Kearifan Lokal Kedamaian Sebagai Kearifan Lokal

sekitar 10.000 anjing dibunuh dengan cara yang sadis seperti merebusnya dalam keadaan hidup, atau menjepit leher anjing dan menggantungkannya hingga mati.

3.2.2 Kearifan Lokal Kedamaian

Istilah “kedamaian” berkaitan dengan tiga hal, yaitu kerukunan, keamanan, dan kenyamanan. Masyarakat dan daerah yang nyaman berarti masyarakat dan daerah yang penduduknya hidup dengan harmonis, aman dari kejahatan dan konflik, serta penduduknya dapat tinggal dengan tenang. Atas dasar itu, meskipun istilah kedamaian dengan kata dasar “damai” memiliki banyak makna, kedamaian merupakan keadaan manusia yang hidup rukun, aman dan nyaman. Kata rukun mengisyaratkan kehidupan masyarakat yang hidup berdampingan secara harmonis, kata aman mengisyaratkan tidak ada konflik dan tidak adanya kejahatan kriminal, dan kata nyaman mengisyaratkan hidup tenang dengan tidak adanya masalah-masalah yang mengganggu ketenangan jiwa Sibarani, 2012: 229. Nilai ini juga yang terdapat dalam kepercayaan masyarakat Okinawa terhadap patung shisa. Hal ini dapat dilihat dari pengaruh patung ini membuat tindak kejahatan khususnya pencurian menjadi berkurang di daerah ini. Sebab, Masyarakat Okinawa percaya jika patung ini diletakkan pada suatu bangunan, shisa akan melindungi daerah sekitarnya dari roh-roh jahat dan perbuatan jahat yang ingin menyerang rumah sang pemilik. Sehingga orang yang berniat merampok atau mencuri menjadi takut untuk melakukan aksinya dikarenakan bisa saja secara tiba-tiba shisa yang melindungi rumah tersebut hidup dan menyerangnya. Tentu saja, karna kejahatan jarang terjadi di tempat ini, Okinawa pun menjadi daerah yang aman. Berbagai nilai-nilai kearifan lokal ini dipatuhi dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai ini kemudian membentuk karakter masyarakat Okinawa yang sangat menjaga kesehatan, kelestarian alam, menghargai binatang khususnya anjing, dan enggan melakukan kejahatan seperti mencuri kepada sesama. Karena kearifan lokal yang terdapat dalam patung shisa ini telah memberikan dampak positif bag tatanan kehidupan masyarakat Okinawa, maka kepercayaan ini tetap dipelihara sampai sekarang.

BAB 1V KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah: 1. Patung shisa awalnya datang ke Okinawa melalui Cina. Proses masuknya kepercayaan ini ketika kerajaan ryukyu melakukan hubungan kerjasama dengan cina pada abad ke-14 yang mana saat itu banyak kebudayaan Cina yang masuk dan mengalami akulturasi dengan kebudayaan Okinawa. Patung ini juga mendapat pengaruh dari ajaran Buddha. 2. Sejak dahulu, masyarakat Okinawa percaya bahwa patung shisa memiliki kekuatan supranatural yang dapat melindungi si pemilik dari roh jahat dan perbuatan jahat dan menjaga agar roh-roh baik tetap ada dalam rumah. Hal ini diceritakan dalam cerita mitos dan mitos ini telah diyakini kebenarannya, dan sudah tertanam dalam hati masyarakat Okinawa. 3. Pada zaman dahulu, patung shisa hanya diletakkan di tempat-tempat tertentu seperti di istana kerajaan dan kuil-kuil. Namun karena perubahan zaman, patung ini tidak hanya diletakkan di istana kerajaan dan kuil, tetapi juga pada rumah- rumah warga, tempat umum, bangunan komersial seperti hotel dan toko-toko, bahkan hampir diseluruh wilayah Okinawa. Diyakini, hanya di daerah ini yang hanya diletakkan di semua tempat. Berbeda dengan di daerah lain yang juga