Peneliti yang dilakukan oleh Murniwati 2008 dengan judul Ropingi, jurnal Soca, Vol. 6 No. 1 Edisi Februari 2006. ”Aplikasi

G. Kerangka Pemikiran

Pembangunan daerah yang dilakukan dalam pembangunan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan suatu daerah harus didasari oleh kebijakan-kebijakan pembangunan yang tepat dari pemerintah daerah. Dalam menentukan kebijakannya, pemerintah harus mengetahui kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki oleh daerahnya. Pemerintah daerah harus mengetahui peran dan potensi sektor sub sektor perekonomian yang merupakan basis ekonomi serta dapat dikembangkan untuk menompang perekonomian daerah. Sehingga untuk dapat membangun daerah dengan baik, pemerintah Kabupaten Boyolali perlu mengetahui sektorsub sektor perekonomian apa saja yang menjadi sektor basis baik untuk masa sekarang maupun masa yang akan datang. Dengan bagian sektorsub sektor tersebut akan memberikan kontribusi yang beser bagi kesejahteraan masyarakat. Untuk mengetahui peran sektorsub sektor perekonomian di Kabupaten Boyolali yang menjadi basis ekonomi digunakan digunakan teori ekonomi basis. Dalam teori ekonomi basis ini, kegiatan teori ekonomi suatu daerah dibagi menjadi dua yaitu sektor basis dan sektor non basis. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah suatu sektorsub sektor perekonomian terutama sub sektor pertanian termasuk sektor basis atau non basis adalah dengan menggunakan metode Tipologi Klassen, Location Quaotient LQ, dimana metode LQ ini merupakan perbandingan pangsa relatif pendapatan sektor i Kabupaten Boyolali terhadap pendapatan total Kabupaten Boyolali dengan pangsa relatif pendapatan sektor i di Propinsi Jawa Tengah terhadap pendapatan total Propinsi Jawa Tengah. Apabila nilai LQ ≥ 1, maka sektorsub sektor tersebut merupakan sektor basis. Sedangkan apabila nilai LQ 1, maka sektorsub sektor tersebut merupakan sektor non basis. Metode LQ mempunyai kelemahan yaitu analisisnya yang bersifat statis sehingga tidak dapat kemungkinan perubahan-perubahan yang terjadi untuk waktu yang akan datang. Karena sektor basis pada saat ini belum tentu akan menjadi sektor basis pada masa yang akan datang. Dalam rangka mengatasi kelemahan metode LQ tersebut sehingga dapat diketahui perubahan sektoral digunakan metode Dinamic Location Quotient DLQ, yaitu dengan mengintroduksikan laju pertumbuhan dengan asumsi bahwa setiap nilai tambah sektoral ataupun PDRB mempunyai rata-rata laju pertumbuhan per tahun sendiri-sendiri selama kurun waktu tahun awal dan tahun berjarak. Kemudian untuk mengetahui perubahan posisi sektor-sektor perekonomian terutama sektor pertanian dapat digunakan analisis gabungan LQ dan DLQ tersebut. Secara sekematis kerangka teori pendapatan, masalah ini dapat di gambarkan sebagai berikut.