Ketidaksadaran Kolektif Kepribadian Tokoh Utama dalam Novel Mendayung Impian Karya Reyhan M. Abdurohman: Analisis Psikologi Sastra

minjam uang. Hakim menasehati Vano untuk bisa menghadapi semua masalah dan tidak manja lagi walaupun akhirnya ia bersedia membantu Tevano. Sifat manja Tevano juga keluar saat dia sedang naik perahu bersama Apai Sahat menuju sekolah. Apai Sahat menyuruh Tevano untuk mendayung perahu tersebut. Seperti yang terdapat dalam kutipan berikut ini: Perahu masih melaju memecah air sungai yang hening. Terlihat beberapa ikan tengah berenang di permukaan. Lama-kelamaan, Vano mulai terbiasa dengan dayungnya. Jantung Vano berdetak agak normal. ”Ternyata berat juga, ya.” Komentar Vano bersama cipratan air dari dayungnya. ”Lama-lama akan terbiasa. Begini kan bisa sekalian olahraga.” ”Tapi sulit, harus bisa seimbang perahunya. Tangan terasa pegal.” Sifat manja Tevano keluar. MI:79 Kutipan di atas dapat dilihat sifat manja yang dimiliki Tevano. Dari percakapannya dengan Apai Sahat terlihat sifat manja yang dimilikinya. Tevano berkomentar bahwa mendayung perahu tersebut berat, sulit, dan harus bisa menyeimbangkan posisi perahu tersebut. Tevano mengatakan hal tersebut karena selama ini ia tidak pernah melakukan pekerjaan seperti itu. Dia sudah terbiasa hidup dengan berkecukupan dari orang tuanya. Dia tidak pernah melakukan pekerjaan berat seperti itu, sehingga sifat manja tersebut keluar tanpa ia sadari. Seluruh penjelasan di atas dapat disimpulkan kepribadian Tevano berdasarkan ketidaksadaran pribadi adalah fungsi pemikir. Fungsi pemikir ada dalam diri Tevano tampak melalui sifat-sifatnya rasa ingin tahu, tidak sabar, gugup, dan manja. Sifat ini yang tidak disadarinya keluar dari dirinya.

b. Ketidaksadaran Kolektif

Ketidaksadaran kolektif yang terdapat dalam diri Tevano merupakan fungsi pembantu yaitu fungsi intuitif. Fungsi ini muncul secara alamiah dalam perilaku manusia. Fungsi intiutif yang muncul dalam diri Tevano adalah yang selalu berbicara pada perasaannya sendiri ketika menghadapi situasi atau kondisi apapun. Dia selalu bertanya pada hatinya ketika berhadapan pada keadaan yang membuat berani mengambil keputusan yang baik. Kepribadian Tevano yang intuitif dapat dilihat dari sifat-sifat Tevano yaitu optimis dan bijaksana. 1. Optimis Tevano merupakan orang yang optimis. Sifat optimis yang dimiliki Tevano, ia tunjukkan kepada Lestari dan Inai Atin bahwa murid-muridnyaakan mengikuti perlombaan baca puisi dan akan meraih piala. Dapat dilihat dalam kutipan berikut ini: ”Ini kesempatan bagus. Anak-anak pasti menyetujuinya. Saatnya sekolah ini mengepakkan sayap. Anak- anak bisa tahu dunia luar sana juga. Saya sangat setuju”. Vano sangat bersemangat. Ada kobaran api di matanya. ”Kok tahu anak-anak pasti setuju?” sambar Lestari. ”Tahun-tahun yang lalu kalau ada lomba pasti tidak ada yang mau ikut…… ”Dan ini saatnya anak-anak untuk bangkit. Kita tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini.” Vano semakin bersemangat. Api sudah membakar semangatnya. MI: 138 Kutipan di atas dapat dilihat sifat optimis yang dimiliki Tevano. Tevano optimis anak- anak akan mengikuti perlombaan baca puisi antarsekolah. Walaupun selama ini anak-anak tidak pernah mengikuti perlombaan tersebut. Menurut Tevano anak-anak akan setuju untuk mengikuti perlombaan tersebut. Ini merupakan kesempatan yang luar biasa untuk anak-anak untuk dapat mengetahui dunia luar. Tevano tetap optimis walaupun Lestari mengatakan anak- anak tidak ada yang mau ikut, sama halnya seperti tahun-tahun sebelumnya. Hal terebut tidak menyurutkan sifat optimis yang dimiliki Tevano. 2. Bijaksana Tevano juga memiliki sifat bijaksana. Tevano menunjukkan kebijaksannaanya ketika melihat Wulan dan Zali kurang semangat dengan hasil yang mereka terima. Sifat bijaksana Tevano dapat dilihat dalam kutipan berikut ini: ”Maaf, kami tidak berhasil menjadi juara.” Zali bersuara dengan parau. ”Kalian bercanda? Kalian sudah menjadi juara. Kalian berhasil menghadiahkan piala untuk sekolah, untuk teman- teman kalian. Mereka pasti bangga melihatnya.” ”Tapi kami tidak juara satu.” Wulan menimpali. Vano jongkok, dia memegang pundak Wulan dan Zali. ”Kalian itu sudah menjadi pemenang. Yang terpenting adalah, kalian sudah berhasil melakukan itu dengan maksimal”. Vano menghela napas. ”Sudah Apai bilang, kalah menang tak jadi soal.” MI: 216 Kutipan di atas dapat dilihat sifat bijaksana Tevano. Tevano melihat Wulan dan Zali kurang bersemangat setelah mendapatkan piala lomba puisi. Ternyata mereka kurang bersemangat karena tidak berhasil menjadi juara satu. Tevano dengan bijaksana menyemangati mereka, Vano mengatakan walaupun tidak berhasil menjadi juara satu tetapi mereka sudah mempersembahkan piala untuk sekolah dan teman-teman mereka. Vano juga mengatakan yang terpenting mereka sudah melakukannya dengan maksimal dan kalah atau menang tidak menjadi persoalan yang penting berani mengikuti lomba tersebut. Lomba yang selama ini tidak pernah mereka ikuti. Kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa kepribadian Tevano berdasarkan ketidaksadaran kolektif adalah fungsi intuitif. Hal tersebut dapat dilihat dari sifat Tevano yang bijaksana dan selalu optimis.

4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepribadian Tokoh Utama