Jumlah Tanggungan Pengaruh Faktor Pendapatan, Harga, dan Jumlah Tanggungan terhadap Permintaan Bawang Merah

selera. Tingkat harga bawang merah kepada konsumen responden akan disajikan sebagai berikut: Tabel 9. Distribusi Kebutuhan Bawang Merah Berdasarkan Yang Dibeli KgBulan No Jumlah Dibeli Kg Jumlah Jiwa Jumlah 1 0-2 38 37,6 2 3-5 57 56,4 3 ≥ 6 6 6 Jumlah 101 100 Sumber: Data Primer diolah, Lampiran 3 Dari tabel yang disajikan diatas menunjukkan bahwa banyaknya bawang merah yang dibeli konsumen adalah sebesar 6 kilogram setiap bulannya sebanyak 6 keluarga dan terendah adalah 2 kilogram setiap bulannya sebanyak 38 keluarga.

f. Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan keluarga responden yang dilakukan saat penelitian ini akan disajikan pada tabel sebagai berikutt: Tabel 10. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Jiwa No Jumlah Tanggungan Jiwa Jumlah Jiwa Jumlah 1 0-1 16 15,8 2 2-3 74 73,2 3 ≥ 4 11 11 Jumlah 101 100 Sumber: Data Primer diolah, Lampiran 3 Dari tabel yang disajikan diatas menunjukkan bahwa jumlah tanggungan konsumen bawang merah terbesar sebanyak 4 jiwa sebesar 74 keluarga dan terendah adalah yang belum memiliki tanggungan anak sebanyak 16 keluarga. Universitas Sumatera Utara BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Permintaan bawang merah sebagai bahan baku masakan tidak pernah lepas dari kebutuhan pangan dalam kehidupan sehari-hari. Hampir semua jenis masakan maupun obat tradisional menggunakan bawang merah sebagai bahan baku. Dari hasil penelitian terhadap 101 responden penduduk Ibu rumah tangga di Pusat Pasar di Kota Medan di Kecamatan Medan Kota dapat dilihat faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan bawang merah di daerah penelitian.

5.1 Pengaruh Faktor Pendapatan, Harga, dan Jumlah Tanggungan terhadap Permintaan Bawang Merah

Menurut hasil estimasi dengan menggunakan analisis regresi linier berganda variabel-variabel yang dimasukkan dalam permintaan Bawang Merah adalah :

1. Pendapatan

berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, pendapatan berpengaruh nyata terhadap permintaan bawang merah. Artinya ada perubahanpenambahan dalam jumlah permintaan bawang merah ketika pendapatan bertambahmeningkat. Berdasarkan data yang diperoleh selama penelitian diketahui bahwa pendapatan konsumen Bawang Merah yang tertinggi adalah Rp.6.000.000 dan yang terendah adalah Rp.900.000.

2. Harga

Berdasarkan hasil penelitian harga tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan Bawang Merah. Artinya tidak ada perubahan yang nyata dalam jumlah permintaan Bawang Merah ketika harga berubah. Keadaan ini menunjukkan Universitas Sumatera Utara bawang merah tetap memiliki permintaan meskipun terjadi perubahan harga. Harga Bawang Merah di Kota Medan cukup bervariasi. Berdasarkan data yang diperoleh selama penelitian diketahui bahwa harga Bawang Merah yang terendah adalah Rp.15.000 dan yang tertinggi adalah Rp.35.000. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan jenisvarietas Bawang Merah di pasar.

3. Jumlah Tanggungan

Berdasarkan hasil penelitian jumlah tanggungan berpengaruh nyata terhadap permintaan Bawang Merah. Artinya ada perubahanpenambahan yang cukup besar dalam jumlah permintaan Bawang Merah ketika jumlah tanggungan bertambahmeningkat. Berdasarkan data yang diperoleh selama penelitian yang diketahui bahwa jumlah tanggungan responden konsumen Bawang Merah yang terbesar adalah 4 jiwa dan terendah 0 belum memiliki tanggungananak. Dimana jumlah masing-masing permintaan per bulan adalah sebesar 6 Kg dan 2 Kg. Analisis regresi linier berganda dilakukan terhadap semua variabel independen dengan tingkat signifikansi 10. Berikut hasil analisis regresi pada Tabel.11 disajikan sebagai berikut: Tabel 11. Hasil Analisis Linier Berganda yang mempengaruhi Permintaan Bawang Merah Variabel Koefisien Regresi Std.Error t-hit Sig Keterangan Pendapatan 7,374E-7 0,000 13,736 0,000 Nyata Harga Bawang Merah -6,302E-5 0,000 -3,737 0,000 Nyata Jumlah Tanggungan 0,182 0,088 2,079 0,040 Nyata R 2 0,732 Sumber: Analisis Hasil Olahan Regresi Linier Berganda Lampiran 3 Universitas Sumatera Utara Dari hasil analisis regresi linier berganda, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y = 2,569 + 0,0000007374X 1 - 0,00006302X 2 + 0,182X 3 Keterangan: Y = Permintaan Bawang Merah KgBulan X 1 = Pendapatan rata-ratakeluargabulan X 2 = Harga RpKg X 3 = Jumlah Tanggungan Jiwa Berdasarkan Tabel.11 yang disajikan diatas Koefisien determinasi R 2 sebesar 0,732 lampiran 3 yang berarti bahwa ketiga variabel bebas yaitu pendapatan rata-ratakeluargabulan X1, harga bawang merah X2 dan jumlah tanggungan X3 mampu menjelaskan varians sebesar 73,2 dan sisanya 26,8 dijelaskan oleh faktor lain. Dari hasil analisis yang diperoleh nilai konstanta sebesar 2,569 yang artinya perbandingan antara permintaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan. Semakin tinggi nilai konstanta maka akan semakin tinggi permintaan dengan asumsi bahwa faktor yang mempengaruhi permintaan semakin konstan. Dari hasil analisis yang diperoleh dapat diketahui bahwa variabel pendapatan memiliki nilai probabilitas sebesar 0,000 0,1. Dengan demikian pendapatan rata-ratakeluargabulan mempengaruhi permintaan bawang merah di Kota Medan secara nyata. Dengan koefisien regresi yang bernilai positif sebesar 0,0000007374 menunjukkan bahwa semakin besar pendapatan maka semakin besar permintaan bawang merah. Penggunaan bawang merah dalam kehidupan sehari-hari tidak pernah lepas di kalangan masyarakat rumah tangga. Bawang merah dimanfaatkan sebagai bahan baku bumbu untuk menambah cita rasa pada masakan. Hal ini sesuai dengan teori Universitas Sumatera Utara bahwa semakin tinggi pendapatan konsumen maka mempengaruhi daya beli masyarakat terhadap kualitas dan kuantitas bawang merah. Dengan bertambahnya tingkat konsumsi konsumen terhadap bawang merah maka permintaan terhadap bawang merah juga bertambah. Nilai t-hitung variabel pendapatan disajikan sebagai berikut: Pada t tabel 1 α = 0,01 sebesar 2,76 dan t hit sebesar 13,736 dapat dilihat bahwa nilai t hit lebih besar daripada t tabel maka terima H 1 yang berarti pada t tabel 1 α = 0,01 variabel pendapatan berpengaruh signifikan terhadap jumlah permintaan. Pada t tabel 5 α = 0,05 sebesar 2,04 dan t hit sebesar 13,736 dapat dilihat bahwa nilai t hit lebih besar daripada t tabel maka terima H 1 yang berarti pada t tabel 5 α = 0,05 variabel pendapatan berpengaruh signifikan terhadap jumlah permintaan. Pada t tabel 10 α = 0,1 sebesar 1,7 dan t hit sebesar 13,736 dapat dilihat bahwa nilai t hit lebih besar daripada t tabel maka terima H 1 yang berarti pada t tabel 10 α = 0,1 variabel pendapatan berpengaruh signifikan terhadap jumlah permintaan. Dari hasil analisis yang diperoleh dapat diketahui bahwa variabel harga bawang merah memiliki nilai probabilitas sebesar 0,000 0,1. Dengan demikian harga bawang merah mempengaruhi secara nyata permintaan bawang merah di Kota Medan. Dengan koefisien regresi yang bernilai negatif sebesar -0,00006302, hal ini menunjukkan sesuai dengan teori permintaan yang menyatakan bahwa semakin tinggi harga bawang merah maka semakin rendah permintaan terhadap bawang merah dan masyarakat memilih mengurangi membeli bawang merah. Nilai t-hitung variabel harga bawang merah disajikan sebagai berikut: Pada t tabel 1 α = 0,01 sebesar 2,76 dan t hit sebesar 3,737 dapat dilihat bahwa nilai t hit lebih besar daripada t tabel maka terima H 1 yang berarti pada t tabel 1 α = Universitas Sumatera Utara 0,01 variabel harga bawang merah berpengaruh signifikan terhadap jumlah permintaan. Pada t tabel 5 α = 0,05 sebesar 2,04 dan t hit sebesar 3,737 dapat dilihat bahwa nilai t hit lebih besar daripada t tabel maka terima H 1 yang berarti pada t tabel 5 α = 0,05 variabel harga bawang merah berpengaruh signifikan terhadap jumlah permintaan. Pada t tabel 10 α = 0,1 sebesar 1,7 dan t hit sebesar 3,737 dapat dilihat bahwa nilai t hit lebih besar daripada t tabel maka terima H 1 yang berarti pada t tabel 10 α = 0,1 variabel harga bawang merah tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah permintaan. Dari hasil analisis yang diperoleh dapat diketahui bahwa variabel jumlah tanggungan memiliki nilai probabilitas sebesar 0,040 0,1. Dengan demikian jumlah tanggungankeluarga mempengaruhi permintaan bawang merah di Kota Medan secara nyata. Dengan koefisien regresi yang bernilai positif sebesar 0,182 menunjukkan bahwa semakin besar jumlah tanggungan maka semakin besar permintaan bawang merah. Nilai t-hitung variabel jumlah tanggungan disajikan sebagai berikut: Pada t tabel 1 α = 0,01 sebesar 2,76 dan t hit sebesar 2,079 dapat dilihat bahwa nilai t hit lebih kecil daripada t tabel maka terima H 1 yang berarti pada t tabel 1 α = 0,01 variabel jumlah tanggngan keluarga tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah permintaan. Pada t tabel 5 α = 0,05 sebesar 2,04 dan t hit sebesar 2,079 dapat dilihat bahwa nilai t hit lebih besar daripada t tabel maka terima H 1 yang berarti pada t tabel 5 α = Universitas Sumatera Utara 0,05 variabel jumlah tanggungan keluarga berpengaruh signifikan terhadap jumlah permintaan. Pada t tabel 10 α = 0,1 sebesar 1,7 dan t hit sebesar 2,079 dapat dilihat bahwa nilai t hit lebih besar daripada t tabel maka terima H 1 yang berarti pada t tabel 10 α = 0,1 variabel jumlah tanggungan berpengaruh signifikan terhadap jumlah permintaan. Uji Asumsi Ordinary Least Square OLS Sebelum dilakukan uji kesesuaian goodness of fit model, perlu dilakukan uji asumsi untuk mendeteksi terpenuhinya asumsi-asumsi dalam model regresi linier permintaan Bawang Merah. Model regresi linier berganda multiple regression dapat disebut sebagai model yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi klasik. Hasil pengujian asumsi klasik diuraikan pada bagian berikut : 1. Uji asumsi Multikolinieritas Hasil uji asumsi multikolinieritas untuk model permintaan bawang merah terdapat pada Tabel 12. disajikan sebagai berikut: Tabel 12. Hasil Uji Asumsi Multikolinieritas Model Permintaan Bawang Merah Menggunakan Statistik Kolinieritas No Variabel Bebas Colinierity Statistics Tolerance VIF 1 Pendapatanrata-ratakeluargabulan 0,680 1,472 2 Harga Bawang Merah 0,789 1,267

3 Jumlah Tanggungan

0,844 1,185 Sumber: Analisis Hasil Olahan Regresi Linier Berganda Lampiran 3 Berdasarkan Tabel 12. diketahui bahwa masing-masing variabel bebas memiliki nilai toleransi tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10. Hal Universitas Sumatera Utara ini menunjukkan tidak terjadinya multikolinieritas. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi linier permintaan Bawang Merah terbebas dari masalah multikolinieritas. 2. Uji asumsi Heteroskedastisitas Analisis grafik Gambar 3. Grafik Uji Asumsi Heterokedastisitas Model Permintaan Bawang Merah Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 3 Hasil uji asumsi heteroskedastisitas dengan menggunakan alanisis grafik untuk model permintaan Bawang Merah disajikan pada Gambar.3 diatas menunjukkan bahwa penyebaran titik-titik varian residual adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0. b. Titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. c. Penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola bergelombang menyebar kemudian menyempit dan melebar kembali. d. Penyebaran titik-titik data tidak berpola. Hal ini menunjukkan tidak terjadinya heteroskedastisitas. Maka dapat dinyatakan bahwa model regresi linier permintaan Bawang Merah terbebas dari masalah heteroskedastisitas. 3. Uji asumsi Normalitas Analisis grafik Gambar 4. Grafik Uji Asumsi Normalitas Model Permintaan Bawang Merah Sumber : Analisis Data Primer Lampiran 3 Hasil uji asumsi normalitas residual model permintaan Bawang Merah dengan menggunakan analisis grafik Gambar 4 menunjukkan bahwa data terlihat Universitas Sumatera Utara menyebar mengikuti garis diagonal. Hal ini menunjukkan bahwa data residual model terdistribusi dengan normal. Maka dapat dinyatakan bahwa model regresi linier permintaan bawang merah memenuhi asumsi normalitas.

5.2 Pengaruh Faktor Yang Paling Dominan Mempengaruhi Permintaan Bawang Merah