commit to user
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian lompat tinggi.
Lompat tinggi adalah salah satu nomor pada cabang olahraga atletik. Nomor lompat-tinggi sama halnya dengan lompat jauh, yaitu merupakan salah
satu nomor lompat yang terdapat dalam cabang olahraga atletik. Perbedaan antara lompat jauh dengan lompat tinggi terletak pada ujung yang akan di
capai. Lompat jauh memiliki tujuan untuk mencapai jarak horizontal yang sejauh - jauhnya, sedangan lompat tinggi memiliki tujuan untuk mencapai jarak
vertikal ketinggian yang setinggi-tingginya. Lompat tinggi adalah suatu bentuk gerakan melompat ke atas dengan
cara dengan cara mengangkat kaki ke depan ke atas, dalam upaya membawa titik berat badan setinggi mungkin dan secepat mungkin jatuh medarat yang
di lakukan dengan cepat dan dengan jalan melakukan tolakan pada saah satu kaki untuk mencapai suatu ketinggian tertentu Aip Syaifudin, 1992: 106.
Tujuan utama lompat tinggi adalah untuk mengangkat badan mencapai jarak vertikal yang setinggi-tingginya agar melewati mistar. Untuk dapat
mencapai lompatan setinggi-tingginya seorang pelompat harus memiliki kondisi fisik dan penguasaan teknik yang baik. Penguasaan teknik lompat
tinggi merupakan unsur pokok untuk dapat mencapai lompatan yang setinggi- tingginya.
2. Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar lompat tinggi.
Tujuan utama lompat tinggi adalah untuk mengangkat badan mencapai jarak vertikal yang setinggi-tingginya agar melewati mistar. Bagi atlet lompat
tinggi, yang harus dimiliki terutama pengembangan daya angkat sebesar mungkin agar dapat melemparkan badan ke udara dengan kecepatan yang
sebesar–besarnya serta pengaturan sikap tubuh yang sebaik-baiknya dari saat
5
commit to user
awalan, tolakan, sikap tubuh saat diatas mistar, hingga pendaratan. Pelompat harus memiliki kondisi fisik yang mendukung serta kemampuan untuk
menguasai teknik yang lebih effektif dan efisien. Unsur fisik yang penting bagi atlet lompat tinggi, terutama adalah
kecepatan awalan, tenaga lompat pada waktu tumpuan
take off
serta kelentukan atau keluasan gerak terutama untuk mengangkat kaki yang selebar–
lebarnya. Dalam bukunya Gunur Bemhard 1993: 156–157 mengemukakan bahwa kondisi fisik yang harus diperhatikan adalah: “ 1 Suatu kecepatan
ancang–ancang yang tinggi, 2 Tenaga loncat, 3 Suatu kemungkinan yang besar untuk mengangkat dari kaki.
3. Gaya Lompat Tinggi
Terdapat beberapa gaya yang dapat di gunakan pada perlombaan lompat tinggi. Menurut Aip Syaifuddin 1992 : 109 macam gaya lompat tinggi
antara lain : a.
Gaya gunting
the scissors style
b. Gaya guling ala Sweeney
the eastern cut – off style
c. Gaya guling sisi
the western rool style
d. Gaya guling perut
the straddle style
e. Gaya Flop
the josbury flop style.
Dari beberapa gaya lompat tinggi, ditinjau dari sudut mekanika gaya guling sisi
the western rool style
dan gaya terlentang gaya
flop
adalah lebih menguntungkan di banding dengan gaya lompat tinggi lainnya. Lompat tinggi
gaya
straddle
pelaksanaannya lebih mudah dari pada lompat tinggi gaya
flop
. Bagi pelomat pemula, akan lebih mudah menguasai lompat tinggi gaya
straddle
dari pada gaya
flop
.
commit to user
4. Hakikat Belajar
Keberhasilan seorang siswa dalam belajar dapat di ketahui setelah di lakukan penilaian terhadap evaluasi yang di lakukan melalui tes. Tes-tes yang
di gunakan untuk mengukur prestasi belajar adalah tes prestasi belajar. Pendidikan jasmani merupakan suatu aktivitas fisik yang dapat
memberikan pengaruh yang positif terhadap kemampuan fisik seseorang bila di laksanakan dengan benar, sehingga akan membantu setiap individu dalam
mencapai suatu tujuan, termasuk membantu meningkatkan prestasi akademik. Tujuan penyelenggaraan pendidikan jasmani yaitu untuk menciptakan
dan menyediakan suatu situasi yang dapat membantu koordinasi mata, tangan pekembangan intelegensi, fisik, moral dan estetis. Pendidikan jasmani ditingkat
pendidikan dasar di sesuaikan dengan tujuan pendidikan serta harus memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan anak sesuai dengan usianya.
Tujuan pendidikan jasmani di sekolah dasar adalah membantu siswa untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan
penanaman sikap positif, serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktifitas jamani Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993: 1.
S. Nasution 1986: 36-37 mendefinisikan “Belajar sebagai upaya menambah dan memgupulkan pengetahuan sedangkan menurut pendapat
modern menganggap bahawa belajar itu sebagai perubahan kelakuan berkat pengalaman hasil belajar maka yang di maksud dengan hasil belajar disini
adalah hasil yang telah di capai seteah melaksanakan proses pembelajaran, sedangkan hasil belajar yang dimaksud dalam skripsi ini adalah prestasi belajar
dari sejumlah anggota sampel siswa kelas V SD Negeri 4 Gumelem Kulon, Susukan, Banjarnegara.
Faktor–faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, akan tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja yaitu:
1. Faktor
intern
Faktor intern adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar. Di dalam
bukunya yang
berjudul Belajar
dan faktor-faktor
yang
commit to user
mempengaruhinya, Slameto 1995: 54-60, mengklasifikasikan faktor intern ke dalam 3 faktor, yaitu :
a. Faktor jasmaniah
1. Faktor kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian bagiannya, bebas dari penyakit. Agar seseorang dapat belajar dengan
baik harus mengusahakan kesehatan badanya agar terjamin dengan jalan selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang bekerja,
belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi dan ibadah. 2.
Faktor Cacat Tubuh. Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baikkurang
sempurna mengenai tubuh, dan ini dapat berupa buta, tuli, lumpuh, dan lain lain. Keadaan seperti ini dapat mempenarui belajar siswa, jika
hal tersebut terjadi, maka harus belajar pada sekolahlembaga khusus sehingga dapat menghindarimengurangi pengaruh kecacatannya.
b. Faktor Psikologis
Ada 7 faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang dapat mempengaruh belajar, faktor-faktor tersebut adalah :
1. Intelegensi Yaitu kecakapan yang terdiri dari tiga jenis, yaitu kecakapan untuk
menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahuimenggunakan konsep-konsep yang
abstrak secara efektif mengetahui relasi dan mengetahuinya dengan cepat.
2. Perhatian
Menurut Gazali dalam Slameto 1995: 56, perhatian adalah keaktifan jiwa yang di pertinggi. Jika itu pun semata-mata setuju pada
objeksekumpulan objek.
commit to user
3. Minat
Adalah kecederungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan yang diminati seseorang diperhatikan
secara terus menerus yang di sertai dengan rasa senang. 4.
Bakat Adalah kemampuan untuk belajar, kemampuan itu baru akan
terealisasi menjadi suatu kecakapan nyata sesudah proses belajar atau berlatih.
5. Motif
Dalam proses belajar mengajar, harus diperhatikan apa dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik.
6. Kematangan
Yaitu suatu tingkatfase dalam pertumbuhan seseorang dimana alat- alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.
7. Kesiapan Adalah kesediaan untuk memberi respon atau bereaksi. Kesediaan itu
muncul dari dalam diri seseorang dan berhubungan juga dengan kematangan.
Karena kematangan
berarti kesediaan
untuk melaksanakan kesiapan.
c. Faktor kelelahan
Kelelahan di bedakan menjadi dua macam, yaitu kelelaan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat pada lemahnya tubuh dan
cenderung untuk membaringkan tubuh, sedangkan kelelahan rohani terlihat pada kelesuan dan kebosanan sehingga minat dan dorongan untuk
menghasilkan sesuatu menjadi hilang.
2. Faktor
ekstern
Faktor
ekstern
adalah, faktor yang berada di luar diri individu .Di dalam bukunya, Slameto 1995: 60-72 mengelompokan faktor
ekstern
menjadi tiga kelompok, yaitu:
a. Faktor Keluarga
commit to user
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa : cara orang tua mendidik anaknya banyak menerima pengaruh terhadap
prestasi belajar anak. Hal ini diperjelas oleh Sutjipto Wirowidjojo dalam Slameto 1995: 60-61 yang menyatakan bahwa “Keluarga adalah
lembaga pendidikan yang pertama dan utama”. Orang tua yang kurangtidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya acuh
terhadap belajar anaknya, tidak mempehatikan kepentingan dan kebutuhan anak dalam belajar, akan data menyebabkan anak tidakkurang
berhasil dalam belajar. Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama, keluarga
yang sehat, artinya untuk mendidik dalam ukuran kecil tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar, yaitu pendidikan
bangsa, Negara, dan dunia. Melihat pernyataan di atas, maka dapat di pahami bahwa betapa peran keluarga di dalam pendidikan. Cara orang
tua mendidik anak - anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya. b.
Faktor Sekolah Faktor yang mempengaruhi belajar di sekolah mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, dengan pelajaran, waktu sekolah standar
pelajaran, keadaan gedung, metode pembelajaran, dan tugas rumah Slameto, 1996: 64.
c. Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor
esktern
yang juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Pengaruh ini terjadi karena keberdaan siswa di dalam
masyarakat, Slameto 1995: 69. Lingkungan atau miliu sangat berperan terhadap perkembangan pola
anak. Seperti yang di jelaskan oleh Sutari Imam Barnadib 1995: 117 bahwa “ Lingkungan tempat tinggal anak didik di besarkan juga
mempunyai pengaruh terhadap keterbukaan hatinya untuk belajar“. Anak yang dibesarkan dalam keluarga ilmiah dalam masyarakat maju atau
suatu desa yang penuh dengan pengalaman dan kegiatan lebih terbuka
commit to user
untuk belajar. Pada mereka yang dalam suasana bertentangan dengan itu. Sebabnya adalah karena yang pertama telah mempunyai dasar
pengalaman yang biasanya di bina dan memperkuat minatnya untuk menambah pengetahuan.
Barnadib 1995: 120 membagi miliu lingkungan menurut bentuknya menjadi 4, yaitu:
1. Berwujud manusia, yaitu keluarga, teman-teman bermain, tetangga teman-teman sekolah, dan kenalan lainnya.
2. Berwujud kesenian, yaitu bermacam-macam pertunjukan. 3. Berwujud kesusastraan, yaitu bermacam-macam tulisan bacaan.
4. Beruwjud tempat tinggal, yaitu daerah di mana anak tinggal.
5. Lompat Tinggi Gaya
Straddle
Dari apapun gaya lompat tinggi, yang digunakan secara teknis pelaksanaannya terdapat empat tahap yaitu, terdiri dari awalan atau ancang-
ancang, tumpuan atau
take off
, saat melewati mistar atau melayang dan mendarat. Demikian juga dalam melakukan lompat tinggi gaya
straddle
, ada empat tahapan yang harus dilakukan dengan baik. Untuk mencapai hasil
lompatan yang optimal, ke empat tahapan tersebut harus dilakukan dengan menggunakan teknik yang baik.
a. Teknik Awalan
Awalan merupakan salah satu bagian pada teknik lompat tinggi. Tujuan awalan yaitu membawa pelompat pada posisi yang optimal untuk
tolakan. Awalan yang benar merupakan prasyarat harus di penuhi untuk dapat melakukan lompatan secara optimal. Panjang awalan lompat tinggi
bersifat individual. Menurut Sunaryo Basuki 1994: 28 bahwa “Panjangnya awalan delapan langkah, empat langkah terakhir lebih lebar dari empat
langkah pertama, empat langkah terakhir dilakukan dengan lebih lebar dari langkah pertama, hal ini dimaksudkan untuk mempersiapkan tolakan agar
dapat melompat ke atas secara lebih optimal.
commit to user
Pelompat harus dapat melakukan pengaturan kecepatan langkah dengan tepat, agar pada saat melakukan tumpuan dapat menolak ke atas
secara lebih optimal. Langkah kaki dari pelan dan semakin cepat, dilakukan secara wajar dan lancar jangan ragu-ragu. Pada akhir awalan langkah tidak
boleh terlalu cepat, karena harus mengambil teming yang tepat untuk tumpuan.
b. Teknik Tumpuan
Menurut Aip Syaifuddin 1992: 107 bahwa, “Tolakan adalah perpindahan gerak dari gerak horizontal kearah vertikal yang di lakukan
secara cepat“. Tujuan tumpuan adalah untuk mendapatkan kecepatan dalam arah vertikal bagi pusat gaya berat tubuh pelompat.
Dalam hal ini Jess Jarver 1986: 70 mengemukakan bahwa “Tujuan tumpuan adalah untuk mendapatkan percepatan gerak dalam arah vertikal
bagi pusat gaya bagi tubuh si pelompat. Gerakan tumpuan dalam lompat tinggi gaya
straddle
menurut Jess 1986: 72 adalah : kaki
take off
diletakan tepat di depan pusat dari berat tubuh si pelompat. Pinggul diarahkan
kedepan secepat mungkin, dengan meninggalkan bahu di belakang, ketika tumit dari kaki yang
take off
menyentuh tanah. Kaki ini hendaknya di tekuk, kaki yang menumpu sekarang di ayunkan secepat mungkin melewati mistar,
dengan bagian kaki bawah harus kendur. Pada saat menolak kaki, titik berat harus berada di atas kaki tumpu,
agar gaya yang di hasilkan mendekati vertikal. Pada saat
take off
kaki dan lengan di ayunkan secara serentak ke depan dan ke atas.
Kaki yang di gunakan untuk tolakan harus kaki yang terkuat, agar dapat menghasilkan gerakan ke atas yang maksimum. Tumpuan harus
dilakukan dengan tepat pada titik tumpu. Tumpuan tidak boleh terlalu dekat atau terlalu jauh dari mistar.
c. Teknik Melewati Mistar
Sikap badan saat melewati mistar menentukan terhadap atas lompatan. Dalam gaya
straddle
posisi pelompat saat melewati mistar yaitu berbaring menelungkup di sepanjang mistar. Sikap badan saat melewati
commit to user
mistar pada lompat tinggi gaya
straddle
, menurut Aip Syaifuddin 1992: 112 adalah sebagai berikut : setelah kaki ayun misalnya kaki kanan, jika
tolakan dengan kaki kiri dan awalan dari samping kiri mencapai ketinggian maksimum letaknya lebih tinggi dari pada letak kepala kemudian segera
di lewatkan di atas mistar dilakukan lebih dahulu dari pada bagian badan lainnya. Lengan kiri hendaknya diusahakan agar tidak menyentuh mistar,
biasanya dirapatkan pada bagian dada atau juga yang membawanya ke sisi badan atau di letakan pada punggung setelah kaki kanan melewati mistar,
secepatnya badan di putar ke kiri dengan kepala mendahului melewati mistar, putaran badan harus dapat di lakukan sebaik-baiknya, hingga dada
dan perut benar-benar menghadap ke bawah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada lompat tinggi gaya guling perut, keadaan badan
telungkup, mistar berada di bawah perut, pinggul lebih tinggi dari pada pundak, dan kepala berada di samping kiri agak di bawah mistar.
Pada gaya
straddle
, masalah terbesar atlet dalam mencapai puncak lompatan adalah untuk menghidari jauhnya mistar karena seretan kaki.
Satu metode untuk menyelesaikan ini adalah lengan memutar tubuh menjauhi mistar. Kaki sangat membantu gerakan memutar pada waktu
take off
dan mengangkat badan keatas mistar, pada saat titik tertinggi pelompat dapat mensejajarkan tubuhnya dengan mistar, secara lebih jelas
pelaksanaan teknik melayang di udara lompat tinggi gaya
straddle
seperti yang di uraikan di atas dapat di lihat gambar berikut :
Gambar 1. Teknik gerakan Melayang di udara pada lompat tinggi gaya
straddle
Aip Syaifuddin, 1992 : 113.
commit to user
Pada saat melewati mistar, agar dapat memperoleh hasil yang optimal, kedudukan titik berat badan sebaiknya sedekat mungkin dengan mistar.
Titik ketinggian maksimal harus di atas dan di tengah tengah mistar. Pada saat melewati mistar di usahakan menggunakan tenaga sedikit mungkin dan
secara sadar agar dapat menghindari gerakan-gerakan yang tidak diinginkan.
d. Teknik Pendaratan
Pendaratan merupakan tahap akhir dari proses gerakan pada lompat tinggi. Cara melakukan pendaratan dan posisi badan saat pendaratan
tergantung dari gaya yang di lakukan. Pertimbangan terpenting untuk pendaratan adalah keselamatan pelompat. Pada saat ini pendaratan pada
lompat tinggi sudah terbuat dari busa yang cukup tebalmatras, sehingga pendaratan cukup aman.
Serangkaian gerakan lompat tinggi gaya
straddle
, mulai saat awalan sampai dengan pendaratan. Dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 2. serangkaian gerakan lompat tinggi gaya
Straddle
.
B. Kerangka Berpikir