3. Content Analysis
Untuk memanfaatkan dokumen yang padat isi biasanya dilakukan dengan teknik tertentu. Teknik yang paling umum digunakan adalah content
analysis atau dinamakan “kajian isi”. Weber dalam Moleong 2001 menyatakan bahwa kajian isi merupakan metodologi penelitian yang
memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan yang sahih dari sebuah buku atau dokumen. Sutopo 2002 mengemukakan
bahwa content analysis merupakan kegiatan mencatat isi penting yang tersurat dari dokumen dan arsip kemudian dapat memaknai isi yang
tersirat didalamnya. Oleh karena itu dalam menghadapi beragam arsip atau dokumen tertulis sebagai sumber data, peneliti harus bisa bersikap kritis
dan teliti. Instrumen yang digunakan dalam teknik ini yaitu Kabupaten Purworejo Dalam Angka, Kecamatan Ngombol Dalam Angka dan arsip
atau dokumen yang ada pada Balai Penyuluhan Kecamatan BPK Ngombol yang berupa programa penyuluhan, daftar kelompok tani dan
gapoktan di BPK Ngombol, Surat Tugas dan Petunjuk Teknis BPPKP Kabupaten Purworejo, serta Keputusan Kepala Dinas Pertanian dan
Kehutanan Kabupaten Purworejo Tentang Penetapan Kelompok Tani Penerima BLBU Padi dan Kedelai Tahun Anggaran 2009.
F. Validitas Data
Data yang telah digali, dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan penelitian, harus diusahakan kemantapan dan kebenarannya. Oleh karena itu,
peneliti harus memilih dan menentukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data. Cara-cara tersebut antara lain berupa teknik
trianggulasi dan reviu informan. Trianggulasi merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomenologi yang bersifat multiperspektif, artinya untuk menarik
simpulan yang mantap diperlukan tidak hanya satu cara pandang Sutopo, 2002. Ada empat macam trianggulasi yang dikemukakan Patton 1984 dalam
Sutopo 2002, yaitu 1 trianggulasi data data triangulation, 2 trianggulasi peneliti
investigator triangulation,
3 trianggulasi
metodologis
methodological triangulation, dan 4 trianggulasi teoritis theoretical triangulation.
Dalam penelitian ini, digunakan trianggulasi data dan trianggulasi metode. Trianggulasi data yaitu di dalam mengumpulkan data, peneliti wajib
menggunakan data yang tersedia. Artinya, data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya bila digali dari beberapa sumber data yang
berbeda. Adapun bagan triangulasi data dapat dilihat pada gambar berikut : informan 1
data wawancara informan 2
informan 3 Gambar 2. Bagan Triangulasi Data
Sedangkan trianggulasi metode dilakukan dengan mengumpulkan data yang sejenis tetapi menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang
berbeda. Di sini yang ditekankan adalah penggunaan metode pengumpulan data yang berbeda dan bahkan lebih jelas untuk diusahakan mengarah pada
sumber data yang sama untuk menguji kemantapan informasinya. Adapun bagan triangulasi metode dapat dilihat pada gambar berikut :
content analysis
data wawancara sumber data
observasi Gambar 3. Bagan Triangulasi Metode
Pengembangan validitas jugadilakukan dengan cara melakukan reviu informan. Pada waktu peneliti sudah mendapatkan data yang cukup lengkap
dan berusaha menyusun sajian datanya walaupun mungkin masih belum utuh
dan menyeluruh, maka unit-unit laporan yang telah disusunnya perlu dikomunikasikan dengan informannya, khususnya yang dipandang sebagai
informan pokok key informan. Hal ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah laporan yang ditulis tersebut merupakan pernyataan atau deskripsi
sajian yang bisa disetujui mereka.
G. Analisis Data