Sambungan momen dengan mengunakan metode las

23 sambungan yang memiliki kekakuan yang tinggi dimana sambungan ini dapat menjaga perubahan sudut yang terjadi antara elemen – elemen yang disambung satu dengan yang lainnya. Dengan kata lain, momen yang bekerja pada elemen yang disambung ditransfer secara penuh kepada media penyambung yang kemudian media penyambungan tersebut meneruskan gaya momen ke elemen struktur yang tersambung pada sambungan tersebut hal ini menyebabkan rotasi perputaran elemen – elemen struktur pada sambungan itu berputar secara bersamaan sehingga tidak ada penyimpangan sudut atau sangat kecil. Jika kita meninjau sambungan momen berdasarkan metode alat penyambungnya, sambungan ini dapat terbagi atas 2 bagian yaitu :

1. Sambungan momen dengan mengunakan metode las

Prinsip kerja dengan mengunakan metode ini yaitu pada komponen elemen struktur pendukung diberikan plat penyambung yang disambung dengan cara pengelasan pada sisi badan dari profil, sementara komponen elemen struktur yang didukung juga di sambung ke plat penyambung dengan mengunakan media las sebagai alat penyambungnya. Sehingga kondisi sambungan tersebut menjadi lebih kaku untuk menjaga perputaran sudut antara elemen struktur yang didukung dengan elemen struktur yang digunakan sebagai pendukung sambungan. Akan tetapi dikarenakan metode pengelasan yang dilakukan pada sistem penyambungan ini maka sifat dari sambungan ini dapat dinyatakan sebagai sambungan definitif atau sambungan tetap Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Gambar 2.7.a. sambungan balok kolom Universitas Sumatera Utara Gambar 2.7.b. sambungan balok balok Gambar 2.7.c. sambungan kolom kolom Universitas Sumatera Utara Gambar 2.7.d. sambungan kolom pondasi Gambar 2.8.a. Klasifikasi sambungan berdasarkan kekuatan strength Universitas Sumatera Utara Gambar 2.8.b. Klasifikasi sambungan berdasarkan kekakuan rigidity Gambar 2.8.c. Klasifikasi sambungan berdasarkan daktailitas ductile Universitas Sumatera Utara 30 Pada Gambar 2.8.a, sehubungan dengan kekuatan strength, sambungan diklasifikasikan menjadi full strength, partial strength, dan nominally pinned.  Sambungan full strength didefinisikan sebagai sambungan dengan moment resistance M sama atau lebih besar dari moment capacity M ≥ Mcx. Kurva 1, 2, dan 4 menunjukkan sambungan full strength.  Sambungan partial strength didefinisikan sebagai sambungan moment resistance M sama atau kurang dari moment capacity M ≤ Mcx. Kurva 3 dan 5 termasuk ke dalam klasifikasi partial strength.  Sedangkan nominally pinned adalah sambungan yang cukup fleksibel dengan momen resistance tidak lebih 25 dari moment capacity. Kurva 6 menggambarkan sambungan tipe nominally pinned. Pada Gambar 2.8.b, kekakuan rigidity sama dengan kekakuan rotasi dimana kurva 1, 2, 3, dan 4 menunjukkan sambungan rigid. Sedangkan kurva 5 termasuk dalam klasifikasi sambungan semi-rigid. Dalam peraturan BS5950 dijelaskan bahwa garis putus-putus antara rigid dengan semi-rigid diperoleh dari rumus 2EIL. Pada Gambar 2.8.c, kurva 2, 4, dan 5 adalah sambungan ductile. Kurva 1 tidak ductile dan kurva 3 berada antara ductile dan non-ductile. Kurva 6 merupakan jenis sambungan nominally pinned, sehingga merupakan sambungan sederhana. Universitas Sumatera Utara 31 Dari hasil grafik kurva momen rotasi M - θ maka perencanaan sambungan balok berdasarkan tingkat kekuatan sambungan terdapat tipe sambungan yang dikenal dengan istilah sambungan plat ujung end plat connection. Dimana tipe sambungan plat ujung tersebut dibagi atas 2 jenis tipe sambungan yaitu : 1. Sambungan tipe Flush Flush End Plate Sambungan ini memiliki bentuk plat penyambung yang lebarnya sama dengan ketinggian balok yang akan disambung sehingga baut yang berguna sebagai media penyambungnya hanya diletakkan pada posisi bagian dalam balok saja 2. Sambungan tipe Extended Extended End Plate Sambungan ini memiliki bentuk plat penyambung yang lebarnya lebih tinggi dari pada ketinggian balok yang akan disambung sehingga baut yang berguna sebagai media penyambungnya dapat diletakkan pada posisi bagian luar balok penyambung

2.3 Kegagalan yang terjadi pada sambungan baja