Sejarah singkat perang merebut Stabat

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1. Sejarah singkat perang merebut Stabat

TWH, 2007 Setelah terbentuknya kesatuan-kesatuan lasykar dan TKR Tentara keamanan Rakyat maka kebutuhan senjata makin mendesak. Sasaran yang dilakukan adalah melakukan penyerobotan gudang senjata Angkatan Udara Jepang di Marindal tanggal 25 November 1945. Pengawal gudang diikat kemudian isi gudang baik senjata serta peti-peti peluru dan bahan makanan maupun tekstil diangkut sampai jauh malam. Kawasan paling barat yaitu lokngha Aceh merupakan pertahanan jepang yang paling utama. Di sanalah bertumpu berbagai jenis senjata berat untuk menghadapi sekutu. Begitu jepang kalah, kemerdekaan di proklamirkan, tidak kurang 5000 rakyat dan lasykar ditambah satu Kompi Angkatan Pemuda Indonesia API di bawah pimpinan Syaman Gaharu tanggal 1 Desember 1945, selama beberapa hari mengepung dan mengurung pasukan jepang. Kemudian terjadi pertempuran dari pukul 9.00 pagi hingga siang. Residen Teuku Nyak Arif, wakil resien T.M.Ali Panglima Polim, ketua Pemuda Republik Indonesia A.Hasjmy mengadakan pembicaraan dengan jepang untuk menghentikan pertempuran. Kemudian diadakan perundingan di antara point yang dituntut adalah pangkalan Lhoknga harus diserahkan kepada pejuang. Seluruh tentara jepang dipindahkan ke blang bintang. Setelah itu, Sejarah perang di stabat melawan belanda padah tahun 1947 ini tidak banyak diketahui oleh banyak orang. Untuk itu dibuatlah sarana untuk menyampaikan cerita sejarah ini ke dalam bentuk game. Pada saat itu binjai dan stabat telah direbut belanda. Pasukan Indonesia berada di tanjung pura. Hari itu awal agustus Universitas Sumatera Utara Belanda melancarkan agresinya yang pertama. Letnan Amir Yahya yang berada di tanjung pura di panggil komandannya untuk merebut kembali stabat. Sesuai dengan rencana, pasukan Lettu Lidan Syam yang ditugaskan untuk merebut stabat bergerak melalui bukit melintang dengan melalui jembatan kereta api. Pasukan yang berkekuatan 350 orang itu dengan tenang melangkah menuju titik yang telah ditentukan. Dari sana pasukan RI menggempur kedudukan belanda, sekaligus merebut kota stabat. Pasukan bergerak tepat pukul 18.00 dan sampai di ujung jembatan stabat pukul 20.00 Wib. Dalam pertempuran itu, posisi Lettu Lidan Syam dan Letnan Amir Yahya paling depan. Mereka selalu berdekatan paling jauh jarak mereka hanya 6 meter. Pasukan Lidan Syam telah naik ke jembatan, bahkan 23 jembatan dikuasai. Pertempuran itu baru berjalan setengah jam. Kelihatan ada tanda-tanda belanda mulai meninggalkan kubu pertahanannya. Tapi apa boleh buat,”mujur saja tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak”. Sebuah peluru mortir jatuh di tempat Lettu Lidan Syam dan Letnan Amir Yahya. Lidan Syam yang baru pertama kali terlibat dalam pertempuran seru mengalami luka berat terkena pecahan peluru. Sedangkan Letnan Amir Yahya juga mengalami luka di paha bagian belakang. Ketika peluru mortir meledak antara mereka terdengar suara teriakan Lettu Lidan Syam. Menyadari kedua orang pimpinan pasukan yang memimpin pasukan itu terkena ledakan, anak buah dari pasukan tersebut berusaha menarik keduanya dari ajang pertempuran untuk diberi pertolongan. Perlahan-lahan Letnan Amir Yahya dapat ditarik ke tempat yang lebih aman dan segera diberi perawatan sementara. Sedangkan, Lettu Lidan Syam yang bobot badannya terlalu berat, kira-kira 90-100 kg sangat sulit untuk ditarik ke lokasi yang lebih aman. Karena mengalami luka parah dan sangat banyak mengeluarkan darah, menyebabkan Lidan Syam gugur sebagai kusuma bangsa. Saat itu yang berusaha menggendong Letnan Amir Yahya dan membawanya ke luar dari area pertempuran adalah Letnan Bustanil Arifin mantan Menteri Koperasi Ka.Bulog, yang pada malam itu rupanya juga turut bertempur merebut stabat. Mereka yang diterluka dibawa ke Rumah Sakit Langsa Aceh Timur yang lokasinya jauh dari pertempuran dan disana terdapat tenaga medis yang ahli dalam bidangnya. Langsa merupakan basis bagi para pejuang dalam mempertahankan kemerdekaan. Universitas Sumatera Utara

2.2 Teori 2D dan 3D