Pola kepekaan bakteri terhadap antibiotik

5.4 Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Pola kepekaan bakteri dengan sensitivitas dan resistensi terhadap antibiotik pada pasien yang menderitai infeksi kulit disebabkan bakteri daripada faktor predisposisi tertentu di RSUP HAM, Medan pada tahun 2015.Penelitian ini dilakukan dengan cara pengumpulan data dari informasi dalam rekam medis di bahagian instalasi mikrobiologi klinik dengan pola kepekaan bakteri terhadap antibiotik.Penelitian ini dilakukan secara deskriptif dan informasi pasien dari status penderita.

5.4.1 Pola kepekaan bakteri terhadap antibiotik

Berdasarkan hasil yang di dapat pada penelitian di RSUP HAM , Medan di ketahui bahwa pola kepekaan sensitivitas yang terbanyak adalah daripada bakteri Staphylococcus aureus dengan 18 antibiotik yang sensitif. Seterusnya , pola kepekaan antibiotik kedua terbanyak adalah daripada bakteri Acinetobacter baumanii dengan 11 antibiotik. Pada penelitian ini 17 antibiotik daripada bakteri Staphylococcus aureus yang sensitif terhadap Cefaclor 50, Sulbactam 100, Meropenem 50, Ciprofloxacin 88,9, Gentamicin 50, Carbenecillin 100, Oxacillin 100, Amoxicillin 75, Levofloxacin 50, Erythromycin 100, Nitrofurontoin 100, Tetracycline 100, Tigecycline 100, Cefadroxil 100, Cefoperazone 50 dan Vancomycin 100. Hasil daripada penelitian ini sejalan dengan penelitian Kaushal et al pada tahun 2012 , Staphylococcus aureus adalah 100 sensitif terhadap Vancomycin. Seterusnya, bakteri yang sensitif terhadap antibiotik kedua terbanyak adalah Acinetobacter baumanii yang sensitif terhadap antibiotik Amikacin 100, Sulbactam 100, Meropenem 67, Ciprofloxacin 33, Gentamicin 50, Levofloxacin 50, Ceftazidime 33, Tigecycline 75, Trimethoprim 100 dan Cefepime 33. Hasil ini mendekati Tejas K et al pada tahun Universitas Sumatera Utara 2012, semua isolat gram negatif adalah sensitif terhadap antibiotik Levofloxacin, Imipenem dan Meropenem. Universitas Sumatera Utara Table 5.3.3 Pola kepekaan jenis bakteri gram negatif terhadap antibiotik No Nama Bakteri Jumlah persentas e dari seluruh isolat Gram negatif sensitivitas terhadap antibiotik AMK SAM MEM AMX CIP GEN TZP LVX CTX CAZ IMP TGC CRO TMP FEP 1 Pseudomonas aeruginosa 1 2,6 100 2 Citrobacter fruendii 2 5,3 100 100 100 100 100 100 100 100 3 Klebsiella pneumonia 1 2,6 100 50 100 100 100 50 50 50 4 Acinetobacter baumanii 3 7,9 100 100 67 33 50 33 50 33 75 100 100 33 5 Proteus mirabilis 1 2,6 100 50 6 Enterococcus faccium 1 2,6 100 50 100 100 100 100 67 100 7 Burkholderia cepacia 2 5,3 100 50 50 50 50 50 8 Serratia fonticola 1 2,6 100 100 100 Universitas Sumatera Utara Table 5.3.4 pola kepekaan jenis bakteri gram positif terhadap antibiotik No. Nama Bakteri Jumlah persentase dari seluruh isolat Gram positif sensitivitas terhadap antibiotik CEC SAM MEM CLI AMX CIP GEN OXA AMC LVX ERY NIT TCY TGC CRO 1 Staphylococus sp. 23 60,5 50 100 50 100 75 89 50 100 100 50 100 100 100 100 2 Streptococcus sp. 3 7,9 100 100 Daftar singkatan : AMK : Amikacin LVX : Levofloxacin SAM: Sulbactam CTX : Cefotaxime MEM : Meropenem CAZ : Ceftazidime AMX : Amoxicillin IMP : Imipenem CIP : Ciprofloxacin TGC : Tigecycline GEN : Gentamicin CRO : Ceftriazone TZP : Tazobactam TMP : Trimethoprim FEP : Cefepime CEC : Cefaclor CLI : Clindamycin OXA : Oxacillin AMC : Amoxicillin Clavulanic acid ERY : Erythromycin NIT : Nitrofurontoin TCY : Tetracycline Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa prevalensi pasien bakteri penyebab infeksi kulit terbanyak adalah dari kelompok usia muda 16 – 30 tahun, dengan infeksi kulit terbanyak adalah Furunkel pada infeksi kulit primer manakala infeksi kulit sekunder terbanyak daripada faktor predisposisi adalah Luka Bakar , jenis bakteri yang signifikan dan terbanyak Staphylococcus sp.pada infeksi primer maupun pada infeksi sekunder dan sering terjadi pada tungkai dari lokasi infeksi kulit.

6.2 Saran

1. Setiap pasien yang mungkin menderita Infeksi Kulit penyebab Bakteri segera di rawat ke Rumah Sakit supaya tidak terjadi infeksi yang berlanjutan dan tingkat komplikasi menjadi semakin memberat 2. Setiap pasien harus mampu untuk menjaga kebersihan dan higienitas demi kesehatan individu dan orang lain, yaitu dengan menjaga kebersihan lingkungan dan diri sendiri, misalnya mencuci tangan sebelum melakukan pekerjaan, mencuci pada bagian atau lokasi yang tersering membiaknya bakteri selepas melakukan yang kurang higienitas dan sanitasi. 3. Setiap departemen kesehatan masyarakat mampu untuk membantu menurunkan prevalensi bakteri tersering penyebab infeksi kulit, yaitu dengan cara melakukan penyuluhan mengenai pentingnya kebersihan, higienitas terhadap kesehatan individu. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Perbandingan Kepekaan Bakteri Pseudomonas Aeruginosa Terhadap Antibiotik Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Pada Tahun 2012

0 6 86

Prevalensi Bakteri Penyebab Infeksi Kulit dan Pola Kepekaan Bakteri Terhadap Antibiotik di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan Pada Tahun 2015

0 1 13

Prevalensi Bakteri Penyebab Infeksi Kulit dan Pola Kepekaan Bakteri Terhadap Antibiotik di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan Pada Tahun 2015

0 0 2

Prevalensi Bakteri Penyebab Infeksi Kulit dan Pola Kepekaan Bakteri Terhadap Antibiotik di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan Pada Tahun 2015

0 0 4

Prevalensi Bakteri Penyebab Infeksi Kulit dan Pola Kepekaan Bakteri Terhadap Antibiotik di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan Pada Tahun 2015

0 1 14

Prevalensi Bakteri Penyebab Infeksi Kulit dan Pola Kepekaan Bakteri Terhadap Antibiotik di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan Pada Tahun 2015

0 0 2

Prevalensi Bakteri Penyebab Infeksi Kulit dan Pola Kepekaan Bakteri Terhadap Antibiotik di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan Pada Tahun 2015

0 0 18

Perbandingan Kepekaan Bakteri Pseudomonas Aeruginosa Terhadap Antibiotik Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Pada Tahun 2012

0 2 11

Perbandingan Kepekaan Bakteri Pseudomonas Aeruginosa Terhadap Antibiotik Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Pada Tahun 2012

0 0 2

Perbandingan Kepekaan Bakteri Pseudomonas Aeruginosa Terhadap Antibiotik Di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Pada Tahun 2012

0 0 5