Jenis Penelitian Bahan Hukum

53 3. Tersier, yaitu bahan-bahan penelitian yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, yaitu kamus hukum, ensiklopedia serta petunjuk lain yang berhubungan dengan permasalah dalam penelitian.

C. Teknik Pengumpulan Bahan

1. Studi pustaka, yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pengumpulan data yang bersumber dari bahan-bahan hukum yang berupa perundang-undangan atau studi penelaahan terhadap karya tulis, baik dari buku-buku, jurnal-jurnal, atau surat kabar serta bahan lain yang berkaitan dengan perizinan untuk kendaraan angkutan barang di jalan raya. 2. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara secara langsung dengan Bapak Aris Cahyoko petugas dinas perhubungan komunikasi dan informatika kantor pengendali lalu lintas dan angkutan jalan.

D. Analisis Bahan

Metode analisis bahan yang dipergunakan adalah metode analisis preskriptif, dari semua bahan yang telah dikumpulkan lalu penulis memberikan argumentasi mengenai benar atau salah apa yang seharusnya menurut hukum terhadap fakta atau peristiwa hukum dari hasil penelitian. 54 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Kelayakan kendaraan angkutan barang dalam pelaksanaan pengangkutan di

jalan raya Terselenggaranya pengangkutan adalah konsekuensi logis dari adanya hubungan timbal balik dalam hal ini antara pengangkut barang dengan pihak pengirim barang. Hubungan yang dimaksud adalah hubungan yang bersifat keperdataan yang lahir dari suatu perjanjian pengangkutan yang di dalamnya mengandung hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan dan dipenuhi oleh kedua belah pihak, dimana pihak pengangkut mengikatkan diri untuk menyelenggarakan pengangkutan barang ke suatu tempat tujuan tertentu, dan pihak pengirim barang atau mengikatkan diri pada ongkos pembayaran angkutannya, dimana pelanggaran yang dilakukan oleh satu pihak wanprestasi akan menimbulkan kerugian bagi pihak yang lainnya. Dalam proses pengangkutan barang, kelayakan kendaraan angkutan barang adalah salah satu ketentuan utama yang sangat penting untuk diperhatikan dan dilaksanakan oleh pihak penyelenggara pengagkutan barang. Hal ini dikarenakan dalam proses pengangkutan barang di jalan raya kendaraan angkutan barang adalah moda transportasi utama dalam pelaksanaan pengangkutan barang. Dan kelayakan kendaraan bermotor atau angkutan barang yang dioprasikan di jalan raya telah ditentukan oleh ndang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan pengangkutan jalan. Menurut ketentuan undang-undang Nomor 22 Tahun 2009

Dokumen yang terkait

ANALISIS DAMPAK MUATAN LEBIH (OVERLOADING) KENDARAAN ANGKUTAN BARANG TERHADAP PERKERASAN DAN MASA ANALISIS DAMPAK MUATAN LEBIH (OVERLOADING) KENDARAAN ANGKUTAN BARANG TERHADAP PERKERASAN DAN MASA PELAYANAN JALAN (STUDI KASUS JEMBATAN TIMBANG KULWARU).

0 4 17

ANALISIS KELEBIHAN MUATAN PADA KENDARAAN ANGKUTAN BARANG DI UPPKB KALITIRTO ANALISIS KELEBIHAN MUATAN PADA KENDARAAN ANGKUTAN BARANG DI UPPKB KALITIRTO.

0 3 15

PENDAHULUAN ANALISIS KELEBIHAN MUATAN PADA KENDARAAN ANGKUTAN BARANG DI UPPKB KALITIRTO.

0 4 7

PENGARUH KENDARAAN ANGKUTAN BARANG MUATAN LEBIH (OVER LOAD) PADA PENGARUH KENDARAAN ANGKUTAN BARANG MUATAN LEBIH (OVER LOAD) PADA PERKERASAN DAN UMUR JALAN (Studi Kasus Di Jembatan Timbang Salam, Magelang).

0 3 12

EVALUASI KELAYAKAN TARIF ANGKUTAN UMUM PERDESAAN BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) EVALUASI KELAYAKAN TARIF ANGKUTAN UMUM PERDESAAN BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) DI KABUPATEN KEBUMEN – JAWA TENGAH (Studi Kasus : Angkutan Umum

4 11 13

EVALUASI KELAYAKAN TARIF ANGKUTAN UMUM PERKOTAANBERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DI SERANG- EVALUASI KELAYAKAN TARIF ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN DI SERANGBANTEN.

0 3 15

PELAKSANAAN SURAT ANGKUTAN ORANG DENGAN KENDARAAN BIS DI KOTAMADYA PADANG.

0 0 7

Tanggunggugat Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya Atas Kerugian Akibat Kecelakaan Terhadap Kendaraan Umum yang Laik Jalan - Ubaya Repository

0 0 8

Lalu-lintas dan Angkutan Jalan Raya UU0031965

0 0 36

Analisis Pemindahan Moda Angkutan Barang di Jalan Raya Pantura Pulau Jawa (Studi kasus: Koridor Surabaya – Jakarta)

0 0 6