Alat dan Bahan .1 Alat Data Penentuan Konsentrasi Optimum Adsorpsi Pada 3 kali Pengukuran Data Penentuan Konsentrasi Optimum Adsorpsi pada 3 kali Pengukuran

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Nama Alat Merk - Spektrofotometer Serapan Atom Hitachi Z-2000 - Difraksi Sinar-X Shimadzhu 6100 - Tanur Fisher - Oven Fisher - Neraca analitik Mettler PM 400 - pH meter Trans Instrumen TI 9000 - Ayakan 100 mesh Fisher - Gelas Beaker Pyrex - Erlenmeyer Pyrex - Beaker Glass Fisher - Labu Takar Pyrex - Pipet Volume Pyrex

3.1.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: -Cangkang Keong mas - Larutan induk logam argentum Ag p.a 1000 mgL E. Merck - Larutan induk logam zinkum Zn p.a 1000 mgL E. Merck - HNO 3 - H 3 N p.a E. Merck 2 SO 4 - H 3 N p.a E. Merck 3 PO 4 10 p.a E. Merck Universitas Sumatera Utara 3.2. Prosedur kerja 3.2.1 Preparasi dan Karakterisasi CaO dari Cangkang Keong Mas Cangkang keong mas dicuci dengan air kemudian dibilas menggunakan akuades. Selanjutnya dikeringkan didalam oven pada suhu 110 o C selama 2 jam. Cangkang keong mas selanjutnya dipecah-pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Lalu diambil sebanyak 100 gr dan direndam dalam 400 ml H 3 PO 4 10 selama 24 jam. Kemudian disaring dan dicuci dengan akuades hingga pH=7. Setelah itu disaring dan dikalsinasi menggunakan furnace pada suhu 800 o C selama 3 jam. Abu cangkang keong mas kemudian dihaluskan dan diayak hingga diperoleh serbuk cangkang dengan ukuran butir lolos ayakan 100 mesh dan ditentukan kandungan kalsium oksidanya secara kualitatif menggunakan X-Ray Diffraction XRD. 3.2.2. Pembuatan Pereaksi 3.2.2.1. Pembuatan H 3 PO 4 10 Dipipet H 3 PO 4p sebanyak 11,8 mldan dimasukkan kedalam labu takar 100 ml. Kemudian diencerkan dengan aquades sampai garis batas dan dihomogenkan.

3.2.2.2 Pembuatan Larutan HNO

3 3N Dipipet HNO 3p sebanyak 20,92 ml dan dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml. Kemudian diencerkan dengan akuades sampai garis batas dan dihomogenkan.

3.2.2.3 Pembuatan Larutan H

2 SO 4 3N Dipipet H 2 SO 4p sebanyak 8,15 ml dan dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml. Kemudian diencerkan dengan akuades ssampai garis batas dan dihomogenkan. Universitas Sumatera Utara 3.2.3 Pembuatan Larutan Standart Zn 3.2.3.1 Pembuatan Larutan Standar Zn 2+ 2+ 100 mgL Dipipet sebanyak 10 ml larutan induk Zn 2+ 1000 mgL dan dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml, kemudian ditambahkan akuades hingga garis batas dan dihomogenkan.

3.2.3.2 Pembuatan Larutan Standar Zn

2+ 10 mgL Dipipet sebanyak 10 mL larutan induk Zn 2+ 100 mgL dan dimasukkan kedalam labu takar 100 ml, kemudian ditambahkan akuades sampai garis tanda dan dihomogenkan.

3.2.3.3 Pembuatan Seri Larutan StandarZn

2+ 0,8 mgL; dan 1,0 mgL 0,2 mgL; 0,4 mgL; 0,6 mgL; Dipipet sebanyak 1 mL; 2 mL; 3 mL; 4 mL; 5 mL; larutan induk Zn 2+ 10 mgL dan dimasukkan kedalam labu takar 50 mL, kemudian ditambahkan akuades sampai garis tanda dan dihomogenkan.

3.2.3.4. Pembuatan Kurva Kalibrasi Zn

2+ Larutan blanko diukur absorbansinya dengan spektrofotometer serapan atom pada λ= 213,9 nm dan dilakukan hal yang sama untuk larutan seri standar 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; dan 1,0 mgL. Universitas Sumatera Utara 3.2.4 Pembuatan Larutan Standar Ag 3.2.4.1 Pembuatan Larutan Standar Ag + + 100 mgL Dipipet sebanyak 10 ml larutan induk Ag 1000 mgL dan dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml, kemudian ditambahkan akuades hingga garis tanda dan dihomogenkan.

3.2.4.2 Pembuatan Larutan Standar Ag

+ 10 mgl Dipipet sebanyak 10 ml larutan induk Ag 100 mgL dan dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml,kemudian ditambahkan akuades hingga garis tanda dan dihomogenkan.

3.2.4.3 Pembuatan Seri Larutan Standar 0,5 mgL; 1,0 mgL; 1,5 mgL; 2,0 mgL; dan 2,5 mgL

Dipipet sebanyak 2,5 mL; 5,0 mL; 7,5 mL; 10,0 mL; 12,5 mL; larutan induk Ag + 10 mgL dan dimasukkan kedalam labu takar 50 mL, kemudian ditambahkan akuades sampai garis tanda dan dihomogenkan.

3.2.4.4. Pembuatan Kurva Kalibrasi Ag

+ Larutan blanko diukur absorbansinya dengan spektrofotometer serapan atom pada λ= 328,1 nm dan dilakukan hal yang sama untuk larutan seri standar 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; dan 2,5 mgL. Universitas Sumatera Utara

3.2.5 Adsorbsi Ion Zn

2+

3.2.5.1 Penentuan Konsentrasi Optimum Penyerapan Menggunakan Serbuk Cangkang Keong Mas

Sebanyak 1 gramarang aktif cangkang keong mas dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml yang berisi 50 ml larutan standar Zn 2+ dengan variasi konsentrasi 1 ppm lalu diaduk menggunakan magnetik stirer selama 30 menit, kemudian disaring menggunakan kertas saring whatman no.42, dan filtratnya dianalisa dengan spektrofotometer serapan atom pada λ = 213,9 nm. Dilakukan hal yang sama dengan variasi konsentrasi larutan 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm, dan 5 ppm. 3.2.5.2 Penentuan Waktu Pengadukan Optimum Sebanyak 1 gram arang aktif cangkang keong mas dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL yang berisi 50 ml larutan standar Zn 2+ dengan konsentrasi 2 ppm lalu diaduk menggunakan magnetik stirer selama 30 menit, kemudian disaring menggunakan kertas saring whatman no.42, dan filtratnya dianalisa dengan spektr ofotometer serapan atom pada λ = 213,9 nm. Dilakukan hal yang sama dengan variasi waktu pengadukan selama 45, 60, 75, dan 90 menit.

3.2.6 Adsorbsi Ion Ag

+

3.2.6.1 Penentuan Konsentrasi Optimum Penyerapan Menggunakan Serbuk Cangkang Keong Mas

Sebanyak 1 gram arang aktif cangkang keong mas dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL yang berisi 50 ml larutan standar Ag + dengan variasi konsentrasi 1 ppm lalu diaduk menggunakan magnetik stirer selama 30 menit, kemudian disaring menggunakan kertas saring whatman no.42, dan filtratnya dianalisa dengan spektrofotom eter serapan atom pada λ = 328,1 nm. Dilakukan hal yang sama dengan variasi konsentrasi larutan 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm, dan 5 ppm. Universitas Sumatera Utara

3.2.6.2 Penentuan Waktu Pengadukan Optimum

Sebanyak 1 gram arang aktif cangkang keong mas dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL yang berisi 50 ml larutan standar Ag + dengan variasi konsentrasi 3 ppm lalu diaduk menggunakan magnetik stirer selama 30 menit, kemudian disaring menggunakan kertas saring whatman no.42, dan filtratnya dianalisa dengan spektrofotom eter serapan atom pada λ = 328,1 nm. Dilakukan hal yang sama dengan variasi waktu pengadukan selama 45, 60, 75, dan 90 menit. Universitas Sumatera Utara 3.3. Bagan Penelitian 3.3.1 Preparasi dan Karakterisasi CaO dari Cangkang Keong Mas Dicuci dengan air hingga bersih dan dibilas dengan akuades Dikeringkan dalam oven pada suhu 110 o Dipanaskan menggunakan furnace pada suhu 800 C selama 2 jam o selama 3 jam C Dihaluskan dengan alu dan lumpang Diayak hingga diperoleh serbuk cangkang keong mas dengan ukuran butir lolos ayakan 100 mesh Diambil sebanyak 100 gram dan direndam dalam 400 ml H 3 PO 4 10 selama 24 jam Disaring Dicuci dengan akuades hingga pH=7 Disaring Dikalsinasi menggunakan furnace pada suhu 800 o Dihaluskan dengan alu dan lumpang C selama 3 jam Diayak hingga diperoleh abu cangkang keong mas dengan ukuran butir lolos ayakan 100 mesh Dianalisa kandungan kalsium oksida menggunakan X-Ray Diffraction XRD Cangkang Keong Mas Bagian yang tidak larut Filtrat Filtrat Bagian yang tidak larut Abu cangkang keong mas Hasil Universitas Sumatera Utara

3.3.2 Penentuan Larutan Seri Standar Zn

2+ Dipipet sebanyak 10 ml dan dimasukkan kedalam labu takar 100 ml Diencerkan dengan akuades hingga garis batas Dihomogenkan Dipipet sebanyak 10 ml dan dimasukkan kedalam labu takar 100 ml Diencerkan dengan akuades hingga garis batas Dihomogenkan Dipipet sebanyak 0, 1, 2, 3, 4, dan 5 ml dan dimasukkan kedalam labu takar 50 ml Diencerkan dengan akuades hingga garis batas Dihomogenkan Diukur absorbansinya dengan spektrofotometer serapan atom pada λ spesifik = 213,9 nm Larutan Standar Zn 2+ 1000 mgL Larutan Standar Zn 2+ 100 mgL Larutan Standar Zn 2+ 10 mgL Larutan Seri Standar Zn 2+ 0,0; 0,2; 0,4; 0,6; 0,8; dan 1,0 mgL Hasil Universitas Sumatera Utara

3.3.3 Penentuan Larutan Seri Standar Ag

+ Dipipet sebanyak 10 ml dan dimasukkan kedalam labu takar 100 ml Diencerkan dengan akuades hingga garis batas Dihomogenkan Dipipet sebanyak 10 ml dan dimasukkan kedalam labu takar 100 ml Diencerkan dengan akuades hingga garis batas Dihomogenkan Dipipet sebanyak 2,5; 5,0; 7,5; 10,0; dan 12,5 ml dan dimasukkan kedalam labu takar 50 ml Diencerkan dengan akuades hingga garis batas Dihomogenkan Larutan Standar Ag + 1000 mgL Larutan Standar Ag + 100 mgL Larutan Standar Ag + 10 mgL Larutan Seri Standar Ag + 0,0; 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; dan 2,5 mgL Universitas Sumatera Utara

3.3.4 Pengukuran Absorbansi Larutan Blanko dan Larutan Seri Standar Zinkum Zn

2+

3.3.4.1 Pengukuran Absorbansi Larutan Blanko

Diambil 50 mL lalu dimasukkan ke dalam beaker glass 250 mL Diukur pH-nya 3,50 dengan penambahan HNO 3 Diukur absorbansi blanko Zn 3N 2+ menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom pada λ= 213,9 nm

3.3.4.2 Pengukuran Absorbansi Larutan Seri Standar Ion Zn Pengukuran Kurva Kalibrasi

2+ Dipipet sebanyak 15 mL Dimasukkan ke dalam beaker glass 50 mL Diatur pH-nya 3,5 dengan menambahkan H 2 SO 4 Diukur absorbansinya dengan Spektrofotometer Serapan atom pada λ = 213,9 nm 3N Catatan: - Dilakukan hal sama untuk larutan standar Zn 2+ mgL 0,4; 0,6; 0,8; dan 1,0 -Perlakuan yang sama dilakukan sebanyak 3 kali Akuades Hasil Larutan Standar Zn 2+ 0,2 mgL Hasil Universitas Sumatera Utara

3.3.5 Pengukuran Absorbansi Larutan Blanko dan Larutan Seri Standar Argentum Ag

+

3.3.5.1 Pengukuran Absorbansi Larutan Blanko

Diambil 50 mL lalu dimasukkan ke dalam beaker glass 250 mL Diukur pH-nya 3,50 dengan penambahan HNO 3 Diukur absorbansi blanko Ag 3N + menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom pada λ= 328,1 nm

3.3.5.2 Pengukuran Absorbansi Larutan Seri Standar Ion Ag Pengukuran Kurva Kalibrasi

+ Dipipet sebanyak 15 mL Dimasukkan ke dalam beaker glass 50 mL Diukur pH-nya 3,5 dengan menambahkan HNO 3 Diukur absorbansinya dengan Spektrofotometer Serapan atom pada λ = 328,1 nm 3N Catatan: - Dilakukan hal sama untuk larutan standar Ag + mgL 1,0; 1,5; 2,0; dan 2,5 - Perlakuan yang sama dilakukan sebanyak 3 kali Akuades Hasil Larutan Standar Ag + 0,5 mgL Hasil Universitas Sumatera Utara

3.3.6 Adsorpsi Ion Zn

2+

3.3.6.1 Penentuan Konsentrasi Optimum Penyerapan Menggunakan Serbuk Cangkang Keong Mas

Ditimbang sebanyak 1 gram Dimasukkan ke dalam gelas erlenmeyer berisi larutan standar Zn 2+ sebanyak 50 ml dengan variasi konsentrasi 1 ppm Diaduk dengan magnetik stirer selama 30 menit Disaring Diukur pH-nya hingga 3,50 Diukur absorbansinya dengan menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom pada λ = 213,9 nm Catatan: Dilakukan hal yang sama untuk variasi konsentrasi 2 ppm; 3 ppm; 4 ppm; dan 5 ppm. Arang Aktif Cangkang Keong Mas Residu Hasil Filtrat Universitas Sumatera Utara

3.3.6.2 Penentuan Waktu Pengadukan Optimum

Ditimbang sebanyak 1 gram Dimasukkan ke dalam gelas erlenmeyer berisi larutan standar Zn 2+ 2 ppm sebanyak 50 ml Diaduk dengan magnetik stirer dengan variasi waktu kontak 30 menit Disaring Diukur pH-nya hingga 3,50 Diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer Serapan Atom pada λ = 213,9 nm Catatan: Dilakukan hal yang sama untuk variasi waktu kontak 45 menit, 60 menit, 75 menit, dan 90 menit \ Arang Aktif Cangkang Keong Mas Residu Filtrat Hasil Universitas Sumatera Utara

3.3.7 Adsorpsi Ion Ag

+

3.3.7.1 Penentuan Konsentrasi Optimum Penyerapan Menggunakan Serbuk Cangkang Keong Mas

Ditimbang sebanyak 1 gram Dimasukkan ke dalam gelas erlenmeyer berisi larutan standar Ag + sebanyak 50 ml dengan variasi konsentrasi 1 ppm Diaduk dengan magnetik stirer selama 30 menit Disaring Diukur pH-nya hingga 3,50 Diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer serapan Atom pada λ = 328,1 nm Catatan: Dilakukan hal yang sama untuk variasi konsentrasi 2 ppm; 3 ppm; 4 ppm; dan5 ppm Arang Aktif Cangkang Keong Mas Residu Filtrat Hasil Universitas Sumatera Utara

3.3.7.2 Penentuan Waktu Pengadukan Optimum

Ditimbang sebanyak 1 gram Dimasukkan ke dalam gelas Erlenmeyer berisi larutan standar Ag + 3 ppm sebanyak 50 ml Diaduk dengan magnetik stirer dengan variasi waktu kontak 30 menit Disaring Diukur pH-nya hingga 3,50 Diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer Serapan Atom pada λ = 328,1 nm Catatan: Dilakukan hal yang sama untuk variasi waktu kontak 45 menit, 60 menit, 75 menit, dan 90 menit Arang Aktif Cangkang Keong Mas Filtrat Residu Hasil Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Analisa Kandungan Abu Cangkang Keong Mas Menggunakan X-Ray Diffraction XRD Karakterisasi kalsium oksida dalam serbuk cangkang keong mas dilakukan dengan menggunakan difraksi sinar X XRD, dimana pola hasil difraksi yang dihasilkan dicocokkan dengan pola difraksi murni dari Joint Commite on Powder Diffraction Standards JCPDS. Dimana kandungan serbukcangkang keong mas yang telah diaktivasi dengan H 3 PO 4 dan dikalsinasi pada suhu 800 Tabel 4.1 Data 2 Ө Senyawa Kalsium Oksida dari JCPDS C adalah kalsium oksida yang dianalisa melalui pengamatan 2 Ө sudut antara berkas sinar difraksi dan berkas sinar transmisi. Sampel Temperatur Dekomposisi 2 Ө Data JCPDS - 32,2 37,3 53,8 64,1 67,3 Abu Cangkang Keong Mas 800 32,2 C 37,3 54 64,1 67,3

4.1.2. Pengukuran Ion Zinkum Zn

2+ Kondisi alat Spektrofotometer Serapan Atom SSA pada pengukuran ion zinkum Zn 2+ dapat dilihat pada tabel 4.2 dan data absorbansi larutan standar ion Zn 2+ dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.2 Kondisi alat SSA Merek Hitachi Z-2000 pada pengukuran konsentrasi ion zinkum Zn 2+ No Parameter Ion Seng Zn 2+ 1 Panjang Gelombang nm 213,9 nm 2 Tipe Nyala Udara-C 2 H 2 3 Kecepatan Aliran Gas Pembakar Lmin 2,0 4 Kecepatan Aliran Udara Lmin 15,0 Universitas Sumatera Utara 5 Lebar Celah nm 0,7 6 Ketinggian Tungku mm 7 Tabel 4.3 Data Absorbansi Larutan Standar Ion Zinkum Zn 2+ Konsentrasi mgL Absorbansi Rata-Rata A 0,0000 0,0000 0,2000 0,0871 0,4000 0,1562 0,6000 0,2264 0,8000 0,2976 1,0000 0,3649

4.1.3 Pengolahan Data Ion Zinkum Zn

2+

4.1.3.1 Penurunan Persamaan Garis Regresi dengan Metode Least Square

Hasil pengukuran absorbansi larutan seri standar ion zinkum Zn 2+ pada Tabel 4.3 diplotkan terhadap konsentrasinya sehingga diperoleh kurva kalibrasi berupa garis linear. Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi ini dapat diturunkan dengan metode Least Square dan dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Penurunan Persamaan Garis Regresi untuk Penentuan Konsentrasi Ion Zinkum Zn 2+ Berdasarkan Pengukuran Absorbansi Larutan Seri Standar Ion Zinkum Zn 2+ No Xi Yi Xi-X Yi-Y Xi-X 2 Yi-Y 2 Xi-XYi-Y 1 0,0000 0,0000 -0,5000 -0,1882 0,2500 354.10 -4 0,0941 2 0,2000 0,0871 -0,3000 -0,1011 0,0900 102.10 -4 0,0303 3 0,4000 0,1562 -0,1000 -0,0320 0,0100 10.10 -4 0,0032 4 0,6000 0,2234 0,1000 0,0352 0,0100 12.10 -4 0,0035 5 0,8000 0,2976 0,3000 0,1094 0,0900 120.10 -4 0,0328 6 1,0000 0,3649 0,5000 0,1767 0,2500 312.10 -4 0,0883 Σ 3,0000 1,1292 0,0000 0,0000 0,7000 910.10 -4 0,2522 Keterangan : X = Data konsentrasi larutan seri standar Y = Data absorbansi yang ditentukan menggunakan alat spektrofotometer serapan atom. Nilai X dan Y dari data di atas dapat ditentukan dengan persamaan : � = ∑ �� � = 3,0000 6 = 0,5 � = ∑ �� � = 1,1292 6 = 0,1882 Universitas Sumatera Utara Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan: � = �� + � Dimana: � = ����� b = intersept Selanjutnya harga slope dapat ditentukan dengan menggunakan metode Least Square sebagai berikut : � = ∑�� − ��� − � ∑�� − � 2 � = 0,2522 0,7 � = 0,3603 Sehingga diperoleh harga slope � = 0,3603 Harga intersept � diperoleh melalui substitusi � ke persamaan berikut : � = �� + � � = � − �� � = 0,1882 − 0,36030,5 b = 0,1882 - 0,1802 b = 0,008 Sehingga diperoleh harga intersept b = 0,008 Maka persamaan garis regresi yang diperoleh adalah : � = 0,3603� + 0,008

4.1.3.2 Penentuan Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: � = ∑�� − ��� − � �∑�� − � 2 ∑�� − � 2 r = 0,2542 �0,70000,0926 � = 0,2522 0,2524 = 0,9992 Universitas Sumatera Utara Sehingga diperoleh harga dari koefisien korelasi � =0,9992 Gambar 4.1. Kurva kalibrasi larutan standar ion zinkum zn 2+

4.1.3.3 Adsorpsi Ion Zinkum Zn

2+

4.1.3.3.1 Data Penentuan Konsentrasi Optimum Menggunakan Kalsium Oksida CaO

dari Serbuk Cangkang Keong Mas Penentuan konsentrasi optimum pada penelitian ini dilakukan mulai dari konsentrasi 1 ppm sampai konsentrasi 5 ppm. Data penentuan konsentrasi optimum dapat dilihat pada table 4.5 berikut:

4.5 Data Penentuan Konsentrasi Optimum Adsorpsi Pada 3 kali Pengukuran

No Konsentrasi Awal Konsentrasi Akhir ppm ppm X X 1 X 2 �̅ 3 1 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 2 1,0000 0,0419 0,0390 0,0363 0,0390 3 2,0000 0,0437 0,0349 0,0383 0,0390 4 3,0000 0,0607 0,0589 0,0586 0,0593 5 4,0000 0,1508 0,1456 0,1467 0,1476 6 5,0000 0,2746 0,2793 0,2669 0,2737

4.1.3.3.2 Data Penentuan Waktu Pengadukan Optimum

y = 0.3603x + 0.0080 r = 0.9992 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 A b so rb a n si R a ta -R a ta A Konsentrasi Larutan Seri Standar Zn 2 + Universitas Sumatera Utara Penentuan waktu pengadukan optimum pada penelitian ini dilakukan mulai dari waktu 30 menit sampai 90 menit, dimana konsentrasi larutan yang digunakan adalah 2 ppm konsentrasi optimum. Data penentuan waktu pengadukan optimum dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut:

4.6 Data Penentuan Waktu Pengadukan Optimum Adsorpsi pada 3 kali Pengukuran

No Waktu Pengadukan Konsentrasi Akhir ppm menit X X 1 X 2 �̅ 3 1 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 2 30 0,1724 0,01712 0,01726 0,01721 3 45 0,0184 0,0187 0,0192 0,0188 4 60 0,0443 0,0475 0,0480 0,0465 5 75 0,0607 0,0617 0,0592 0,0604 6 90 0,0835 0,0847 0,0854 0,0845 4.1.3.4 Persentase Penurunan Kadar IonZinkum Zn 2+ Standar Penentuan Persen Adsorpsi Dalam Larutan Persentase penurunan kadar ion Zn 2+ Dari data hasilpengukuran yang terdapat pada Tabel 4.5 dan Tabel 4.6, maka penentuan persen adsorpsi pada berbagai perlakuan dapat ditentukan sebagai berikut: dalam larutan standar setelah diadsorpsi dapat ditentukan menggunakan persamaan berikut: �������� = ����������� ���� − ����������� ��ℎ�� ����������� ���� × 100 1. Pada penentuan konsentrasi optimum 2 ppm dengan kondisi waktu pengadukan selama 30 menit �������� = 2,0000 − 0,0390 2,0000 × 100 = 98,05 Data persen adsorpsi pada penentuan konsentrasi optimum secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2A. 2. Pada penentuan waktu pengadukan optimum waktu 45 menit dengan konsentrasi larutan 2 ppm: Universitas Sumatera Utara �������� = 2,0000 − 0,0188 2,0000 × 100 = 99,06 Data persen adsorpsi pada penentuan waktu pengadukan optimum secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 2B.

4.1.4. Pengukuran Ion Argentum Ag

+ Kondisi alat spektrofotometer Serapan Atom SSA pada pengukuran Ion Perak Ag + dapat dilihat pada tabel 4.9 dan data absorbansi larutan standar Ion Perak Ag + dapat dilihat pada tabel 4.10 Tabel 4.7 Kondisi Alat SSA Merek Hitachi Z-2000 pada pengukuran konsentrasi Ion Argentum Ag + No Parameter Ion Perak Ag + 1 Panjang Gelombang nm 328,1 nm 2 Tipe Nyala Udara-C 2 H 2 3 Kecepatan Aliran Gas Pembakar Lmin 2,0 4 Kecepatan Aliran Udara Lmin 15,0 5 Lebar Celah nm 1,3 6 Ketinggian Tungku mm 7,5 Tabel 4.8 Data Absorbansi Larutan Standar Ion Argentum Ag + Konsentrasi mgL Absorbansi Rata-Rata A 0,0000 0,0000 0,5000 0,0849 1,0000 0,1562 1,5000 0,2404 2,0000 0,3031 2,5000 0,4017

4.1.5 Pengolahan Data Ion ArgentumAg

+

4.1.5.1 Penurunan Persamaan Garis Regresi dengan Metode Least Square

Hasil pengukuran absorbansi larutan seri standar Ion Argentum Ag + pada Tabel 4.10 diplotkan terhadap konsentrasinya sehingga diperoleh kurva kalibrasi berupa garis linear. Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi ini dapat diturunkan dengan metode Least Square dan dapat dilihat pada Tabel 4.11berikut: Tabel 4.9 Penurunan Persamaan Garis Regresi untuk Penentuan Konsentrasi Ion Argentum Ag + Berdasarkan Pengukuran Absorbansi Larutan Seri Standar Ion Argentum Ag + Universitas Sumatera Utara No Xi Yi Xi-X Yi-Y Xi-X 2 Yi-Y 2 Xi-XYi-Y 1 0,0000 0,0000 -1,2500 -0,1977 0,2471 1,5625 0,0391 2 0,5000 0,0849 -0,7500 -0,1128 0,0846 0,5625 0,0127 3 1,0000 0,1562 -0,2500 -0,0415 0,0104 0,0625 0,0017 4 1,5000 0,2404 0,2500 0,0427 0,0107 0,0625 0,0018 5 2,0000 0,3031 0,7500 0,1054 0,0790 0,5625 0,0111 6 2,5000 0,4017 1,2500 0,2040 0,2550 1,5625 0,0416 Σ 7,5000 1,1863 0,0000 0,0001 0,6868 4,3750 0,1080 Keterangan : X = Data konsentrasi larutan seri standar Y = Data absorbansi yang ditentukan menggunakan alat spektrofotometer serapan atom. Nilai X dan Y dari data di atas dapat ditentukan dengan persamaan : � = ∑ �� � = 7,5000 6 = 1,25 � = ∑ �� � = 1,1863 6 = 0,1977 Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan: � = �� + � Dimana: � = ��������� b = slope Selanjutnya harga slope dapat ditentukan dengan menggunakan metode Least Square sebagai berikut : � = ∑�� − ��� − � ∑�� − � 2 � = 0,6868 4,3750 � = 0,1570 Sehingga diperoleh harga slope � = 0,1570 Harga intersept � diperoleh melalui substitusi � ke persamaan berikut : � = �� + � � = � − �� � = 0,1977 − 0,15701,25 Universitas Sumatera Utara b = 0,1977 - 0,1962 � = 0,0015 Sehingga diperoleh harga intersept b = 0,0015 Maka persamaan garis regresi yang diperoleh adalah : � = 0,1570� + 0,0015

4.1.5.2 Penentuan Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: � = ∑�� − ��� − � �∑�� − � 2 ∑�� − � 2 � = 0,6868 �4,37500,108 � = 0,6868 0,6874 = 0,9991 Sehingga diperoleh harga dari koefisien korelasi � = 0,9991 Gambar 4.2. Kurva kalibrasi larutan standar IonArgentumAg +

4.1.5.3 Adsorpsi Ion Argentum Ag

+

4.1.5.3.1 Data Penentuan Konsentrasi Optimum Menggunakan Kalsium Oksida CaO

dari Serbuk Cangkang Keong Mas y = 0.157x + 0.0015 r = 0.9991 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,45 0,5 1 1,5 2 2,5 3 A b so rb a n si R a ta -R a ta A Konsentrasi Larutan Standar Ag+ Universitas Sumatera Utara Penentuan konsentrasi optimum pada penelitian ini dilakukan mulai dari konsentrasi 1 ppm sampai konsentrasi 5 ppm. Data penentuan konsentrasi optimum dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:

4.10 Data Penentuan Konsentrasi Optimum Adsorpsi pada 3 kali Pengukuran

No Konsentrasi Awal Konsentrasi Akhir ppm ppm X X 1 X 2 �̅ 3 1 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 2 1,0000 0,0410 0,0403 0,0422 0,0412 3 2,0000 0,0210 0,0214 0,0219 0,0214 4 3,0000 0,0090 0,0116 0,0129 0,0110 5 4,0000 0,0685 0,0693 0,0702 0,0693 6 5,0000 0,1278 0,1283 0,1289 0,1283 4.1.5.3.2 Data Penentuan Waktu Pengadukan Optimum Penentuan waktu pengadukan optimum pada penelitian ini dilakukan mulai dari waktu 30 menit sampai 90 menit, dimana konsentrasi larutan yang digunakan adalah 2 ppm konsentrasi optimum. Data penentuan waktu pengadukan optimum dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut:

4.11 Data Penentuan Waktu Pengadukan Optimum Adsorpsi pada 3 kali Pengukuran

Dokumen yang terkait

Studi Pemanfaatan Kalsium Oksida (CaO) dari Serbuk Cangkang Keong Mas (Pomacea Canaliculata L.) Sebagai Adsorben Terhadap Ion Kadmium (Cd2+)

11 116 61

Studi Pemanfaatan Kalsium Oksida (CaO) dari Serbuk Cangkang Keong Mas (Pomacea Canaliculata L.) Sebagai Adsorben Terhadap Ion Kadmium (Cd2+)

0 0 13

Studi Pemanfaatan Kalsium Oksida (CaO) dari Serbuk Cangkang Keong Mas (Pomacea Canaliculata L.) Sebagai Adsorben Terhadap Ion Kadmium (Cd2+)

0 0 2

Studi Pemanfaatan Kalsium Oksida (CaO) dari Serbuk Cangkang Keong Mas (Pomacea Canaliculata L.) Sebagai Adsorben Terhadap Ion Kadmium (Cd2+)

0 0 5

Studi Pemanfaatan Kalsium Oksida (CaO) dari Serbuk Cangkang Keong Mas (Pomacea Canaliculata l.) Sebagai Adsorben Terhadap Ion Zinkum (Zn2+) dan Ion Argentum (Ag+)

0 0 13

Studi Pemanfaatan Kalsium Oksida (CaO) dari Serbuk Cangkang Keong Mas (Pomacea Canaliculata l.) Sebagai Adsorben Terhadap Ion Zinkum (Zn2+) dan Ion Argentum (Ag+)

0 0 2

Studi Pemanfaatan Kalsium Oksida (CaO) dari Serbuk Cangkang Keong Mas (Pomacea Canaliculata l.) Sebagai Adsorben Terhadap Ion Zinkum (Zn2+) dan Ion Argentum (Ag+)

0 1 4

Studi Pemanfaatan Kalsium Oksida (CaO) dari Serbuk Cangkang Keong Mas (Pomacea Canaliculata l.) Sebagai Adsorben Terhadap Ion Zinkum (Zn2+) dan Ion Argentum (Ag+)

0 0 8

Studi Pemanfaatan Kalsium Oksida (CaO) dari Serbuk Cangkang Keong Mas (Pomacea Canaliculata l.) Sebagai Adsorben Terhadap Ion Zinkum (Zn2+) dan Ion Argentum (Ag+)

0 0 2

Studi Pemanfaatan Kalsium Oksida (CaO) dari Serbuk Cangkang Keong Mas (Pomacea Canaliculata l.) Sebagai Adsorben Terhadap Ion Zinkum (Zn2+) dan Ion Argentum (Ag+)

0 0 5