UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU BALON PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PANERUSAN KULON SUSUKAN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010 2011

(1)

i Oleh :

PARYANTO NIM. X 4709106

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

ii

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU BALON

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PANERUSAN KULON SUSUKAN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh :

PARYANTO NIM. X 4709106

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(3)

iii

Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Panerusan Kulon Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara ” ini telah diajukan untuk memenuhi Tugas Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun 2010.

Solo, Januari 2011 Peneliti

Paryanto

NIM. X 4709106

Dosen Pembimbing I PKM Dosen Pembimbing II PKM

Dra. Ismaryati, M.Kes Drs. Wahyu Sulistyo, M.Kes NIP. 19630505 198903 2 001 NIP. 19490505 198503 1 001


(4)

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Jum’at Tanggal : 17 Juni 2011

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang tanda tangan

Ketua : Drs. Agus Mukholid, M.Pd. ___________

Sekretaris : Slamet Riyadi, S.Pd.M.Or ___________

Anggota I : Dra. Ismaryati, M.Kes. ___________

Anggota II : Drs. Wahyu Sulistyo, M.Kes. ___________

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Dekan

Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd


(5)

v

BANTU BALON PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PANERUSAN KULON SUSUKAN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juni 2011.

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana penerapan alat bantu balon dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Panerusan Kulon, Susukan, Banjarnegara, khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan 2 siklus dalam 4 kali pertemuan. Subjek penelitian ini adalah siswa Kelas V SD Negeri 1 Panerusan Kulon Susukan Banjarnegara tahun pelajaran 2010/2011 berjumlah 21 siswa, putra 14 dan putri 7. Instrumen yang digunakan untuk mengambil data pada penelitian ini adalah lembar pengamatan, angket dan tes unjuk kerja siswa.

1) Hasil belajar lompat jauh

Sumber data siswa, teknik yang digunakan berdasarkan pengalaman, alatnya berupa tes lompat jauh.

2) Pembelajaran lompat jauh

Sumber data kejadian pada saat kegiatan belajar mengajar, teknik yang digunakan berdasarkan pengamatan, alatnya berupa lembar observasi.

3) Penggunaan alat bantu

Sumber data penggunaan balon dan tali, teknik yang digunakan berdasarkan pengamatan, alatnya berupa lembar observasi.

4) Penggunaan alat pembelajaran

Sumber data halaman atau lapangan, bak lompat jauh, teknik yang digunakan berdasarkan pengamatan, alatnya berupa lembar observasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar lompat jauh dengan menggunakan alat bantu balon dapat meningkatkan semangat siswa, antusias siswa, dan meningkatkan pembelajaran siswa.


(6)

vi

Paryanto, THE EFFORT TO IMPROVE THE RESULT STUDY IN LONG JUMP LEARNING BY USING BALLON MEDIUM OF THE FIFTH YEAR STUDENTS ELEMENTARY SCHOOL 1 PANERUSAN KULON SUSUKAN BANJARNEGARA IN ACADEMIC YEAR 2010/2011. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, June 2011. The aim of this research in how for to apply the improving result study by using ballon medium of the fifty year Elementary School 1 Panerusan Kulon Susukan Banjarnegara, especially Physical Education, Healthy and sport lessons.

The methode of this research use The Classroom Action Research which done 2 cycles in 4 meetings. The subjectives of the research is the fifth year studens of SD Negeri 1 Panerusan Kulon Susukan Banjarnegara in academic year 2010/2011 which the total of the students : 21 persons consits of the fourteen boys and seven girls. The instruments of the research are used to take the data’s research are sheets of observation papers, questionnaire and practical work test. 1) The Result Long Jump Study

The resources data’s students tehnique which is used based on observation, the equipment of the form long jump test.

2) The Learning

The resources of the data abouth event activitles learning and teaching, tehnique which is used based on observation, the form equipment sheet of observation papers.

3) The Function of Medium Equipment/Instrument

The resources of data the function of balloon and rope, tehnique which is used based on observation papers.

4) The function od instrument learning.

The resources data the yard or the field, long jump square, tehnique wich is used based on observation, the form of equipment/instrument sheet of observation papers.

The result of this research show us that result of the study about long jump by using medium instrument or equipment “ballons” can improve, support, enthusiastic and increase learning of the students.


(7)

vii

Pengalaman adalah guru yang paling baik. Kegagalan adalah sukses yang tertunda.


(8)

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada :

SD Negeri 1 Panerusan Kulon Bapak dan Ibu tercinta Istri dan anak tersayang Dosen-dosen Pembimbing

Dra. Ismaryati, M.Kes, Drs. Wahyu Sulistyo, M.Kes Teman sejawat JPOK FKIP UNS Penjaskesrek Angkatan 2009


(9)

ix

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan PTK ini.

Disadari bahwa penulisan PTK ini banyak mengalami hambatan, tetapi terkait bantuan dari berbagai pihak maka hambatan tersebut dapat teratasi.

Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatulloh, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret yang telah memberi izin penulisan skripsi.

2. Dra. Ismaryati, M.Kes dan Drs. Wahyu Sulistyo, M.Kes selaku dosen pembimbing penyusunan Penelitian Tindakan Kelas.

3. Kepala SD Negeri 1 Panerusan Kulon, UPT Dindikpora Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara yang telah memberikan ijin penelitian.

4. Teman-teman mahasiswa PPKHB kelompok V Banjarnegara yang telah membantu penelitian.

5. Siswa-siswi SD Negeri 1 Panerusan Kulon, UPT Dindikpora Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini.

6. semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini, yang tidak dapat disebut satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat.

Banjarnegara, Juni 2011. Penulis


(10)

x

DAFTAR ISI

JUDUL ...

PENGAJUAN ...

PERSETUJUAN ...

PENGESAHAN ...

ABSTRAK ...

MOTTO ...

PERSEMBAHAN ...

KATA PENGANTAR ...

DAFTAR ISI ...

DAFTAR TABEL ...

DAFTAR GAMBAR ...

DAFTAR LAMPIRAN ...

BAB I. PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang Masalah ... B. Perumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian ... D. Manfaat Penelitian ...

BAB II. LANDASAN TEORI ... A. Tinjauan Pustaka ... B. Hasil Penelitian yang Relevan ... C. Kerangka Berpikir ... D. Hipotesis Tindakan...

BAB III. METODE PENELITIAN ... A. Tempat dan Waktu ... B. Subjek Penelitian ... C. Sumber Data ... D. Alat Pengumpulan Data ...

i ii iii iv v vii viii ix x xii xiii xiv 1 1 4 4 4 6 6 17 17 18 19 19 19 19 20


(11)

xi

A.Hasil Penelitian ... B.Pembahasan ...

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... A. Simpulan ... B. Implikasi ... C. Saran-saran...

DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN ... 32 44 48 48 48 48 50 51


(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel :

1. Alat Pengumpulan Data ... 2. Hasil Penilaian Lompat Jauh Siswa Kelas V SDN 1 Panarusan Kulon

Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara ... 3. Perbandingan Hasil Tes Lompat Jauh Siswa Kelas V SDN 1 Panarusan Kulon Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara ...

20

42


(13)

xiii

1. Bagan Kerangka Berpikir ... 2. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas... 3. Permainan Lompat Melewati Balon... 4. Mengambil Awalan dan Tolakan... 5. Cara Melayang dan Pendaratan dengan Alat Bantu Balon... 6. Sikap dari Awalan Sampai Mendarat... 7. Permainan Lompat Melewati Balon... 8. Cara Mengambil Awalan dan Tolakan... 9. Cara Melayang dan Pendaratan dengan Alat Bantu Balon... 10. Sikap dari Awalan Sampai Mendarat...

18 22 21 25 26 26 28 29 29 30


(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran :

1. Surat Ijin Penelitian ... 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 4. Pendapat Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran ... 5. Rekapitulasi Hasil Angket Siswa ... 6. Lembar Pengamatan ... 7. Lembar Pengamatan Siklus I Pertemuan 1 ... 8. Lembar Pengamatan Siklus 2... 9. Absen Siswa Kelas V SD Negeri 1 Panerusan Kulon ... 10. Daftar Hasil Lompatan... 11. Rentang Hasil Lompatan ... 12. Penilaian Psikomotorik ... 12. Daftar Nilai Siswa Bulan Maret (Kondisi awal)... 13. Daftar Nilai Siswa Bulan April (Siklus I) ... 14. Daftar Nilai Siswa Bulan Mei (Siklus II)... 15. Dokumen Penelitian ...

52 53 66 79 82 85 88 91 94 95 96 97 98 99 100 101


(15)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan sektor lain yang saling berkaitan satu dengan lainnya dan berlangsung secara berkelanjutan (Oemar Hamalik, 2009:1).

Pendidikan memiliki peran yang sentral bagi upaya pengembangan sumber daya manusia. Adanya peran yang demikian, isi dan proses pendidikan perlu dimutakhirkan sesuai dengan kemajuan ilmu dan kebutuhan masyarakat. Implikasinya, jika pada saat ini masyarakat Indonesia dan dunia menghendaki tersedianya sumber daya manusia yang memiliki seperangkat kompetensi berstandar nasional dan internasional, maka isi dan poses pendidikannya perlu diarahkan pada pencapaian kompetensi tersebut (Fatah Syukur, 2005:45).

Peningkatan keberhasilan kegiatan pembelajaran menjadi indikator utama dalam meningkatkan mutu pendidikan dan tidak dipungkiri bahwa komponen utama kegiatan itu adalah staf pengajar (guru). Guru mampu memilih dan menggunakan strategi yang tepat agar siswa dapat aktif dalam belajar dan menciptakan kondisi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.

Guru memiliki peran yang sangat penting bagi keberhasilan pembelajaran. Agar pembelajaran memiliki kekuatan yang maksimal, guru harus senantiasa berusaha mempertahankan dan meningkatkan semangat yang telah dimilikinya ketika mempelajari materi standar. Sebagai pengajar, guru harus memiliki tujuan yang jelas, membuat keputusan secara rasional agar siswa memahami ketrampilan yang dituntut oleh pembelajaran (E. Mulyasa, 2009:40).

Dalam proses belajar mengajar, antara guru dengan siswa diperlukan adanya interaksi. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kegiatan berproses yang berorientasi pada suatu tujuan yang ingin dicapai dan tujuan itu harus


(16)

2

mengarah pada perubahan tingkah laku yang merupakan bagian dari tujuan pendidikan sehingga semua kegiatan belajar mengajar diarahkan pada suatu tujuan. (Fatah Syukur, 2005:33).

Berbagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan khususnya meningkatkan minat dan hasil belajar Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga baik yang telah dilaksanakan oleh pemerintah maupun penyelenggara pendidikan seperti dengan melatih guru-guru untuk menggunakan metode, model, maupun teknik mengajar yang cocok dan menyenangkan misalnya dalam seminar, workshop, diklat maupun Kegiatan Kelompok Kerja Guru namun setelah pelatihan ataupun workshop banyak guru yang kembali mengajar ke cara lama yaitu berpusat pada guru (teacher centered) sehingga hasil yang dicapai masih belum memuaskan dan belum ada peningkatan hasil belajar yang signifikan, yang relatif disebabkan oleh motivasi yang masih kurang dalam belajar Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga.

Keberhasilan guru dalam mengelola pembelajaran di kelas pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga, lebih disebabkan oleh metodologi yang digunakan guru dalam mengajar. Hal tersebut berakibat pada respon siswa. Metode pembelajaran yang menyenangkan akan menyebabkan siswa sangat antusias saat mengikuti proses pembelajaran sehingga kelas terlihat kondusif, aktif dan menyenangkan. Namun keberhasilan guru dalam mengelola proses pembelajaran sebagaimana di atas tidak selalu berjalan sinergis dengan keadaan saat proses evaluasi.

Para siswa telah memiliki kemampuan awal yang telah diterima di kelas sebelumnya. Kemampuan awal siswa ini harus digali agar siswa lebih belajar mandiri dan kreatif, khususnya ketika mereka akan mengkaitkan dengan pelajaran baru.

Belajar bermakna menuntut adanya konteks pembelajaran yang muncul di lingkungan tempat tinggal siswa, hal ini dapat dilakukan dengan jalan mengajak siswa belajar di luar kelas atau mengajak mereka mendekati sumber belajar. Maksudnya agar diperoleh ide-ide, dan masalah-masalah yang dapat dilihat dan diamati di lingkungan sekitarnya. Pola pembelajaran seperti ini akan


(17)

membantu siswa dalam proses berpikir dan pada gilirannya siswa aktif dalam belajar. Pada dasarnya siswa sendiri yang akan menyelesaikan masalah-masalah yang dia dapatkan sesuai dengan konsep materi yang dipelajari.

Penggunaan metode yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Cukup banyak bahan pelajaran yang terbuang dengan percuma hanya karena penggunaan metode menurut kehendak guru dan mengabaikan kebutuhan siswa, fasilitas serta situasi kelas (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2006:77).

Hasil observasi awal yang dilakukan penulis di SD Negeri 1 Panerusan Kulon, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara khususnya dalam kegiatan belajar mengajar Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga, terlihat bahwa kemampuan siswa dalam melakukan gerakan olehraga masih rendah. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa kurang aktif dalam mengikuti kegiatan belajar baik pada saat teori maupun praktik. Siswa yang kemampuannya kurang, terlihat belum mempersiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan. Hal ini ditandai dengan keengganan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Siswa juga terlihat kurang serius dalam mempraktikan gerakan yang telah dicontohkan oleh guru. Pada saat pembelajaran di dalam kelas, keaktifan siswa terlihat masih kurang seperti pada saat diskusi maupun tanya jawab. Selain itu, tugas yang diberikan oleh guru masih dirasa sulit sehingga siswa tidak mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru. Selain itu, pembelajaran Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga masih menekankan pada konsep-konsep yang terdapat di dalam buku dan juga belum memanfaatkan media pembelajaran secara maksimal.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti bermaksud mengambil judul penelitian : “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Lompat Jauh Dengan Menggunkan Alat Bantu Balon Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Panerusan Kulon Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010/2011”


(18)

4

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

“Bagaimanakah alat bantu balon dapat meningkatkan hasil belajar lompat jauh siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Panerusan Kulon an Susukan Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010/2011?”. Alat bantu balon dalam penelitian ini digunakan dengan balon yag diletakan di tanah dengan jarak 75 cm siswa melompati satu persatu. Yang dimaksud dengan lompat jauh dalam penelitian ini adalah lompat jauh gaya jongkok.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Umum :

Meningkatkan hasil belajar lompat jauh siswa kelas V SD Negeri 1 Panerusan Kulon Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2010/2011.

2. Tujuan Khusus :

Meningkatkan hasil belajar lompat jauh pada siswa kelas V SD Negeri 1 Panerusan Kulon Susukan Banjarnegara tahun pelajaran 2010/2011 menggunakan alat bantu balon.

D. Manfaat Peneliitan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pihak sekolah, guru, dan para siswa :

1. Bagi Sekolah

Dapat dijadikan masukan penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang baik, khususnya bidang Studi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan pada siswa kelas V SD Negeri 1 Panerusan Kulon UPT.


(19)

Dindikpora Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2010/2011.

2. Bagi Guru

Guru dapat menerapkan pembelajaran dengan alat bantu balon sebagai salah satu media yang dapat membantu guru dalam membelajarkan ketrampilan dan kemampuan siswa sehingga dalam diri siswa akan tumbuh hasil belajar khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga. 3. Bagi Siswa

Kemampuan awal siswa dapat digali secara optimal agar siswa belajar lebih mandiri dan kreatif, khususnya ketika mereka akan mengkaitkan dengan pelajaran baru, disamping itu siswa dapat termotivasi dalam pembelajaran sehingga mengurangi kebosanan dalam belajar.


(20)

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pembelajaran Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga a. Pengertian Pembelajaran

Sebelum membahas konsep pembelajaran, maka terlebih dahulu kita mengetahui konsep belajar itu sendiri. Belajar ialah suatu proses atau usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2).

Menurut Oemar Hamalik (2009:45), belajar mengadung pengertian terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku. Belajar meliputi tidak hanya mata pelajaran, tetapi juga penguasaan kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam ketrampilan dan cita-cita.

Sementara itu, Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2006: 10) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan, artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, ketrampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau belajar.

Dalam kegiatan belajar harus didapat didalamnya suatu tanda atau ciri, sehingga seseorang dikatakan belajar. Karena ada seseorang dikata belajar tetepi justru yang terjadi adalah bermain. Walaupun ada pemahan tentang belajar sambil bermaian atau bermain sambil belajar. Untuk itu satu kegiatan dapat dikategorikan belajar harus mempunyai ciri-ciri tertentu. Kegiatan belajar memiliki ciri-ciri, seperti:

1) Siswa berpartisipasi aktif meningkatkan minat dan tercapainya tujuan instruksional. Berperan aktif dalam proses belajar mengajar bukan berarti cukup mendengarkan saja dan bersikap diam untuk


(21)

mengganggu melainkan didalamnya ada proses memperhatikan, mau bertanya, mencoba dan memberikan tanggapan terhadap permasalahan pelajaran yang timbul berasal dari siswa maupun dari guru itu sendiri. Dengan sikap aktif akan berpengaruh positif terhadap hasil belajar. 2) Adanya interaksi antara siswa dengan lingkungan. Keputusan siswa

terhadap lingkungan terhadap mengakibatkan terhentinya proses pemahaman terhadap materi ajar yang menjadi objek dalam pembelajaran, sehingga proses itu harus berjalan melalui bermacam penggalaman dan mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu. Pengalaman belajar bersumber dari suatu kebutuhan dan tujuan peserta didik sendiri yang mendorong motivasi secara berkesinambungan.

3) Belajar merupakan proses berkelanjutan hingga mendapat pengertian yang mendalam, sehingga hasil belajar itu diterima oleh peserta didik apabila memberi kepuasan pada kebutuhanya dan berguna serta bermakna baginya. Kebermaknaan dalam belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam pengertian pemecahan suatu masalah berpikir, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.

4) Mengembangkan kemampuan siswa kearah lebih maju dan baik, hasil belajar yang telah dicapai bersifat kompleks dan dapat berubah-ubah, jadi tidak sederhana dan statis.

Oemar Hamalik dalam bukunya yang berjudul “Kurikulum dan Pembelajaran” (2009:57), mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia yang terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis dan kapur, fotografi, slide, film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan


(22)

8

kelas, perlengkapan audio visual juga komputer. Prosedur, meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya. Ada ciri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran, yaitu (Oemar Hamalik, 2009:66):

1) Rencana, ialah penataan ketenagaan, material dan prosedur yang merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus.

2) Kesalingtergantungan (interdependence) antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. Tiap unsur bersifat esensial dan masing-masing memberikan sumbangannya kepada sistem pembelajaran.

3) Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Ciri ini menjadi dasar perbedaan antara sistem yang dibuat oleh manusia dan sistem alami (natural).

Dimyati dan Mudjiono (2009:18) menjelaskan pola hubungan tujuan pembelajaran, proses belajar dan hal ikhwal yang terjadi pada siswa dalam rangka kemandirian, yaitu:

1) Guru membuat desain instruksional dan memandang siswa sebagai partner yang memilikia asas emansipasi diri menuju kemandirian. Guru menyusun rencana pembelajaran.

2) Siswa memiliki latar pengalaman dan kemampuan awal dalam proses pembelajaran.

3) Tujuan pembelajaran dalam desain instruksional dirumuskan oleh guru berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Tujuan pembelajaran tersebut juga merupakan sasaran belajar bagi siswa menurut pandangan dan rumusan guru.

4) Kegiatan belajar mengajar merupakan tindak pembelajaran guru di kelas. Tindak pembelajaran tersebut menggunakan bahan belajar. Wujud bahan belajar tersebut adalah berbagai bidang studi di sekolah. 5) Proses belajar merupakan hal yang dialai oleh siswa, suatu respon


(23)

Dalam proses belajar tersebut, guru meningkatkan kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotoriknya.

6) Perilaku siswa merupakan hasil proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut bermanfaat bagi guru dan siswa.

7) Setelah siswa lulus, berkat hasil belajar, siswa menyusun program belajar sendiri. Dalam penyusunan program belajar mandiri tersebut, sedikit banyak siswa berlaku secara mandiri.

b. Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga

Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dasar. Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga mengajarkan tentang teknik dasar olahraga dan kesehatan sehingga dapat memberikan pengetahuan kepada siswa bagaimana cara berolahraga yang baik dan hidup sehat. Rumusan pendidikan jasmani menurut Biro Pendidikan Jasmani Kementerian Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan (1961) yang dikutip oleh Sunaryo Basuki, 1979:4) adalah :

“Pendidikan Jasmani adalah pendidikan yang mengaktualisasikan potensi-potensi aktivitas manusia berupa sikap, tindakan dan karya yang diberi bentuk, isi dan arah untuk menuju kebulatan kepribadian sesuai dengan cita-cita kemanusiaan”.

Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga menurut Sunaryo Basuki (1979 : 5) antara lain :

1) Meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan badan

2) Dengan cara yang tepat, maka fungsi jantung, paru-paru, sistem peredaran darah dan organ-organ penting lainnya akan menjadi baik. Otot-otot akan berkembang dalam kekuatan besar dan tonusnya. Pengaruh kehidupan sehari-hari yang dapat menimbulkan kelainan sikap dan hambatan dalam pertumbuhan dapat dihindarkan. Dengan


(24)

10

demikian, kegiatan olahraga yang dilakukan oleh siswa akan merangsang pertumbuhan organ-organ secara menyeluruh dan mencapai perkembangan yang optimal.

3) Meningkatkan kesegaran jasmani

4) Dengan pertumbuhan organ-organ tubuh secara menyeluruh dan baik, maka siswa akan mampu melakukan kegiatan yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan gerakan-gerakan dasar manusia, seperti berjalan, berlari, melompat, mengangkat, mendorong, memanjat dan lain-lain yang memerlukan modal kemampuan baik fisik berupa kecepatan, daya tahan, kekuatan dan kelincahan

5) Menanamkan kehidupan yang sehat

6) Kesehatan adalah kemampuan organisme manusia menanggung usaha-usaha penyesuaian, kemampuan melakukan tugas, menahan lelah dan cepat pemulihannya. Kesehatan diartikan dengan perkembangan organik. Individu yang sehat adalah individu yang memiliki tenaga fisik, bebas dari gangguan fisi yang dapat disembuhkan, bebas dari ketegangan otot yang melemahkan mekanisme gerakan badan manusia, mampu menghasilkan puncak prestasi kegiatan yang memerlukan kecepatan, kekuatan, daya tahan dan kelincahan. Kesehatan yang maksimal memungkinkan menghasilkan efisiensi tubuh yang tinggi.

7) Meningkatkan ketangkasan/ketrampilan

8) Ketangkasan / ketrampilan merupakan penguasaan gerak secara tepat. Ini hanya dapat diperoleh dengan melakukan gerakan secara berulang-ulang. Gerakan sudah mencapai taraf gerakan yang dilakukan secara otomatis dengan efisiensi dan kecermatan yang tinggi.

9) Meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan.

10) Selain harus menguasai ketrampilan teknis dalam cabang olahraga juga harus memasuki peraturan-peraturannya, mengetahui alat-alat dan perlengkapannya, fungsi latihan dan kegiatan olahraga pendidikan untuk mengembangkan kemampuan membuat tafsiran (judgement),


(25)

mengartikan secara tepat suatu situasi, kemampuan berfikir dan kemampuan memecahkan masalah serta kemampuan mengambil keputusan yang tepat. Penggunaan taktik dalam permainan atau pertandingan berarti akan meningkatkan kemampuan-kemampuan tersebut.

11) Menanamkan ras sosial, kehidupan yang kreatif dan rekreatif.

12) Olahraga yang baik berfungsi untuk mengembangkan emosional, perkembangan dorongan-dorongan yang terdapat dalam diri manusia yang menghasilkan perbuatan. Jika dorongan emosi berkembang dengan semestinya dan dalam penguasaan, maka akan dapat menimbulkan perbuatan-perbuatan kreatif yang bermanfaat bagi masyarakat, bukan perbuatan yang anti sosial. Dengan melakukan berbagai latihan dan kegiatan olahraga, diharapkan siswa akan dapat mengambil nilai-nilai baik yang terdapat dalam cabang olahraga yang dihayati. Pada taraf lebih lanjut, akan menumbuhkan kegemaran berolahraga pada diri siswa sehingga olahraga menjadi hobi dan sudah merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari di sela-sela pekerjaannya. Hal ini mempunyai nilai rekreatif untuk mengisi waktu luang.

13) Menanamkan budi pekerti luhur.

14) Dengan berolahraga, maka dapat memupuk sifat-sifat yang baik sehingga akan menanamkan landasan yang kuat bagi terbentuknya akhlak atau budipekerti yang luhur.

c. Pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar

1) Program kegiatan olahraga di sekolah dasar

Salah satu pengajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan di tingkat sekolah dasar adalah atletik. Program pendidikan jasmani dan olahraga meliputi berbagai kegiatan sebagai berikut (Sunaryo Basuki, 1979:202):


(26)

12

b. Permainan anak-anak c. Atletik ringan

d. Bermain e. Senam

f. Renang, gerak jalan, baris berbaris, kemah, karyawisata, bela diri dan lain-lain.

g. Penilaian dan test kesegaran jasmani.

Peranan guru sangat penting dalam penyusunan program kegiatan ini. Dengan fasilitas dan alat-alat olahraga yang serba terbatas, guru harus dapat menysusun program dan merangkai bahan pelajaran yang sebaik-baiknya. Program kegiatan disusun untuk setiap

kelas selama satu tahun pelajaran. Supaya ada

kesinambungan/kontinuitas, program kegiatan sebaiknya disusun oleh semua guru dengan pimpinan kepala sekolah.

2) Pelaksanaan program pengajaran

Pada umumnya, penyajian pelajaran olehraga termasuk penyajian pelajaran atletik mengikuti sistematika sebagai berikut (Sunaryo Basuki, 1979:211-213):

a. Pemanasan; maksud diadakan pemanasan adalah untuk menyiapkan secara jasmaniah maupun rokhaniah agar dapat menerima pelajaran dengan baik.

b. Inti pelajaran yaitu macam-macam kegiatan yang diberikan untuk mencapai tujuan khusus dari pelajaran yang diberikan pada saat itu. Dengan demikian, jenis dan sifat latihan yang dipilih sesuai dengan tujuan pelajaran itu sendiri.

c. Penenangan; dimaksudkan untuk mengembalikan kondisi anak-anak kepada kondisi seperti sebelum melakukan kegiatan dan menyiapkan rokhani dan jasmani anak-anak dalam mengikuti program selanjutnya.


(27)

Pengajaran dapat dikatakan berhasil jika pelajaran berjalan dengan lancar, waktu yang tersedia dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dan setelah pelajaran selesai, anak-anak mempunyai pengertian dan memahami apa yang diajarkan. Oleh karena itu diperlukan persiapan-persiapan yang cermat dan teliti oleh guru.

2. Minat Belajar

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan (Slameto, 2003:57). Sedangkan menurut Muhibbin Syah (2003:151), minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Jadi, berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan (Slameto, 2003:57).

Minat berpengaruh besar terhadap belajar, karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar dan tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar.

Nuckols dan Banducci dikutip oleh Abdul Wahib (dalam Chabib Thaha 1998:107) menulis tentang minat bagi kehidupan anak sebagai berikut:

a. Minat mempengaruhi bentuk intensitas cita-cita. Sebagai contoh, anak yang berminat pada olahraga, maka cita-citanya adalah menjadi olahragawan yang berprestasi, sedang anak yang berminat pada kesehatan fisiknya, maka cita-citanya menjadi dokter.

b. Minat sebagai tenaga pendorong yang kuat. Minat anak untuk menguasai pelajarn bisa mendorongnya untuk belajar kelompok di tempat temannya meskipun suasana sedang hujan.


(28)

14

c. Prestasi selalu dipengaruhi oleh jenis intensitas minat seseorang. Meskipun diajar oleh guru yang sama dan diberi pelajaran yang sama tapi antara satu anak dan anak yang lainnya menjdapat jumlah pengetahuan yang berbeda. Hal ini terjadi karena berbedanya daya serap siswa dan daya serap ini dipengaruhi oleh intensitas minat masing-masing.

d. Minat yang terbentuk sejak masa kanak-kanak sering terbawa seumur hidup karena membawa kepuasan. Minat untuk menjadi guru telah terbentuk sejak kecil sebagai misal, akan terus terbawa sampai hal ini menjadi kenyataan. Apalagi ini terwujud, maka semua suka duka menjadi guru tak akan dirasa karena semua tugas dikerjakan dengan penuh sukarela.

John A Barr (dalam Chabib thaha, 1998:108) menyoroti penyebab perilaku anak yang kehilangan minat dalam belajarnya, yaitu :

a. Kelainan jasmaniah pada mata, telinga atau bagian tubuh lainnya yang sangat mempersulit siswa dalam mengikuti pelajaran atau menjalankan tugas.

b. Pelajaran kurang merangsang. Karena pelajaran dirasa kurang memenuhi kebutuhan anak, maka anak cenderung merasa bosan.

c. Ada masalah atau kesulitan kejiwaan. Dalam hal ini, anak akan menunjukan gejala yang sama di mana-mana, yakni menunjukan minat atau memberi perhatian yang lebih besar kepada segala sesuatu di luar kelas.

d. Ada konflik pribadi dengan guru atau dengan orang tua. Dengan sikap seperti ini, sebenarnya ia hendak menunjukan sikap melawan mereka, jadi sikap ini merupakan satu jenis senjata untuk melawan.

3. Alat Bantu Balon

Alat bantu belajar atau media belajar merupakan alat alat yang dapat membantu siswa belajar untuk mencapai hasil belajar. Alat bantu pembelajaran adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Guru


(29)

harus berusaha agar materi yang disampaikan atau disajikan mampu diserap dengan mudah oleh siswa.

Apabila pengajaran disampaikan dengan bantuan alat-alat yang menarik seperti alat bantu balon, maka siswa akan merasa senang dan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik.

Alat bantu balon balon dalam pembelajaran dapat mengurangi atau menghindari kemungkinan-kemungkinan terjadi salah komunikasi. Pendapat Darhim (1985:5) menyatakan bahwa alat bantu yang penggunaannya diintegrasikan dengan isi pengajaran yang telah tertuang dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran. Dengan kata lain sesuai dengan perkembangan nalar siswanya, guru harus mengusahakan agar fakta, konsep, operasi, ataupun prinsip dalam Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga itu terlihat konkret. Di jenjang Sekolah Dasar, sifat konkret obyek Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga diusahakan lebih banyak atau lebih besar daripada jenjang yang lebih tinggi.

Kehadiran alat bantu balon dalam pembelajaran mempunyai arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut, ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan alat bantu balon sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada siswa dapat disederhanakan dengan bantuan alat. Alat bantu balon dapat mewakili hal-hal yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran alat bantu balon sehingga siswa lebih mudah mencerna bahan. Menurut Ibrahim (1986: 13) media diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan pemahaman siswa sehingga dapat mendorong hasil belajar dalam pembelajaran. Secara luas, Djamarah dan Zain (2002:136) mengartikan media sebagai manusia, benda ataupun peristiwa yang memungkinkan siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan.


(30)

16

Alat bantu dapat berfungsi sebagai alat peraga, Alat bantu Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga lebih cenderung disebut alat peraga (Darhim, 1985:6) yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran yang telah dituangkan dalam Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) bidang studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga dan bertujuan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar. Alat bantu dapat menjadi jembatan bagi siswa untuk berpikir abstrak. Demikian pula dengan alat bantu Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga diperlukan sekali, meskipun tingkat intelegensi maupun bakat siswa tinggi sebab akan membuat siswa lebih cepat sampai pada ide yang sedang dijelaskan, dibandingkan dengan tanpa menggunakan alat peraga. Namun demikian membuat alat bantu hendaklah disesuaikan dengan materi yang diajarkan agar siswa lebih mudah memahami materi tersebut, serta disesuaikan dengan kebutuhan siswa, karena setiap siswa hakekatnya mempunyai kebutuhan yang berbeda. Perlu ditentukan secara khas siapa sesungguhnya siswa yang dilayani dengan alat bantu.

Pemilihan alat bantu balon dalam pembelajaran lompat jauh dengan pertimbangan pemikiran sebagai berikut :

a. Dengan menggunakan alat bantu balon dapat meminimalkan verbalisme pada siswa.

b. Dengan menggunakan alat bantu balon dapat menguatkan konsep supaya melekat, mengendap, dan tahan lama sebagai dasar pola pikir selanjutnya. c. Dengan menggunakan alat bantu balon dapat meningkatkan hasil belajar

siswa dalam pembelajaran.

d. Penyajian pembelajaran Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Olahraga dengan alat bantu balon dapat mengubah siswa yang semula sebagai obyek kegiatan mengajar menjadi subyek dan berperan aktif dalam proses pembelajaran.


(31)

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Hindri Patwati (2002) yang berjudul Perbedaan Pembelajaran Model Bermain Dengan Non Bermain Pada Peningkatan Kemampuan Gerak Dasar Lompat Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Tarakanita, Bumiijo.

Pembelajaran atletik dengan model bermain dan non bermain terdapat pada perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan lompat siswa kelas V.

C. Kerangka Berpikir

Penelitian ini memfokuskan pada upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan alat bantu balon pada siswa SD Negeri 1 Panerusan Kulon UPT Dindikpora Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2010/2011. Hasil pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah bisa berlangsung dengan efektif dan optimal tergantung oleh beberapa faktor. Faktor tersebut antara lain dari guru, fasilitas dan metode mengajar.

Bermain atau permainan dapat menjadi pendekatan metode pembelajaran. Ini dikarenakan permainan dapat membuat siswa senang, tertarik terhadap materi, termotivasi dalam mengikuti pembelajaran dan melalui pendekatan permainan siswa secara tidak langsung belajar melakukan teknik yang akan dilaksanakan dalam materi pembelajaran. Pendekatan bermain dalam pembelajaran teknik dasar bermain sepakbola diharapkan dapat mengoptimalkan pembelajaran, siswa menjadi lebih aktif dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, dengan terbentuknya suasana semacam ini tujuan dari pembelajaran akan tercapai dengan mudah.

Untuk memperjelas kerangka berpikir diatas maka dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:


(32)

18

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir yang telah di kemukakan di atas dapat di rumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: Alat bantu balon diduga dapat meningkatkan hasil pembelajaran lompat jauh pada siswa kelas V SD Negeri 1 Panerusan Kulon Susukan Banjarnegara tahun pelajaran 2010/2011.

Kondisi Awal

Tindakan

Tindakan Akhir

Guru belum menggunakan alat bantu balon

Dalam pembelajaran, guru menerapkan alat bantu balon

Diharapkan melalui pembelajaran dengan alat

bantu balon dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran lompat jauh

Hasil belajar dalam pembelajaran lompat

jauh

Siklus II Melompati balon

dengan jarak 75cm – 100cm

Siklus I Melompati balon

dengan jarak 50cm – 75cm


(33)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Panerusan Kulon UPT. Dindikpora Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan ini dilaksanakan mulai 14 Maret 2011 sampai dengan 14 Mei 2011.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 21 orang yang terdiri dari siswa putra berjumlah 14 sedangkan siswa putri berjumlah 7.

C. Sumber Data

Data penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. a. Data Primer

Data ini diperoleh dari hasil belajar lompat jauh dengan menggunakan alat bantu balon pada siswa kelas V SD Negeri 1 Panerusan Kulon UPT. Dindikpora Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara.

b. Data Sekunder

Data ini berupa: RPP, Silabus, hasil observasi selama pembelajaran dan angket.


(34)

20

D. Alat Pengumpulan Data

Tabel 1: Tabel Alat Pengumpulan Data

No Macam Data Sumber Data Teknik Alat

1

2

3

4

Hasil belajar lompat jauh

Pembelajaran lompat jauh

Penggunaan alat bantu

Penggunaan alat

pembelajaran

Siswa

Kejadian pada saat kegiatan belajar mengajar.

Penggunaan Balon dan tali.

Halaman atau

lapangan, bak lompat jauh. Pengalaman Pengamatan Pengamatan Pengamatan Tes lompat jauh Lembar observasi Lembar observasi Lembar Observasi 1. Observasi

Observasi sebagai alat pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik. Menurut Sutrisno Hadi yang dikutip Sugiyono (2009 : 145), observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Alat pengumpulan data dengan observasi ini digunakan untuk memperoleh data yang berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2009:145). Observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi berperan serta dimana peneliti terlibat langsung dengan kegiatan orang-orang yang sedang diamati atau sumber data penelitian.

2. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto,


(35)

2006:150). Penggunaan metode tes dilakukan pada setiap pertemuan kedua dari masing-masing siklus. Tes instrumen pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif atau tingkat penguasaan materi pembelajaran (Wina Sanjaya, 2009:99).

3. Dokumentasi

Dokumentasi dari asal kata “dokumen” yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2006:158). Metode dokumentasi digunakan untuk mencari data yang berkaitan dengan keadaan siswa dan prestasi belajar dari masing-masing individu sebelum maupun sesudah dilaksanakannya tindakan penelitian.

E. Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa lembar observasi, angket siswa dan tes hasil belajar.

1. Analisis Data Lembar Observasi

Data Observasi diperoleh pada setiap tindakan untuk menilai ada perubahan peningkatan sikap siswa pada setiap siklus. Data ini disajikan secara deskriptif pada hasil penelitian.

2. Analisis Data Angket

Setiap butir pertanyaan angket dikelompokkan sesuai aspek yang diamati, kemudian dihitung jumlah skor pada setiap butir. Jumlah hasil skor yang diperoleh diprosentase dan dikategorikan sesuai dengan jawaban hasil angket pendapat siswa.

3. Analisis Tes hasil Belajar

Hasil tes belajar yang dilakukan dengan tes praktik pada akhir siklus, dihitung nilai rata-rata, kemudian dikategorikan dalam batas-batas penilaian yang didasarkan pada ketuntasan siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan.


(36)

22

F. Prosedur Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Pardjono, dkk (28:27), penelitian tindakan kelas mempunyai empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.Keempat tahapan dalam penelitian ini membentuk sebuah siklus. Setiap siklus dimulai dari perencanaan sampai dengan refleksi. Rencana tindakan dalam penelitian ini dijelaskan dalam gambar sebagai berikut:

Gambar 2. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Perencanaan terdiri dari perencanaan umum dan perencanaan tindakan atau Action Plan. Perencanaan umum meliputi penentuan tempat penelitian, kolaborator, metode dan strategi mengajar, instrument monitoring dan lain-lain. Rencana tindakan (Action Plan) adalah prosedur, strategi yang dilakukan oleh

Masalah

Observasi II

Refleksi II

Rencana II Pelaksanaan Siklus II

Observasi I

Refleksi I Pelaksanaan

Siklus I

Rencana I

Hasil Kesimpulan


(37)

guru (peneliti) dalam rangka melakukan tindakan atau perlakuan terhadap siswa. Pelaksanaan adalah implementasi tindakan ke dalam konteks proses belajar mengajar yang sebenarnya. Pelaksanaan tindakan bisa dilakukan oleh peneliti ataupun kolaborator. Setiap kali tindakan minimal ada dua peneliti, yaitu yang melakukan pembelajaran dan kolaborator yang memantau terjadinya perubahan akibat suatu tindakan, kalau mungkin juga ada critical friends yang tidak berkepentingan dengan proyek penelitian yang dilaksanakan.

Observasi atau pengamatan berfungsi sebagai proses pendokumentasian dampak dari tindakan dan menyediakan informasi untuk tahap refleksi. Pengamatan dilakukan secara cermat dan harus dirancang sebelumnya dengan baik. Pengamatan dilakukan oleh peneliti sendiri ataupun kolaborator. Dampak tindakan terhadap siswa adalah siswa menjadi fokus terhadap penelitian. Refleksi adalah upaya evaluasi diri secara kritis dilakukan oleh tim peneliti, kolaborator dan orang-orang yang terlibat dalam penelitian. Refleksi dilakukan pada akhir siklus dan berdasarkan refleksi ini dilakukan revisi pada rencana tindakan dan dibuat kembali rencana tindakan yang baru untuk diimplememtasikan pada siklus berikutnya.

Keempat tahapan dalam penelitian membentuk sebuah siklus. Setiap siklus dimulai dari perencanaan sampai dengan refleksi. Banyaknya siklus tergantung pada masih atau tidaknya tindakan diperlukan. Tindakan dianggap selesai bila mana permasalahan dalam pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan alat bantu balon sudah dipecahkan. Berikut penjelasan kegiatan-kegiatan dalam siklus pada penelitian tindakan ini:

1. Siklus Pertama a. Perencanaan

1) Perencanan waktu tindakan kelas

2) Penentuan kelas yang akan diberi tindakan

3) Perencanaan tindakan yang akan diberikan (games dan materi) 4) Pembuatan RPP


(38)

24

b. Tindakan

1) Pendahuluan

Ø Siswa dibariskan, dihitung dan dipimpin berdoa

Ø Apersepsi

Ø Memimpin pemanasan

2) Kegiatan Inti

(a) Games (permainan)

Ø Permainan pertama lompat melewati balon yang diikat dengan menggunakan tali yang diletakkan di atas tanah tersusun lurus. Permainan lompat melewati balon dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3. Permainan lompat melewati balon.

Keterangan:

- Persiapan siswa dibagi dalam empat kelompok, dua kelompok putra dan dua kelompok putri. Agar lebih menarik masing-masing kelompok diberi nama bunga untuk kelompok putri dan nama binatang untuk kelompok laki-laki.

- Siswa dibariskan sesuai kelompoknya, masing-masing kelompok menghadap balon.

- Pelaksanaannya: sesuai aba-aba guru, siswa pada kelompoknya masing-masing melakukan lompatan.


(39)

- Cara lompat melewati balon adalah sikap awal berdiri kaki kangkang (secukupnya), kemudian siswa melompati balon dari balon satu ke balon yang lain dengan jarak antar balon 50 cm. Tolakan dan pendaratan dengan kedua kaki.

(b) Teknik lompat jauh

Ø Tahap teknik awalan dan tolakan dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 4. Cara mengambil awalan dan tolakan

Keterangan:

- Persiapan siswa dibagi dalam empat kelompok, dua kelompok putri dan dua kelompok laki-laki.

- Siswa dibariskan sesuai dengan kelompoknya masing-masing menghadap arah lompatan.

- Pelaksanaannya: siswa mengambil posisi awalan dengan jarak 5 langkah, dengan aba-aba guru siswa lari lima langkah kemudian pada balok tumpuan salah satu kaki terkuat melakukan tolakan melewati balon dan mendarat pada bak pasir yang telah ditentukan.

Ø Tahap Tehnik melayang dan mendarat dapat digambarkan sebagai berikut :


(40)

26

Gambar 5. Cara melayang dan pendaratan dengan alat bantu balon

Keterangan:

- Persiapan siswa dibagi dalam empat kelompok, dua kelompok putri dan dua kelompok laki-laki.

- Siswa dibariskan sesuai dengan kelompoknya masing-masing menghadap arah lompatan.

- Pelaksanaannya: siswa mengambil posisi awalan dengan jarak 5 langkah, dengan aba-aba guru siswa lari kemudian pada balok tumpuan menolak melewati balon yang diikatkan pada tali dengan ketinggian 30 cm kemudian mendarat

Ø Tahap serangkaian lompat jauh dapat digambarkan sebagai berikut:


(41)

Keterangan:

- Siswa dibariskan dalam bentuk dua berbanjar urut sesuai absen untuk mengambil posisi awalan.

- Pelaksanaannya: melalui aba-aba guru siswa melakukan awalan dengan lari dengan kecepatan maksimal, setelah menginjak balok tumpuan kaki terkuat menolak, kaki ayun diangkat ke depan untuk membantu mengangkat titik berat badan ke atas, diikuti kaki tumpu menyusul kaki ayun, kedua kaki sedikit ditekuk, kemudian sewaktu akan mendarat kaki diacungkan ke depan.

3) Penutup

Siswa dibariskan, dihitung, evaluasi, berdoa dan dibubarkan.

c. Observasi

1) Mengamati proses pembelajaran 2) Pengisian lembar observasi 3) Mendemontrasikan pembelajaran

d. Refleksi

Menganalisis data yang diperoleh dari lembar observasi, masukkan data dari teman, guru penjas yang bersangkutan dan kemudian dilakukan refleksi. Refleksi ini dilakukan untuk menilai tindakan penelitian yang telah diberikan. Selanjutnya mengadakan evalusi tentang penelitian tindakan kelas dengan cara mendiskusikan tentang masalah yang muncul dalam pembelajaran.

2. Siklus Kedua a. Perencanaan

1) Konsultasi dengan guru pendidikan jasmani


(42)

28

b. Tindakan

1) Pendahuluan

Ø Siswa dibariskan, dihitung dan dipimpin berdoa

Ø Apersepsi

Ø Memimpin pemanasan. 2) Kegiatan Inti

Ø Games/pembelajaran teknik Lompat jauh gaya dengan menggunakan alat bantu balon.

Adapun macam-macam tehnik lompat jauh yang akan digunakan dalam penelitian ini sama seperti siklus I:

Gambar 7. Permainan lompat melewati balon.

Keterangan:

- Persiapan siswa dibagi dalam empat kelompok, dua kelompok putra dan dua kelompok putri. Agar lebih menarik masing-masing kelompok diberi nama bunga untuk kelompok putri dan nama binatang untuk kelompok laki-laki.

- Siswa dibariskan sesuai kelompoknya, masing-masing kelompok menghadap balon.

- Pelaksanaannya: sesuai aba-aba guru, siswa pada kelompoknya masing-masing melakukan lompat katak.

- Cara melompat melewati balon adalah sikap awal berdiri kaki kangkang (secukupnya), kemudian siswa melompat dari balon ke satu ke balon yang lain dengan jarak antar balon 75 cm. Tolakan dan pendaratan dengan kedua kaki.


(43)

c. Tehnik lompat jauh

Ø Tahap teknik awalan dan tolakan dapat digambarkan sebagai berikut

Gambar 8. Cara mengambil awalan dan tolakan

Keterangan:

- Persiapan siswa dibagi dalam empat kelompok, dua kelompok putri dan dua kelompok laki-laki.

- Siswa dibariskan sesuai dengan kelompoknya masing-masing menghadap arah lompatan.

- Pelaksanaannya: siswa mengambil posisi awalan dengan jarak 5 langkah, dengan aba-aba guru siswa lari lima langkah kemudian pada balok tumpuan salah satu kaki terkuat melakukan tolakan melewati balon dan mendarat pada bak pasir yang telah ditentukan.

Ø Tahap Tehnik melayang dan mendarat dapat digambarkan sebagai berikut:


(44)

30

Keterangan:

- Persiapan siswa dibagi dalam empat kelompok, dua kelompok putri dan dua kelompok laki-laki.

- Siswa dibariskan sesuai dengan kelompoknya masing-masing menghadap arah lompatan.

- Pelaksanaannya: siswa mengambil posisi awalan dengan jarak 5 langkah, dengan aba-aba guru siswa lari kemudian pada balok tumpuan menolak melewati balon dengan ketinggian 40 cm kemudian mendarat

-Ø Tahap serangkaian lompat jauh dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 10. Sikap dari awalan, tolakan, melayang dan mendarat.

Keterangan:

- Siswa dibariskan dalam bentuk dua berbanjar urut sesuai absen untuk mengambil posisi awalan.

- Pelaksanaannya: melalui aba-aba guru siswa melakukan awalan dengan lari dengan kecepatan maksimal, setelah menginjak balok tumpuan kaki terkuat menolak, kaki ayun diangkat ke depan untuk membantu mengangkat titik berat badan ke atas melewati balon, diikuti kaki tumpu menyusul kaki ayun, kedua kaki sedikit ditekuk, kemudian sewaktu akan mendarat kaki diacungkan ke depan.


(45)

4) Penutup

Siswa dibariskan, dihitung, evaluasi, berdoa dan dibubarkan.

d. Observasi

1) Mengamati proses pembelajaran 2) Pengisian lembar observasi

3) Mendokumentasikan pembelajaran

e. Refleksi

Menganalisis data yang diperoleh dari lembar observasi, masukkan data dari teman, guru penjas yang bersangkutan dan kemudian dilakukan refleksi. Refleksi ini dilakukan untuk menilai tindakan penelitian yang telah diberikan. Selanjutnya mengadakan evalusi tentang penelitian tindakan kelas dengan cara mendiskusikan tentang masalah yang muncul dalam pembelajaran.


(46)

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini tidak berdasarkan jumlah pertemuan atau tatap muka dalam pembelajaran, tetapi lebih mengutamakan perkembangan dan kemajuan siswa setelah mendapatkan tindakan, dalam hal ini pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan alat bantu balon. Pembelajaran lompat jauh dengan dengan menggunakan alat bantu balon sistematikanya secara umum terdiri dari pendahuluan meliputi membariskan siswa, apersepsi, menyampaikan materi dan memimpin pemanasan. Berikutnya adalah kegiatan inti, kegiatan inti dalam penelitian ini terdiri dari permainan yang mengarah ke teknik awalan, tolakan, melayang dan mendarat. Terakhir adalah penutup, yang terdiri dari membariskan siswa, evaluasi pelajaran, doa dan pembubaran.

Penyampaian materi pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan alat bantu balon dengan cara guru menyampaikan atau menjelaskan materi sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, siswa mendengarkan, memahami dan kemudian mempraktekkan. Koreksi atas kesalahan siswa dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pemberian materi dilakukan oleh peneliti, peneliti dan observer melakukan pengamatan seluruh proses pembelajaran dengan menggunakan format observasi yang telah disepakati. Data observasi digunakan sebagai evaluasi kegiatan belajar mengajar antara peneliti, observer dan pamong. Kekurangan pada siklus pertama akan lebih dicermati sehingga tidak akan muncul lagi.

1. Siklus Pertama a. Perencanaan

Perencanaan ini diawali dengan menentukan waktu tindakan, kelas yang digunakan untuk penelitian, pencatatan tindakan dan pembuatan RPP. Penentuan tindakan waktu ini berkaitan dengan pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan pada hari Selasa dan Selasa, tanggal 22 Maret


(47)

dan 29 Maret 2011, langkah selanjutnya menentukan kelas yang diberi tindakan, kelas yang diberi tindakan adalah kelas V, dipilihnya kelas V karena kurangnya minat dan gairah dalam mengikuti pembelajaran atletik khususnya cabang lompat jauh.

Langkah selanjutnya adalah menyiapkan sarana dan prasarana penelitian, meliputi : pembuatan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang memuat perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan, menyiapkan alat bantu yaitu balon yang dibutuhkan dalam pembelajaran, dan menyusun instrumen penelitian tindakan kelas berupa lembar observasi.

b. Tindakan

Siswa dibariskan dengan formasi tiga bersaf, siswa putra disebelah kanan siswa putri, guru mengabsen satu persatu sesuai urut absen. Dari sejumlah 21 siswa dan dilanjutkan berdoa. Setelah berdoa guru menjelaskan materi. Penjelasan materi lompat jauh dengan menggunakan alat bantu balon mulai dari sikap awalan hingga posisi pendaratan. Siswa sebagian besar memperhatikan guru, tetapi ada siswa yang berbincang-bincang dengan siswa lain.

Kegiatan berikut adalah pemanasan, pemanasan dipimpin oleh peneliti. Peneliti memberi contoh, memberi aba-aba (hitungan) dan sambil membenarkan gerakan siswa yang salah, menegur siswa yang tidak serius dalam melakukan pemanasan. Pemanasan berupa gerakan-gerakan statis dan diakhiri dengan gerakan dinamis. Waktu yang digunakan dari membariskan siswa sampai pemanasan kurang lebih 15 menit.

Setelah selesai melakukan pemanasan, kemudian memasuki kegiatan inti selama 50 menit. Kegiatan inti terdiri dari penjelasan materi dan melakukan gerakan yang meliputi awalan, tolakan, gerakan melayang dan mendarat, guru memberi contoh.


(48)

34

Permainannya berupa lompat melewati balon yang diikat dengan menggunakan tali yang diletakkan diatas tanah yang disusun empat berbanjar dangan jarak antar banjar satu meter dan antar simpai 50 cm. Siswa dibagi menjadi empat kelompok yaitu dua kelompok putra dan dua kelompok putri, masing masing kelompok menghadap kearah balon, agar lebih menarik masing-masing kelompok diberi nama bunga untuk kelompok putri dan nama herwan untuk kelompok putra. Cara bermain melalui aba-aba guru, siswa pada kelompoknya masing-masing melakukan lompat melewati balon. Cara melakukan lompat melewati balon adalah sikap awal berdiri kaki kangkang (selebar bahu), kemudian siswa melompat dari balon satu ke balon yang lain, tolakan dan pendaratan dengan kedua kaki. Setelah pelompat pertama sampai pada balon terakhir, selanjutnya melalui aba-aba guru, siswa urutan ke dua pada masing-masing kelompok melakukan lompat melewati balon seperti pada siswa urutan pertama, begitu seterusnya sampai pada urutan siswa terakhir dari masing-masing kelompok.

Selanjutnya games ke dua yang mengarah pada pengenalan awalan dengan bermain selama 10 menit, diawali dengan guru menjelaskan cara melompati balon dan memberi contoh. Permainannya berupa lompat arah sasaran, menggunakan balon yang diikat dengan menggunakan tali yang diletakkan diatas lapangan lompat jauh yang diawali dengan langkah awalan, siswa dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan nama kelompoknya masing-masing. Cara melakukannnya melalui aba-aba guru, siswa pada kelompoknya masing-masing melakukan lompatan yang diawali awalan dengan jarak 5 langkah, kemudian pada balok tumpuan salah satu kaki terkuat melakukan tolakan dan mendarat dengan kedua kaki bersamaan. Setelah pelompat pertama meninggalkan bak lompat, maka melalui aba-aba guru pelompat urutan ke dua pada masing-masing kelompok melakukan lompatan yang diawali awalan 5 langkah, begitu seterusnya siswa melakukan sampai pada urutan terakhir.


(49)

Selanjutnya tahap lompat jauh dengan menggunakan alat bantu balon yang dilakukan selama 20 menit. Setelah siswa dibariskan dalam bentuk dua berbanjar sesuai urut absen di daerah awalan, melalui aba-aba guru satu persatu siswa melakukan serangkaian gerakan lompat jauh yang dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :

1) Tahapan Awalan Cara melakukan :

a). Pelompat memasuki awalan

b). Pelompat harus berlari secepat-cepatnya sebelum menumpu pada balok tumpuan.

c). Lari dengan kecepatan tinggi dimaksudkan agar tubuh dapat melayang di udara lebih lama dan menghasilkan lompatan yang lebih jauh.

2) Tahapan Tolakan

Menolakkan kaki pada lompat jauh merupakan gerakan yang penting untuk dilatih, baik buruknya tolakan akan berdampak pada hasil lompatan.

Tolakan dilakukan oleh salah satu kaki yang paling kuat. Hal ini dilakukan agar tercapai tinggi lompatan yang cukup tanpa kehilangan kecepatan awalan.

3) Tahapan Melayang

Perpaduan awalan yang cepat dan kekuatan tolakan kaki akan membawa badan melayang diudara lebih lama. Kita harus menjaga keseimbangan badan sebagai persiapan pendaratan.

4) Tahapan Pendaratan

Pendaratan juga merupakan tahapan yang penting untuk diperhatikan. Pada saat melakukan pendaratan semua gerakan harus dikoordinasikan agar mencapai hasil yang maksimal. Gerakan yang harus dikoordinasikan adalah gerakan kaki, kepala, lengan, tangan pada saat badan melayang turun dan tumit menyentuh pasir.


(50)

36

Cara melakukannya adalah pada saat tumit menyentuh pasir, badan digerakkan ke depan untuk menghindari pendaratan pinggul. Pendaratan pada pinggul dapat dihindari jika kedua tungkai kaki rileks dan kedua tungkai dalam posisi menggantung rata dan sejajar.

Beberapa kesalahan yang harus diperhatikan dalam setiap tahapan yaitu sebagai berikut :

(a). Tahapan lari

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam latihan lari sebelum melompat yaitu :

- Hindarkan ketegangan yang berlebihan dengan menekankan akumulasi kecepatan secara bertahap.

- Hindarkan penurunan kecepatan pada saat menginjak papan lompat.

- Hindarkan tercapainya kecepatan maksimum yang terlalu dini, dengan mengurangi jarak lari.

(b). Tahapan Tolakan (take off)

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam latihan tolakan yaitu: - Supaya lompatan cukup jauh, usahakan untuk menekankan gerakan pada lutut yang memimpin dan sesuaikan panjangnya langkah kedua terakhir sebelum melompat.

- Hindarkan dorongan dengan cara memperpendek langkah tolakan.

- Keterbatasan gerak kaki yang melakukan tolakan dapat dihindarkan dengan cara memperpanjang langkah sewaktu tolakan.

(c). Tahapan Melayang di udara

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam latihan melayang di udara yaitu :

- Usahakan untuk menghindarkan tertariknya batang tubuh kearah tungkai dengan menjaga ketegakkan tubuh sewaktu melayang.


(51)

- Usahakan untuk tidak melakukan posisi menggantung ini terlalu awal, dengan cara membuka kedua belah paha cukup lebar setelah melakukan tolakan.

(d). Tahapan Mendarat

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam latihan mendarat yaitu :

- Cegah peluncuran kaki yang terlampau awal dengan cara memperlambat lengkapnya gerakan melayang.

- Hindarkan terjatuhnya tubuh ke belakang, dengan cara menekukkan kedua lutut begitu tumit menyentuh pasir, gerakan ini hendaknya disertai dengan ayunan tangan ke depan yang cepat.

Siswa yang sudah bisa melakukan dengan benar, salah satunya dipanggil untuk memberi contoh kepada siswa lainnya, setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan penutup, dalam kegiatan penutup siswa dibariskan dalam bentuk tiga bersaf. Setelah siswa diistirahatkan, peneliti memberikan koreksi atas kesalahan-kesalahan siswa, serta memuji siswa yang telah melakukan serangkaian gerakan lompat jauh dengan benar dan di akhiri dengan doa penutup.

c. Observasi

Hasil dari pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung, siswa dalam mengikuti pembelajaran lompat jauh cukup antusias, memahami setiap tahapan dalam lompat jauh seperti yang dicontohkan oleh peneliti. Secara umum suasana siswa cukup aktif, ini terlihat dari antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran, dari pemanasan sampai serangkaian gerakan lompat jauh. Siswa melakukan apa yang diperintahkan oleh peneliti.

Pengisian lembar observasi dilakukan oleh observer, pengisian lembar observasi berdasarkan pengamatan pembelajaran yang sedang


(52)

38

berlangsung. Pengisian lembar observasi kaitannya dengan sikap siswa selama mengikuti pembelajaran, keadaan alat dan fasilitas yang digunakan selama pembelajaran.

d. Refleksi

Langkah selanjutnya setelah dilakukan observasi adalah melakukan refleksi dari tindakan yang dilakukan. Hambatan-hambatan atau kendala yang ditemukan dalam proses pembelajaran lompat jauh yang banyak dialami oleh siswa adalah kesalahan pengambilan awalan yaitu mengurangi kecepatan pada saat salah satu kaki terkuat akan menolak pada papan tolakan. Hambatan tersebut dapat diatasi oleh peneliti selama proses pembelajaran berlangsung, yaitu dengan cara melakukan koreksi terhadap siswa yang kesulitan dalam melakukan latihan atau gerakan. Sedangkan untuk siswa yang kurang tertib peneliti selalu memberikan teguran dan bimbingan.

Untuk mengurangi hambatan yang muncul pada saat tindakan pertama, peneliti merencanakan tindakan kedua yang diutamakan pada tahapan lari saat kaki terkuat menginjak papan tolakan. Pendalaman teknik lompat pada saat games (permainan), sikap saat kaki terkuat menginjak papan tolakan lebih ditegaskan sehingga gerakan akan benar.

Waktu pembelajaran dalam rencana dimulai pukul 07.00 WIB, faktanya baru bisa dimulai pukul 07.05. WIB, ini disebabkan karena pembenahan lokasi yang becek karena semalam diguyur hujan.

2. Siklus Kedua a. Perencanaan

Perencanaan di siklus ke dua diawali dengan penentuan waktu tindakan kelas yaitu Hari Sabtu dan Senin, tanggal 16 April dan 25 April 2011. Setelah menentukan waktu tindakan selanjutnya penentuan materi pembelajaran baik permainan (games) dan materi yang akan dilaksanakan, setelah itu penilaian atau pencatatan hasil lompatan, selanjutnya adalah


(53)

pembuatan angket, pembuatan angket tanggapan siswa tentang pembelajaran lompat jauh menggunakan alat bantu balon.

b. Tindakan

Pelaksanaan tindakan ke tiga dilaksanakan pada Hari Sabtu dan Senin, tanggal 16 April dan 25 April 2011. Proses pembelajaran dilaksanakan pada pukul 07.00 WIB sampai pukul 08.10, di halaman SD Negeri 1 Panerusan Kulon Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara. Pelaksanaan tindakan ke tiga dan empat menggunakan balon 20 buah yang diikat menggunakan tali yang dibentangkan dengan ketinggian 40 cm digunakan untuk batasan melayang. Pembelajaran dimulai pukul 07.00 WIB diawali dengan guru mengumpulkan atau membariskan siswa, setelah berbaris guru menghitung jumlah siswa, presensi dengan memanggil satu persatu urut absen, dari sejumlah 21 siswa ternyata nihil dan dilanjutkan memimpin berdoa.

Setelah itu dilanjutkan dengan penjelasan materi, terutama kaitannya dengan gerakan lari memasuki papan tolakan dan penilaian atau pencatatan hasil lompatan. Setelah itu dilanjutkan pemanasan, pemanasan dipimpin oleh peneliti dan sekaligus peneliti memberi contoh. Pemanasan berbentuk gerakan-gerakan statis dan dinamis pemanasan memerlukan waktu kurang lebih lima belas menit, setelah selesai dilanjutkan kegiatan inti.

Kegaiatan inti meliputi permainan melompati balon yang mengarah ke gerakan teknik lompat jauh dan penilaian atau pencatatan hasil, bentuk permainannya adalah sebagai berikut:

1). Permainan melompati balon

Permainan pertama melompati balon yang diikat dengan menggunakan tali yang diletakan di atas tanah tersusun lurus.

a). Persiapan siswa dibagi dalam empat kelompok, dua kelompok putra dan dua kelompok putri. Agar lebih menarik masing-masing


(54)

40

kelompok diberi nama bunga untuk kelompok putri dan nama binatang untuk kelompok laki-laki.

Siswa dibariskan sesuai kelompoknya, masing-masing kelompok menghadap simpai.

b). Pelaksanaannya: sesuai aba-aba guru, siswa pada kelompoknya masing-masing melompati balon.

c). Cara melompati balon adalah sikap awal berdiri kaki kangkang selebar bahu, kemudian siswa melompat dari balon satu ke balon yang lain dengan jarak antar balon 60 cm. Tolakan dan pendaratan dengan kedua kaki.

2). Teknik lompat jauh

a). Tahap teknik awalan dan tolakan melalui permainan lompat arah sasaran dapat digambarkan sebagai berikut:

(1).Persiapan siswa dibagi dalam empat kelompok, dua kelompok putri dan dua kelompok laki-laki.

Siswa dibariskan sesuai dengan kelompoknya masing-masing menghadap arah lompatan.

(2). Pelaksanaannya: siswa mengambil posisi awalan dengan jarak 5 langkah, dengan aba-aba guru siswa lari lima langkah kemudian pada balok tumpuan salah satu kaki terkuat melakukan tolakan dan mendarat pada simpai yang telah ditentukan.

b). Tahap Teknik melayang dan mendarat melompati balon dapat digambarkan sebagai berikut:

(1). Persiapan siswa dibagi dalam empat kelompok, dua kelompok putri dan dua kelompok laki-laki.

Siswa dibariskan sesuai dengan kelompoknya masing-masing menghadap arah lompatan.

(2). Pelaksanaannya: siswa mengambil posisi awalan dengan jarak 5 langkah, dengan aba-aba guru siswa lari kemudian pada balok


(55)

tumpuan menolak melewati tali dengan ketinggian 40 cm kemudian mendarat

c). Tahap serangkaian lompat jauh dapat digambarkan sebagai berikut:

Setelah games selanjutnya tahap lompat jauh dengan menggunakan alat bantu balon dan penilaian atau pencatatan hasil lompatan yang dilakukan selama 20 menit. Setelah siswa dibariskan dalam bentuk dua berbanjar sesuai dengan urut absen didaerah awalan, maka melalui aba-aba guru satu persatu siswa melakukan serangkaian gerakan lompat jauh yang dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

(a). Tahapan Awalan

Cara melakukan:

- Pelompat memasuki awalan

- Pelompat harus berlari secepat-cepatnya sebelum menumpu pada tempat awalan.

- Lari dengan kecepatan tinggi dimaksudkan agar tubuh dapat melayang di udara lebih lama dan menghasilkan lompatan yang lebih jauh.

(b). Tahapan Tolakan

Menolakkan kaki pada lompat jauh merupakan gerakan yang penting untuk dilatih, baik buruknya tolakan akan berdampak pada hasil lompatan.

Tolakan dilakukan oleh salah satu kaki yang paling kuat. Hal ini dilakukan agar tercapai tinggi lompatan yang cukup tanpa kehilangan kecepatan awalan.

(c). Tahapan Melayang

Perpaduan awalan yang cepat dan kekuatan tolakan kaki akan membawa badan melayang diudara lebih lama. Kita harus menjaga keseimbangan badan sebagai persiapan pendaratan.


(56)

42

(d). Tahapan Pendaratan

Pendaratan merupakan tahapan yang penting untuk diperhatikan. Pada saat melakukan pendaratan semua gerakan harus dikoordinasikan agar mencapai hasil yang maksimal. Gerakan yang harus dikoordinasikan adalah gerakan kaki, kepala, lengan, tangan pada saat badan melayang turun dan tumit menyentuh pasir.

Cara melakukannya adalah pada saat tumit menyentuh pasir, badan digerakkan ke depan untuk menghindari pendaratan pinggul. Pendaratan pada pinggul dapat dihindari jika kedua tungkai kaki rileks dan kedua tungkai dalam posisi menggantung rata dan sejajar, bersamaan anak melakukan serangkaian gerakan lompat jauh, guru mengadakan penilaian atau mencatat hasil lompatan siswa.

Penilaian dilakukan dengan cara siswa melakukan satu persatu sesuai urut absen, nomor urut absen mulai dari nomor yang paling kecil. Nilai yang diberikan sebagai nilai akhir yaitu hasil lompatan terjauh dari dua kali kesempatan dari masing-masing kelompok putra dan putri. Hasil pada penilaian tersebut tertera pada tabel berikut: Tabel 1. Hasil penilaian lompat jauh siswa Kelas V SD 1 Panerusan Kulon, Susukan, Banjarnegara.

Tabel 2 : Hasil penilaian lompat jauh siswa Kelas V

Nilai Hasil Penilaian Lompat Jauh

Putra Putri

Tertinggi 85 85

Terendah 72 72

Rata-rata 76 75


(57)

Setelah penilaian selesai, kemudian guru membariskan siswa, menghitung, memberikan angket (pada pertemuan ke dua), menjelaskan cara pengisian, selanjutnya berdoa dan pembubaran. Angket dikumpulkan keesokan harinya. Pembelajaran berakhir pada pukul 08.10 WIB.

c. Observasi

Suasana kelas sangat kondusif, tertib dan siswa terlihat sangat aktif dan antusias, sehingga banyak siswa yang mampu melakukan gerakan lompat jauh dengan baik dan benar walau ada beberapa siswa yang belum mampu melaksanakan dengan baik dan benar, terutama pada siswa putri. Proses pengambilan nilai atau pencatatan hasil, guru memanggil satu persatu urut absen dari nomor absen yang terkecil, tiap siswa berkesempatan dua kali kesempatan, siswa yang sudah melakukan atau sedang menunggu giliran kebanyakan mengamati teman yang melakukan tes dan memberikan dorongan semangat dengan cara bertepuk tangan.

Pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan alat bantu balon yang sudah dilaksanakan, dilihat dari sudut pandang siswa, siswa sangat aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Dalam pembelajaran, siswa secara tidak langsung belajar teknik lompat jauh yang benar, dengan demikian memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Selanjutnya dilihat dari sudut pandang kelas, suasana kelas kondusif dengan demikian pengelolaan kelas akan lebih mudah karena semangat dan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Pengisian lembar observasi dilakukan oleh observer, setelah pembelajaran selesai, dari hasil lembar observasi diketahui bahwa siswa dalam mengikuti pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan alat bantu balon sangat antusias, semangat dan aktif bergerak.


(1)

d. Refleksi

Setelah dilakukan pengamatan dan evaluasi, maka langkah selanjutnya adalah refleksi dari tindakan yang telah dilakukan. Dalam proses pembelajaran lompat jauh menggunakan alat bantu balon yang berlangsung, ditemukan kekurangan-kekurangan yang dilakukan siswa antara lain siswa putri kurang mampu menguasai ketrampilan walaupun sudah dilakukan dengan sungguh-sungguh, namun siswa putra yang dapat menguasai dengan baik atau mampu melaksanakan gerakan lompat jauh dengan benar terlihat berlomba-lomba untuk mencapai lompatan yang terjauh. Dari hasil penilaian atau pengukuran tersebut dapat dinyatakan bahwa tindakan yang dilakukan sudah tepat dan tidak perlu lagi dilakukan tindakan.

B. Pembahasan

Penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan alat bantu balon dapat meningkatkan semangat siswa, keaktifan siswa, kegembiraan siswa, dan penguasaan ketrampilan siswa sehingga tujuan pembelajaran pun akan mudah tercapai dengan optimal dalam hal penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran.

Pemberian alat bantu dalam pembelajaran dalam lompat jauh dengan menggunakan alat bantu balon ini sebagai variasi dari pembelajaran lompat jauh, namun tidak mengurangi nilai-nilai yang terkandung di dalam pembelajaran seperti rasa percaya diri, tanggungjawab, keseriusan dan yang lainnya. Permainan dalam hal ini sebagai pendekatan kearah teknik atau mendukung teknik yang akan dilaksanakan. Sehingga lompat jauh dapat menjadi alat gerak atau memacu siswa untuk bergerak optimal. Berdasarkan tabel 2 menunjukkan nahwa nilai kemampuan siswa dalam melaksanakan pembelajaran lompat jauh sebelum menggunakan alat bantu, dari tabel tersebut dapat diketahui nilai rata-rata akhir siklus dua untuk siswa putra 76, dengan nilai tersebut dapat digolongkan bahwa nilai rata-rata untuk siswa putra baik sebab batas nilai ketuntasan dalam


(2)

pembelajaran adalah 70, sedang nilai rata-rata untuk siswa putri adalah 75, sehingga nilai rata-rata siswa putri juga tergolong baik. Berdasarkan tabel 3 menunjukkan perbandingan hasil tes lompat jauh pada bulan Maret, April dan Mei 2011.

Tabel 3: Perbandingan hasil tes lompat jauh

Nilai

Kondisi Awal Maret 2011

Siklus I April 2011

Siklus II Mei 2011 Putra Putri Putra Putri Putra Putri

Tertinggi 80 80 85 80 85 85

Terendah 60 60 65 65 73 72

Rata-rata 68 65 74 70 77 75

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat perbandingannya antara pembelajaran lompat jauh sebelum menggunakan alat bantu balon dengan menggunakan alat bantu balon, tabel 2 menunjukkan nilai pada bulan Maret 2011 adalah pembelajaran lompat jauh sebelum menggunakan dan pada bulan Mei 2011 adalah pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan alat bantu balon. Pada bulan Maret 2011 nilai siswa putra tertinggi 80, terendah 60 dan rata-rata 68 sedang nilai siswa putri tertinggi 80, terendah 60 dan rata-rata 65, sedang pada bulan April 2011 nilai siswa putra tertinggi 85, terendah 65 dan rata-rata 74 sedang nilai siswa putri tertinggi 80, terendah 65 dan rata-rata 70. sedang pada bulan Mei 2011 nilai siswa putra tertinggi 85, terendah 73 dan rata-rata 77 sedang nilai siswa putri tertinggi 80, terendah 72 dan rata-rata 75. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam penguasaan materi lompat jauh mengalami peningkatan setelah menggunakan alat bantu balon.

Pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan alat bantu balon mendapat tanggapan yang baik dari siswa, ini tergambar dari hasil angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan alat bantu balon. Hasil angket menunjukkan siswa yang menjawab senang sebanyak 18 siswa atau 89 %, yang menyatakan biasa-biasa saja sebanyak 3 Siswa atau 11


(3)

% dan yang menyatakan tidak senang tidak ada (terlampir). Dari hasil angket menunjukkan bahwa mayoritas siswa sangat antusias dan lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan alat bantu balon. Alasan terbanyak adalah permainan yang diberikan cukup menarik, alasan terbanyak kedua adalah cara guru mengajar bervariasi, sehingga tidak membosankan dan alasan terbanyak yang ke dua adalah tidak terlalu kesulitan dalam belajar teknik, alasan ke tiga adalah saya tidak merasa kesulitan dalam mengikuti permainan, alasan yang ke empat adalah penyampaian materi oleh guru cukup jelas dan penguasaan materi guru cukup baik, alasan yang ke lima adalah suasana kelas menyenangkan dan alasan yang terakhir tes yang diujikan sesuai materi yang telah diajarkan.

Pembelajaran pendidikan jasmani tidak hanya mengacu pada nilai saja, tetapi yang paling penting pada proses pembelajarannya. Dalam proses pembelajaran ini guru harus membuat antusias siswa, keaktifan gerak siswa, dan senang/kegembiraan siswa. Tabel 3: Menunjukkan perbandingan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran lompat jauh sebelum menggunakan alat bantu balon pada siswa kelas V SD Negeri 1 Panerusan Kulon, Kecamatan Susukan, Kabupaten Banjarnegara.

Berdasarkan data di atas sikap siswa sebelum penerapan pembelajaran melalui alat bantu balon adalah: siswa yang antusias sebanyak 8 siswa atau 40 %, siswa yang aktif bergerak sebanyak 11 siswa atau 52 %, dan siswa yang senang sebanyak 10 siswa atau 48 %.

Sedangkan berdasarkan pengamatan observer sikap siswa tiap-tiap akhir siklus dalam mengikuti pembelajaran dengan pendekatan alat bantu balon adalah: Akhir siklus pertama siswa yang antusias sebanyak 15 siswa atau 70 %, siswa yang aktif bergerak sebanyak 15 siswa atau 74 %, dan siswa yang senang sebanyak 16 siswa atau 70 % dan pada akhir siklus ke dua siswa yang antusias sebanyak 19 siswa atau 89 %, siswa yang aktif bergerak sebanyak 20 siswa atau 95 %, dan siswa yang senang sebanyak 19 siswa atau 89 %.

Dan pembelajaran lompat jauh dengan pendekatan permainan juga mendapat tanggapan yang baik dari siswa, ini tergambar dari hasil angket


(4)

tanggapan siswa terhadap pembelajaran lompat jauh dengan pendekatan alat batu balon. Hasil angket menunjukkan siswa yang menjawab senang sebanyak 19 siswa atau 89 %, yang menyatakan biasa-biasa saja sebanyak 2 Siswa atau 11 % dan yang menyatakan tidak senang tidak ada. Dari hasil angket menunjukkan bahwa mayoritas siswa sangat antusias dan lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran lompat jauh dengan menggunkan alat bantu balon. Alasan terbanyak adalah permainan yang diberikan cukup menarik, alasan terbanyak ke dua adalah cara guru mengajar bervariasi, sehingga tidak membosankan dan alasan terbanyak ke dua yang ke dua adalah tidak terlalu kesulitan dalam belajar teknik, alasan ke tiga adalah saya tidak merasa kesulitan dalam mengikuti permainan, alasan yang ke empat adalah penyampaian materi oleh guru cukup jelas dan penguasaan materi guru cukup baik, alasan yang ke lima adalah suasana kelas menyenangkan dan alasan yang terakhir tes yang diujikan sesuai materi yang telah diajarkan.

Pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi lompat jauh dengan alat bantu balon dibanding dengan nomor atletik lainnya, siswa menyatakan senang dengan alasan terbanyak permainan yang diberikan cukup menarik.

Pendapat dan harapan siswa bahwa pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi lompat jauh dengan alat bantu balon siswa lebih tertarik karena didalamnya ada unsur bermainnya, tidak membosankan dan tidak terlalau sulit dalam belajar teknik.


(5)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat bantu balon diduga dapat meningkatkan hasil belajar lompat jauh pada siswa kelas V SD Negeri 1 Panerusan Kulon Susukan Banjarnegara tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini dimungkinkan karena dalam prosespembelajarannya menyenangkan dan peningkatan penguasaan ketrampilan siswa terhadap teknik lompat jauh gaya jongkok.

B. Implikasi

Hasil penelitian yang diperoleh ini mempunyai implikasi bagi perkembangan pengajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah pada umumnya dan khususnya di SD Negeri 1 Panerusan Kulon Kecamatan Susukan Kabupaten Banjarnegara. Guru pendidikan jasmani dilingkungan Kecamatan Susukan dapat menerapkan pembelajaran atletik dengan materi lompat jauh dengan menggunakan alat bantu balon dapat digunakan untuk pemberlajaran atletik cabang dan nomor yang lainnya, sebagai variasi dari pembelajaran dan daya tarik terhadap materi sehingga siswa tidak jenuh atau malas dengan pembelajaran atletik.

C. Saran-saran

Berikut saran-saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan pembelajaran pendidikan jasmani dalam hal ini untuk cabang atletik, antara lain:

1. Bagi Sekolah SD Negeri 1 Panerusan Kulon

Alat dan fasilitas yang digunakan untuk pembelajaran dilengkapi atau ditambah, sehingga guru dalam hal ini dapat mengajar dengan baik dan siswa dapat menerima materi dengan optimal.


(6)

2. Bagi Guru Penjas SD Negeri 1 Panerusan Kulon

Sebaiknya pembelajaran atletik dalam penyampaian materinya dengan menggunakan alat bantu yang mengarah pada teknik atau materi yang akan diajarkan.

3. Bagi Siswa Kelas v SD Negeri 1 Panerusan Kulon

Bersikap aktif dalam mengikuti pembelajaran, sehingga pembelajaran yang diikutinya akan lebih bermanfaat.


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN PENDEKATAN PERMAINAN LOMPAT KATAK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 6 KLAMPOK PURWAREJA KLAMPOK BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 3 59

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT TINGGI GAYA GULING PERUT DENGAN MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN SISWA KELAS V SD NEGERI 4 GUMELEM KULON SUSUKAN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 6 48

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN SEDERHANA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 PANCUR BATU TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 3 21

UPAYA MENGOPTIMALKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI SAREN 1 KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 27 75

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok dengan Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran pada Siswa Kelas XI IPA 2 SMA Negeri 3 Boyolali Tahun Ajaran 2016/2017.

0 0 10

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA MENGGANTUNG DENGAN MEDIA ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SD NEGERI GROBOG WETAN02 TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 10

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SUMBEREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 0 15

UPAYA PENINGKATAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 BEJEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012.

1 7 16

PENI NGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI KATELAN 4

0 4 110

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - UNS Institutional Repository

0 0 16