111
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan perhitungan analisis antara sambungan portal baja tipe flush dan extended dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Dengan mengunakan diameter baut yang sama besar •
Tipe Flush End Plate diameter baut yang digunakan = 20 mm
tebal pelat yang dibutuhkan = 18 mm •
Tipe Extended End Plate diameter baut yang digunakan = 20 mm
tebal pelat yang dibutuhkan = 22 mm Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa dengan mengunakan jenis tipe pelat
penyambung yang berbeda tetapi mengunakan jumlah baut dan diameter baut yang sama disimpulkan bahwa tipe flush lebih efisien dan ekonomis
dibandingkan tipe extended karena membutuhkan tebal pelat yang lebih tipis 2. Dengan mengunakan tebal pelat yang sama tebal
• Tipe Flush End Plate
tebal pelat yang dibutuhkan = 18 mm diameter baut yang digunakan = 20 mm
• Tipe Extended End Plate
tebal pelat yang dibutuhkan = 18 mm diameter baut yang digunakan = 16 mm
Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa dengan mengunakan jenis tipe pelat penyambung yang berbeda tetapi mengunakan jumlah baut dan tebal pelat
yang sama tebal disimpulkan bahwa tipe extended lebih efisien dan ekonomis dibandingkan tipe flush karena membutuhkan diameter baut yang
lebih kecil
Universitas Sumatera Utara
112
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan perbandingan analisa sambungan portal baja dengan mengacu metode prying force dimana ditinjau dari sisi tebal pelat dan
diameter baut yang berbeda 2. Perlu dilakukan analisa bentuk - bentuk ataupun tipe sambungan end plate
yang lain untuk mengetahui dan lebih dapat memilih tipe sambungan yang lebih ekonomis
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
13
memiliki kekurangan seperti biaya perawatan yang besar, biaya pengadaan anti api yang besar fire proofing cost, ketahanan terhadap perlawanan tekuk kecil,
dan kekuatannya akan berkurang jika dibebani secara berulangperiodik kondisi leleh atau fatigue
2.1.1 Klasifikasi baja konstruksi
Baja yang akan di gunakan sebagai bahan konstruksi dapat di klasifikasikan menjadi baja karbon, baja panduan mutu tinggi dan baja
paduan mutu rendah. Sifat sifat mekanik dari baja tersebut seperti tegangan leleh dan tegangan putusnya diatur didalam ASTM A6A6M.
a. Baja karbon
Baja karbon dibagi atas 3 kategori tergantung dari persentase kandungan karbon yang terdapat didalamnya, yaitu:
• Baja karbon rendah low carbon steel, dimana kandungan
arangnya lebih kecil dari 0,15. •
Baja karbon ringan mild carbon steel, dimana kandungan arangnya berkisar 0,15 - 0,29.
• Baja karbon sedang medium carbon steel, dimana kandungan
arangnya berkisar 0,30 - 0,59. •
Baja karbon tinggi high carbon steel, dimana kandungan
arangnya berkisar 0,60 - 1,7. Baja yang sering digunakan dalam perencanaan struktur ialah baja
karbon dengan tingkat kandungan yang terdapat didalamnya bermutu karbon ringan mild carbon steel, misal baja dengan BJ.37 dengan nilai
kandungan karbon yang berada didalamnya antara 0,25 – 0,29
Universitas Sumatera Utara
14
tergantung dengan tingkat ketebalan dari besi yang akan di cetak. Unsur lain juga terkandung didalam besi tersebut yaitu mangan 0.25 - 1,5
, Silikon 0.25-0.30 fosfor maksimal 0.04 dan sulfur 0.05. Baja karbon menunjukan titik peralihan leleh yang jelas
seperti pada gambar grafik dibawah pada kurva a. Naiknya persentase karbon meningkatkan tegangan leleh namun menurunkan daktalitas,
salah satu dampaknya ialah membuat pelaksanaan pekerjaan pengelasan menjadi lebih sulit. Baja karbon umumnya memiliki tegangan leleh
fy 210 – 250 Mpa
b. Baja paduan mutu tinggi