UPAYA MENGOPTIMALKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI SAREN 1 KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010 2011

(1)

commit to user

i

UPAYA MENGOPTIMALKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI SAREN 1 KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Skripsi

Oleh:

FAJAR ACHMAD YANI

NIM. 4608520

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

commit to user

ii

UPAYA MENGOPTIMALKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI SAREN 1 KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh:

FAJAR ACHMAD YANI

NIM. 4608520

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011


(3)

commit to user


(4)

commit to user


(5)

commit to user

v

ABSTRAK

Fajar Ahmad Yani. UPAYA MENGOPTIMALKAN HASIL BELAJAR

LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA KELAS 4 SD NEGERI SAREN 1 KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengoptimalkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok dengan modifikasi alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani pada siswa kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/2011.

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Sumber data dalam penelitian ini seluruh siswa kelas 4 Sekolah Dasar Negeri Saren 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/2011. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 4 Sekolah Dasar Negeri Saren 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/ 2011 berjumlah 22 orang yang terbagi atas 7 siswa putra dan 15 siswa putri. Teknik pengumpulan data adalah melalui tes dan pengukuran kemampuan lompat jauh gaya jongkok dan observasi dari proses kegiatan pembelajaran. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif yang

didasarkan pada analisis kualitatif. Prosedur penelitian ini meliputi planning,

acting, observasi danreflecting.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan b ahwa dengan modifikasi alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani dapat mengoptimalkan kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/2011. Dari hasil analisis yang diperoleh terdapat peningkatan dari kondisi awal ke siklus I dan siklus II, baik dari peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok maupun nilai ketuntasan hasil belajar. Kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada kondisi awal (1.89 %), siklus I (2.37 %) dan siklus II (2.48 %), sehingga peningkatan dari kondisi awal ke siklus II sebesar (0,12 %). Nilai ketuntasan hasil belajar pada kondisi awal (60.78 %), siklus I (68.10 %) dan siklus II (73.55 %), sehingga peningkatan dari kondisi awal ke siklus II sebesar (12.77 %).


(6)

commit to user

vi

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah

selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang

lain.

(Q.S.Al-Insyirah : 6-7)

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.

(Q.S. Al Baqarah: 286)

Yakinlah apapun yang telah terjadi padamu adalah jalan yang terbaik yang

dipilihkan Allah untukmu. Hidup tidak untuk mengeluh tapi hidup harus

dijalani dan disyukuri.

(Kristina O)


(7)

commit to user

vii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini untuk:

Bapak dan Ibu tercinta yang telah membimbing dan mendidik Aku tanpa pamrih agar menjadi anak yang berguna.

Bapak Drs. H. Wahyu Sulistyo, M. Kes dan Ibu Tri Winarti Rahayu , S. Pd, M. Or terima kasih atas bimbingan dan Nasehatnya Istriku yang memberiku motivasi, selalu membantu dan selalu ada

untuk Aku...thanks for all...! Sahabat-sahabatku Penjas Kualifikasi ’08 yang selalu bersama-sama dalam

suka dan duka...don’t forget me....!

Teman-teman ku Angkatan ’08 FKIP JPOK UNS Surakarta Yang selalu memberi motivasi dan semangat untuk menyelesaikan kuliah


(8)

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi ini.

Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. H. Agus Margono, M.Kes., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs.H. Sunardi, M.Kes., Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

4. Drs. H. Wahyu Sulistyo, M.Kes., sebagai pembimbing I yang telah memberikan motivasi dan arahan dalam penyusunan skripsi.

5. Tri Winarti Rahayu, S.Pd. M.Or., sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.

6. Bapak dan Ibu Dosen FKIP JPOK Surakarta yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis.

7. Bapak Drs. Narno Kepala SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen yang telah memberikan izin untuk mengadakan penelitian di sekolah yang dipimpin.

8. Ibu Kurniasi, S.Pd, Guru Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen yang telah menjadi kolabolator.

9. Siswa kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/2011 yang telah bersedia menjadi sampel penelitian.


(9)

commit to user

ix

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semogra skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.

Surakarta, 10 Juni 2011 Penulis


(10)

commit to user

x

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ……….

PENGAJUAN SKRIPSI………..

PERSETUJUAN………

PENGESAHAN ………

ABSTRAK………..

MOTTO……….

PERSEMBAHAN………..

KATA PENGANTAR………

DAFTAR ISI ………

DAFTAR TABEL……….

DAFTAR GAMBAR……….

DAFTAR LAMPIRAN……….

BAB I . PENDAHULUAN………

A. Latar Belakang Masalah……….…. B. Perumusan Masalah ……… C. Tujuan Penelitian ……… D. Manfaat Penelitian ………

BAB II. LANDASAN TEORI ……….

A. Tinjauan Pustaka ……… 1. Lompat Jauh……….. a.Lompat Jauh Gaya Jongkok………. b, Teknik Lompat Jauh Gaya Jongkok……… 2. Pembelajaran……….

a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran……… b. Prinsip-prinsip Pembelajaran……… c. Tujuan Pembelajaran Lompat Jauh di sekolah Dasar.. 3. Pendidikan Jasmani ………...………

a. Hakikat Pendidikan Jasmani ………..……… b. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani di

Sekolah Dasar………... 4. Modifkasi Alat Bantu Pembelajaran Pendidikan

Jasmani untuk Mengoptimalkan Hasil Belajar

i ii iii iv v vi vii viii x xii xiv xv 1 1 5 5 5 6 6 6 6 7 8 8 9 10 11 11 12


(11)

commit to user

xi

Lompat Jauh Gaya Jongkok………. a. Hakikat Modifikasi Alat Bantu Pembelajaran

Pendidikan Jasmani……… b. Macam-macam Pembelajaran Lompat dengan

Modifikasi Alat Bantu………..……….….. B. Penelitian yang Relevan………. C. Kerangka Pemikiran……… D. Perumusan Hipotesis……….

BAB III. METODE PENELITIAN ……….

Tempat dan Waktu Penelitian ………..

Subjek Penelitian………

Sumber Data……….. Teknik dan Alat Pengumpulan Data……….. Analisis Data………..

Prosedur Penelitian……… Proses Penelitian………..

BAB IV. HASIL PENELITIAN ………

Survei Awal ………..………..

Deskripsi Hasil Penelitian ………...……

Pembahasan Hasil Penelitian .……….. BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN………

Simpulan ………..……….. Implikasi ……… Saran ……….

DAFTAR PUSTAKA ………

LAMPIRAN ……….

13 13 16 18 19 20 21 21 21 22 22 22 23 25 28 28 28 44 58 58 58 59 60 62


(12)

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Kondisi Awal Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok dan

Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD Negeri

Saren 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 29

Tabel 2 Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok dan

Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Kondisi Awal ke Siklus 1 ... 34

Tabel 3 Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok dan

Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Siklus 1 ke Siklus 2 ... 41

Tabel 4 Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok dan

Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Kondisi Awal ke Siklus 2 ... 42

Tabel 5 Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya

Jongkok Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Kondisi Awal ke Siklus 1 ... 45

Tabel 6 Perbandingan Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen

Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Kondisi Awal ke Siklus 1 .. 46

Tabel 7 Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya

Jongkok Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Siklus 1 ke Siklus 2 ... 47

Tabel 8 Perbandingan Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen


(13)

commit to user

xiii

Tabel 9 Perbandingan Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya

Jongkok Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Kondisi Awal ke Siklus 2 ... 49

Tabel 10 Perbandingan Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen

Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Kondisi Awal ke Siklus 2 .. 50

Tabel 11 Kondisi Awal Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD

Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 54

Tabel 12 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1

Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 pada SiklusI ... 55

Tabel 13 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1

Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011


(14)

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar 1 Rangkaian Gerakan Lompat Jauh Gaya Jongkok ... 8

Gambar 2 Skematis Tujuan Penjasorkes Sekolah Dasar ... 15

Gambar 3 Pembelajaran Lompat Menggunakan Tanda dan Tali ... 17

Gambar 4 Pembelajaran Lompat dengan Melewati Ketinggian Tali ... 17

Gambar 5 Pembelajaran Lompat dengan Mendarat di Dalam Lingkaran ... 18

Gambar 6 Pembelajaran Lompat dengan Melewati Kotak ... 18

Gambar 7 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 24

Gambar 8 Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok dari Kondisi Awal ke Siklus 1 ... 45

Gambar 9 Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal ke Siklus 1 ... 46

Gambar 10 Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok dari Siklus 1 ke Siklus 2 ... 47

Gambar 11 Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Siklus 1 ke Siklus 2 ... 48

Gambar 12 Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok dari Kondisi Awal ke Siklus 2 ... 50

Gambar 13 Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal ke Siklus 2 ... 51

Gambar 14 Peningkatan Komponen Kemampuan Lompat Jauh Gaya jongkok pada Tes Akhir Siklus 1 ... 52

Gambar 15 Peningkatan Komponen Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok pada Tes Akhir Siklus 2 ... 53

Gambar 16 Peningkatan Komponen Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok dari Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2 ... 54

Gambar 17 Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2 ... 57


(15)

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

halaman

Lampiran 1. Petunjuk Pelaksanaan Tes dan Pengukuran Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok... Lampiran 2. Program Pembelajaran Penjas dengan Menggunakan

Alat Bantu………... Lampiran 3. Rencana Program Pembelajaran Siklus 1……….. Lampiran 4. Rencana Program Pembelajaran Siklus 2……….. Lampiran 5. Daftar Nama Sempel Penelitian... Lampiran 6. Data Awal Hasil Belajar Lompat Gaya Jongkok Pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011... Lampiran 7. Lembar Observasi Guru Penjarkesrek SD Negeri Saren 11

Kecamatan Kalijambe Dalam Kegiatan Pembelajaran Di Kelas Siklus I ……… Lampiran 8. Lembar Observasi Guru Penjarkesrek SD Negeri Saren 1,

Kecamatan Kalijambe Dalam Kegiatan Pembelajaran Di Kelas Siklus II ………... Lampiran 9. Angket Pengumpulan Data Siswa ……….. Lampiran 10. Skor Pengumpulan Data... Lampiran 11 Rekap Tes Awal Hasil Belajar Lompat Gaya Jongkok Pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011... Lampiran 12. Data Hasil Belajar Lompat Gaya Jongkok Pada

Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 Setelah Siklus I... Lampiran 13. Data Hasil Belajar Lompat Gaya Jongkok Pada

Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 Setelah Siklus II... Lampiran 14. Data Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok Pada

62 64 68 75 82 83 84 86 88 90 91 92 94


(16)

commit to user

xvi

Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe

Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011... Lampiran 15. Rekapitulasi Data Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok dan nilai ketuntasan belajar Pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten

Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011…... Lampiran 16. Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Lompat Jauh dan Sebelum Dan Pembelajaran Setelah siklus I dan Setelah siklus II... Lampiran 17.Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas... Lampiran 18. Surat Keterangan Ijin...

96

97

98 99 105


(17)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses yang mempunyai tujuan untuk mendidik. Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, aktivitas jasmani dipakai sebagai wahana atau pengalaman belajar. Melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh dan berkembang untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan yang ingin dicapai melalui pembelajaran pendidikan jasmani mencakup pengembangan pribadi secara menyeluruh. H.J.S Husdarta (2009: 14-16) menyatakan:

Secara umum manfaat pendidikan jasmani di sekolah mencakup sebagai berikut:

1) Memenuhi kebutuhan anak akan gerak.

2) Mengenalkan anak pada lingkungan dan potensi pada dirinya. 3) Menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna.

4) Menyalurkan energi yang berlebihan.

5) Merupakan proses pendidikan secara serempak baik fisik, mental maupun emosional.

Banyak manfaat yang diperoleh melalui pembelajaran pendidikan jasmani baik memenuhi kebutuhan gerak, mengenalkan lingkungan dan potensi anak, menanamkan dasar-dasar keterampilan, menyalurkan energi yang berlebihan dan proses pendidikan secara serempak baik fisik, mental dan emosional.

Mengenalkan dasar-dasar keterampilan kepada peserta didik merupakan bagian dari pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani. Upaya mengenalkan dasar-dasar keterampilan kepada peserta didik, maka dalam kurikulum pendidikan jasmani diajarkan macam-macam cabang olahraga. Macam-macam cabang olahraga yang harus diajarkan pada peserta didik didasarkan pada jenajnag sekolah masing-masing. Ini artinya, materi pendidikan jasmani dari tingkat sekolah paling rendah (SD) dengan SMP maupun SMA/SMK berbeda. Materi yang diberikan dalam pendidikan jasmani didasarkan pada tingkat perkembangan dan pertumbuhan peserta didik sesuai dengan jenjang pendidikannya.


(18)

commit to user

Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang wajib diajarkan dari jenjang sekolah paling rendah (SD) sampai dengan SMP, SMA atau SMK. Menurut Yoyo Bahagia dkk., (2000: 1) menyatakan, “Atletik merupakan salah

satu mata pelajaran wajib di sekolah-sekolah, karena atletik merupakan mother

atau ibu dari semua cabang olahraga”.

Atletik merupakan cabang olahraga yang wajib diajarkan bagi siswa sekolah termasuk siswa sekolah dasar. Karena atletik merupakan induk dari semua cabang olahraga. Gerakan-gerakan dalam cabang olahraga atletik hampir dibutuhkan dalam semua cabang olahraga lainnya. Nomor-nomor cabang olahraga atletik yang diajarkan bagi siswa sekolah meliputi nomor jalan, lari, lompat dan lempar.

Lompat merupakan salah satu nomor dalam cabang olahraga atletik yang di dalamnya terdiri dari nomor lompat jauh, lompat jangkit, lompat tinggi, dan lompat tinggi galah. Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat yang diajarkan bagi siswa sekolah yang bertujuan untuk mengembangkan daya gerak dari satu tempat ke tempat lain. Yudha M. Saputra (2001: 121) menyatakan:

Lompat bagi siswa sekolah merupakan salah satu aktivitas pengembangan dan kemampuan daya gerak yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lainnya. Gerakan melompat merupakan salah satu bentuk gerakan lokomotor. Untuk membina dan meningkatkan aktivitas pengembangan kemampuan kemampuan daya gerak siswa, maka perlu diupayakan oleh guru pendidikan jasmani untuk merancang bentuk-bentuk gerakan-gerakan yang menarik bagi siswa.

Merancang bentuk-bentuk gerakan-gerakan yang menarik bagi siswa merupakan bagian penting dalam membelajarkan nomor lompat. Dalam nomor

lompat diajarkan tiga macam gaya yaitu: gaya jongkok (sit down in the air), gaya

berjalan di uadara (walking in the air) dan gaya menggantung (schnepper).

Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu gaya dalam lompat jauh yang diajarkan bagi siswa sekolah dasar sebelum mempelajari gaya lainnya. Karena lompat jauh gaya jongkok lebih sederhana dan mudah dibandingkan gaya lainnya. Dikatakan gaya jongkok karena pada saat melayang di udara membentuk sikap jongkok atau seperti orang duduk. Pada saat melayang inilah yang membedakan dari ketiga gaya dalam lompat jauh


(19)

Hasil observasi terhadap proses pembelajaran pendidikan jasmani di SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kelas IV diketahui bahwa saat diberikan pembelajaran materi lompat jauh gaya jongkok di lapangan diketahui bahwa hanya 20% siswa yang fokus terhadap materi yang diajarkan dan dapat mencapai hasil yang diinginkan, sedangkan 80% siswa belum fokus terhadap materi, diantaranya: 50% siswa bermain sendiri: 10% siswa hanya diam dan melamun, dan 20% siswa ramai bebicara dengan temannya.

Selama proses pembelajaran berlangsung dari awal hingga akhir tidak ada satupun siswa yang berani mengungkapkan permasalahan atau pendapatnya mengenai materi pelajaran walaupun guru sudah memberikan kesempatan untuk bertanya bagi siswa yang mengalami kesulitan gerakan lompat jauh gaya jongkok. Kesiapan siswa selama proses pembelajaran masih sangat kurang, karena siswa monoton hanya mengulang-ulang gerakan sehingga siswa cepat bosan dan dirasakan pembelajaran dianggap kurang efektif dan kurang menyenangkan. Hal-hal semacam ini harus dihilangkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani.

Memodifikasi alat bantu pembelajaran merupakan salah satu bagian yang harus diperhatikan dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Memodifikasi alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani sangat penting, jika keterampilan yang sebenarnya sulit dikuasai siswa. Rusli Lutan dan Adang Suherman (2000: 75) berpendapat, “Lakukan modifikasi alat bantu, apabila peralatan diduga sebagai penghambat keberhasilan”. Memodifikasi alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani sangat penting bagi siswa sekolah dasar. Misalnya pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan tali, kardus, simpai/ban bekas,dan lain sebagainya. Melalui modifikasi alat bantu pembelajaran yang sederhana dalam membelajarkan materi pendidikan jasmani, maka para siswa akan memperoleh suasana atau hal-hal baru. Dengan peralatan yang sederhana dan menarik perhatian siswa akan dapat membangkitkan motivasi belajar siswa. Pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa, sehingga siswa akan lebih aktif bergerak mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani. Jika siswa aktif bergerak dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani, seperti lompat jauh gaya jongkok , maka secara tidak langsung akan meningkatkan kemampuan lompat jauh gaya jongkok.


(20)

commit to user

Memodifikasi alat bantu pembelajaran merupakan solusi untuk mengatasi kendala atau kesulitan yang dihadapi siswa mengikuti pembelajaran penjas. Melalui modifikasi alat bantu pembelajaran penjas diharapkan dapat mengoptimalkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa. Namun memodifikasi alat bantu pembelajaran penjas belum diketahui seberapa besar optimalnya terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa. Untuk membuktikan apakah alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani dapat mengoptimalkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok siswa, maka perlu dibuktikan melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Kurangnya alat bantu pendukung dalam pembelajaran pendidikan jasmani merupakan faktor yang menyulitkan guru dan siswa. Biasanya alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani kurang diperhatikan oleh sekolah, bahkan dikesampingkan dibandingkan dengan alat bantu pembelajaran mata pelajaran lainnya. Alat bantu yang tidak mendukung dalam pembelajaran pendidikan jasmani, sehingga kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa terkadang diabaikan dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Kurangnya alat bantu pendukung dalam pembelajaran pendidikan jasmani menuntut kreativitas dan inisiatif guru penjas untuk memanfaatkan alat bantu yang ada atau sarana lain agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Jika siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti materi pelajaran pendidikan jasmani, maka guru harus mampu menciptakan kondisi belajar yang mengarah pada karakteristik materi pelajaran yang diajarkan.

Memodifikasi alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani sangat penting agar kendala atau kesulitan siswa dapat teratasi. Selain itu, melalui modifikasi alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani siswa akan lebih tertarik dan senang dalam mengikuti pembelajaran, sehingga siswa lebih aktif bergerak. Dengan siswa aktif bergerak, maka akan mengoptimalkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok. Untuk mengetahui apakah modifikasi alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani dapat mengoptimalkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok, maka perlu dilakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul, “Upaya Mengoptimalkan Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok dengan Modifikasi


(21)

Alat Bantu Pembelajaran Pendidikan Jasmani Pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Bagaimanakah modifikasi alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani dapat mengoptimalkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/2011?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalah yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk:

Mengoptimalkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok dengan modifikasi alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani pada siswa kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/2011.

D. Manfaat Penelitian

Masalah dalam penelitinan ini penting untuk diteliti dengan harapan memiliki manfaat antara lain:

1. Bagi siswa yang dijadikan subyek penelitian dapat mengoptimalkan kemampuan lompat jauh gaya jongkok.

2. Bagi guru Penjasorkes dapat dijadikan sebagai masukan dan acuan tentang pentingnya modifikasi alat bantu untuk membelajarkan pendidikan jasmani. 3. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan tentang karya ilmiah untuk


(22)

commit to user

BAB II

LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka

1. Lompat Jauh

Lompat jauh merupakan salah satu nomor lompat dalam cabang olahraga atletik. Lompat jauh merupakan suatu bentuk gerakan melompat, melayang dan mendarat sejauh-jauhnya. Gerakan-gerakan dalam lompat jauh tersebut harus dilakukan secara baik dan harmonis tidak diputus-putus pelaksanaannya agar diperoleh lompatan sejauh-jauhnya. Aip Syarifuddin (1992: 90) menyatakan, “Lompat jauh adalah suatu bentuk gerakan melompat mengangkat kaki ke atas ke depan dalam upaya membawa titik berat badan selama mungkin di udara (melayang di udara) yang dilakukan dengan cepat dan dengan jalan melalui tolakan pada satu kaki untuk mencapai jarak yang sejauh-jauhnya”. Sedangkan Yudha M. Saputra (2001: 47) berpendapat, “Lompat jauh adalah keterampilan gerak berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan satu kali tolakan ke depan sejauh mungkin”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, lompat jauh merupakan suatu bentuk keterampilan gerak berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lain yang diawali dengan lari cepat, menumpu untuk menolak membawa titik berat badan selama mungkin di udara untuk mencapai jarak sejauh-jauhnya.

a. Lompat Jauh Gaya Jongkok

Lompat jauh gaya jongkok disebut juga gaya duduk di udara (sit down in

the air). Dikatakan gaya jongkok karena gerakan yang dilakukan pada saat

melayang di udara membentuk gerakan seperti orang jongkok atau duduk. Hal ini sesuai pendapat Yudha M. Saputra (2001: 48) bahwa, “Dikatakan lompat jauh gaya jongkok karena gerak sikap badan sewaktu berada di udara menyerupai sikap seorang yang sedang berjongkok”. Gerakan jongkok atau duduk ini terlihat saat membungkukkan badan dan kedua lutut ditekuk, kedua tangan ke depan. Pada


(23)

saat mendarat kedua kaki dijulurkan ke depan, mendarat dengan bagian tumit lebih dahulu dan kedua tangan ke depan. Untuk menghindari kesalahan saat mendarat, maka diikuti dengan menjatuhkan badan ke depan.

Lompat jauh gaya jongkok merupakan gaya yang paling mudah dilakukan terutama bagi anak-anak sekolah. Dalam hal ini Aip Syarifuddin (1992: 93) mengemukakan, “Lompat jauh gaya jongkok, pada umumnya banyak dilakukan anak-anak sekolah, karena dianggap gaya yang paling mudah untuk dipelajari”. Hal ini boleh jadi karena lompat jauh gaya jongkok tidak banyak gerakan yang harus dilakukan pada saat melayang di udara dibandingkan dengan gaya yang lainnya. Konsentrasi siswa yang perlu diperhatikan pada gaya jongkok terletak pada membungkukkan badan dan menekuk kedua lutut dan menjulurkan kedua kaki ke depan dan kedua lengan tetap ke depan untuk mendarat.

b. Teknik Lompat Jauh Gaya Jongkok

Teknik merupakan rangkuman metode yang dipergunakan dalam melakukan gerakan dalam suatu cabang olahraga. Teknik juga merupakan suatu proses gerakan dan pembuktian dalam suatu cabang olahraga, atau dengan kata lain teknik merupakan pelaksanaan suatu kegiatan secara efektif dan rasional yang memungkinkan suatu hasil yang optimal dalam latihan atau perlombaan.

Teknik lompat jauh merupakan faktor yang sangat penting dan harus dikuasai seorang atlet pelompat. Teknik lompat jauh terdiri beberapa bagian yang dalam pelaksanaannya harus dirangkaikan secara baik dan harmonis. Menurut Jonath U. Haag & Krempel R. (1987: 197) bahwa, "Lompat jauh dapat dibagi ke dalam ancang-ancang, tumpuan, melayang dan mendarat". Sedangkan Soegito (1992: 55) menyatakan, “Faktor-faktor yang sangat menentukan untuk mencapai prestasi lompat jauh adalah awalan, tumpuan, lompatan, saat melayang, dan pendaratan”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, teknik lompat jauh terdiri empat tahapan yaitu awalan, tumpuan, melayang dan mendarat. Keempat tahapan tersebut harus dikuasai dan harus dilakukan dengan harmonis dan tidak terputus-putus agar dapat mencapai lompatan yang maksimal. Untuk


(24)

commit to user

lebih jelasnya berikut ini disajikan gambar rangkaian lompat jauh gaya jongkok sebagai berikut:

Gambar 1. Rangkaian Gerakan Lompat Jauh Gaya Jongkok (Soegito, 1992:40)

2. Pembelajaran a. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan sebuah proses dari yang belum bisa menjadi bisa dari yang belum tahu menjadi tahu, sehingga adanya pengalaman dalam proses belajar. Benny A. Pribadi (2009: 6) menyatakan “Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar memperoleh kompetensi berupa keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan.” Intinya pada proses belajar dilakukan untuk meningkatkan kemampuan atau kompetensi pribadi. Sehingga akan terjadi perubahan dalam hal pola pikir dan tindakan karena pengalaman yang dimilikinya.

Pembelajaran berasal dari kata learning. Pembelajaran dimaknai proses,

cara, perbuatan mempelajari sesuatu. Guru tidak hanya menyampaikan materi dan siswa sebagai penerima materi, akan tetapi guru mengorganisir lingkungan belajar sehingga siswa aktif untuk belajar. “Guru memberi fasilitas belajar siswa dan siswa mempelajarinya, dalam hal ini pembelajaran berpusat pada siswa,


(25)

pembelajaran adalah proses konstruktif tidak hanya mekanis seperti pada pengajaran” (Agus Suprijono, 2008: 11-13). Ahli lain, Yatim Riyanto (2009: 131) menyatakan, ”Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa utuk belajar”. Kegiatan pembelajaran akan melibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien.

Sedangkan pengajaran dimaknai sebagai proses, cara mengajarkan atau menyampaikan materi. Sehingga kegiatan belajar mengajar berpusat pada guru, guru menyampaikan materi kepada siswa dan siswa menjadi penerima materi. Hal

tersebut menjadi proses instruktif dalam belajar karena guru adalah orang yang

paling mengetahui. Implikasi dari hal tersebut adalah siswa hanya menjadi duplikasi dari guru

b. Prinsip-prinsip Pembelajaran

Belajar suatu ketrampilan adalah sangat kompleks. Belajar membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Menurut Nasution yang dikutip H.J.Gino dkk (1998: 51) bahwa “perubahan akibat belajar tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam kecakupan, kebiasaan, sikap, pengertian, penyesuaian diri, minat, penghargaan, pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang”.

Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa untuk mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut Wina Sanjaya dalam Agus Kristiyanto (2010: 125) menyatakan bahwa sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran diantaranya:

1) Berpusat pada siswa 2) Belajar dengan melakukan

3) Mengembangkan kemampuan sosial

4) Mengembangkan keingintahuan,imajinasi dan fitrah 5) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah 6) Mengembangkan kreatifitas siswa

7) Mengembangkan kemampuan ilmu dan teknologi

8) Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik 9) Belajar sepanjang hayat


(26)

commit to user

Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sangat penting untuk diperhatikan oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang benar, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal.

c. Tujuan Pembelajaran Lompat Jauh di Sekolah Dasar

Setiap pembelajaran mempunyai maksud dan tujuan-tujuan tertentu, begitu pula dalam pembelajaran pokok bahasan lompat jauh gaya jongkok. Sebagai bagian dari materi sub-pokok mata pelajaran penjasorkes tujuan dari pembelajaran lompat jauh gaya jongkok mempunyai tujuan yang tidak terlepas dari tujuan pendidikan jasmani secara umum. Adapun tujuan penjas menurut Depdiknas (2006: 2-3) yaitu :

1) Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan gerak.

2) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung didalamnya (sportivitas, kejujuran, disiplin, tanggung jawab, kerja sama, percaya diri dan demokratis). 3) Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga sebagai informasi

untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.

Dilihat dari perkembangan anak kelas IV, secara umum pembelajaran lompat jauh gaya jongkok sebagai materi yang disampaikan di kelas IV mempunyai tujuan untuk mengembangkan kemampuan gerak siswa. Tujuan umum tersebut dapat terealisasi dengan tercapainya tujuan-tujuan khusus dalam pembelajaran tersebut sebagaimana dicantumkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun oleh guru dengan mengacu pada kurikulum dan silabus mata pelajaran Penjasorkes untuk kelas IV SD, antara lain : (a) siswa dapat melakukan teknik dasar awalan; (b) siswa dapat melakukan teknik dasar menolak; (c) siswa dapat melakukan dapat melakukan teknik dasar melayang; (d) siswa dapat melakukan teknik dasar mendarat; (e) siswa dapat melakukan lomba lompat jauh dengan peraturan yang dimodifikasi. Siswa usia kelas IV juga termasuk usia masa bermain sehingga materi dalam pembelajaran ini cocok jika disajikan dalam bentuk permainan. Dani Wardani (2009: 24) menyebutkan, ”mempelajari dunia permainan berarti kita sadar akan pentingnya pertumbuhan anak kita dan lebih


(27)

jauh kita ikut membantu secara tidak langsung, mencoba mengkaji alternatif metodologi belajar baru untuknya”.

Selain itu dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok juga mempunyai tujuan agar siswa mempunyai perubahan dalam watak dan perilaku yaitu dengan memperhatikan nilai-nilai proses yang terkandung dalam pembelajaran seperti nilai keberanian, percaya diri, semangat, toleransi dan tanggungjawab. Smith. Mark K (2009: 32), menjelaskan bahwa “Pembelajaran dapat diajarkan sebagai sebuah proses yang dengannya perubahan perilaku terjadi sebagai hasil dari pengalamannya dalam pembelajaran”.

3. Pendidikan Jasmani a. Hakikat Pendidikan Jasmani

Seseorang tidak akan menjadi guru, pelatih atau pembina Penjas yang baik manakala tidak memiliki pandangan dan pengertian yang jelas tentang hakikat Penjas itu sendiri. Filsafat atau falsafah perlu dipahami bagi seseorang yang berkecimpung dalam Penjas karena ia menentukan pikiran dan mengarahkan tindakan seseorang untuk mencapai tujuan. Rusli Lutan (2000: 13) menyatakan bahwa, “Filsafat adalah bidang kajian yang mencoba untuk membantu individu-individu mengevaluasi diri mereka sendiri dalam hubungan dengan dunia dan sejelas mungkin“.

Pendapat diatas menunjukkan, filsafat sangatlah penting karena merupakan pegangan hidup untuk mencari fakta-fakta dan nilai-nilai kehidupan dengan alam dunia, dan mengevaluasi fakta dan nilai itu dengan pemikiran yang jujur. Sehingga bagi seorang guru Penjasorkes akan mengarahkan Anda dalam menetapkan keputusan dan tindakan yang Anda hadapi ketika terlibat dalam kegiatan pendidikan jasmani sebagai guru Penjasorkes. Sedangkan menurut Sunardi (2009: 1) menyatakan, “Pendidikan pada dasarnya merupakan rekontruksi aneka pengalaman dan peristiwa yang dialami individu agar segala sesuatu yang baru menjadi lebih terarah dan bermakna“. Sedangkan menurut Rusli Lutan (1999/2000: 1) menyatakan, “Pendidikan jasmani merupakan alat untuk membina


(28)

commit to user

anak muda agar kelak mereka mampu membuat keputusan yang terbaik tentang aktivitas jasmani yang dilakukan dan menjalani pola hidup sehat di sepanjang hayatnya“.

Jika seseorang sedang bermain, bergerak atau melakukan berbagai aktivitas pendidikan jasmani, maka proses pendidikan terjadi pada waktu yang bersamaan. Pendidikan penting untuk memperkaya kehidupan individu atau sebaliknya mungkin merusak. Pendidikan merupakan pengalaman yang menyenangkan dan memuaskan atau mungkin menjadikan pengalaman yang tidak menyenangkan. M. Furqon (2006: 3) menyatakan, “Pendidikan jasmani dapat dikatakan suatu proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang

bertujuan untuk meningkatkan individu secara organik, neomuskular, perceptual,

kognitif, dan emosional dalam kerangka sistem pendidikan nasional”.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (2007/2008: 7) menyatakan, “Kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat”. Kaitannya dengan jenjang pendidikan, pendidikan jasmani di SD sangat menarik untuk dikaji, karena di samping merupakan dasar dan landasan untuk pendidikan jasmani pada jenjang pendidikan di atasnya, juga sangat penting artinya bagi kontribusi pada pendidikan pada umumnya. Namun demikian tidak semua guru menyadari hal tersebut, sehingga banyak anggapan pendidikan jasmani dilaksanakan secara serampangan.

b. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar

Ruang lingkup program pengajaran pendidikan jasmani yang diajarkan di SD mencakup banyak aspek. Menurut Aip Syarifuddin dan Muhadi (1991/1992: 5-6) bahwa:

Ruang lingkup pendidikan jasmani dari kelas I-VI sekolah dasar ditekankan pada usaha memacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional dan sosial. Jenis-jenis kegiatan yang diajarkan di Sekolah Dasar meliputi atas:

1) Pengembangan Kemampuan jasmani (PKJ). 2) Atletik.


(29)

3) Senam. 4) Permainan.

Menurut M. Furqon H. (2007: 4) bahwa ruang lingkup pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1) Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan, eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non lokomotor dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepakbola, bola basket, bolavoli, tennis meja, tennis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri serta aktivitas lainnya.

2) Aktivitas pengembangan diri meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk tubuh serta aktivitas lainnya.

3) Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya.

4) Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobik serta aktivitas lainnya.

5) Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan di air, keterampilan gerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya.

Dari dua pendapat tersebut menunjukkan bahwa, ruang lingkup pendidikan jasmani di SD meliputi beberapa aspek yaitu: olahraga permainan, atletik, pengembangan diri, aktivitas senam atau ritmik, aktivitas air dan pendidikan luar kelas. Dari masing-masing aspek tersebut masih terdiri lagi dari berbagai macam cabang olahraga yang diatur dalam KTSP yang berlaku sekarang ini.

4. Modifikasi Alat Bantu Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk Mengoptimalkan Hasil Belajar Lompat Jauh gaya Jongkok. a. Hakikat Modifikasi Alat Bantu Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Ditinjau dari aspek-aspek modifikasi Alat Bantu pembelajaran pendidikan jasmani, modofikasi alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani merupakan modifikasi lingkungan pembelajaran. Yoyo Bahagia dan Adang Suherman (2007: 7) menyatakan, “Modifikasi kondisi lingkungan pembelajaran meliputi:


(30)

commit to user

(1) peralatan, (2) penataan ruang gerak dalam berlatih, (3) jumlah siswa yang terlibat dan, (4) organisasi atau formasi berlatih”.

Pendapat tersebut menunjukkan, modifikasi lingkungan pembelajaran pendidikan jasmani mencakup: peralatan, penataan ruang gerak dalam berlatih, jumlah siswa yang terlibat dan organisasi atau formasi berlatih. Dari modifikasi lingkungan pembelajaran guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang

digunakan untuk melakukan skill atau keterampilan yang dipelajari. Misalnya,

berat ringannya, besar kecilnya, tinggi rendahnya, panjang pendeknya peralatan yang digunakan. Lebih lanjut Rusli Lutan dan Adang Suherman (2007: 75: menyatakan:

Lakukan modifikasi peralatan, apabila peralatan diduga sebagai penghambat keberhasilan. Manakala kondisi sebenarnya menjadi penghambat belajar keterampilan tertutup, rubahlah kondisi latihan itu pada tingkat yang bisa dilakukan siswa selama perubahan kondisi tersebut

tidak merusak integritas skill yang dipelajarinya.

Memodifikasi alat bantu dalam pembelajaran pendidikan jasmani pada prinsipnya sebagai solusi jika dalam pembelajaran pendidikan jasmani mengalami hambatan atau kesulitan. Hal ini disebabkan karena penggunaan peralatan yang sebenarnya dalam pembelajaran pendidikan jasmani siswa tidak mampu melaksanakan. Jika ditinjau dari prinsip-prinsip pembelajaran keterampilan, modifikasi peralatan merupakan bentuk pembelajaran yang dilakukan dari cara yang mudah atau sederhana, yang selanjutnya secara bertahap ditingkatkan ke tingkat yang lebih sulit atau kompleks. Seperti dikemukakan Sugiyanto (1996: 76) menyatakan:

Berdasarkan pertimbangan tingkat kesulitan dan tingkkat kompleksitas , penyusunan materi pembelajaran hendaknya mengikuti prinsip-prinsip: 1) Dimulai dari materi belajar yang mudah ditingkatkan secara

berangsur-angsur ke materi yang lebih sukar.

2) Dimulai dari materi belajar yang sederhana dan ditingkatkan secara berangsur-angsur ke materi yang kompleks.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan, modifikasi sarana pembelajaran pendidikan jasmani sangat penting dilakukan dalam pembelajaran


(31)

pendidikan jasmani. Jika sarana atau peralatan sebagai kendala dalam pembelajaran pendidikan jasmani, maka sarana tersebut dapat dimodifikasi dengan menggunakan alat yang lebih sederhana, sehingga siswa akan lebih mudah melaksanakannya.

Gambar 2. Skematis Tujuan Penjasorkes Sekolah Dasar (Agus Mahendra, 2004: 18)

Berdasarkan skema tujuan pendidikan jasmani sekolah dasar tersebut, maka modifikasi alat bantu akan sangat membantu untuk mencapai tujuan Penjasorkes tersebut. Untuk mencapai tujuan Penjasorkes tersebut, maka guru harus aktif menciptakan suasana belajar yang baik, sehingga tujuan kognitif dapat tercapai. Untuk mencapai tujuan psikomotorik seorang guru harus inovatif menciptakan kondisi pembelajaran yang variatif agar siswa tidak merasa bosan dengan pembelajaran yang diterimanya. Dan hal yang tak kalah pentingnya bahwa, seorang guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan agar siswa merasa senang dalam mengikuti pembelajaran. Dengan demikian tujuan pendidikan jasamni akan tercapai dengan efektif. Tercapainya tujuan pendidikan jasmani akan sangat membantu pencapaian tujuan pembelajaran secara keseluruhan.

PEMBELAJARAN PENJASORKES

KOGTITIF

x Konsep gerak

x Arti sehat

x Memacahkan

masalah

x Kritis, cerdas

PSIKOMOTOR

x Gerak dan

keterampilan

x Kemampuan fisik

dan motorik

x Perbaikan fungsi

organ tubuh

AFEKTIF

x Menyukai kegiatan

fisik

x Merasa nyaman

dengan diri sendiri.

x Ingin terlibat

dalam pergaulan sosial


(32)

commit to user

b. Macam-Macam Pembelajaran Lompat dengan Modifikasi Alat Bantu

Lompat jauh merupakan suatu keterampilan yang memilikli unsur gerakan cukup kompleks. Oleh karena itu, dalam membelajarkan lompat jauh gaya jongkok harus disesuaikan dengan karaktersitik peserta didik. Karena siswa sekolah dasar merupakan masa kanak-kanak yang memiliki sifat bermain, maka pembelajaran lompat jauh harus bersifat menyenangkan. Agus Mahendra (2004: 7-8) menyatakan, “Pendidikan jasmani memang merupakan dunia anak-anak dan sesuai dengan kebutuhan anak-anak. Di dalamnya anak-anak dapat belajar sambil bergembira melalui penyaluran hasratnya. Semakin terpenuhi kebutuhan akan gerak dalam masa-masa pertumbuhannya, semakin besar kemaslahatannya bagi kualitas pertumbuhan itu sendiri”. Sedangkan Yudha M. Saputra (2001: 6) berpendapat, “Kegiatan bermain sangat disukai oleh siswa. Bermain yang dilakukan secara tertata mempunyai manfaat yang besar bagi perkembangan siswa. Bermain dapat memberikan pengalaman belajar yang sangat berharga bagi siswa. Pengalaman itu bisa membina hubungan dengan sesama teman dan menyalurkan perasaan tertekan”.

Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, dalam pembelajaran pendidikan jasmani termasuk pembelajaran lompat jauh harus menggembirakan dengan bentuk bermain atau permainan. Berdasarkan hal tersebut maka pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan modifikasi alat bantu yaitu, pembelajaran lompat dengan bermain. Mochamad A. Djumidar A. Widya (2004: 65) menyatakan:

Tujuan pembelajaran melompat adalah untuk meningkatkan kemampuan fisik atau meningkatkan suatu kondisi yang optimal, seperti meningkatkan kekuatan, kecepatan, daya tahan, kelincahan dan ketangkasan. Sedangkan peralatan yang digunakan dalam pembelajaran melompat antara lain: 1) Menggunakan tali

2) Menggunakan balok-balok 3) Menggunakan simpai rotan 4) Menggunakan kotak/box 5) Menggunakan bangku Swedia 6) Ban bekas kendaraan roda empat

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, pembelajaran lompat dengan modifikasi alat bantu dapat menggunakan berbagai macam peralatan


(33)

seperti tali, balok, kotak, simpai, bangku Swedia, matras dan ban bekas mobil. Dari alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran lompat tersebut dikonsep dalam bentuk permainan yang mengarah pada karakteristik gerakan lompat jauh. Mochamad Djumidar A. Widya (2004: 66-72) memberikan contoh pembelajaran melompat sebagai berikut:

1) Lompat menggunakan tanda dan tali

Siswa belajar lompat tanpa menentukan tempat tumpuan, namun bidang pendaratan diberi tanda agar siswa dapat menjadikan tanda tersebut menjadi suatu tingkat keberhasilan dalam lompatan. Pelaksanaan sebagai berikut :

a) Siswa dibagi menjadi dua kelompok

b) Masing-masing kelompok barisan paling depan bersiap-siap berlari menuju bak lompat menunggu aba-aba peluit.

Gambar 3. Pembelajaran Lompat Menggunakan Tanda dan Tali (Mochamad A. Djumidar A Widya, 2004: 66) 2) Lompat menggunakan tali dengan diatur ketinggiannya

Pada pembelajaran ini siswa dirangsang untuk melakukan lompatan agar badan terangkat ke atas depan dengan cara melewati tali yang dibentangkan dengan ketinggian 30 cm, 40 cm, 50 cm diatur ketinggiannya. Pelaksanaan sebagai berikut :

a) Siswa dibagi menjadi dua kelompok

b) Masing-masing kelompok barisan paling depan bersiap-siap berlari menuju bak lompat menunggu aba-aba peluit.

Gambar 4. Pembelajaran Lompat dengan Melewati Ketinggian Tali (Mochamad A. Djumidar A Widya, 2004: 67)


(34)

commit to user

3) Lompat dengan mendarat di dalam lingkaran

Alat yang digunakan ban bekas Tujuannya untuk memberikan kemampuan menerka tingkat keterampilan yang dimiliki siswa. Pelaksanaan sebagai berikut :

a) Siswa dibagi mejadi dua kelompok

b) Para siswa disuruh melakukan lompatan dan mendarat pada lingkaran yang dimaksud

Gambar 5. Pembelajaran Lompat dengan Mendarat di Dalam Lingkaran (Mochamad A. Djumidar A Widya, 2004: 67)

4) Lompat melewati kotak mendarat dalam lingkaran

Kotak ditata dengan ketinggian tertentu di dalam bak pasir dan di depan kotak diletakkan lingkaran untuk pendaratan. Pelaksanaan sebagai berikut :

a) Siswa dibagi menjadi dua kelompok.

b) Siswa melakukan awalan secukupnya dan berusaha melompat setinggi mungkin melewati kotak dan mendarat di dalam lingkaran.

Gambar 6. Pembelajaran Lompat dengan Melewati Kotak (Mochamad A. Djumidar A Widya, 2004: 68)

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dibutuhkan untuk mendukung kajian teoritis yang dikemukakan. Sampai saat ini telah banyak penelitian ilmiah yang dilakukan khususnya yang terkait dengan modifikasi alat bantu pembelajaran dengan hasil yang masih bervariasi atau beragam. Berikut ini disajikan hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini sebagai berikut:


(35)

1. Penelitian Iwan Riska dengan judul “Perbedaan Pengaruh Penggunaan Alat bantu dan Power Otot Tungkai terhadap Hasil Belajar Lompat Jauh Gaya Jongkok pada Siswa Putra Kelas VII SMP Negeri I Wonogiri Tahun Pelajaran 2007/2008”. Alat bantu yang digunakan adalah tali dan ban bekas. Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan, ada perbedaan pengaruh penggunaan alat bantu tali dan lingkaran terhadap hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa putra kelas VII SMP Negeri I Wonogiri tahun pelajaran 2007/2008, (Fo = 4.7645 > Ft 4.11). Pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan alat bantu tali lebih baik daripada menggunakan ban bekas dengan selisih perbedaan 6.35.

2. Penelitian Lina Oktafia Fajriani dengan judul, “Optimalisasi Kemampuan Gerak Dasar Lokomotor dengan Alat Bantu Pembelajaran Pendidikan Jasmani pada Siswa Kelas 2 Sekolah Dasar Negeri 01 Rejosari Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011”, diperoleh simpulan, penggunaan alat bantu dalam pembelajaran penjas dapat mengoptimalkan kemampuan gerak dasar lokomotor pada siswa kelas 2 SD Negeri 01 Rejosari Gondangrejo Kabupaten Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011.

C. Kerangka Pemikiran

Upaya membelajarkan lompat jauh gaya jongkok bagi siswa sekolah dasar harus diterapkan bentuk pembelajaran yang tepat. Siswa sekolah dasar pada dasarnya memiliki kecenderungan senang bermain. Oleh karena itu, dalam membelajarkan lompat jauh gaya jongkok bagi siswa sekolah dasar harus disesuaikan dengan karakteristik siswa.

Modifikasi alat bantu merupakan alat bantu pembelajaran yang saat ini sedang dikembangkan oleh pemerintah dalam kegiatan belajar mengajar. dan merupakan bentuk pembelajaran yang menuntut guru dan siswa mampu menciptakan kondisi belajar yang kondusif.

Upaya mencapai hasil belajar lompat jauh gaya jongkok yang optimal, maka guru dapat menciptakan bentuk-bentuk pembelajaran lompat yang


(36)

commit to user

menyenangkan bagi siswanya. Untuk membelajarkan lompat jauh gaya jongkok guru dapat menggunakan beberapa modifikasi alat pembelajaran seperti tali, kotak, simpai, ban bekas, matras dan lain sebagainya. Dari alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran lompat jauh tersebut dikemas dalam bentuk permainan yang mengarah pada pada karakteristik lompat jauh gaya jongkok. Dengan pembelajaran lompat yang menyenangkan, maka siswa akan aktif mengikuti pembelajaran, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.

D. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikemukakan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

Modifikasi alat pembelajaran dapat mengoptimalkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas 4 Sekolah Dasar Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/2011.


(37)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen.

2. Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) dilaksanakan selama satu bulan dan pelaksanaan penelitian pada 8 Januari 2011 sampai dengan 29 Januari 2011, sesuai jadwal pelajaran hari rabu dan sabtu, dimulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 08.10 WIB. Untuk lebih jelasnya waktu dan jenis kegiatan penelitian sebagai berikut :

Tahun 2010 Tahun 2011

Maret April November Desember Januari Pebruari No Tahap Kegiatan

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pengajuan judul 1 Persiapan

Penyusunan proposal Konsultasi proposal Seminar dan revisi

proposal Tes awal

Treatment

2 Pelaksanaan

Tes akhir Analisis data 3 Penyelesaian

Penyusunan laporan

B. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah siswa kelas IV SD Negeri Saren 1 Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 22 siswa. Dengan komposisi siswa putra: 7 anak dan siswa putri: 15 anak.


(38)

commit to user

C. Sumber Data

Sumber data yang dipergunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut :

1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang tes lompat jauh gaya jongkok melalui

modifikasi alat bantu pembelajaran adalah seluruh siswa kelas 4 Sekolah Dasar Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/2011 berjumlah 22 siswa yang terbagi atas 15 siswa putri dan 7 siswa putra.

2. Guru sebagai kolaborator, untuk melihat tingkat keberhasilan

Mengoptimalkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok dengan modifikasi alat bantu pembelajaran pada siswa kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/2011.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini terdiri dari tes dan observasi yang mengacu pada buku Andi Suhendro (1999: 2.57).

1. Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajat lompat jauh gaya jongkok yang dilakukan siswa.

2. Observasi: dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dan guru selama kegiatan belajar mengajar lompat jauh gaya jongkok dengan modifikasi pembelajaran.

Sedangkan alat pengumpulan data yang digunakan penelitian . Petunjuk pelaksanaan tes terlampir.

E. Analisis Data

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakn teknik prosentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran


(39)

1. Hasil keterampilan lompat jauh gaya jongkok dengan menganalisis nilai rata-rata nilai tes lompat jauh. Kemudian dikategorikan dalam klsifikasi skor yang telah ditentukan.

2. Kemampuan melakukan rangkaian gerakan keterampilan lompat jauh gaya jongkok dengan menganalisis rangkaian gerakan lompat jauh gaya jongkok sebelum di berikan modifikasi alat bantu dan setelah di beri Pembelajaran. Kemudian dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan.

Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan observasi dari pelaksnaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan prosentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.

F. Prosedur Penelitian

Proses penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilalui oleh peneliti dalam menerapkan metode yang akan digunakan dalam penelitian. Langkah selanjutnya adalah menentukan banyaknya tindakan yang akan dilakukan dalam setiap siklus. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan tindakan yang berlangsung secara terus menerus pada subjek penelitian.

Langkah-langkah PTK secara prosedurnya dilaksanakan secara parsisipasif atau kolaboratif antara (peneliti dan guru) bekerjasama mulai dari tahap orientasi hingga penyususnan rencana tindakan dalam siklus pertama, diskusi yang bersifat analitik, kemudian dilanjutkan dengan refleksi evaluatif atas kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama, untuk kemudian mempersiapkan rencana modifikasi alat bantu, koreksi dan penyempurnaan pada siklus berikutnya.

Untuk memperoleh hasil penelitian tindakan seperti yang diharapkan, proseedur penelitian secara keseluruhan meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan Survey Awal

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengobservasi sekolah atau kelas yang akan dijadikan sebagai tempat Penelitian Tindakan Kelas. Meninjau sejauh mana pembelajaran Lompat Jauh gaya Jongkok diterapkan dalam sekolah tersebut.

2. Tahap Seleksi Informan


(40)

commit to user

a. Menentukan subjek penelitian

b. Menyiapkan instrumen penelitian serta evaluasi

c. Menetapkan indikator ketercapaian ketuntasan hasil belajar siswa dengan nilai KKM 70 sebesar 70% dari keseluruhan jumlah siswa, serta peningkatan kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok 30% dari kondisi awal.

d. Menyusun rencana tindakan yang terdiri dari 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari:

1) Planning (merencanakan modifikasi alat bantu Pembelajaran

Lompat Jauh gaya jongkok)

2) Acting (memberi perlakukan dengan beberapa bentuk pembelajaran

lompat untuk mengetahui kemampuan siswa saat mengikuti proses pembelajaran)

3) Observasi(melakukan pengamatan secara langsung, apakah siswa

memahami dan menguasai gerakan lompat jauh gaya jongkok setelah mendapat modifikasi alat bantu pembelajaran)

4) Reflecting (menyimpulkan proses pembelajaran lompat jauh gaya

jongkok setelah mendapat perlakuan modifikasi alat bantu dengan membandingkan kondisi awal sebelum diberi modifikasi alat bantu dan sesudah diberi modifikasi alat bantu pembelajaran).

Gambar 7. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Suharsimi Arikunto, 2008: 16)


(41)

3. Tahap Pengumpulan Data dan Tindakan

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan tabulasi penelitian yang terdiri atas:

a. Kemampuaan siswa terhadap proses pembelajaran b. Pelaksanaan pembelajaran

c. Semangat dan keaktifan siswa

d. Tes kemampuan Lompat jauh gaya jongkok siswa

4. Tahap Analisis Data

Dalam tahap ini analisis data yang digunakan adalah deskritif kualitatif. Teknik analisis tersebut dilakukan karena data yang terkumpul berupa uraian deskriptif tentang perkembangan belajar serta hasil tes kemampuan Lompat jauh gaya jongkok siswa yang dideskritifkan melalui hasil kualitatif.

5. Tahap Penyusunan Laporan

Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah dilakukan selama penelitian.

G. Proses Penelitian

1. Rancangan Siklus I a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun sekenario pembelajaran yang terdiri dari :

1) Tim peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa dalam pembelajaran penjasorkes.

2) Membuat rencana pembelajaran dengan mengacu pada tindakan (treatment)

yang diterapkan dalam PTK, yaitu pembelajaran lompat jauh gaya jongkok. 3) Menyusun instrumen yang digunakan dalam siklus PTK, yaitu penilaian

lompat jauh gaya jongkok.

4) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pengajaran. 5) Menyusun alat evaluasi pembelajaran.

b. Tahap pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan sekenario pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut :


(42)

commit to user

1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum. 2) Melakukan pemanasan dengan modifikasi bermain. 3) Membentuk kelompok dalam proses pembelajaran. 4) Melakukan teknik dasar lompat jauh gaya jongkok.

a) awalan atau ancang-ancang dengan modifikasi alat bantu pembelajaran yang telah disiapkan oleh guru dan peneliti.

b) Tolakan melalui dengan modifikasi alat bantu yang telah disiapkan oleh guru dan peneliti.

c) Sikap badan di udara dengan modifikasi alat bantu pembelajaran yang telah disiapkan oleh guru dan peneliti.

d) Sikap mendarat dengan modifikasi alat bantu pembelajaran yang telah disiapkan oleh guru dan peneliti.

5) Melakukan rangkaian gerakan lompat jauh gaya jongkok.

6) Menarik kesimpulan dan memberikan penilaian selama proses pembelajaran berlangsung.

7) Melaksanakan penenangan / pendinginan. c. Pengamatan tindakan

Pengamatan dilakukan terhadap: (1) Hasil keterampilan lompat jauh gaya jongkok; (2) Kemampuan melakukan rangkaian gerakan keterampilan lompat jauh gaya jongkok; (3) Aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

d. Tahap Evaluasi ( Refleksi )

Refleksi merupakan uraian tentang prosedur analisis terhadap hasil penelitian dan refleksi berkaitan dengan proses dan dampak tindakan perbaikan yang dilaksanakan serta kriteria dan rencana bagi siklus tindakan berikutnya.


(43)

Prosentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada tabel berikut:

Prosentase target capaian Aspek yang

diukur Kondisi

awal

Siklus 1

Siklus 2

Cara mengukur

Hasil lompat jauh gaya

jongkok. 20 % 60 % 80 %

Diamati saat guru

memberikan materi lompat jauh gaya jongkok pada awal pembelajaran

2. Rancangan Siklus II

Pada rancangan siklus II tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada tingkatan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran pendidikan jasmani. Demikian juga termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi, dan interprestasi, serta analisis, dan refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya.


(44)

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Survei Awal

Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan survei untuk mengetahui keadaan nyata di lapangan. Hasil dari survei awal sebagai berikut: (1) siswa kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe tahun pelajaran 2010/ 2011 berjumlah 22 siswa yang terdiri atas 7 siswa putra dan 15 siswa putri. Dilihat dari proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dapat dikatakan proses pembelajaran dalam kategori kurang berhasil, (2) minat siswa dan tingkat ketertarikan siswa terhadap materi pembelajaran lompat jauh gaya jongkok masih kurang, (3) model pembelajaran lompat jauh gaya jongkok yang diterapkan masih monoton. Guru kesulitan menemukan model dan media pembelajaran yang tepat, guru kurang kreatif dalam menciptakan sarana pembelajaran. Hal ini mengakibatkan motivasi belajar siswa menurun, sehingga akan berdampak pada rendahnya kemampuan lompat jauh gaya jongkoksiswa, (4) terbatasnya sarana dan prasarana yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran pendidikan jasmani. Hal ini terbukti dengan minimnya halaman sekolah, keadaan lapangan yang kurang layak, serta peralatan olahraga yang dimiliki sekolah yang sangat kurang.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Kondisi Awal Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok dan Ketuntasan Hasil Belajar

Kondisi awal kemampuan lompat jauh gaya jongkokdan nilai ketuntasan hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Saren Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/2011 diketahui melalui observasi dan tes kemampuan lompat jauh gaya jongkok. Tes awal kemampuan lompat jauh gaya jongkok tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah dari siklus I dan siklus II yang diberikan ada peningkatan terhadap kemampuan lompat jauh gaya jongkok.


(45)

Kondisi awal kemampuan lompat jauh gaya jongkok dan ketuntasan hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kecamatan Kalijambe Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/2011 disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 1. Kondisi Awal Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkokdan Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011

No Nama Lompat Jauh Gaya

Jongkok

Nilai Ketuntasan Belajar

1 Muhammad Yudha R 2,20 61,3

2 Agitya Dyah Monica AS 1,85 58,4

3 Anida Ratnawati 1,74 59,0

4 Annita Viesta ND 1,48 59,0

5 Arrufik Ika Nur Salsa 1,50 58,0

6 Ayu Ukhti Muslima 1,93 62,5

7 Dana Risma Khairunnisa 1,28 61,0

8 Dhea Nurrahma Ayu 1,57 61,5

9 Dzuriyatul Choiriyah 1,45 55,0

10 Fitriani Puspitasari 1,52 61,5

11 Galuh Rahmah Fitriana 2,08 64,8

12 Hastin Nurul Fajri 2,20 60,8

13 Jaka Briga Pratama 2,80 69,1

14 Kidhea Ciputra 2,08 60,5

15 Mega Rizki Hermawati 1,45 59,0

16 Mesa Murmalasari 1,88 59,6

17 Muhammad Hariz A 1,82 60,6

18 Muhammad Rifai 2,55 67,5

19 Muhammad Rifki R 2,28 60,4

20 Masrudin 2,62 61,3

21 Viola Inge Novitasari 1,90 58,0

22 Zuniar Tri Utami NA 1,50 58,6

Rata-rata 1,89 60,78

Berdasarkan data kondisi awal kemampuan lompat jauh gaya jongkokdan nilai ketuntasan hasil belajar menunjukkan bahwa, rata-rata kemampuan lompat jauh gaya jongkok siswa kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/2011 yaitu 1,89%. Sedangkan nilai ketuntasan belajar rata-rata 60<78. Pengitungan kemampuan lompat jauh gaya jongkok dan nilai ketuntasan hasil belajar terlampir.

Melalui diskripsi data awal yang telah diperoleh tersebut, masing-masing aspek menuju kriteria keberhasilan pembelajaran kurang. Maka disusun sebuah tindakan untuk mengoptimalkan hasil belajar lompat jauh gaya jongkok dengan modifikasai alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani pada siswa kelas 4 SD


(46)

commit to user

Negeri Saren 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/2011. Pelaksanaan tindakan akan dilaksanakan dalam 2 siklus, masing-siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, (4) analisis dan refleksi.

2. Pelaksanaan Tindakan 1

Berdasarkan data kondisi awal kemampuan lompat jauh gaya jongkoksiswa kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/2011, maka prosentase nilai perlu ditingkatkan dengan pembelajaran yang tepat yaitu membuat siswa tertarik, tidak bosan, tidak cepat lelah dan mudah melakukannya dengan cara memodifikasi alat bantu pembelajaran. Dengan modifikasi alat bantu pembelajaranmerupakan bentuk pembelajaran yang dapat mendatangkan ketertarikan, kemudahan sehingga rasa senang muncul pada peserta didik. Pada siklus pertama (1) yaitu terdiri dari dua bentuk pembelajaran lompat. Pembelajaran lompat pada siklus 1 yaitu pembelajaran lompat menggunakan tanda dan pembelajaran lompat menggunakan tali. Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan modifikasi alat bantu pembelajaran pendidikan jasmani pada siklus I dilakukan selama 2 kali pertemuan yaitu 4x35 menit.

a. Rencana Tindakan Siklus I

Kegiatan perencanaan tindakan I peneliti dan guru kelas yang bersangkutan (mitra kolaboratif) mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana tindakan pada siklus I termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I. Melalui RPP siklus I tersebut maka disepakati bahwa pelaksanaan tindakan siklus I diadakan selama 2 kali pertemuan. Peneliti bersama kolaborator melakukan penilaian kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/2011. Dari hasil pengukuran diperoleh hasil yang kurang maksimal, dari keseluruhan siswa yang mengikuti tes hasilnya belum optimal. Masih banyak siswa yang nilainya kurang, di bawah nilai KKM (70) atau tidak tuntas. Melalui hasil penelitian tersebut maka peneliti dan


(47)

kolaborator merancang rencana pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut: (1) peneliti bersama kolaborator merancang model pembelajaran dengan memodifikasi alat bantu pembelajaran, untuk mengoptimalkan kemampuan lompat jauh gaya jongok siswa, (2) peneliti dan kolaborator menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) lompat jauh gaya jongkok yang terdiri dari lompat menggunakan tanda dan pembelajaran lompat menggunakan tali. Peneliti dan guru menyiapkan modifikasi alat bantu pembelajaran penjas yang akan digunakan dalam pelaksanaan proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok seperti: tanda dan tali, (3) peneliti kolaborator menyusun media pembelajaran berupa tes dan non tes. Instrumen tes dinilai hasilnya.

Peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok siswa dan motivasi belajar siswa dengan memodifikasi alat bantu pembelajaran Penjas. Sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsungdan memalui formulir penilaian/ rubrik penilaian siswa yang tercantum dalam RPP, (4) peneliti dan kolaborator menyusun standar penilaian pada penguasaan kemampuan lompat jauh gaya jongkok siswa, (5) peneliti dan kolaborator menentukan lokasi pelaksanaan tindakan I, yakni di halaman belakang SD Negeri Saren 1 Kalijambe Sragen.

a. Pelaksanaan Tindakan I

Tindakan I dilaksanakan dua kali pertemuan, selama satu minggu yakni pada hari Rabu dan Sabtu tanggal 12 dan 15 Januari 2011, di halaman belakang SD Negeri Saren 1 Kalijambe Sragen. Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 2 x 35 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus I ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan guru kelas yang bersangkutan, dan sekaligus melaksanakan observasi terhadap proses pembelajaran.

Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan pertama(Rabu,12Januari 2011) adalah praktik lompat jauh gaya jongkok yaitu: mempraktikkan gerakan melompat melalui awalan ke arah tanda yang telah ditentukan dan menggunakan


(48)

commit to user

tali, serta nilai sportivitas, semangat, kejujuran, kerjasama, toleransi,dan percaya diri. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah: (1) siswa dibariskan menjadi 3 bersap, berdo’a, presensi, (2) Memberi motivasi dan menjelaskan materi

pelajaran, (3) Pemanasan dengan bermain ular-ularan, Cara permainan: Siswa

dibagi menjadi 2 kelompok sama banyak, masing-masing kelompok menempatkan diri di tempat/lapangan yang telah disediakan. Siswa paling depan berjalan mengikuti garis yang telah disediakan, jika kedua siswa tersebut bertemu di perjalanan sepanjang garis maka melakukan suit, yang menang melanjutkan perjalanan hingga daerah lawan dan disusul teman lainnya dengan cara yang

sama.Pemenang: kelompok siswa yang paling banyak sampai di tempat lawan.

Siswa yang kalah harus menggendong siswa yang menang. (4) pembelajaran lompat menggunakan tanda, (5) pembelajaran lompat menggunakan tali, (6) siswa dikumpulkan, dibariskan menjadi 3 bersap, (7) Mengevaluasi kegiatan pembelajaran, (8) Siswa disiapkan, berdo’a dan dibubarkan.

Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan ke dua (Sabtu, 15Januari 2011) adalah mengulangi materi pada pertemuan I dan melakukan penilaian proses pembelajaran. Urutan pelaksanaan tersebut : (1) siswa dibariskan menjadi 3 bersap, berdo’a, presensi, (2) Memberi motivasi dan menjelaskan materi

pelajaran, (3) Pemanasan dengan bermain ular-ularan, Cara permainan: Siswa

dibagi menjadi 2 kelompok sama banyak, masing-masing kelompok menempatkan diri di tempat/lapangan yang telah disediakan. Siswa paling depan berjalan mengikuti garis yang telah disediakan, jika kedua siswa tersebut bertemu di perjalanan sepanjang garis maka melakukan suit, yang menang melanjutkan perjalanan hingga daerah lawan dan disusul teman lainnya dengan cara yang

sama.Pemenang: kelompok siswa yang paling banyak sampai di tempat lawan.

Siswa yang kalah harus menggendong siswa yang menang. (4) pembelajaran lompat menggunakan tanda, (5) pembelajaran lompat menggunakan tali, (6) siswa dikumpulkan, dibariskan menjadi 3 bersap, (7) Mengevaluasi kegiatan pembelajaran, (8) Siswa disiapkan, berdo’a dan dibubarkan.


(49)

Pada pertemuan berikutnya (Rabu,19Januari 2011), peneliti melakukan tes pengukuran kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siklus I. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: (1) peneliti dan kolaborator menyiapkan siswa untuk mengikuti tes akhir pada siklus I dengan memanggil satu per satu untuk melakukan tes kemampuan lompat jauh gaya jongkok. Peneliti dan kolaborator melakukan tes untuk siklus I dengan mencatat hasil tes kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada blangko yang telah disiapkan, (2) diakhir pertemuan peneliti dan kolaborator melakukan evaluasi terhadap hasil tes yang telah dilakukan serta memberi informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan.

b. Observasi dan Interpretasi Tindakan I

Observasi dan interpretasi tindakan I dilakukan selama tindakan I berlangsung. Peneliti dan kolaborator melakukan observasi dan interpretasi tindakan I, adapun pelaksanaan tindakan I yakni: (1) sebelum pembelajaran berlangsung peneliti dan kolaborator bersangkutan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai pedoman atau acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran, (2) sebelum tindakan I dilaksanakan peneliti dan kolaborator melaksanakan prasiklus sebagai bahan acuan dalam membandingkan hasil tes awal dengan tes akhir pada siklus I, (2) peneliti melakukan proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok, dalam hal ini peneliti mengacu pada sintaks (alur pembelajaran) pada model pembelajaran, yakni adanya penjelasan materi, demontrasi/unjuk kerja contoh, serta pelaksanaan instruksi secara langsung oleh siswa, (3) peneliti mengamati proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan memodifikasi alat bantu pembelajaran Penjas siswa kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Sragen. Pada pertemuan (Rabu, 12Januari2011 selama 2x 35 menit), peneliti mengajarkan materi lompat jauh gaya jongkok dengan memodifikasi Alat bantu pembelajaran Penjas yakni: lompat menggunakan tanda dan lompat menggunakan tali dan mengadakan tes akhir


(50)

commit to user

siklus I. Peneliti bersama kolaborator melakukan penilaian melalui lembar observasi siswa, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan modifikasi alat bantu pembelajaran Penjas.

d. Diskripsi Data Hasil Setelah Tindakan I

Selama pelaksanaan siklus atau tindakan I, maka peneliti melakukan pengambilan data penelitian. Adapun deskripsi data peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok dan nilai ketuntasan hasil belajar dengan modifikasi alat bantu pembelajaran Penjas pada siswa kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/2011, disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 2. Peningkatan Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok dan Nilai

Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 dari Kondisi Awal ke Siklus 1.

Siklus 1 Peningkatan dari Kondisi

Awal ke Siklus 1 Nama Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok Nilai Ketuntasan Belajar Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok Nilai Ketuntasan Belajar

1 Muhammad Yudha R 2.20 61.3 2.50 68.9

2 Agitya Dyah Monica AS 1.85 58.4 2.30 64.4

3 Anida Ratnawati 1.74 59.0 2.35 64.0

4 Annita Viesta ND 1.48 59.0 1.80 65.0

5 Arrufik Ika Nur Salsa 1.50 58.0 1.68 59.6

6 Ayu Ukhti Muslima 1.93 62.5 2.20 68.8

7 Dana Risma Khairunnisa 1.28 61.0 1.98 65.5

8 Dhea Nurrahma Ayu 1.57 61.5 2.70 67.5

9 Dzuriyatul Choiriyah 1.45 55.0 2.10 63.5

10 Fitriani Puspitasari 1.52 61.5 2.20 66.5

11 Galuh Rahmah Fitriana 2.08 64.8 2.30 73.4

12 Hastin Nurul Fajri 2.20 60.8 2.30 70.9

13 Jaka Briga Pratama 2.80 69.1 2.90 76.6

14 Kidhea Ciputra 2.08 60.5 2.78 68.1

15 Mega Rizki Hermawati 1.45 59.0 2.15 69.0

16 Mesa Murmalasari 1.88 59.6 2.08 66.0

17 Muhammad Hariz A 1.82 60.6 2.98 69.4

18 Muhammad Rifai 2.55 67.5 2.95 75.0

19 Muhammad Rifki R 2.28 60.4 2.40 69.4

20 Masrudin 2.62 61.3 3.15 74.4

21 Viola Inge Novitasari 1.90 58.0 2.35 66.3

22 Zuniar Tri Utami NA 1.50 58.6 1.90 66.3


(51)

Berdasarkan data peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok dan nilai ketuntasan hasil belajar menunjukkan kemampuan lompat jauh gaya jongkok siswa kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Sragen tahun pelajaran 2010/2011 dari kondisi awal ke siklus 1 rata-rata meningkat sebesar 24,88%. Sedangkan peningkatan nilai ketuntasan belajar rata-rata 12.04%. Hal ini menunjukkan bahwa, setelah diberi pembelajaran pada siklus 1 kemampuan lompat jauh gaya jongkok dan ketuntasan belajar mengalami peningkatan. Pengitungan peningkatan kemampuan lompat jauh gaya jongkok dan nilai ketuntasan hasil belajar dari kondisi awal ke siklus 1 terlampir.

Dalam pelaksanaan tindakan I terdapat kelebihan dan yang dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan tindakan I, adapun kelebihan dalam pelaksanaan tindakan I diantaranya: (1) siswa merasa tertarik dengan modifikasi alat bantu pembelajaran Penjas yang baru disampaikan oleh peneliti yakni dengan melalui penjelasan guru dan peneliti, penyampaian materi model inovatif dengan permainan pada pemanasan dan modifikasi sarana dalam melakukan pembelajaranlompat jauh gaya jongkok yakni: lompat dengan menggunakan tanda dan tali,sebab siswa merasa senang dengan kegiatan belajar dengan memasukan unsur bermain selama proses pembelajaran sehingga siswa mudah melakukan lompat jauh yang selama ini dianggap membosankan, melelahkan untuk melakukannya, disamping itu model pelaksanaan pembelajaran ini dianggap jarang digunakan dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada mata pelajaran pendidikan jasmani, (2) siswa mudahdalam menyerap pelaksanaann kegiatan dengan modifikasi alat bantu Pembelajaran Penjaskarena sangat membantu sekali siswa dalam melakukan lompat dengan menggunakan tanda dan tali, sehingga pelaksanaan KBM menjadi terlaksana dengan baik, dan siswa dapat secara cepat mengadaptasi materi karena sudah melihat gerakan yang diinstruksikan sebelumnya oleh peneliti. Situasi kelas lebih tertata, sehingga materi yang diberikan terarah.

Akan tetapi dalam pelaksanaan tindakan I ini masih terdapat kelemahan sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan tindakan I, adapun kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaan tindakan I tersebut adalah: (1) mayoritas


(52)

commit to user

siswa belum dapat mempraktekkan lompat jauh gaya jongkok, dalam hal ini lompat dengan menggunakan tanda dan tali yang didemontrasikan oleh peneliti secara benar, (2) saat melakukan lompatan dengan menggunakan tanda kebanyakan siswa belum bisa turun tepat pada tanda yang diberikan, hal ini berarti siswa belum dapat melakukan gerakan yang diharapkan peneliti maupun guru, (3) masih banyak siswa yang tidak serius dalam melaksanakanpembelajaran, hal ini terbukti saat pembelajaran lompat melewati tali, tali yang dilompati sering digoyang-goyangkan oleh teman yang lain, sehingga saat akan dilompati siswa merasa takut dan kurang serius.

e. Analisis dan Refleksi Tindakan I

Berdasarkan observasi tindakan I tersebut, peneliti dan kolaborator melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut: (1) jumlah dan frekuensi pertemuan pada siklus atau tindakan I telah menunjukkan hasil yang sesuai, (2) pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang dibuat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus atau Tindakan I, (3) tes awal untuk mengetahui kemampuan siswa pada awal sebelum mendapatkan tindakan, (4) model pembelajaran yang ditetapkan oleh peneliti dan kolaborator mampu mengatur kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar serta transfer materi dapat berlangsung lebih maksimal, (5) hasil pekerjaan siswa pada pelaksanaan siklus I belum menunjukkan hasil yang maksimal, masih banyak nilai siswa yang di bawah KKM dan belum sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu ketuntasan nilai siswa sebesar 70%, sehingga dilanjutkan ke siklus II, (6) kelebihan dan keberhasilan dalam pelaksanaan tindakan pada siklis I, akan dipertahankan dan ditingkatkan, (7) dalam mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan selama pelaksanaan tindakan I, maka disusun langakah antisipasif yakni: a) siswa diminta mengingat cara lompat jauh gaya jongkok sesuai yang telah diajarkan, b) penelitindan kolaborator memberikan reward bagi siswa yang dapat melakukan lompat jauh gaya jongkok secara benar, c) peneliti tidak hanyaberada di depan saja saat memberikan penjelasan kepada siswa. Peneliti juga harus memonitor siswa yang berada di bagian belakang, agar


(1)

Gambar 16. Peningkatan Komponen Kemampuan Lompat Jauh Gaya Jongkok dari Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2

Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, kondisi awal komponen lompat jauh gaya jongkok siswa kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/2011 sebesar 60.78, siklus I sebesar 68.10 dan siklus II sebesar 73.55.

10. Prosentase Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar pada Kondisi Awal Prosentase ketuntasan hasil belajar kondisi awal siswa kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/2011 disajikan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 11. Kondisi Awal Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011

Rentang Nilai

Keterangan Kriteria Jumlah Anak

Prosentase

>80 Baik Sekali Tuntas 0 0.0%

75 – 79 Baik Tuntas 0 0.0%

70 – 74 Cukup Baik Tuntas 0 0.0%

65 – 69 Cukup Tuntas 3 13.6%


(2)

Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa, pada kondisi awal ketuntasan hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/2011 dengan kategori cukup (tuntas) sebanyak 3 orang (13.6%) dan kategori kurang (tidak tuntas) sebanyak 19 orang (86.4%).

11. Prosentase Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar pada Siklus I

Prosentase ketuntasan hasil belajar siklus I siswa kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/2011 disajikan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 12. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 pada Siklus 1

Rentang Nilai

Keterangan Kriteria Jumlah Anak

Prosentase

>80 Baik Sekali Tuntas 0 0.0%

75 – 79 Baik Tuntas 1 4.5%

70 – 74 Cukup Baik Tuntas 4 18.2%

65 – 69 Cukup Tuntas 13 59.1%

< 64 Kurang Tidak Tuntas 4 18.2%

Jumlah 22 100%

Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa, pada siklus 1 ketuntasan hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/2011 dengan kategori baik (tuntas) sebanyak 1 orang (4.5%), kagegori cukup baik (tuntas) sebanyak 4 orang (18.2%), kategori cukup (tuntas) sebanyak 13 orang (59.1%) dan kategori kurang (tidak tuntas) 4 orang (18.2%).

12. Prosentase Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar pada Siklus II

Prosentase ketuntasan hasil belajar siklus II siswa kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/2011 disajikan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:


(3)

Tabel 13. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2010/2011 pada Siklus II

Rentang Nilai

Keterangan Kriteria Jumlah Anak

Prosentase

>80 Baik Sekali Tuntas 1 4.5%

75 – 79 Baik Tuntas 7 31.8%

70 – 74 Cukup Baik Tuntas 12 54.5%

65 – 69 Cukup Tuntas 1 4.5%

< 64 Kurang Tidak Tuntas 1 4.5%

Jumlah 22 100%

Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa, pada siklus 2 ketuntasan hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/2011 dengan kategori baik sekali (tuntas) sebanyak 1 orang (4.5%), kategori baik (tuntas) sebanyak 7 orang (31.8%), kategori cukup baik (tuntas) sebanyak 12 orang (54.5%) dan kategori cukup (tuntas) sebanyak 1 (4.5%), kategori kurang (tidak tuntas) 1 orang (4.5%).

13. Prosentase Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

Prosentase peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/2011 dari kondisi awal, siklus I dan siklus II disajikan disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:


(4)

Gambar 17. Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal, Siklus 1 dan Siklus 2

Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan bahwa, kondisi awal ketuntasan hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/2011 yang memiliki kategori cukup (tuntas) sebanyak 3 orang (13.6%) dan kategori kurang (tidak tuntas) sebanyak 19 orang (86.4%). Pada siklus I yang memiliki kategori baik (tuntas) sebanyak 1 orang (4.5%), kagegori cukup baik (tuntas) sebanyak 4 orang (18.2%), kategori cukup (tuntas) sebanyak 13 orang (59.1%) dan kategori kurang (tidak tuntas) 4 orang (18.2%). Pada siklus II yang memiliki kategori baik sekali (tuntas) sebanyak 1 orang (4.5%), kategori baik (tuntas) sebanyak 7 orang (31.8%), kategori cukup baik (tuntas) sebanyak 12orang (54.5%) dan kategori cukup (tuntas) sebanyak 1 (4.5%), kategori kurang (tidak tuntas) 1 orang (4.5%).


(5)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas 4 SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/2011 dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi.Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah diungkapkan pada BAB IV, diperoleh simpulan yaitu dengan modifikasi alat bantupembelajaran pendidikan jasmanidapat mengoptimalkan kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas 4 SD Negeri Saren 1 kalijambe Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2010/2011.

Dari hasil analisis yang diperoleh terdapat peningkatan dari kondisi awal ke siklus I dan siklus II, baik dari peningkatan kemampuan lompat jauh maupun nilai ketuntasan hasil belajar. Kemampuan lompat jauh gaya jongkok pada kondisi awal (1.89%), siklus I (2.37%) dan siklus II (2.48%), sehingga peningkatan dari kondisi awal ke siklus II sebesar (0,12%). Nilai ketuntasan hasil belajar pada kondisi awal (60.78%), siklus I (68.10%) dan siklus II (73.55%), sehingga peningkatan dari kondisi awal ke siklus II sebesar (12.77%).

B. Implikasi

Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa serta alat/media pembelajaran yang digunakan.

Kemampuan guru dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi, mengelola kelas, metode yang digunakan dalam proses pembelajaran, serta teknik yang digunakan guru sebagai alat bantu untuk menyampaikan materi.


(6)

ketersediaan alat/media pembelajaran yang menarik dapat membantu siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.

Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa, dengan modifikasi alat bantu pembelajaran Penjasdapat meningkatkanmotivasi belajar siswa (baik proses maupun hasil), sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang ingin menggunakan media yang berupa peralatan yang sederhaha seperti kardus, tali, ban bekas,ataupun alat yang lain sebagai media alternatif dalam pembelajaran lompat jauh. Bagi guru bidang studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam melaksanakan proses pembelajaran Penjas khususnya yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan lompat jauh yang efektif dan menarik yang membuat siswa lebih aktif serta menghapus persepsi siswa mengenai pembelajaran Penjas yang pada awalnya membosankan menjadi pembelajaran yang menyenangkan.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal, khususnya kepada para guru Pernjasorkes SD Negeri Saren 1 Kalijambe Kabupaten Sragen sebagai berikut:

1. Guru hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi, serta dalam mengelola kelas, sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukannya dapat terus meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, guru hendaknya mau membuka diri untuk menerima berbagai bentuk masukan, saran, dan kritikan agar dapat lebih memperbaiki kualitas mengajarnya.

2. Guru hendaknya lebih inovatif dalam menerapkan metode untuk menyampaikan materi pembelajaran.

3. Sekolah hendaknya berusaha menyediakan fasilitas yang dapat mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar penjas.


Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN METODE PEMBELAJARAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 2 BANYUMAS PRENGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 3 45

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN METODE PEMBELAJARAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 1 GADINGREJO PRENGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 10 43

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN METODE PEMBELAJARAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 1 GADINGREJOPRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 29 36

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN METODE PEMBELAJARAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 2 BANYUMAS PRENGSEWU TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 45

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN PENDEKATAN PERMAINAN LOMPAT KATAK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 6 KLAMPOK PURWAREJA KLAMPOK BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 3 59

UPAYA MENGOPTIMALKAN KEMAMPUAN LARI CEPAT DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI BUKURAN 1 KALIJAMBE SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 9 132

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU BALON PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PANERUSAN KULON SUSUKAN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 7 63

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LOMPAT DENGAN PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN SISWA SD NEGERI KARANGJATI KALIJAMBE SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 16

OPTIMALISASI HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 11 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012.

0 0 1

UPAYA PENINGKATAN GERAK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 04 BEJEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2011/2012.

1 7 16