Metode Penentuan Daerah Penelitian Metode Pengambilan Sampel Penelitian Metode Analisis Data

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Lokasi penelitian ditentukan secara purposive di Pasar Tradisional yaitu Pusat Pasar Sentral di Kota Medan. Dengan mempertimbangkan bahwa daerah ini merupakan lokasi pusat perbelanjaan dan sebagai jalur lintas pemasaran komoditi pertanian yang terbesar di Provinsi Sumatera Utara.

3.2. Metode Pengambilan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah Ibu rumah tangga. Dengan mempertimbangkan Ibu RT penduduk rumah tangga merupakan konsumen akhir bawang merah yang sedang berbelanja di Pasar. Menurut Slovin dalam pengantar metode penelitian Sevilla, 1993 besarnya sample dapat diperoleh dengan rumus : n = N N d 2 + 1 Dimana : n = Ukuran sample N = Ukuran populasi d = Galat pendugaan 10 Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistika Kota Medan, jumlah penduduk rumah tangga adalah sebanyak 488.462 RT. Adapun jumlah penduduk rumah tangga yang akan dijadikan sampel penelitian ini adalah: n = N N d2 + 1 Universitas Sumatera Utara n = 488.462 488.462 0,1 2 + 1 n = 101 Penduduk Rumah Tangga Dengan jumlah sampel sebanyak 101 penduduk rumah tangga berdasarkan metode slovin yang digunakan dapat mewakili penelitian ini. 3.3. Metode Pengumpulan Data Berdasarkan sumbernya, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan di pasar tradisional serta wawancara kepada konsumen dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait dalam penelitian ini seperti, Badan Pusat Statistik BPS Provinsi Sumatera Utara, Dinas Pertanian Kota Medan, Dinas Pertanian Sumatera Utara, serta instansi yang terkait dan buku-buku pendukung lainnya.

3.4. Metode Analisis Data

Setelah data dikumpulkan dan ditabulasi, maka dianalisis sesuai hipotesis yang diuji. Hipotesis 1 Sesuai dengan tujuan penelitian 1 yaitu untuk menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi permintaan bawang merah di kota medan. Data yang dibutuhkan adalah pendapatan rumah tangga penduduk, harga bawang merah dan jumlah tanggungan rumah tangga penduduk di Kota Medan. Hal ini Universitas Sumatera Utara menggunakan analisis regresi linier berganda bantuan SPSS dengan menggunakan rumus : D = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + µ Keterangan : D = Permintaan bawang merah Kg a = Koefisien intersep b 1 ,b 2 ,b 3 ,b 4 = Koefisien regresi X 1 = Pendapatan Rpbulan X 2 = Harga Bawang Merah RpKg X 3 = Jumlah Tanggungan Penduduk Rp µ = Kesalahan Pengganggu Dari hasi analisis regresi berganda akan diperoleh Koefisien Determinansi R 2 yang akan menujukkan kemampuan variabel bebas menjelaskan variasi variabel terikat. Selanjutnya, untuk mengetahui apakah apakah pendapatan rumah tangga, harga bawang merah, dan jumlah tanggungan secara serempak berpengaruh nyata atau tidak terhadap permintaan bawang merah makan digunakan uji t. Jika T-hitung ≤ t-tabel maka H diterima atau H 1 ditolak Jika T-hitung ≥ t-tabel maka H 1 diterima atau H ditolak Keterangan Ho = 0 Tidak ada pengaruh signifikan dari pendapatan, harga bawang merah dan jumlah tanggungan terhadap permintaan bawang merah. H ≠ 0 Ada pengaruh signifikan dari pendapatan, harga bawang merah dan jumlah tanggungan terhadap permintaan bawang merah Sudjana, 2005. Pada analisis ini akan diuji dengan metode pendugaan parameter menggunakan metoda Ordinary Least Squares OLS yang bertujuan menduga parameter- parameter yang digunakan dan meminimumkan jumlah kuadrat error. Setelah dilakukan pengujian regresi, maka dilakukan evaluasi menganalisis telah Universitas Sumatera Utara memenuhi asumsi klasik yang dipersyaratkan. Asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah residual dalam regresi memiliki distribusi normal. Setelah diuji dengan menggunakan normal probability plot dan diagram histogram, terlihat data menyebar mengikuti garis diagonal dan diagram yang tidak condong ke kiri maupun ke kanan. b. Uji Multikoliniearitas Uji multikoliniearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Dalam model regresi yang baik seharusnya terjadi korelasi diantara variabel bebas. Uji multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor VIF dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS. Apabila nilai tolerance value lebih tinggi daripada 0,10 atau VIF lebih kecil daripada 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas. c. Uji Heterokedastisitas Uji heterikedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi perbedaan varian residual dari suatu periode pengamatan ke pengamatan yang lain. Metode grafik menunjukkan penyebaran titik-titik varian residual sebagai berikut : a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0. b. Titik data tidak mengumpul hanya diata atau di bawah saja. c. Penyebaran titk-titik data tidak membentuk pola bergelombang menyebar kemudian menyempit dan melebar kembali. Universitas Sumatera Utara d. Penyebaran titik-titik tidak berpola Gurjati, 2006. Hipotesis 2 Sesuai dengan tujuan penelitian 2 yaitu untuk mengetahui faktor apa yang dominan mempengaruhi permintaan bawang merah di daerah penelitian, maka dilakukan analisis dengan metode pengujian koefisien beta uji β. Sritua Arief 1993:10-11 menyatakan bahwa untuk mengetahui variabel bebas yang paling menentukan dalam mempengaruhi nilai dependent variable dalam suatu model regresi linear, maka digunakanlah koefisien beta beta coefficient. Untuk menentukan nilai koefisien beta, maka kita melakukan regresi linear di mana setiap variabel bebas mengalami proses normalized, yaitu ditransformasikan sehingga dapat saling dibandingkan. Model regresinya adalah sebagai berikut : Y = β + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 Keterangan : Y = Permintaan bawang merah β = Konstanta disebut koefisien intercept yang mencerminkan pengaruh X terhadap Y β 1 , β 2 , β 3 ,.. β 4 = Standar deviasi variabel endogen X X 1 = Pendapatan rumah tangga Rpbulan X 2 = Harga Bawang Merah RpKg X 3 = Jumlah Tanggungan Rp Dari hasil analisis akan diperoleh nilai koefisien beta masing-masing dari setiap variabel bebas yaitu pendapatan rumah tangga konsumen, harga bawang merah, jumlah kebutuhan dan jumlah tanggungan sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan bawang merah di Kota Medan. Universitas Sumatera Utara Koefisien beta dapat dilihat dari nilai standardized regression coefficient untuk mengetahui variabel bebas yang paling mempengaruhi dapat diketahui dari nilai koefisien beta yang paling besar Arief, 1992. Hipotesis 3 Sesuai dengan tujuan penelitian 3 menggunakan analisis regresi linier bentuk LN Logariitma Natural. Pengubahan data ke bentuk LN yang dimaksudkan untuk meniadakan atau meminimalkan adanya pelanggaran asumsi normalitas dan linieritas. Adapun persamaan regresi linier bentuk LN sebagai berikut: LNY’= LNb + b 1 LNX 1 + b 2 LNX 2 + b 3 LNX 3 Keterangan: LNY = Permintaan bawang merah LNb = Konstanta b 1 ,b 2 b 3 = Koefisien regresi LNX 1 = Pendapatan LNX 2 = Harga bawang merah LNX 3 = Jumlah tanggungan Analisis regresi sederhana bentuk LN dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel idenpenden terhadap variabel dependen apakah pengaruhnya signifikan atau tidak dengan melakukan pengujian yaitu uji t dan dilakukan uji normalitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Nilai koefisien bentuk LN selanjutnya di lakukan anti log yang digunakan untuk menganalisis dengan menggunakan kriteria konsep elastistitas permintaan. Elastisitas permintaan merupakan persentase perubahan jumlah bawang merah yang diminta akibat persentase perubahan harga. Adapun dengan kriteria elastisitas permintaan bawang merah: 1. Jika Ep = 1 disebut unitary, yaitu apabila harga mengalami perubahan sebesar 1 akan memberi pengaruh jumlah yang diminta sebesar 1 akan memberi pengaruh jumlah yang diminta sebesar 1. Universitas Sumatera Utara 2. Jika Ep 1 disebut inelastic, berarti bila harga mengalami perubahan sebesar 1 akan memberi pengaruh perubahan jumlah yang diminta berubah lebih kecil dari 1. 3. Jika Ep 1 disebut elastis berarti bila hargamengalami perubahan sebesar 1 akan memberi pengaruh jumlah yang diminta lebih besar dari 1. 4. Jika Ep = 0 disebut inelastic sempurna berati permintaan tidak tanggap terhadap perubahan harga. 5. Jika Ep = ~ tidak terhingga disebut elastis sempurna berarti konsumen mempunyai kemampuan berapa pun jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen pada tingkat harga tertentu.

3.5. Defenisi dan Batasan Operasional