Cerita- Cerita Mitos Okinawa Tentang Patung Shisa

hampir disetiap sudut di daerah ini terdapat patung shisa. Selain itu, shisa juga diwujudkan ke dalam barang cendramata berbagai bentuk dan ukuran seperti gantungan kunci, kalung, dan lain-lain. Dari perubahan-perubahan ini, bisa dilihat bahwa realita di zaman sekarang fungsi patung shisa tidak hanya dijadikan sebagai sebuah kepercayaan atau religius tetapi juga sudah menjadi salah satu tradisi budaya dan ciri khas kebudayaan serta ikon dari daerah Okinawa.

2.2.2 Cerita- Cerita Mitos Okinawa Tentang Patung Shisa

Selain melalui sejarah, awal mula masuknya patung shisa ke Okinawa dan alasan shisa dijadikan sebagai pelindung juga diterangkan dalam cerita-cerita mitos yang disebarkan dari mulut ke mulut. Mitos biasanya menceritakan tentang terjadinya alam semesta, dunia, bentuk khas binatang, bentuk topografi, petualangan para dewa, dan sebagainya. Sedangkan mitologi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia didefinisikan sebagai ilmu tentang sastra yang mengandung konsepsi dan dongeng suci mengenai kehidupan dewa dan mahluk halus dalam suatu kebudayaan. Seperti cerita prosa rakyat di dunia, cerita prosa di Jepang juga mengandung tipe cerita tale type, dan motif cerita tale motif yang universal Danandjaja, 1997: 70. Jepang juga memiliki banyak cerita mitos, baik itu mengenai penciptaan dunia ini, para dewa-dewa, binatang, mahluk ajaib, dan sebagainya. Menurut Danandjaja 1997: 70, istilah bahasa Jepang untuk mite mitos adalah shinwa yang berarti “kisah mengenai para dewa”. Mitos Jepang merupakan gabungan tema-tema pribumi dan yang berasal dari daratan Asia Timur, yang mana tema ini mendapat pengaruh dari buddhisme dan Taoisme. Referensi untuk menyusun mitologi Jepang biasanya bersumber dari kojiki catatan mengenai hal-hal kuno yang ditulis pada abad 712 M, dan nihon shoki chronicle Jepang atau juga dikenal dengan nama nihongi, ditulis pada abad 720 M. Mitologi Jepang dahulu dikenal sebagai folklor. Isi dari folklor ini hampir seluruhnya berdasarkan pada cerita yang terdapat dalam kojiki, nihonshoki, dan fudoki dari berbagai prefektur yang ada di Jepang. Dengan kata lain, mitologi Jepang sebagian besar bercerita tentang berbagai kami dewa penghuni Takamonohara Takamahara atau Takamagahara, dan hanya sedikit sumber literatur tertulis yang dijadikan sebagai rujukan Crownia, 2003:1. Pada zaman Jepang kuno, setiap daerah diperkirakan memiliki sejenis kepercayaan dalam berbagai bentuk folklor. Kemudian pada saat kekuasaan kekaisaran Yamato semakin luas, bermacam-macam kepercayaan ini diadaptasi menjadi kumitsugami atau “dewa yang dipuja” yang bentuknya hampir seragam, dan semuanya dikumpulkan ke dalam mitologi takamanohara. Sementara itu, beberapa wilayah dan penduduk yang sampai di abad berikutnya tidak berada dalam kekuasaan Yamato atau pemerintahan pusat Jepang. wilayah yang tidak dikuasai oleh Yamato ini memiliki mitologi sendiri , seperti suku Ainu dan orang-orang yang berada di kepulauan ryukyu. Maka tak mengherankan jika mitologi Okinawa agak berbeda dengan mitologi Jepang. Beberapa mitologi juga menceritakan tentang mahluk mitos atau mahluk legenda. Menurut Fabelwesen 1996, mahluk dalam legenda dan mitos banyak sekali, mahluk ini hidup dalam cerita rakyat yang sering disebut sebagai “mahluk ajaib” dalam buku- buku sejarah. beberapa mahluk, seperti naga dan Griffin memiliki asal muasal dalam mitologi tradisional mereka, dan dipercaya merupakan mahluk yang benar-benar ada. Beberapa diantaranya berdasarkan kenyataan yang mungkin faktanya diputarbalikkan oleh kisah para pengembara seperti “Sayuran beranak dari Tartaria”. Sebaliknya, beberapa mahluk yang keberadaaanya hanya dituturkan dari mulut ke mulut , kini dicari-cari dan ditentukan sebagai mahluk yang benar-benar ada seperti; cumi-cumi raksasa. Di afrika penduduk kongo bercerita kepada para pelancong atau turis asal Eropa tentang keberadaan binatang yang wujudnya seperti perpaduan antara zebra dan jerapah. Ketika para turis menganggap ini hanya cerita rakyat, pada tahun 1901 seorang peneliti yang bernama Sir Harry Johnston menemukan kulit sebuah binatang sebagai bukti keberadaan mahluk tersebut, yang kini disebut okapi. Di Jepang, mitologi tentang binatang banyak sekali seperti anjing, rubah, burung, kucing, dan lain- lain. Salah satunya adalah tentang patung Shisa yang ada di Okinawa. Berikut ini penulis akan menceritakan berbagai mitos dan cerita rakyat tentang patung ini. Pada zaman dahulu, seorang utusan dari cina membawa hadiah untuk raja Ryukyu berupa sebuah kalung yang dihiasi dengan patung shisa. Sementara itu, desa Madanbashi di daerah teluk Naha sedang diserang oleh naga laut yang memakan korban penduduk desa setempat serta menghancurkan harta benda milik warga. Suatu hari, raja hendak mengunjungi desa itu dan ia melihat para penduduk yang ada di daerah itu berlari ketakutan untuk mencari persembunyian. Pendeta setempat sebelumnya telah diberitahukan lewat mimpi untuk menginstruksikan sang raja agar berdiri di pantai dan mengangkat patung shisa miliknya ke arah naga tersebut. Lalu, pendeta tersebut mengutus seorang anak laki-laki agar menyampaikan hal tersebut kepada raja. Raja yang mendengar hal tersebut segera melakukannya. Ketika ia mengangkat patung shisa sangat tinggi ke arah naga, tiba-tiba suara raungan raksasa terdengar di seluruh desa. Raungan yang begitu keras hingga mengguncangkan naga tersebut. Kemudian sebuah batu besar jatuh dari langit menghancurkan ekor naga itu. Sehingga, naga tersebut tidak dapat bergerak dan akhirnya mati. Cerita lain datang dari desa Tomimori, yang terletak di sebelah selatan prefektur Okinawa. Saat itu sering terjadi kebakaran di desa ini. Sehingga, penduduk setempat berniat mencari master Feng Shui untuk menanyakan apa penyebab seringnya terjadi kebakaran di desa mereka. Sang master Feng Shui ini percaya bahwa hal itu terjadi karena di dekat gunung Yaese ada suatu kekuatan supranatural yang sangat besar. Lalu ia menyarankan agar para penduduk membangun shisa batu untuk menghadapi kekuatan supranatural yang ada di gunung tersebut. dengan segera mereka melakukannya. Ternyata cara ini berhasil karena sejak saat itu desa Tomimori terbebas dari kebakaran.

2.3 Tempat-tempat yang Terdapat Patung Shisa