43 Daya masukan motor pada kondisi berbeban adalah :
P
in
= V
t
x I
L
Pada kondisi berbeban, daya masukan motor digunakan untuk melayani beban dan juga rugi-rugi daya. Rugi-rugi daya pada saat motor dibebani adalah :
- Rugi-rugi tembaga : Ia
2
x Ra
+
Ish
2
x Rsh , untuk motor dc shunt Ia
2
x Ra + Is
2
x R
s +
Ish
2
x Rsh , untuk motor dc kompon Sehingga daya keluaran motor yang digunakan untuk melayani beban adalah :
Pout = Pin – Prugi-rugi
Untuk menghitung torsi adalah : T
sh
=9,55 x
P
4.3.1 Mengitung torsi akibat pengaruh posisi sikat motor dc shunt tanpa kutub bantu
Dari data-data Tabel 4.1, maka akan dilakukan perhitungan untuk mendapatkan torsi.
1. Posisi Sikat -30 P
in
= V
t
x I
L
= 50 x 4,72 = 236 Watt
Prugi-rugi = Ia
2
x Ra +Ish
2
x Rsh = 4,68
2
x 3,8 + 0,04
2
x 1250 = 83,23 + 2
= 85,23Watt
Pout = Pin – Prugi-rugi
Universitas Sumatera Utara
44 = 236
– 85,23 = 150,77 Watt
T
sh
= 9,55 x
P
= 9,55 x
,
= 2,22 N-m
Dengan melakukan perhitungan seperti di atas pada tiap posisi sikat, maka akan diperoleh torsinya seperti pada Tabel 4.7 berikut ini :
Tabel 4.7 Hasil perhitungan torsi akibat pengaruh posisi sikat motor dc shunt tanpa
kutub bantu Posisi sikat
I
L
A Ia A
Ish A n rpm
T N-m -30
4,72 4,68
0,04 650
2,22 -20
5,20 5,16
0,04 650
2,30 -10
5,55 5,51
0,04 670
2,28 6,1
6,06 0,04
680 2,30
+10 7,39
7,35 0,04
710 2,18
+20 7,18
7,14 0,04
690 2,26
+30 8,43
8,39 0,04
420 3,46
4.3.2 Mengitung torsi akibat pengaruh posisi sikat motor dc shunt dengan kutub bantu
Universitas Sumatera Utara
45 Dari data-data Tabel 4.2, maka akan dilakukan perhitungan untuk
mendapatkan torsi. 1. Posisi Sikat -30
P
in
= V
t
x I
L
= 50 x 4,48 = 224 Watt
Prugi-rugi = Ia
2
x Ra+R
KB
+Ish
2
x Rsh = 4,44
2
x 3,8 + 2,3 + 0,04
2
x 1250 = 120,25 + 2
= 122,25Watt
Pout = Pin – Prugi-rugi
= 224 – 122,25
= 101,75 Watt
T
sh
= 9,55 x
P
= 9,55 x
,
= 1,62 N-m
Dengan melakukan perhitungan seperti di atas pada tiap posisi sikat, maka akan diperoleh torsinya seperti pada Tabel 4.8 berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
46
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Torsi akibat pengaruh posisi sikat motor dc shunt
dengan kutub bantu Posisi sikat
I
L
A Ia A
Ish A n rpm
T N-m -30
4,48 4,44
0,04 600
1,62 -20
4,95 4,91
0,04 600
1,57 -10
5,26 5,24
0,04 640
1.40 5,82
5,78 0,04
650 1,25
+10 6,08
6,04 0,04
650 1,17
+20 6,54
6,50 0,04
625 1,03
+30 7,62
7.58 0,04
660 0,41
4.3.3 Mengitung torsiakibat pengaruhposisi sikat motor dc kompon pendek
tanpa kutub bantu bantu
Dari data-data Tabel 4.3, maka akan dilakukan perhitungan untuk mendapatkan torsi.
1. Posisi Sikat -30 P
in
= V
t
x IL = 50 x 3,39
= 169,5 Watt
Prugi-rugi = Ia
2
x Ra + Is
2
x R
s +
Ish
2
x Rsh = 3,35
2
x 3,8 + 3,39
2
x 0,6+ 0,04
2
x 1250 = 42,65 + 6,89 + 2
= 51,54 Watt
Pout = Pin – Prugi-rugi
= 169,5 – 51,54
= 117,96 Watt
Universitas Sumatera Utara
47 T
sh
= 9,55 x
P
= 9,55 x
,9
= 2,01 N-m
Dengan melakukan perhitungan seperti di atas pada tiap posisi sikat, maka akan diperoleh torsinya seperti pada Tabel 4.9 berikut ini :
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Torsi akibat pengaruh posisi sikat motor dc
kompon pendek tanpa kutub bantu Posisi
sikat I
L
A Ia A
Is A Ish A
n rpm T N-m
-30 3,39
3,35 3,39
0,04 560
2,01 -20
3,51 3,47
3,51 0,04
570 2,02
-10 3,70
3,66 3,70
0,04 580
2,04 3,90
3,86 3,90
0,04 600
2,03 +10
4,00 3,96
4,00 0,04
600 2,05
+20 4,23
4,19 4,23
0,04 600
2,10 +30
4,45 4,41
4,45 0,04
560 2,30
Universitas Sumatera Utara
48
4.3.4 Mengitung torsi akibat pengaruh posisi sikat motor dc kompon pendek dengan kutub bantu bantu