Izin Sebagai Instrumen Pengawasan

48 seluruh kegiatan-kegiatan dalam pelaksanaannya diatur dengan ketentuan- ketentuan, dapat saja dalam realisasi suatu kegiatan terjadi penyimpangan- penyimpangan dari ketentuan yang telah ditetapkan, sehingga diperlukan pengawasan represif yaitu pengawasan yang dilakukan setelah suatu tindakan dilakukan dengan membandingkan apa yang telah terjadi dan apa yang seharusnya terjadi. Dengan pengawasan represif dimaksudkan untuk mengetahui apakah kegiatan yang telah dilakukan itu telah mengikuti kebijakansanaan dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan. Tindakan pengawasan represif itu dapat berupa atau diwujudkan dalam bentuk pemeriksaan setempat, verifikasi, monitoring, dan sebagainya. 90

4. Izin Usaha Pengangkutan

Bagi usaha pengangkutan diwajibkan diwajibkan memiliki izin usaha dengan syarat-syarat sebagai berikut: 91 a. Memiliki NPWP; b. Memiliki akta pendirian perusahaanakta pendirian koperasi; c. Memiliki keterangan domisili perusahaan; d. Memiliki surat izin tempat usaha; e. Memiliki pernyataan kesanggupan untuk menyelenggarakan usahanya secara berkala baik itu dalam hal penyediaan maupun perawatan dari alat pengangkutan tersebut, serta kesanggupan menyediakan fasilitas 90 Nirahua Salmon, Hukum Perizinan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Wilayah Laut Daerah, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2013, hal.65. 91 Zainal Asikin, hukum dagang, Jakarta, RajaGrafindo Persada, 2013, hal.160 49 penyimpanan kendaraan. Pernyataan kesanggupan untuk memiliki alat angkut tersebut. Sedangkan untuk izin usaha angkutan Surat Izin Pengusaha Angkutan, SIPA ditujukan untuk kegiatan usaha angkutan penumpang umum dan atau angkutan barang yang dilakukan oleh BUMN, BUMD, dan Koperasi. Adapun jenis usaha angkutan yang dikenai ketentuan ini adalah: 92 a. Angkutan antar kota; b. Angkutan kota; c. Angkutan taksi; d. Angkutan pariwisata; e. Angkutan sewa; f. Angkutan khusus; dan g. Angkutan barang. Semua jenis angkutan barang, baik angkutan barang umum atau angkutan barang khusus harus mempunyai izin usaha dalam pengangkutan.

C. Kelayakan Kendaraan

Kelayakan kendaraan adalah persyaratan minimum kondisi suatu kendaraan yang harus dipenuhi agar terjamin keselamatan dan mencegah terjadinya pencemaran udara dan kebisingan lingkungan pada waktu kendaraan dioperasikan 92 Adrian Sutedi, hukum perizinan dalam sektor pelayanan publik, Jakarta, PT Sinar Grafika, 2011, hal.313.

Dokumen yang terkait

ANALISIS DAMPAK MUATAN LEBIH (OVERLOADING) KENDARAAN ANGKUTAN BARANG TERHADAP PERKERASAN DAN MASA ANALISIS DAMPAK MUATAN LEBIH (OVERLOADING) KENDARAAN ANGKUTAN BARANG TERHADAP PERKERASAN DAN MASA PELAYANAN JALAN (STUDI KASUS JEMBATAN TIMBANG KULWARU).

0 4 17

ANALISIS KELEBIHAN MUATAN PADA KENDARAAN ANGKUTAN BARANG DI UPPKB KALITIRTO ANALISIS KELEBIHAN MUATAN PADA KENDARAAN ANGKUTAN BARANG DI UPPKB KALITIRTO.

0 3 15

PENDAHULUAN ANALISIS KELEBIHAN MUATAN PADA KENDARAAN ANGKUTAN BARANG DI UPPKB KALITIRTO.

0 4 7

PENGARUH KENDARAAN ANGKUTAN BARANG MUATAN LEBIH (OVER LOAD) PADA PENGARUH KENDARAAN ANGKUTAN BARANG MUATAN LEBIH (OVER LOAD) PADA PERKERASAN DAN UMUR JALAN (Studi Kasus Di Jembatan Timbang Salam, Magelang).

0 3 12

EVALUASI KELAYAKAN TARIF ANGKUTAN UMUM PERDESAAN BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) EVALUASI KELAYAKAN TARIF ANGKUTAN UMUM PERDESAAN BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) DI KABUPATEN KEBUMEN – JAWA TENGAH (Studi Kasus : Angkutan Umum

4 11 13

EVALUASI KELAYAKAN TARIF ANGKUTAN UMUM PERKOTAANBERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DI SERANG- EVALUASI KELAYAKAN TARIF ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DI SERANGBANTEN.

0 3 15

PELAKSANAAN SURAT ANGKUTAN ORANG DENGAN KENDARAAN BIS DI KOTAMADYA PADANG.

0 0 7

Tanggunggugat Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Atas Kerugian Akibat Kecelakaan Terhadap Kendaraan Umum yang Laik Jalan - Ubaya Repository

0 0 8

Lalu-lintas dan Angkutan Jalan Raya UU0031965

0 0 36

Analisis Pemindahan Moda Angkutan Barang di Jalan Raya Pantura Pulau Jawa (Studi kasus: Koridor Surabaya – Jakarta)

0 0 6