yang paling berpengaruh dapat dilihat dari nilai koefisien beta seperti pada Tabel yang akan disajikan berikut ini: Tabel 13. Koefisien Beta Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Bawang Merah No Variabel Koefisien Beta

1 Pendapatan

0,875 2 Harga Bawang Merah -0,221

3 Jumlah Tanggungan

0,119 Sumber: Analisis Hasil Olahan Regresi Linier Berganda Lampiran 3 Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa pendapatan konsumen merupakan faktor yang berpengaruh paling dominan terhadap permintaan Bawang Merah. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien beta yang paling besar yaitu 0,875. Hal ini berarti penggunaan alokasi pendapatan seseorang dapat mempengaruhi pembelian terhadap Bawang Merah. Hal ini disebabkan karena pada saat pendapatan seseorang naik, maka mereka cenderung memiliki daya beli lebih tinggi dibandingkan pendapatannya yang rendah. Begitu juga pada saat kenaikan harga, namun pendapatan mereka tetap, hal ini dapat menurunkan daya beli konsumen terhadap bawang merah. Universitas Sumatera Utara Jumlah tanggungan merupakan faktor yang memiliki pengaruh dominan paling kecil dalam mempengaruhi permintaan Bawang Merah. Hal ini disebabkan karena manfaat bawang merah sebagai bahan baku bumbu masakan tidak pernah lepas dalam kehidupan sehari-hari sehingga banyaknya atau rendahnya jumlah tanggungan sekalipun tetap memberikan pengaruh terhadap pembelian bawang merah oleh konsumen.

5.3 Analisis Elastisitas Tabel 14. Hasil Analisis Linier Bentuk LN Logaritma Natural yang

Mempengaruhi Permintaan Bawang Merah Variabel Koefisien Regresi anti log koef.regresi Std.Error t-hit Sig Ket Constant -1,961 0,14 1.161 -1,689 Pendapatan 0,568 1,76 0,043 13,292 0,000 Nyata Harga -0,528 0,58 0,130 -4,058 0,000 Nyata Tanggungan 0,180 1,19 0,056 3,216 0,002 Nyata R 2 0,710 Sumber: Analisis Hasil Olahan Regresi Linier Berganda Lampiran 5 Nilai-nilai koefisien pada Tabel.14 diatas pada tabel coefficients, maka disajikan persamaan regresi linier bentuk Logaritma Natural sebagai berikut: LNY’ = -1,961 + 0,568 LNX 1 - 0,528 LNX 2 + 0,180 LNX 3 Nilai-nilai koefisien pada Tabel.11 diatas dapat pula disajikan dalam bentuk persamaan regresi sebagai berikut: Y = -1,961X 1 0,568 X 2 0,528 X 3 0,180 Keterangan: Y = Permintaan Bawang Merah KgBulan X 1 = Pendapatan RupiahBulan Universitas Sumatera Utara X 2 = Harga Rata-rata Rupiah X 3 = Jumlah Tanggungan Jiwa Dari Tabel 14. diatas dapat dijelaskan bahwa: 1 Koefisien determinasi R 2 sebesar 0,710, artinya besar sumbangan pengaruh variabel independen yaitu 71 sedangkan sisanya 29 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. 2 Konstanta LNb = -1,961 Dari nilai konstanta diatas dilakukan anti log. Hasilnya sebesar 0,14. Artinya jika pendapatan nilainya adalah 0, maka besarnya permintaan bawang merah adalah 0,14 Kg 140 Gram . 3 Koefisien b 1 = 0,568 Artinya jika pendapatan ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka permintaan Bawang Merah meningkat sebesar 1,76 satuan. Sesuai dengan teori permintaan apabila nilai koefisien ≥ 1 maka bersifat elastis, dimana perubahan pendapatan sebesar 1 akan memberi pengaruh jumlah yang diminta lebih besar dari 1. 4 Koefisien b 2 = - 0,528 Artinya jika harga ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka permintaan Bawang Merah menurun sebesar 0,58 satuan. Sesuai dengan teori permintaan apabila nilai koefisien ≤ 1 maka bersifat inelastis, dimana perubahan harga sebesar 1 akan memberi pengaruh jumlah yang diminta lebih kecil dari 1. 5 Koefisien b 3 = 0,180 Universitas Sumatera Utara Artinya jika jumlah tanggungan ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka permintaan Bawang Merah meningkat sebesar 1,19 satuan. Sesuai dengan teori permintaan apabila nilai koefisien ≥ 1 maka bersifat elastis, dimana perubahan harga sebesar 1 akan memberi pengaruh jumlah yang diminta lebih besar dari 1. 1 Normalitas Uji Asumsi Klasik Pengujian Normal Probability dapat dilihat pada ouput regresi, atau disajikan sebagai berikut: Analisis grafik Gambar 5. Grafik Uji Asumsi Normalitas Model Permintaan Bawang Merah Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 5 Dari Gambar 5. yang disajikan diatas dilihat bahwa daya menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka data terdistribusi dengan normal dan model regresi telah memenuhi asumsi normalitas. 2 Uji asumsi Heteroskedastisitas Universitas Sumatera Utara Hasil uji asumsi heteroskedastisitas dengan menggunakan alanisis grafik untuk model permintaan Bawang Merah disajikan pada Gambar 6. berikut: Analisis grafik Gambar 6. Grafik Uji Asumsi Heterokedastisitas Model Permintaan Bawang Merah Sumber : Analisis Data Primer Lampiran Dari Gambar 6. diatas menunjukkan bahwa penyebaran titik-titik varian residual adalah sebagai berikut: a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0. b. Titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. c. Penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola bergelombang menyebar kemudian menyempit dan melebar kembali. d. Penyebarang titik-titik data tidak berpola. Universitas Sumatera Utara Hal ini menunjukkan tidak terjadinya heteroskedastisitas. Maka dapat dinyatakan bahwa model regresi linier permintaan Bawang Merah terbebas dari masalah heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan