Kepribadian Tokoh Utama Berdasarkan Ketidaksadaran a.

Semua penjelasan di atas kepribadian Tevano berdasarkan sikap jiwa yang dominan adalah tipe ekstrovert terbuka. Hal tersebut didukung oleh sifat-sifat Tevano yaitu senang membantu orang lain dan mudah beradaptasi dengan orang lain.

4.1.1 Kepribadian Tokoh Utama Berdasarkan Ketidaksadaran a.

Ketidaksadaran Pribadi Fungsi yang menjadi fungsi pasangan dari fungsi yang superior merupakan fungsi yang tidak berkembang inferior. Fungsi yang menjadi fungsi inferior dari kepribadian Tevano yaitu fungsi pemikir. Fungsi ini berada dalam alam ketidaksadaran dan sangat mempengaruhi kepribadian Tevano. Fungsi pemikir ada dalam diri Tevano dapat dilihat dari sifat-sifat Tevano. Sifat-sifat Tevano tersebut terlihat dalam penjelasan di bawah ini. 1. Rasa Ingin Tahu Menurut tipe kepribadian ketidaksadaran pribadi, Tevano merupakan seorang yang mempunyai rasa ingin tahu yang sangat besar. Ia selalu menebak-nebak segala kemungkinan dan jawaban tentang pertanyaan-pertanyaan yang menggangunya. Ketika dia menghadapi Lestari yang selalu menunjukkan sikap tidak suka atas kehadirannya di SD Mini Penggerak. Tevano selalu berpikir dan menebak mengapa sikap Lestari begitu terhadap dirinya. Vano berpikir bagaimana dia bisa tenang mengajar jika rekan kerjanya tidak suka dengannya. Sehingga ia ingin tahu alasan mengapa demikian sikap Lestari terhadapnya. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut ini: Ada rasa yang menganjal di hati Vano. Tentang Lestari. Bagaimana ia bisa tenang mengajar nanti jika rekannya tidak suka dengannya. Vano memilih diam selama perjalanan di atas jembatan kayu. Hatinya bergemuruh. Ingin kembali, menanyakan alasan mengapa Lestari bersikap seperti itu. MI: 85 Kutipan di atas menunjukkan betapa ingin tahunya Tevano mengapa Lestari bersikap tidak suka dan dingin terhadap dirinya. Rasa ingin tahu Tevano juga ditunjukkannya ketika Apai Sahat sangat mengkwatirkannya jika sesuatu terjadi sama dirinya. Dia juga penasaran mengapa Apai Sahat sangat baik kepadanya. Apai Sahat selalu hadir dan membantu ketika Tevano berada dalam masalah dan susah. Ia juga penasaran tentang tatapan Apai Sahat yang penuh kasih sayang yang ia lihat pada saat mereka saling bertatapan. Tevano merasa “aneh” atas sikap Apai Sahat yang memperlakukannya bagaikan anak sendiri. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikurt: Ada yang mengganjal di hati Tevano tentang mengapa Apai Sahat sangat mengkhatirkannya. Padahal bukanlah siapa-siapa. Terus, tentang kebaikan Apai Sahat selama ini. Tentang tatapan penuh kasih sayang yang ia lihat kemarin. Ini sedikit ’aneh’. Vano menghela napas. ”Apai,” Vano berkata pelan. ”Kalo boleh Topan tahu, kenapa Apai baik sekali sama Topan? Bahkan Topan sudah Apai anggap seperti anak sendiri.” Vano terpaksa bertanya hal itu. Ia sangat ingin tahu alasan Apai Sahat. MI:127 Kutipan di atas dapat dilihat betapa besar rasa ingin tahu Tevano. Tevano sangat ingin tahu alasan Apai Sahat sangat baik pada dirinya. Akhirnya Tevano menanyakan hal yang mengganjal hatinya tersebut terhadap Apai Sahat. Sifat rasa ingin tahu Tevano juga dapat dilihat ketika dia melihat keadaan Lestari tidak seperti biasanya. Lestari datang ke sekolah terlambat dan wajahnya kusut dan pucat. Lestari pada hari tersebut tampak murung dan tidak semangat. Tevano juga melihat Lestari menangis ketika jam istirahat sekolah. Tevano penasaran apa yang terjadi dengan Lestari. Dia ingin tahu mengapa Lestari demikian. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut ini: ”Kamu tidak apa-apa, Tari? Sepertinya wajahmu kusut.” Kata Vano memperhatikan wajah Les tari… ”Kamu tidak apa-apa? Sepertinya kamu sedang menangis,” kata Vano saaat tiba di depan Lestari. ”Sudah kubilang kan tadi, aku tidak apa-apa.” Lestari berkata jutek… ”Jika kamu tidak apa-apa, wajahmu tak sepucat ini dan kamu akan ceria seperti biasa. Ce ritalah denganku. Kamu bisa mempercayaiku.” Lestari menyunggingkan senyum. Senyuman yang sama seperti tadi pagi, dipaksa. ”Tuh, aku ceria.” ”Itu terpaksa. Jelas sangat terlihat kalau senyum itu terpaksa. Ayolah, cerita denganku. Apa pun masalahmu, akau aka n mendengarkannya.” MI:234 Kutipan di atas dapat dilihat bahwa Tevano ingin tahu mengapa Lestari tampak murung dan tidak semangat. Tevano menanyakan Lestari mengapa demikian, dan dia meminta Lestari cerita kepadanya sehingga dia dapat mengetahui masalah yang dialami oleh Lestari. 2. Tidak sabar Selain rasa ingin tahu, Tevano juga memiliki sifat yang tidak sabar. Tevano terkadang tidak sabar dalam menghadapi sesuatu, ia terkadang lepas kendali, tidak berpikir panjang dalam menghadapi keadaan yang dianggapnya sangat tiba-tiba. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut ini: ”Lihat, tikar di kamar Lestari berantakan. Pasti saat diculik, Lestari meronta- ronta.” ”Di mana tempat tinggal pria itu?” Tanya Vano tak sabaran. Bapak Lestari diam. ”Ayo Apai, katakan. Kita harus mengejarnya,” Vano memaksa. MI:269 Kutipan di atas menunjukkan Vano tidak sabar untuk mengetahui dimana tempat tinggal pria yang telah menculik Lestari. Dia tidak sabar untuk menjumpai pria tersebut dan membawa kembali Lestari. Vano memaksa bapak Lestari untuk memberitahukan keberadaan pria tersebut. Dia tidak sabar untuk mengejar pria yang telah menculik Lestari.. Sifat tidak sabar Tevano juga ditunjukkanya ketika dia telah sampai di desa Meliau. Tevano tidak sabar lagi bisa mengajar anak-anak di SD Mini Penggerak. Dia tidak sabar lagi menatap, mengajar dengan ramah, dan melucu kepada anak-anak tersebut. Seperti yang tergambar dalam kutipan berikut ini: Vano kemudian memasukkan buku tersebut dalam tas, menyusun buku-buku bacaan yang ia bawa jauh-jauh dari Kudus, yang sudah terlebih dahulu mendiami tasnya. ”Tak sabar rasanya menatap mereka, mengajar dengan ramah, perhatian, dan lucu. MI:93 Kutipan di atas menunjukkan Vano tidak sabar untuk segera dapat mengajari anak-anak di SD Mini Penggerak. Dia sudah mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan dalam mengajar. Buku-buku pelajaran yang dibawanya dari kotanya Kudus dipersiapkannya untuk kebutuhan mengajar nantinya. 3. Gugup Tevano juga memiliki sifat gugup dalam menghadapi sesuatu permasalahan. Sifat gugup tersebut tidak ia sadari keluar dari dirinya. Hal tersebut dapat dilihat dalam kutipan berikut ini: Detak jantungnya berdetak semakin cepat. Ia gelisah. Gugup. Peluh menetes dari keningnya lagi. Ia kegerahan. Padahal cuaca pagi ini tidak terlalu terik. ”S-s- sampai m-mana pelajarannya, a-anak- anak?” sapa Vano tergagap, memecah ketegangan. MI: 98 Kutipan di atas dapat dilihat sifat gugup yang dimiliki Tevano. Tevano sangat gugup pada saat pertama kali dia mengajar di SD Meliau. Tevano gugup menghadapi anak-anak yang dihadapannya, dia tidak tahu apa yang akan diajarkannya pertama kali terhadap anak-anak tersebut. Dia sangat gelisah dan jantungnya berdetak cepat, sehingga keringat menetes dari keningnya. Sifat gugup Tevano juga dapat dilihat ketika dia sedang mendayung perahu bersama Apai Sahat menuju sekolah. Seperti yang terdapat dalam kutipan berikut ini: ”Bagaimana ini?” Vano terlihat gugup. Keringat dingin bercucuran dari kening. ”Tinggal pinggirkan saja, kan?” jawab Apai Sahat enteng. ”Sulit, Apai. Apalagi tempatnya sudah penuh begitu.” ”Dicoba saja. Tidak ada yang sulit jika belum mencoba.” Apai Sahat tersenyum. Vano semakin bingung. Tidak ada cara lain. Ia tetap menjadi pengendali sekarang. Mau tidak mau dia harus menepikan perahu. MI:173 Kutipan di ataas dapat dilihat bahwa Tevano sangat gugup ketika Apai Sahat menyuruhnya menepikan perahu tersebut. Tevano merasa kesulitan karena, beberapa perahu anak-anak sudah terparkir rapi di dermaga. Tevano takut jika dia akan menabrak perahu yang sudah diparkirkan dengan rapi. Tetapi Apai Sahat tetap menyuruhnya mengendalikan perahu tersebut dengan fokus, tenang, dan percaya diri sehingga berhasil menepikan perahu dengan tepat. 4. Manja Tevano juga memiliki sifat manja. Sifat tersebut tidak ia sadari keluar dari dirinya. Tevano memiliki sifat manja karena, ia sudah terbiasa dengan hidup berkecukupan sejak kecil. Sifat manja Vano dapat dilihat dalam kutipan berikut ini: Persediaan uang Vano tidak banyak. Jika malam ini harus menginap, ia butuh biaya yang tidak sedikit. Vano memutuskan untuk meminjam uang Hakim…. ”Iya-iya. Makasih ceramahnya. Tapi, akau lagi tidak butuh ceramah. Cuma butuh uang tambahan aja tuh. Gimana?” ”Sialan. Dasar anak Mami. Baru segini aja sudah meraung- raung minta uang. Bagiamana nanti?” ”Itu beda lagi. Ini kan belum sampe lokasi yang sebenarnya.” ”Ya udah, ya udah. SMS-in nomor rekeningmu.” MI:51 Kutipan di atas dapat dilihat sifat manja yang dimiliki Tevano. Suatu saat persediaan uangnya tidak banyak lagi, dan ia harus menginap karena jadwal penerbangan malam itu tidak ada. Maka ia memutuskan untuk meminjam uang temannya Hakim. Tetapi Hakim menganggap Vano anak “Mami” manja karena baru menghadapi masalah seperti itu langsung minta tolong minjam uang. Hakim menasehati Vano untuk bisa menghadapi semua masalah dan tidak manja lagi walaupun akhirnya ia bersedia membantu Tevano. Sifat manja Tevano juga keluar saat dia sedang naik perahu bersama Apai Sahat menuju sekolah. Apai Sahat menyuruh Tevano untuk mendayung perahu tersebut. Seperti yang terdapat dalam kutipan berikut ini: Perahu masih melaju memecah air sungai yang hening. Terlihat beberapa ikan tengah berenang di permukaan. Lama-kelamaan, Vano mulai terbiasa dengan dayungnya. Jantung Vano berdetak agak normal. ”Ternyata berat juga, ya.” Komentar Vano bersama cipratan air dari dayungnya. ”Lama-lama akan terbiasa. Begini kan bisa sekalian olahraga.” ”Tapi sulit, harus bisa seimbang perahunya. Tangan terasa pegal.” Sifat manja Tevano keluar. MI:79 Kutipan di atas dapat dilihat sifat manja yang dimiliki Tevano. Dari percakapannya dengan Apai Sahat terlihat sifat manja yang dimilikinya. Tevano berkomentar bahwa mendayung perahu tersebut berat, sulit, dan harus bisa menyeimbangkan posisi perahu tersebut. Tevano mengatakan hal tersebut karena selama ini ia tidak pernah melakukan pekerjaan seperti itu. Dia sudah terbiasa hidup dengan berkecukupan dari orang tuanya. Dia tidak pernah melakukan pekerjaan berat seperti itu, sehingga sifat manja tersebut keluar tanpa ia sadari. Seluruh penjelasan di atas dapat disimpulkan kepribadian Tevano berdasarkan ketidaksadaran pribadi adalah fungsi pemikir. Fungsi pemikir ada dalam diri Tevano tampak melalui sifat-sifatnya rasa ingin tahu, tidak sabar, gugup, dan manja. Sifat ini yang tidak disadarinya keluar dari dirinya.

b. Ketidaksadaran Kolektif