Tabel 5.11 Kelainan Kulit Kaki Responden Berdasarkan Penggunaan Alat Pelindung Diri APD
Penggunaan APD sepatu kerja
Kelainan Kulit Kaki Ada
Tidak n
n
Pakai 1
4 3
42.8 Tidak pakai
24 96
4 57.1
Total 25
100 7
100
Dari tabel 5.11 di atas dapat dilihat bahwa proporsi pekerja yang banyak mengalami kelainan kulit kaki adalah pada pekerja yang tidak menggunakan APD
sebanyak 24 responden 96.
5.2 Pembahasan Penelitian
Kelainan kulit kaki adalah suatu keadaan kulit pada kaki yang abnormal yang dapat di sebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja meliputi : faktor
fisik, faktor biologi, faktor kimia, dll. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 32 responden yang mengalami kelainan kulit pada kaki sebanyak 25 78.1
responden. Hal tersebut sejalan dengan studi epidemiologi di Indonesia yang memperlihatkan bahwa 40 dari seluruh penyakit akibat kerja adalah penyakit
kulit. Walaupun tidak meyebabkan kematian, tapi kelainan kulit sangat mengganggu bagi kenyamanan penderitanya. Oleh karena itu, penyakit kulit
merupakan faktor yang sangat penting untuk terjadinya penurunan produktivitas kerja dan meningkatnya angka cuti sakit. Ridwan, 2009. Latar belakang yang
mendasari timbulnya penyakit tersebut harus dibuktikan berhubungan atau akibat langsung dari agen zat berbahaya di lingkungan pekerjaanya Sudoyo, Aru W,
2009.
Universitas Sumatera Utara
Umur merupakan salah satu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari individu. Umur mempunyai pengaruh yang penting terhadap kejadian penyakit
kulit akibat kerja. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa umur pekerja17- 25 tahun yang mengatakan ada kelainan kulit kaki sebanyak 9 responden 36
dan yang tidak ada kelainan kulit kaki 3 reponden 12 , umur pekerja 26-35 tahun proporsi yang mengatakan ada kelainan kulit kaki sebanyak 13 responden
52 dan yang tidak ada kelainan kulit kaki sebanyak 3 responden 12 sedangkan pada umur 36-45 tahun proporsi yang mengatakan ada kelainan kulit
kaki sebanyak 3 responden 12 dan yang tidak ada kelainan kulit kaki sebanyak 1 responden 4 . Hal ini menunjukkan bahwa banyak pekerja yang
telah berumur yang lebih tua itu, lebih rentan terserang penyakit dan mengalami kecelakan akibat kerja karena sistem kekebalan tubuh yang mulai menurun
sehingga mudah terpapar penyakit dibandingkan dengan pekerja umur muda yang mempunyai sistem kekebalan tubuh dan kegesitan yang lebih tinggi. Namun umur
muda pun sering pula mengalami kasus kecelakaan akibat kerja, hal ini karena kecerobohan dan sikap suka tergesa-gesa. Dari hasil penelitian di Amerika Serikat
diungkapkan bahwa pekerja yang berusia muda lebih banyak mengalami kecelakaan dibanding dengan pekerja yang lebih muda biasanya kurang
pengalaman dalam pekerjaan Tribowo, cecep, 2013. Dalam konteks determinan kejadian penyakit kulit kaki berdasarkan umur dapat menyerang semua kelompok
umur, artinya umur bukan merupakan faktor resiko utama terhadap paparan bahan-bahan penyebab penyakit kulit pada kaki Erliana, 2008.
Menurut Adhi Juanda 2013, faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit kulit yaitu faktor individu misalnya : umur, tingkat pendidikan, lama kontak,
masa kerja dan penggunaan alat pelindung diri dan faktor lingkungan misalnya: suhu dan kelembaban. Dapat dikatakan bahwa penyakit kulit akan lebih mudah
menyerang pada pekerja dengan usia yang lebih tua. Tingkat Pendidikan seseorang berpengaruh dalam pola pikir seseorang dalam
menghadapi pekerjaan yang dipercayakan kepadanya, selain itu pendidikan juga akan mempengaruhi tingkat penyerapan terhadap pelatihan yang diberikan dalam
rangka melaksanakan pekerjaan dan keselamatan kerja. Berdasarkan hasil
Universitas Sumatera Utara
penelitian didapatkan bahwa proporsi pekerja yang banyak mengalami kelainan kulit kaki pada tingkat pendidikan SMP sebanyak 13 52, dibandingkan dengan
kelompok tingkat pendidikan yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa, Pendidikan para pekerja berperan penting terhadap pengetahuan dan pemahaman pekerja
tentang pencegahan penyakit akibat kerja termasuk penyakit gangguan kulit, misalnya penggunaan alat pelindung diri Tribowo, cecep. dkk., 2013.
Pendidikan yang rendah dapat menyebabkan pola berfikir yang kurang baik sehingga mengalami kesulitan mencari solusi dari masalah kesehatan dan
pemakaian alat pelindung diri juga turut rendah Mariz, DR., 2003. Menurut Notoatmodjo 2007, tingkat pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana
seseorang untuk bertindak dan mencari penyebab serta solusi dalam hidupnya. Orang yang berpendidikan lebih tinggi biasanya akan bertindak lebih rasional.
Oleh karena itu orang yang berpendidikan akan lebih mudah menerima gagasan baru.
Lama kontak merupakan jangka waktu pekerja berkontak dengan bahan kimia dalam hitungan jamhari. Lama kontak setiap pekerja berbeda-beda Mariz,
DR., 2003. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa lama kontak 8 jam yang mengatakan ada kelainan kulit kaki sebanyak 5 responden 20 dan
yang tidak ada kelainan kulit kaki 3 reponden 42.8 sedangkan pada lama kontak 8 jam proporsi yang mengatakan ada kelainan kulit kaki 20 responden
80 dan tidak ada kelainan kulit kaki sebanyak 4 responden 57.1 . Hal ini menunjukkan bahwa kontak kulit dengan bahan kimia yang bersifat iritan atau
alergen secara terus menerus dengan durasi yang lama, akan menyebabkan kerentanan kulit pada pekerja mulai dari tahap ringan sampai tahap berat, Pada
penelitian ini menunjukkan bahwa pekerja yang mempunyai rata-rata lama kontak dengan bahan kimia lebih lama cenderung lebih banyak menderita kontak
kelainan kulit kaki akibat kerja, dibandingkan dengan pekerja yang mempunyai rata-rata lama kontak lebih singkat Hudyono, 2002.
Lamanya seseorang bekerja dengan baik dalam sehari pada umumnya 8 jam. Memperpanjang waktu kerja lebih dari kemampuan lama kerja biasanya
tidak disertai efisiensi, efektivitas dan produktivitas kerja yang optimal, bahkan
Universitas Sumatera Utara
biasanya terjadi penurunan kualitas dan hasil kerja serta bekerja dengan waktu berkepanjangan akan menimbulkan terjadinya kelelahan, gangguan kesehatan dan
penyakit Suma’mur, 2009. Masa kerja adalah suatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja itu bekerja
di suatu tempat. Masa kerja dalam penelitian ini merupakan jangka waktu pekerja mulai bekerja di bagian pencucian mobil di sampai waktu penelitian. Masa kerja
penting diketahui untuk melihat lamanya seseorang telah terpajan dengan bahan kimia Hudyono, 2002. Berdasarkan tabel 5.10 di atas dapat dilihat bahwa
proporsi pekerja yang banyak mengalami kelainan kulit kaki pada lama bekerja 1 tahun 72 . Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa distribusi pekerja
menurut masa kerja cukup bervariasi, Hasil ini tidak sebanding dengan hasil penelitian Trihapsoro 2008 setiap jenis kulit individu memiliki sensitivitas yang
berbeda-beda, serta variabel masa kerja juga memiliki faktor lain seperti berapa kali dia terpapar dalam sehari dan kontak dengan lebih 1 jenis bahan kimia.
Penggunaan APD merupakan salah satu cara untuk mencegah terjadinya penyakit kulit akibat kerja, karena dengan mengunakan APD dapat terhindar dari
kontak langsung dengan bahan kimia yang terkandung di dalam sabun pencuci mobil. Berdasarkan penelitian menunjukan bahwa penggunaan APD sepatu
kerja proporsi yang mengatakan ada kelainan kulit kaki sebanyak 1 responden 4 dan yang tidak ada kelainan kulit kaki 3 reponden 42.8 sedangkan
penggunaan APD sepatu kerja proporsi yang mengatakan ada kelainan kulit kaki 24 responden 96 dan tidak ada kelainan kulit kaki sebanyak 4 responden 57.1
. Menurut Aisyah, Faddilatul., dkk 2012, hal ini menunjukkan adanya
pengaruh penggunaan APD sepatu kerja dengan penyakit kulit akibat kerja. Diketahui responden tidak menggunakan alas kaki ketika bekerja kemungkinan
ketidaktahuan pentingnya menggunakan alas kaki tertutup, sebagian besar responden menggunakan alas kaki yang tidak memenuhi syarat yaitu sandal jepit.
Penggunaan sepatu kerja dapat mencegah penyakit akibat kerja karena dapat melindungi kaki agar tidak kontak langsung dengan genangan air di lingkungan
Universitas Sumatera Utara
kerja. Penggunaan sepatu kerja yang rendah karena tidak adanya fasilitas dari perusahaan maupun Dinas Kesehatan.
Menurut Daryanto 2007, ada dua hal yang dapat menyebabkan penyakit akibat kerja antaranya kecerobohan dan kondisi tidak aman salah satunya adalah
lalai menggunakan perlengkapan pelindung diri. Pemakaian alat pelindung diri harus diperhatikan sehingga tujuan pemakaian pakaian kerja tercapai yaitu
keselamatan kerja. Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah mengenakan sepatu yang sesuai dan dalam kondisi baik. Sepatu usahakan bersol kuat atau
bersol baja yang ditengahnya dapat melindungi dari luka akibat benda tajam. Menurut Suyono, Joko.,dkk 1995
faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya penyakit kerja diantaranya pelindung diri yang tak aman. Alat pelindung
diri APD dapat melindungi pekerja cuci mobil dari bahaya kecelakaan, maupun berbagai penyakit akibat kerja.
Alat pelindung diri seperti: pakaian pelindung, apron, sarung tangan atau krem pelindung, sepatu boot, dan topeng wajah yang
mungkin diperlukan hendaknya disediakan, dan penggunaanya dianjurkan atau diharuskan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan penelitian Gambaran Penderita Kelainan Kulit Kaki Pada Pekerja Cuci Mobil di kelurahan Medan
Binjai Kecamatan Medan Denai, maka peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Distribusi frekuensi berdasarkan umur responden yang terbanyak pada usia
26-35 tahun 50, Sedangkan jumlah paling sedikit adalah responden yang berusia 36-45 tahun 12.5.
2. Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat pendidikan responden yang paling
terbanyak pada tingkat pendidikan SMP sebanyak 17 responden 53.1, Sedangkan jumlah paling sedikit adalah tingkat pendidikan SMA sebanyak 6
responden 18.7. 3.
Distribusi frekuensi responden berdasarkan lama kontak responden didapati jumlah yang paling banyak adalah lama kontak 8 jam 25.
4. Distribusi frekuensi masa kerja responden dengan jumlah terbanyak adalah
1 tahun 62.5. 5.
Distribusi frekuensi responden yang terbanyak adalah responden yang tidak memakai alat pelindung diri sebanyak 28 orang 87.5.
6. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 32 responden yang mengalami
kelainan kulit pada kaki sebanyak 25 responden 78.1, umur 26-35 tahun 52, tingkat pendidikan SMP sebanyak 13 responden 40.6, lama kontak
8 jam sebanyak 20 responden 80, masa kerja 1 tahun sebanyak 18 responden 72, tidak menggunakan APD sebanyak 24 responden 96.
Universitas Sumatera Utara