Agen biologis Beberapa jenis penyakit Kulit pada kaki

2.2. Dermatosis akibat kerja 2.2.1. Defenisi Dermatosis akibat kerja Penyakit kulit akibat kerja occupational dermatoses adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja. Penyakit kulit merupakan penyakit akibat kerja yang paling sering ditemukan, kira-kira 40 dari seluruh penyakit akibat kerja adalah penyakit kulit. Walaupun tidak meyebabkan kematian, tapi penyakit kulit sangat mengganggu bagi kenyamanan penderitanya Ridwan, 2009.

2.2.2. Sebab-sebab dermatosis akibat kerja

Penyebab-penyebab dermatosis akibat kerja dapat digolong-golongkan sebagai berikut : a. Faktor Fisik, antara lain tekanan atau gesekan, kondisi cuaca angin, hujan, cuaca beku, matahari, panas, radiasi ultraviolet, ionisasi, dan serat-serat mineral. b. Bahan kimia, terbagi 4 kategori :  Iritan primer: asam, basa, pelarut lemak, deterjen, garam-garam logam arsen, air raksa, dll.  Sensitizer: logam dan garam-garamnya kromium, nikel, kobalt, dll. senyawa-senyawa yang berasal dari aniline p-fenilendiamin, pewarna azo,serin khususnya monoer dan adiktif seperti epoksiresin, formaldehid, vinil, akrilik, akselerator, plasticizer.

c. Agen biologis

Beberapa mikroorganisme mikroba, fungi, parasit kulit dan produk- produknya juga menyebabkan penyakit kulit. d. Bahan-bahan berasal dari tanaman, yaitu daun-daunan, ranting-ranting, getah, akar-akaran, umbi-umbian, bunga-bungaan, buah-buahan, sayur- sayuran, debu, kayu dan lain-lain Suyono, Joko. 1995. Universitas Sumatera Utara

2.3. Beberapa jenis penyakit Kulit pada kaki

Adapun beberapa jenis penyakit kulit pada kaki yang sering terjadi seperti: 1. Menurut Budimulja 2013 dalam Djuanda 2013 tinea Pedis et manus adalah dermatofitosis tersering pada kaki, terutama pada sela-sela jari dan telapak kaki. Tinea pedis sering dilihat adalah bentuk interdigitalis di antara jari IV dan jari V terlihat fisura yang dilingkari sisik halus dan tipis, bentuk moccasin foot pada seluruh kaki terlihat kulit menebal dan bersisik, dan bentuk subakut terlihat vesikel, vesikel-pustul dan kadang-kadang bula pada daerah sela jari, meluas ke punggung kaki atau telapak kaki. 2. Menurut Adi, Sri. dkk. 2013 dalam Djuanda 2013 Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahansubstansi yang menempel pada kulit. Pada dermatitis kontak yang hiperhidrosis terlihat kulit yang mengelupas maserasi, kalau hanya terlihat vesikel-vesikel biasanya terletak sangat dalam dan terbatas pada telapak kaki dan tangan tidak meluas sampai di sela-sela jari. Dermatitis kontak di kenal 2 macam: dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergi. a. Dermatitis kontak iritan DKI merupakan reaksi peradangan kulit nonimunologik, jadi kerusakan kulit terjadi langsung tanpa didahului proses sensitisasi. Jumlah penderita DKI di perkirakan cukup banyak, terutama berhubungan dengan pekerjaan DKI akibat kerja. Hal ini disebabkan antara lain oleh banyak penderita kelainan ringan tidak datang berobat, atau bahkan tidak mengeluh. Penyebab munculnya dermatitis jenis ini ialah bahan yang bersifat iritan, misalnya bahan pelarut, deterjen, minyak pelumas, asam, alkali, dan serbuk kayu. Faktor individu juga berpengaruh pada DKI, misalnya perbedaan ketebalan kulit di berbagai tempat menyebabkan perbedaan permeabilitas; usia anak dibawah 8 tahun dan usia lanjut lebih mudah teriritasi; ras kulit hitam lebih tahan daripada kulit putih; jenis kelamin insidens DKI lebih banyak pada wanita; penyakit kulit yang pernah dan sedang dialami ambang rangsang terhadap bahan iritan menurun, misalnya dermatitis atopik. Universitas Sumatera Utara b. Dermatitis kontak alergi DKA terjadi pada seseorang yang telah mengalami sensitisasi terhadap suatu alergen. Dahulu di perkirakan bahwa kejadian DKI akibat kerja 80 dan DKA 20 , tapi data baru dari Inggris dan Amerika Serikat menunjukkan bahwa dermatitis kontak akibat kerja karena alergi ternyata cukup tinggi yaitu berkisar 50-60. Sedangkan dari satu penelitian ditemukan frekuensi DKA bukan akibat kerja tiga kali lebih sering daripada DKA akibat kerja. Penyebab DKA adalah bahan kimia sederhana degan berat molekul umumnya rendah 1000 dalton , merupakan alergen yang belum diproses, disebut hapten yang bersifat lipofilik dan dapet menembus stratum korneum sehingga mencapai sel epidermis dibawahnya sel hidup. Berbagai faktor dalam timbulnya DKA, misalnya potensi sensitisasi alergen, luas daerah yang terkena, lama pajanan, oklusi, suhu, kelembaban lingkungan dan pH. 3. Kandidosis adalah penyakit jamur yang bersifat akut atau subkutan yang disebabkan oleh spesies Candida, biasanya spesies Candida albicans dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit dan kuku. Membedakan kandidosis erosion interdigitalis blastomisetika, dengan tinea pedis agak sulit. Pemeriksaan KOH dan pembiakan dapat menolong. 4. Sifilis II adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Treponema pallidum sangat kronis dan dengan gambaran klinis dapat berupa kelainan kulit di telapak kaki dan tangan. Lesi merah yang basah yang merupakan petunjuk. 5. Psoriasis yang menyerang kuku pun dapat berakhir dengan kelaianan kulit pada telapak kaki. Lekukan-lekukan pada kuku nail pits, yang terlihat pada psoriasis tidak di dapati pada tinea unguium. 6. Paronikia merupakan penyakit kulit yang menyerang bagian dorsal jari-jari tangan dan kaki dan dapat menyebabkan kelainan yang berakhir dengan distrofi kuku. 7. Tinea unguium merupakan kelainan kuku yang disebabkan oleh jamur dermatofita. Universitas Sumatera Utara

2.4. Pekerja cuci mobil