Sifat – sif Baja paduan mutu rendah

2.1.2 Sifat – sif

Agar seorang a baja. Mode sifat meka terhadap sua yang aku disebabka uji yang m itu perhi dihitung pa dibawah kamar se nominal sedangkan panjang de Gambar Sumbe sifat mekanik baja konstruksi gar dapat memahami struktur perilaku struk g ahli struktur harus memahami pula sifat sifa Model pengujian yang paling tepat untuk menda ekanik dari material baja adalah dengan mela p suatu benda uji baja . uji tekan tidak dapat m akurat terhadap sifat sifat mekanik materia bkan beberpa hal antara lain adanya potensi te g mengakibatkan ketidakstabilan dari benda uji rhitungan tegangan yang terjadi dalam benda uj ung pada uji tarik dari pada pada pengujian teka h menunjukan suatu hasil uji tarik material serta memberikan laju regangan yang norm l f yang terjadi pada benda uji di plot pada an regangan ε yang merupakan perbandingan ant dengan panjang mula – mula di plot pada sum bar .2.3 Hasil uji tarik benda uji sampai mengal ber : Agus Setiawan,Struktur Baja Metode LRF 16 uktur baja, maka sifat mekanik dari endapatkan sifat – elakukan uji tarik t memberikan data rial baja, karena tekuk pada benda uji tersebut, selain nda uji lebih mudah kan. Pada gambar al baja pada suhu normal . Tegangan da sumbu vertical , n antara pertambahan sumbu horizontal . ngalami keruntuhan RFD, 2008 Universitas Sumatera Utara Gambar .2.4 Peri Sumber : A Dari gam plastis, zona neckling se merupaka • Dalam proposi elastisi elastik, kelele • Setela platea terjadi Daera erilaku benda uji hingga mencapai regangan sebe : Agus Setiawan,Struktur Baja Metode LRFD, 2008 ambar 2.3 terlihat 4 zona perilaku yaitu : zona s, zona strain hardening dan zona sepanjang peri ng serta diakhiri dengan kegagalan failure. Ket kan penjelasan dari kempat zona diatas : lam Zona regangan, tegangan dan reg oposional, kemiringan linear yang ada meru stisitas modulus young E . daerah ini di stik, zona ini berakhir dengan ditandai deng elehan material f y elah awal kelelehan terjadi zona berbentuk g teau pada zona ini setiap peningkatan nilai adi tidak ada peningkatan nilai tegangan yang erah ini disebut plato plastis 17 n sebesar + 2 , 2008 zona elastik, zona peristiwa terjadinya eterangan berikut egangan bersifat rupakan modulus ni dinamakan zona dengan tercapainya uk garis datar flat lai regangan yang ng mengiringinya. Universitas Sumatera Utara 18 • Saat zona plasto plastis berakhir, strain hardening mulai terjadi dan secara bertahap meningkatkan nilai tegangan sampai mencapai tegangan ultimate Fu. Setelah itu tegangan cenderung menurun dengan bertambahnya regangan sebagai nilai indikasi masuknya daerah neckling yang diakhiri dengan kegagalan fraktur failure Titik – titik penting dalam kurva tegangan dan regangan ialah :  f p = Batas Proposional  fe = Batas Elastis  fyu, fy = Tegangan Leleh atas dan bawah  fu = Tegangan Putus  ε sb = Regangan saat mulai terjadi efek strain- hardening penguatan regangan  ε u = Regangan saat tercapainya tegangan putus Sifat mekanis baja struktural yang digunakan dalam perencanaan yaitu :  Modulus elastisitas E = 200.000 MPa  Modulus geser G = 80.000 MPa  Nisbah poisson μ = 0,3  Koefisien pemuaian α = 12 x 10 -6 per o C Universitas Sumatera Utara 19 Berdasarkan tegangan leleh dan tegangan putus dari baja , SNI 03-1729-2002 mengklasifikasikan mutu dari material baja menjadi 5 kelas, yaitu : Jenis Baja Tegangan putus minimum f u MPa Tegangan leleh minimum f y MPa Peregangan minimum BJ 34 340 210 22 BJ 37 370 240 20 BJ 41 410 250 18 BJ 50 500 290 16 BJ 55 550 410 13 Tabel 2.1. Kelas mutu baja berdasarkan tegangan leleh dan putus Sumber : Standar Nasional Indonesia SNI 03-1729-2002

2.2 Sambungan pada Konstruksi Baja