50
dijalan. Agar memenuhi syarat laik jalan, maka setiap kendaraan bermotor yang dioperasikan di jalan wajib diuji, pengujian tersebut meliputi uji tipe dan uji
berkala, kendaraan yang dinyatakan lulus uji diberi tanda bukti.
93
Adapun persyaratan teknis dan laik jalan kendaraan bermotor diatur dalam pasal 48 undang-
undang nomor 22 tahun 2009 yang berbunyi “setiap kendaraan bermotor yang dioperasikan di jalan harus memenuhi persyaratan teknis jalan, persyaratan teknis
tersebut terdiri atas:
94
1. Susunan;
2. Perlengkapan;
3. Ukuran;
4. Karoseri;
5. Rancangan teknis kendaraan sesuai dengan peruntukannya;
6. Pemuatan;
7. Penggunaan;
8. Penggandengan kendaraan bermotor; danatau
9. Penempelan kendaraan bermotor.
Sedangkan untuk persyaratan laik jalan pada kendaraan bermotor ditentukan oleh kinerja minimal kendaraan bermotor yang diukur sekurang-
kurangnya terdiri atas:
95
93
Abdulkadir Muhammad, 1998, Hukum Pengangkutan Niaga, Penerbit PT.Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm.60.
94
Undang- Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang “Lalu Lintas dan Angkutan Jalan”,Pasal 48 ayat
2.
95
Undang- Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang “Lalu Lintas dan Angkutan Jalan”,Pasal 48 ayat
3.
51
1. Emisi gas buang;
2. Kebisingan suara;
3. Efisiensi sistem rem;
4. Kincup roda depan;
5. Suara klakson;
6. Daya pancar dan arah sinar lampu utama;
7. Radius putar;
8. Akurasi alat penunjuk kecepatan;
9. Kesesuaian kinerja roda dan kondisi ban; dan
10. Kesesuaian daya mesin penggerak terhadap berat kendaraan.
52
BAB III
METODE PENELITIAN HUKUM
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian normatif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengkaji peraturan perundang-undangan yang berlaku dan diterapkan
terhadap suatu permasalahan hukum tertentu.
B. Bahan Hukum
1. Primer, yaitu bahan penelitian yang berhubungan dengan permasalahan dalam
penelitian: a.
Undang-Undang Dasar 1945 b.
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata c.
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang d.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang “Lalu Lintas dan Angkutan Jalan”
e. Peraturan lain yang berkaitan dengan angkutan darat.
2. Sekunder, yaitu bahan-bahan penelitian yang memberikan penjelasan lebih
mengenai hal-hal yang telah melalui proses penelitian, yaitu: a.
Buku-buku mengenai hukum dagang di indonesia. b.
Buku-buku tentang pengangkutan di indonesia. c.
Buku-buku tentang administrasi negara di indonesia. d.
Berbagai jurnal-jurnal, makalah-makalah, surat kabar, dan artikel yang berkaitang dengan permasalahan dalam penelitian.
53
3. Tersier, yaitu bahan-bahan penelitian yang memberikan penjelasan terhadap
bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, yaitu kamus hukum, ensiklopedia serta petunjuk lain yang berhubungan dengan permasalah dalam
penelitian.
C. Teknik Pengumpulan Bahan
1. Studi pustaka, yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pengumpulan
data yang bersumber dari bahan-bahan hukum yang berupa perundang-undangan atau studi penelaahan terhadap karya tulis, baik dari buku-buku, jurnal-jurnal,
atau surat kabar serta bahan lain yang berkaitan dengan perizinan untuk kendaraan angkutan barang di jalan raya.
2. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara secara
langsung dengan Bapak Aris Cahyoko petugas dinas perhubungan komunikasi dan informatika kantor pengendali lalu lintas dan angkutan jalan.
D. Analisis Bahan
Metode analisis bahan yang dipergunakan adalah metode analisis preskriptif, dari semua bahan yang telah dikumpulkan lalu penulis memberikan argumentasi
mengenai benar atau salah apa yang seharusnya menurut hukum terhadap fakta atau
peristiwa hukum dari hasil penelitian.