commit to user
28. Voluntir adalah tanaman yang tumbuh pada areal penangkaran benih, yang
berasal dari tanaman musim sebelumnya. 29.
Asesmen adalah penilaian kesesuaian terhadap standar yang telah ditetapkan. 30.
Survailen adalah suatu kegiatan untuk melakukan penilaian apakah sistem mutu yang telah disetujui diterapkan secara berkesinambungan atau tidak.
31. Asesmen Ulang adalah kegiatan asesmen untuk perpanjangan Sertifikat
Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu.
B. Pengertian Padi Hibrida
Hibrida adalah produk persilangan antara dua tetua padi yang berbeda secara genetik. Apabila tetua-tetua diseleksi secara tepat, maka hibrida turunannya
akan memiliki vigor dan daya hasil yang lebih tinggi daripada kedua tetua tersebut. Dalam biologi, hibrida memiliki tiga arti.
1. Hibrida merupakan keturunan zuriat, progeni dari dua varietas, subspesies,
spesies, atau dua genus yang berbeda. Untuk dua yang pertama, hibridanya disebut hibrida intraspesifik, untuk yang ketiga disebut hibrida interspesifik,
dan yang terakhir disebut intergenerik. 2.
Hibrida merupakan silangan antarpopulasi, antarkultivar, atau antargalur hibrida dalam suatu spesies. Pengertian ini sering dipakai dalam pemuliaan
tanaman artikel varietas hibrida. 3.
Hibrida memiliki arti berbeda di bidang biologi molekular, lihat hibridisasi biologi molekular. Dalam pertanian, yang dimaksud dengan varietas hibrida
adalah tipe kultivar yang berupa keturunan langsung dari persilangan antara dua atau lebih populasi pemuliaan. Populasi pemuliaan yang dipakai dapat
berupa varietas bersari bebas baik sintetik maupun komposit ataupun galurlini. Varietas hibrida dibuat untuk mengambil manfaat dari munculnya
kombinasi yang baik dari tetua yang dipakai. Jagung hibrida dan padi hibrida memiliki daya tumbuh yang lebih tinggi, relatif lebih tahan penyakit, dan
potensi hasilnya lebih tinggi. Ini terjadi karena munculnya gejala heterosis yang hanya dapat terjadi pada persilangan. Pada kelapa hibrida, gejala heterosis
tidak dimanfaatkan, tetapi dua sifat baik dari kedua tetua yangtergabung pada keturunannya dimanfaatkan. Kelapa sawit yang dibudidayakan juga merupakan
hibrida dengan alasan yang sama.
commit to user
Pada prinsip rangkian proses produksi benih padi hibrida sama dengan produksi benih padi bersetifikat. Perbedaan terdapat pada tahapan penyiapan galur
induk jantan dan betina yang berasal dari jenis yang berbeda sifat genetiknya. Sebagai contoh adalah jantan mempunyai sifat genetik produksinya tinggi diatas 5
ton per hektar sedangkan induk betina mempunyai sifat genetik enak rasanya. Pada umumnya persilangan kedua galur jantan dan betina ini sudah diuji berulang
kali melalui penelitian yang panjang. Teknologi produksi benih hibrida sangat berbeda dari varietas non hibrida. Benih hibrida harus diproduksi setiap musim
tanam, dan dipertahankan kemurnian genetiknya hingga lebih dari 98 agar dicapai hasil yang memuaskan. Sebagai contoh kasus produksi benih hibrida akan
disampaikan berdasarkan hasil penelitian IRRI International Rice Research Institute yang berlokasi di Filipina yaitu varietas Magat PSB Rc26H, lama
penanaman 110 hari dengan rata-rata produksi 5.6 tonha, Metsizo PSB Rc72H dengan waktu penanaman 123 hari dan rata-rata hasil 5.4 tha dan Panay PSB
Rc76H dengan waktu penanaman selama 106 hari dan hasil produksi rata-rata 4.8 tha. Benih padi hibrida dihasilkan ketika sel telur dari induk betina buahi oleh
serbuksari dari anther varietas yang berbeda atau galur yang digunakan sebagai induk jantan. Hasil persilangan kedua induk tersebut disebut sebagai “First
Generation” atau turunan generasi pertama atau “first filial generation” dan dikenal dengan istilah F1 yang merupakan hasil penyilangan antara dua varietas
padi yang berbeda secara genetik. Padi hibrida pada umumnya memberi peluang hasil produksi yang lebih tinggi, IRRI 2006
Benih padi hibrida F1 menghasilkan keuntungannya sekitar 10-15 dibandingkan dengan varietas yang dihasilkan melalui persilangan sendiri.
Menghadapi kondisi lahan budidaya padi yang semakin menyempit, maka penggunaan varietas hibrida merupakan salah satu solusi yang tepat. Sebelum
melakukan serangkaian proses produksi benih padi hibrida, sebaiknya dianalis terlebih dahulu standar benih padi hibrida yang telah ditetapkan. Penguasaan
informasi tentang standar kualitas benih dapat memudahkan pengelolaan proses kegiatan di lapangan budidaya. Sebagai contoh untuk standar kemurnian benih
padi hibrida adalah 98, artinya penangkar benih harus melakukan roguing dengan sangat seksama jangan sampai ada varietas lain yang tumbuh selain 2 varietas
induk jantan dan induk betina yang direncanakan untuk disilangkan agar menghasilkan benih padi hibrida. Contoh kedua adalah tentang standar kadar air
commit to user
maksimal 14. Dengan adanya pengetahuan tentang informasi standar benih padi tersebut, maka penangkar benih akan melakukan kegiatan pengeringan benih
sampai dengan kadar airnya ≤14. 2.3.
commit to user
III. TATALAKSANA PELAKSANAAN