Subejo 2007 mengungkapkan bahwa sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, otoritas penyuluhan pertanian juga telah didelegasikan
dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah tingkat kabupaten. Terkait dengan hal tersebut, Saragih 2005 dalam Subejo 2007
berpendapat bahwa dengan adanya otonomi daerah, telah diberikan kebebasan kepada regional agricultural services untuk mengambil inisiatif
dalam mendesain kebijakan spesifik lokal, sementara itu pemerintah pusat melalui Menteri Pertanian bertanggungjawab hanya pada penyusunan dan
manajemen strategi, kebijakan nasional dan standar-standar. Dengan dukungan anggaran yang besar, pemerintah lokal memiliki lebih banyak
sumber daya serta kebebasan yang lebih besar untuk mengembangkan kebijakan spesifik lokal dan teknologi lokal melalui kajianpenelitian di
lembaga penelitian lokalnya. Dengan otonomi daerah ini, tanggung jawab pembangunan pertanian dalam kendali kepala daerah bukan lagi
pegawaidinas pertanian. Penyuluhan, di era otonomi daerah ini, hampir selalu dipandang
sebagai sektor pengeluaran anggaran dan tidak dapat menyumbangkan angka PAD. Namun anggapan itu salah besar jika pihak yang berwenang
berkenan memandang penyuluhan sebagai investasi pendidikan non- formal kepada masyarakat pedesaan dalam hal ini para petani,
sebagaimana pernyataan ilmiah para pakar penyuluhan nasional maupun internasional : bahwa penyuluhan mempunyai peranan yang sangat
penting dalam pembangunan pertanian, antara lain: a melaksanakan pendidikan pertanian di tingkat petani, b menyediakan informasi publik
untuk menjamin ketahanan pangan dan peningkatan produksi pertanian, dan c secara umum berkontribusi meningkatkan kualitas hidup dan
kesejahteraan petani Tanjung, 2008.
B. Kerangka Berpikir
Pembangunan pertanian telah menunjukkan kontribusi yang sukar terbantahkan dalam pembangunan nasional Indonesia. Salah satu pendekatan
pembangunan dilakukan dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia
pelaku utama pembangunan pertanian yaitu petani, pekebun, peternak, beserta keluarga intinya. Peningkatan kualitas sumber daya manusia
tersebut diupayakan melalui penyuluhan pertanian. Penyuluhan pertanian merupakan suatu sistem pemberdayaan terhadap
para pelaku utama dan pelaku usaha untuk mengubah perilaku petani ke arah perbaikan cara berusahatani untuk mewujudkan peningkatan produktivitas,
pendapatan, dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Pengalaman pada pembangunan
pertanian di Indonesia telah memberikan pelajaran berharga bahwa penyuluhan bukan hanya sekedar faktor pelancar tetapi merupakan pemegang
kunci keberhasilan pembangunan pertanian. Bagian-bagian dari sistem penyuluhan pertanian yaitu meliputi sasaran penyuluhan, kebijakan dan
strategi, kelembagaan, tenaga penyuluh, penyelenggaraan, sarana dan prasarana, pembiayaan, serta pembinaan dan pengawasan. Sedangkan
komponen-komponen yang merupakan bagian dari penyelenggaraan penyuluhan pertanian yaitu meliputi programa penyuluhan, mekanisme kerja
dan metode, materi penyuluhan, peran serta dan kerjasama. Bergulirnya otonomi daerah dengan diberlakukannya UU No.22 Tahun
1999 telah berdampak pada desentralisasi yang memberi kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggungjawab kepada daerah, termasuk penyelenggaraan
penyuluhan pertanian. Dengan kewenangan yang luas tersebut diharapkan agar daerah dapat mandiri dan mengembangkan kemampuan prakarsanya
untuk mengelola sumber daya yang ada bagi kesejahteraan masyarakat dan membuka tantangan besar bagi daerah untuk melibatkan peran serta
masyarakat dalam memajukan daerah. Untuk itu, penyelenggaraan penyuluhan pertanian merupakan suatu kebutuhan yang mendesak yang harus
dipenuhi mengingat pentingnya peranan penyuluhan pertanian sebagai upaya pemberdayaan masyarakat.
Penyelenggaraan penyuluhan pertanian merupakan sebuah sistem yang terdiri dari input, proses dan output. Pengkajian dalam konteks input dimulai
dengan mempelajari kebijakan dan bagian-bagian dari sistem penyuluhan
pertanian, selanjutnya ditelusuri proses penyelenggaraan serta dampak yang terjadi. Penyelenggaraan penyuluhan pertanian adalah suatu rangkaian
kegiatan yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan monitoring evaluasi untuk mencapai tujuan penyuluhan pertanian. Secara
sistematis, kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir Studi Penyelenggaraan Penyuluhan
Pertanian di Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo
C. Dimensi Penelitian