Kegagal Kegagalan yang terjadi pada sambungan baja

2.3.1 Kegagal

Kegaga kerusaka antara perubaha plat pe baut m kegaga bagian teganga penyam pendukung perlawa gambar Gambar 2 Sumber : Baris 1 Baris 2 Baris 3 Baris 4 gagalan akibat tegangan yang terjadi failure agalan yang terjadi akibat tegangan yang ti usakan dan perubahan beberapa bagian dari sam ra lain kerusakan yang timbul pada bagian baut ubahan pada bagian sayap kolom serta perubaha penyambung end plate, gaya tegangan yang mengakibatkan baut yang terpasangan aka galan yang mengakibatkan kehancuran ataupun an badan baut. Kekuatan pada masing masing ba ngan tergantung oleh bengkokan yang ter ambung maupun yang terjadi pada plat saya ndukung. Dengan menganalisa dan menghitung da awanan untuk masing masing barisan baut bar dibawah ini. bar 2.10 Distribusi tahanan baut dari tegangan y er : The Steel Construction Institute, 1995 dan AISC 200 33 re by tension g timbul membuat sambungan momen aut penyambung , ubahan pada bagian ng diberikan pada akan mengalami aupun putus pada g baut pada daerah terjadi pada plat sayap untuk kolom g dari kemampuan ut mengacu pada gangan yang terjadi 2005 Universitas Sumatera Utara 34 Dengan perhitungan untuk bagian Pelat Sambungan end plate = − − 0.85 ……………………… pers. 2.1 = − ………………………………….. pers. 2.2 Sedangkan perhitungan untuk sayap pada kolom column flange = − − 0.8 …………………………. pers. 2.3 = − …………………………………… pers. 2.4 Dimana notasi untuk diatas ; g = Jarak horizontal antara pusat baut ke baut dalam satu baris b p = Lebar dari pelat sambungan end plate B = Lebar sayap kolom t b = Tebal badan dari balok t c = Tebal badan dari kolom s ww = tebal las dari badan balok ke pelat penyambung s wf = tebal las dari sayap balok ke pelat penyambung Ketentuan untuk plate yang diperlebar bahwa : m x = x – 0.85 wf e x = jarak tepi dari plat yang di perlebar ke titik pusat baut n x = nilai minimum antara e x dengan 1,25m x Universitas Sumatera Utara Nilai ni dari ur paling dari ba paling Untuk plate y periksa perlaw pada ba + + ′ ′ ′ ′ n i nilai yang terjadi pada Pr1, Pr2, Pr3 dan seter urutan baris yang paling atas baris 1 hingg ng bawah, dimana beban yang akan terjadi juga baris paling atas kemudian diteruskan sam ng bawah dengan mengkombinasikan baris ba uk bagian pembengkokan pada sayap ataupun pa e yang mengalami tegangan. Kehancuran y ksa dan dianalisa secara terpisah. Dengan awan yang terjadi maka kegagalan pada bagian bagian end plate dibagi atas 3 bagian antara lai Model 1: Sayap melentur dengan s Model 2: Sayap melentur tetapi ba Model 3: S Sayap tidak melentur te + + ′ ′ ′ ′ m m n 35 terusnya, dihitung hingga baris yang uga dihitung mulai sampai baris yang s baris sebelumnya. n pada bagian end yang terjadi di n mengasumsikan ian sayap ataupun lain : gan sempurna pi baut putus ur tetapi baut putus + + ′ ′ ′ ′ Universitas Sumatera Utara 36 Dalam model 1, mencari persamaan untuk mendapatkan Pr : = ……….………………………………….. pers. 2.5 = ……….………………………. pers. 2.6 Dalam model 2, mencari persamaan untuk mendapatkan Pr : = …….………………………….. pers. 2.7 Dalam model 3, mencari persamaan untuk mendapatkan Pr : = Σ …….…………………………………..... pers. 2.8 Dimana notasi untuk diatas ; L eff = panjang efektif garis lentur sesuai persamaan T – stub lamp. Tabel 2.2, 2.3, 2.4 t = tebal sayap kolom ataupun tebal pelat penyambung Py = Kuat rencana dari kolom ataupun pelat penyambung Pr = Kemampuan lawan dari barisan baut ataupun kelompok Pt’ = Kapasitas tegangan baut ΣPt’ = total kapasitas tegangan baut dalam satu kelompok m = jarak dari titik pusat baut ke tepi bagian dalam kolom n = jarak dari titik pusat baut ke tepi bagian luar kolom Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2 Panjang efe Sumber : The Steel Constr efektif L eff untuk persamaan garis lentur nstruction Institute, 1995 dan AISC 2005 37 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.3 Panjang efe Sumber : The Steel Constr efektif L eff untuk persamaan garis lentur nstruction Institute, 1995 dan AISC 2005 38 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.4 Panjang efe Sumber : The Steel Constr efektif L eff untuk persamaan garis lentur nstruction Institute, 1995 dan AISC 2005 39 Universitas Sumatera Utara Tegang dapat dibawa posisi teganga baris 3 teganga Gambar 2.11 Te Sumber : Adapun ditente P Kegagalan badan kolom pada Baris 2 + Baris 3 gangan juga terjadi pada badan balok dan kolom t digambarkan di bawah ini, dapat kita liha wah, pada bagian badan kolom baris pada posi si baris 3, sangat rentan terjadinya kegaga ngan dari baut, sedangkan pada posisi badan s 3 yang mengalami potensi kerusakan akiba ngan pada baut Tegangan pada badan kolom dan juga pada badan bal er : The Steel Construction Institute, 1995 dan AISC 200 pun kemampuan perlawanan terhadap tegangan ntentukan dengan mengunakan persamaan sebaga Pt = L t x t w x P y ……………………… per lom is 3 Jalur kegagalan Pada bagian badan kolom Jalur kegagalan Pada bagian badan balok 40 kolom seperti yang ihat pada gambar posisi baris 2 dan galan perlawanan an balok terdapat kibat pembebanan uga pada badan balok 2005 gan tersebut dapat bagai berikut : pers. 2.9 Kegagalan badan balok pada Baris 3 n Universitas Sumatera Utara Dimana Lt = pa 60 t w = te P y = k

2.3.2 Kegagal