UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN PENDEKATAN PERMAINAN LOMPAT KATAK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 6 KLAMPOK PURWAREJA KLAMPOK BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010 2011

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN PENDEKATAN PERMAINAN LOMPAT KATAK

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 6 KLAMPOK PURWAREJA KLAMPOK BANJARNEGARA

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh: YONATAN X4709222

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN PENDEKATAN PERMAINANLOMPAT KATAK

PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 6 KLAMPOK PURWAREJA KLAMPOK BANJARNEGARA

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh YONATAN X4709222

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Falkutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, Juni 2011

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dra. Ismaryati, M. Kes. Drs. Wahyu Sulistyo, M.Kes. NIP. 19630305 198903 2 001 NIP. 19490505 198503 1 001


(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Falkutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana Pendidikan.

Hari : Jumat

Tanggal : 17 Juni 2011

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang tanda tangan

Ketua : Drs. Agus Mukholid, M.Pd.

Sekretaris : Slamet Riyadi, S.Pd.M.Or

Anggota I : Dra. Ismaryati, M.Kes.

Anggota II : Drs. Wahyu Sulistyo, M.Kes.

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Dekan

Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001


(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Yonatan.UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN PENDEKATAN PERMAINAN LOMPAT KATAK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 6 KLAMPOK PURWAREJA KLAMPOK BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi., Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Juni 2011.

Tujuan Penelitian ini untuk meningkatkan kualitas pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui pendekatan permainan lompat katak pada siswa kelas V SD Negeri 6 Klampok, Purwareja Klampok yang ditandai sikap siwa dalam mengikuti pembelajaran dan peningkatan hasil tes unjuk kerja.

Penelitian ini dilakukan dalam 4 kali pertemuan, setiap pertemuan meliputi perencanaan,tindakan, observasi dan refleksi.dengan menggunakan menggunakan

metode penelitian tindakan Kelas (Classroom Action Research), pertemuan dalam

setiap pertemuan menunjukkan tahapan proses pembelajaran Pendidikan Jasmani dengan materi Lompat jauh gaya jongkok. Subjek penelitian ini adalah siswa SD Negeri 6 Klampok kelas V semester dua tahun pelajaran 2010/2011 berjumlah 27 siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengambil data pada penelitian ini adalah lembar pengamatan, angket dan tes unjuk kerja siswa.

Data observasi didapat dari observer yang mengamati jalannya proses

pembelajaran yang digunakan untuk mengetahui perkembangan sikap siswa,

keadaan alat dan fasilitas yang digunakan, data angket didapat dari jawaban siswa pada lembar angket yang digunakan untuk mengetahui pendapat siswa terhadap pembelajaran lompat jauh dengan pendekatan permainan, dan data tes unjuk kerja didapat dari pencatatan hasil lompatan yang digunakan untuk mengetahui perkembangan ketrampilan gerak.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan permainan dalam pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi lompat jauh gaya jongkok dapat meningkatkan semangat siswa, antusias siswa, dan meningkatkan pembelajaran siswa.


(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Yonatan. SOME EFFORTS IN IMPROVING THE LEARNING PROCESS OF LONG JUMP “SQUAT STYLE” BY USING FROG STYLE JUMP APPROACH TOWARDS THE FIFTH GRADE ELEMENTARY SCHOOL STUDENT’S OF SDN 6 KLAMPOK, BANJARNEGARA FROM 2010 UP TO 2011. Minithesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University, June 2011.

This research is purposed for improving the quality of the learning process of long jump “Squat Style” by using frog style jump approach towards the fifth grade elementary school student’s of SDN 6 Klampok, Purwareja Klampok, Banjarnegara which is indicated by student’s attitude in joining learning process and in creasing the test result.

The research was held 4 time, every meeting consists of planning, action, observation and relection. It’s used classroom action research, every meeting showed learning process stage in physical education of long jump “Squat Style” subject. The subjects of this research were 27 elementary school student,s of the fifth grade from 2010 up to 2011. The instruments which were used to collect the data were observation sheet, questionnaire and students test.

The observation result from the observer who observed the learning process that’s used to understand student’s attitude improvement, tools existence and the facilities. The questionnaire from the student’s were used to underatand student’s opinion to the long jump learning by using game approach. The student’s test which were got from the result of jump records were used to find out their skills development.

The result of this research shows that game approach in physical learning of long jump “Squat Style” is able to improve student’s spirit student’s enthusiaam in learning process.


(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Keberhasilan seorang guru dalam mengemban amanah adalah terlihat dari perubahan tingkah laku siswanya (penulis).


(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan untuk:

Sekolah Dasar Negeri 6 Klampok Purwareja Klampok Ibu Dra. Ismaryati, M.Kes dan Bapak Drs. H.Wahyu Sulistyo, M.Kes Terima kasih atas bimbingannya Istri anak dan cucu tercinta yang memberiku motifasi

Teman-teman PPKHB angkatan 2010 yang selalu Bersama dalam Suka dan duka


(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini.

Disadari bahwa penulisan Skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi terkait bantuan dari berbagai pihak maka hambatan tersebut dapat teratasi.

Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu. Dra. Ismaryati, M.Kes dan Bapak Drs. Wahyu Sulistyo, M.Kes selaku

dosen pembimbing penyusunan Penelitian Tindakan Kelas.

2. Kepala SD Negeri 6 Klampok, Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten

Banjarnegara yang telah memberikan ijin penelitian.

3. Teman-teman mahasiswa PPKHB kelompok V Banjarnegara yang telah

membantu penelitian.

4. Siswa-siswi SD Negeri 6 Klampok, Purwareja Klampok Banjarnegara yang

telah berpartisipasi dalam penelitian ini.

5. semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini, yang tidak dapat

disebut satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat.

Banjarnegara, Juni 2011 Penulis


(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x DAFTAR ISI JUDUL ... PENGAJUAN ... PERSETUJUAN ... PENGESAHAN ... ABSTRAK ... MOTTO ... PERSEMBAHAN ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I. PENDAHULUAN ...

A. Latar Belakang Masalah ... B. Perumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian ... D. Manfaat Penelitian ...

BAB II. LANDASAN TEORI ... A. Tinjauan Pustaka ... B. Penelitian yang Relevan ... C. Kerangka Berpikir ... D. Hipotesis Tindakan ...

i ii iii iv v vii viii ix x xii xiii xiv 1 1 4 5 5 6 6 12 13 14


(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

BAB III. METODE PENELITIAN ... A. Tempat dan Waktu ... B. Subjek Penelitian ... C. Sumber Data ... D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... E. Analisis Data ... F. Prosedur Penelitian ...

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... A. Hasil Penelitian ... B. Pembahasan ...

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... A. Simpulan ... B. Implikasi ... C. Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN ... 15 15 15 15 16 16 17

27 27 40

44 44 44 44

46


(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Hasil Penilaian Lompat Jauh Gaya Jongkok... 2. Hasil Tes Lompat Jauh Gaya Jongkok ... 3. Banyak siswa atau prosentase pencapaian ...

38 40 41


(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Bagan Kerangka Berpikir ... 2. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ... 3. Permainan Lompat Katak dengan Alat Bantu Simpai ... 4. Cara Mengambil Awalan dan Tolakan ... 5. Cara Melayang dan Pendaratan dengan Alat Bantu Tali ... 6. Lompat Jauh Gaya Jongkok ... 7. Permainan Lompat Katak dengan Alat Bantu Simpai ... 8. Cara Mengambil Awalan dan Tolakan ... 9. Cara Melayang dan Pendaratan dengan Alat Bantu Tali ... 10. Lompat Jauh Gaya Jongkok ...

13 17 19 20 21 21 23 24 25 25


(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Ijin Penelitian ... 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 4. Lembar pendapat siswa tentang kegiatan pembelajaran ... 5. Rekap Hasil Angket ... 6. Lembar Pengamatan ... 7. Lembar Pengamatan Siklus I... 8. Lembar Pengamatan Siklus II ... 9. Absen siswa kelas V SD Negeri 6 Klampok ... 10. Daftar hasil lompatan ... 11. Rentang hasil lompatan... 12. Penilaian psikomotor ... 13. Daftar nilai siswa kondisi awal ... 14. Daftar nilai siswa Siklus I ... 15. Daftar nilai siswa Siklus II ... 16. Dokumentasi Penelitian ... ...

49 50 64 78 81 84 87 90 93 94 95 96 98 99 100 101


(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi peranannya dimasa yang akan datang. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (pasal 3 Undang-Undang No. 20 tahun 2003).

Kegiatan belajar mengajar memiliki tujuan utama yaitu perubahan perilaku. Hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara keseluruhan, perubahan perilaku sebagai hasil pembelajaran adalah meliputi semua aspek perilaku dan bukan hanya satu atau dua aspek saja. Perubahan itu meliputi aspek kognitif ,afektif dan psikomotor.

Kegiatan pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dilakukan untuk memberdayakan semua potensi peserta didik sehingga dapat menguasai kompetensi yang diharapkan. Oleh karena itu dibutuhkan strategi belajar yang dapat menciptakan proses pembelajaran yang lebih bermakna bagi siswa, yaitu proses pembelajaran yang berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Dalam hal ini guru sangat dibutuhkan oleh siswa sebagai pengarah dan pembimbing.

Sekolah sebagai suatu institusi atau lembaga pendidikan idealnya harus mampu melakukan proses edukasi, sosialisasi, dan transformasi. Dengan kata lain, sekolah yang bermutu adalah sekolah yang mampu berperan sebagai proses edukasi, proses sosialisasi, dan wadah proses transformasi.


(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal memiliki tujuan yang sama dengan tujuan pendidikan nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut tidak selalu berjalan dengan lancar karena penyelenggaraan pendidikan bukan suatu yang sederhana tetapi bersifat kompleks. Banyak faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan pendidikan baik faktor dari peserta didik maupun dari pihak sekolah. Salah satu faktor yang berasal dari diri peserta didik yaitu strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan pendidikan salah satunya yaitu dengan menerapkan strategi pembelajaran yang menarik siswa.

Salah satu tugas pendidik atau guru adalah menciptakan suasana pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dengan baik dan bersemangat. Suasana pembelajaran yang demikian akan berdampak positif dalam pencapaian prestasi belajar yang optimal. Oleh karena itu guru sebaiknya memiliki kemampuan dalam memilih metode dan media pembelajaran yang tepat.

Prinsip pengajaran yang baik adalah jika proses belajar mengajar mampu mengembangkan konsep generalisasi dari bahan abstrak menjadi hal yang jelas dan nyata. Maksudnya, proses belajar mengajar dapat membawa perubahan pada diri anak dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari pemahaman yang bersifat umum menjadi khusus.

Berdasarkan realitas yang ada, tidak semua sekolah dapat mewujudkan tujuan pembelajaran dengan baik. Banyak hambatan yang dihadapi terutama berkaitan dengan guru, siswa, sumber belajar, maupun komponen lainnya. Hambatan inilah yang segera dapat diatasi agar pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran akan tercapai.

Proses pembelajaran melalui interaksi guru dan siswa, siswa dan siswa, serta siswa dengan guru, secara tidak langsung menyangkut berbagai komponen lain yang saling terkait menjadi satu sistem yang utuh. Perolehan hasil belajar sangat ditentukan oleh baik tidaknya kegiatan dan pembelajaran selama program pendidikan dilaksanankan di kelas yang pada kenyataannya tidak pernah lepas dari masalah.


(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Pembelajaran Pendidikan jasmani yang ada unsur permainannya seperti pada cabang olahraga bola besar maupun bola kecil di sekolah dasar, siswa sangat senang atau antusias dalam mengikutinya. Hal ini sebagai modal utama dalam pembelajaran, dengan modal antusias maka tujuan pembelajaran akan mudah tercapai. Namun keadaan sebaliknya, siswa kurang suka mengikuti pembelajaran maka tentunya tujuan pembelajaran akan sulit tercapai. Ketidaksukaan inilah yang menyebabkan siswa menjadi malas dan enggan untuk beraktivitas.

Cabang olahraga atletik yang merupakan induk dari semua cabang olahraga yang terdiri dari nomor jalan, lari, lompat dan lempar. Pada zaman dahulu kemampuan ini dimiliki manusia digunakan untuk mempertahankan diri, untuk berburu dan yang lainnya.

Nomor lompat terbagi dalam empat cabang yaitu: lompat jauh, lompat tinggi, lompat jangkit, dan lompat galah. Materi pembelajaran nomor lompat di Sekolah Dasar juga masuk dalam kejuaraan disetiap even pertandingan seperti pada penyelenggaraan Pekan Olahraga Pelajar Daerah yang setiap tahun menjadi agenda rutin.

Nomor Lompat jauh merupakan cabang pembelajaran atletik yang pada umumnya kurang diminati atau tidak disukai oleh siswa. Hal ini terlihat dari kurangnya antusias siwa dalam mengikuti pembelajaran atletik. Kurangnya antusias siswa dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya dari penyajian materi yang kurang variatif, sehingga menyebabkan siswa kurang berminat atau malas dalam mengikutinya. Pembelajaran atletik di Sekolah Dasar pada umumnya dikenalkan sebagian kecil atau sekilas saja, pembelajarannya hanya berorientasi pada teknik, setelah itu pembelajaran dilanjutkan kegiatan lain seperti bermain sepak bola atau kasti. Keadaan semacam ini sering terjadi bilamana pembelajaran teknik selesai, sehingga orientasi siswa tidak kepada materi pembelajaran atletik namun pada bermain sepak bola atau kasti dan akibatnya kurang baik bagi cabang atletik.Sehingga pada pembelajaran atletik terkesan kurang tuntas.

Peneliti mengamati pada saat pembelajaran atletik khususnya pada nomor lompat jauh gaya jongkok, siswa kurang antusias dalam mengikutinya, baik siswa


(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

putra maupun siswa putri. Keadaan semacam ini tentunya menjadi masalah. Dan bagaimana caranya agar pembelajaran lompat jauh dapat meningkat, karena dengan keadaan yang demikian tujuan pun pasti belum tercapai. Setelah melakukan pengamatan, hal ini disebabkan oleh pembelajaran yang monoton atau pembelajaran yang berorientasi pada pembelajaran teknik saja, tidak ada unsur bermain dalam penyajian materi pembelajaran.

Sejalan dengan hal tersebut diatas, peneliti mencoba pembelajaran dengan pendekatan bermain. Pendekatan bermain dapat berbentuk macam-macam permainan lompat, Pendekatan bermain diharapkan menjadi daya tarik tersendiri terhadap materi pembelajaran lompat jauh gaya jongkok pada khususnya, sehingga siswa lebih siap dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, dan dengan kata lain tujuan pembelajaran akan mudah tercapai.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu “Bagaimanakah penerapan model bermain lompat jauh gaya jongkok dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa Kelas V di SD Negeri 6 Klampok, Purwareja Klampok, Banjarnegara Tahun Pelajaran 2010/2011?”.

Yang dimaksud dengan pendekatan permainan lompat katak pada lompat jauh gaya jongkok adalah pendekatan bermain yang berisikan gerakan-gerakan lompatan yang mengarah pada gerakan tolakan, melayang dan pendaratan, sehingga dapat membuat siswa senang, tertarik terhadap materi, termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Pelaksanaan permainan lompat katak dalam setiap siklusnya adalah sikap awal berdiri kaki kangkang (selebar bahu), kemudian siswa melompat dari simpai satu ke simpai yang lain dengan jarak antar simpai 50 cm (pada siklus pertama) dan berjarak 60 cm (pada siklus ke dua). Tolakan dan pendaratan dengan kedua kaki.


(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan Umum penelitian ini adalah meningkatkan kualitas pembelajaran lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SD Negeri 6 Klampok, Purwareja Klampok, Banjarnegara.

2. Tujuan Khusus

Tujuan Khusus penelitian ini adalah meningkatkan kualitas pembelajaran lompat jauh gaya jongkok melalui pendekatan permainan lompat katak pada siswa kelas V SD Negeri 6 Klampok, Purwareja Klampok, Banjarnegara.

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan wawasan ilmu-ilmu pendidikan yang berhubungan dengan peningkatan kompetensi belajar siswa dan peran serta siswa dalam proses pembelajaran.

b. Manfaat praktis

1) Bagi sekolah yaitu:

a) Sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan

strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran.

b) Penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi sekolah untuk lebih

memberikan kesempatan bagi guru dalam melakukan inovasi pembelajaran di sekolah.

c) Bagi guru memberikan informasi mengenai optimalisasi penerapan

prinsip-prinsip belajar dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

2) Bagi siswa yaitu untuk lebih meningkatkan kompetensi belajar siswa

dengan perbaikan pembelajaran dan peningkatan mutu proses pembelajaran.


(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Hakikat Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh peningkatan kemampuan dan ketrampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak (Abdul Gafur, 1983: 6), Sedang menurut Bandi Utama (2005: 75) mengatakan bahwa pendidikan jasmani mengandung dua pengertian yaitu pendidikan untuk jasmani dan pendidikan melalui aktivitas jasmani. Pendidikan untuk jasmani mengandung pengertian bahwa jasmani merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedang pendidikan melalui aktivitas jasmani mengandung pengertian bahwa tujuan pendidikan dapat dicapai melalui aktivitas jasmani. Tujuan pendidikan dalam hal ini adalah tujuan pendidikan pada umumnya yaitu: aspek fisik,psikis dan sosial atau psikomotor, kognitif dan afektif. Berdasarkan berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran yang melalui aktivitas jasmani yang dilakukan secara sistematik untuk meningkatkan kebugaran jasmani, ketrampilan gerak, pengetahuan kesehatan, perilaku hidup sehat dan kecerdasan emosi. Proses pembelajaran pendidikan jasmani yang efektif dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan ketiga ranah yaitu: kognitif, afektif dan psikomotor setiap siswa.

2. Hakekat Belajar Gerak a. Pengertian Belajar

Istilah belajar sudah dikenal luas diberbagai kalangan walaupun

sering diartikan secara common sense atau pendapat umum saja. Untuk

memahami konsep belajar secara utuh, perlu digali lebih dahulu 6


(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

bagaimana para pakar psikologi dan pakar pendidikan. Pengertian belajar yang cukup komprehensif diberikan oleh Bell-Gredler (1986: 1), yang menyatakan bahwa Belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia

untuk mendapatkan aneka ragam Competencies, skills, and attitudes.

Kemampuan, ketrampilan, dan sikap tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat. Rangkaian proses belajar itu dilakukan dalam bentuk keterlibatannya dalam pendidikan informal keturutsertaannya dalam pendidikan formal dan atau pendidikan non formal.

Pandangan lain tentang belajar yang dirintis oleh Wiliam James, John Dewey, James Catel dan Edward Thorndike tahun 1890-1900 (Bell-Gredler, 1986 20-25), pada dasarnya para ahli psikologi melihat belajar sebagai proses psikologis yang disimpulkan dari hasil penelitian tentang bagaimana anak berpikir (Hall: 1883), atau disimpulkan dari bagaimana binatang belajar (Thorndike: 1898), atau dari hasil pengamatan praktik pendidikan (Dewey: 1899).

Menurut Sugihartono dkk (2007: 74), mengatakan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar merupakan suatu perubahan dimana perubahan itu untuk memenuhi kebutuhannya yang disesuaikan dengan lingkungannya.

Menurut Rober (dalam Sugihartono dkk 2007: 74), mendefinisikan belajar dalam dua hal yaitu yang pertama, belajar sebagai proses memperoleh pengetahuan dan yang kedua, belajar sebagai perubahan kemampuan bereaksi yang relatif langgeng sebagai hasil latihan.

Berdasarkan pendapat-pendapat dari para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang menyebabkan perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku ataupun kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau pengertian.


(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

b. Ciri-ciri perilaku belajar

Dari semua pengertian belajar, sangat jelas bahwa belajar tidak hanya berkenaan dengan jumlah pengetahuan tetapi juga meliputi seluruh

kemampuan individu. Pengertian belajar tersebut memusatkan

perhatiannya pada tiga hal.

Pertama, belajar harus memungkinkan terjadinya perubahan perilaku pada diri individu. Perubahan tersebut tidak hanya pada aspek pengetahuan atau kognitif saja tetapi juga meliputi aspek sikap dan nilai (afektif) serta ketrampilan (psikomotor).

Kedua, perubahan itu harus merupakan buah dari pengalaman. Perubahan perilaku yang terjadi pada diri individu karena adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungan. Interaksi ini dapat berupa interaksi fisik, perubahan kemampuan tersebut dapat diperoleh melalui interaksi psikis. Perubahan kemampuan terbentuk karena adanya interaksi individu dengan lingkungan.

Ketiga, perubahan tersebut relatif menetap. Perubahan perilaku akibat obat-obatan, minuman keras dan yang lainnya tidak dapat dikategorikan sebagai perilaku hasil belajar. Perubahan tersebut tidak bersifat menetap.Perubahan perilaku akibat belajar akan bersifat cukup permanen.

c. Pengertian dan Batasan Belajar Gerak

Menurut Rusli Lutan (1999: 57) bahwa belajar gerak meliputi tiga tahap. Pertama tahap Orientasi yaitu penguasaan informasi. Kedua tahap Pemantapan gerak melalui latihan berdasarkan informasi yang diperoleh. Ketiga, tahap Otomatisasi yaitu ketrampilan itu dapat dilakukan secara otomatis.

Menurut Schmidt (dalam Amung Mamun dan Yudha M. Saputra, 2000: 45), mengatakan bahwa belajar gerak adalah suatu rangkaian proses yang berhubungan dengan latihan atau pengalaman yang mengarah pada terjadinya perubahan-perubahan yang relatif permanen dalam kemampuan seseorang untuk menampilkan gerakan-gerakan yang terampil.


(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Menurut Gagne (dalam Arie Asnaldi. 2008), mengatakan bahwa belajar gerak adalah sebagai tingkah laku atau perubahan kecakapan yang mampu bertahan dalam jangka waktu tertentu, dan bukan berasal dari proses pertumbuhan.

Berdasar pendapat di atas, dapat kita simpulkan bahwa belajar gerak merupakan suatu proses yang didalamnya terjadi penyampaian informasi, pemberian latihan dan perubahan yang terjadi akibat latihan relatif permanen. Penyampaian informasi ini sebagai awal dari proses belajar gerak atau sebagai dasar dari belajar gerak, penyampaian informasi dalam belajar gerak dapat berupa penjelasan dan pemberian contoh gerakan.

Proses selanjutnya dari belajar gerak adalah pemberian latihan, dalam hal ini tidak jauh berbeda dengan belajar pada umumnya, karena dalam belajar pada umumnya pemberian pengalaman atau latihan lewat latihan-latihan yang sifatnya teori, sedang pada belajar gerak melalui latihan-latihan yang digunakan berupa praktik atau yang berhubungan dengan gerak, proses belajar gerak ini akan menuju pada ketrampilan gerak.

Pada proses kematangan dan pertumbuhan dapat meningkatkan kemampuan seseorang tanpa melalui latihan. Contoh ketrampilan berlari, tanpa berlatih dalam hal yang sebenarnya, kemapuan berlari anak akan berkembang dengan sendirinya karena adanya pengaruh kematangan, perubahan ketrampilan anak tersebut bukan termasuk belajar gerak karena ketrampilan tersebut bukan dihasilkan dari latihan.

Perubahan ketrampilan terjadi relatif permanen, pemberian latihan atau pengalaman gerak akan masuk pada sistem memori otak, dan proses ini akan menyebebkan perubahan yang relatif tetap. Kemampuan akibat latihan ini akan tersimpan dalam memori otak sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan akan dapat digunakan.


(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

3. Tinjauan Tentang Permainan a. Teori Permainan

1) Permainan dari Sudut Psikologi

Menurut Frued (dalam Zulkifli, 2005: 40), permainan dari sudut psikologi merupakan pernyataan nafsu-nafsu yang terdapat di daerah bawah sadar, sumbernya berasal dari dorongan nafsu seksual.

2) Permainan dari sudut Biologis

Menurut Montessori (dalam Zulkifli, 2005: 40), permainan merupakan latihan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan, juga dapat dianggap sebagai latihan jiwa dan raga untuk kehidupan dimasa yang akan datang.

3). Permainan dari sudut Atavistis

Menurut Hackel (dalam Zulkifli, 2005: 39), atavistis artinya kembali

pada sifat-sifat nenek moyang di masa lalu. Dalam permainan timbul bentuk-bentuk kelakuan seperti bentuk kehidupan yang pernah dialami nenek moyang. Teori ini tidak sesuai dengan kenyataan yang ada, masa sekarang ini anak-anak lebih suka bermain-main dengan mobil-mobilan, model-model pesawat terbang, dan pistol-pistolan.

4). Permainan sebagai alat Pendidikan

Permainan dalam dunia anak dapat memberikan suatu kesenangan ataupun kegembiraan, dalam permainan anak bebas meluapkan emosi dan tenaga yang berlebih dalam diri anak. Adanya unsur senang, gembira dalam diri anak maka permainan dapat sebagai alat pendidikan. Dijelaskan teori permainan sebagai alat pendidikan dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut (dalam Sukintaka, 1979: 90-91): a) Bigot dkk, mengatakan bahwa permainan memberikan kepuasan, kegembiraan dan kebahagiaan dalam kehidupan anak dan akan menjadi alat pendidikan yang sangat bernilai. b) W. Rob, mengatakan bahwa permainan mempunyai nilai pendidikan praktis. c) Bucher, berpendapat permainan yang telah lama dikenal oleh anak-anak dan orang tua, laki-laki maupun perempuan mampu


(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

menggerakan untuk berlatih, gembira dan rileks, permainan merupakan komponen pokok pada program pendidikan jasmani.

Berdasarkan beberapa teori permainan diatas, bermain dapat digunakan sebagai alat pendidikan, bermain menumbuhkan rasa senang, rasa senang pada peserta didik akan memudahkan dalam mendidik dan mengarahkan anak untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Pembelajaran atletik pada umumnya kurang adanya unsur permainan didalamnya, keadaan semacam ini dapat menimbulkan suatu kejenuhan dalam diri siswa, kejenuhan ini dapat berdampak pada pembelajaran sehingga siswa menjadi malas dalam beraktivitas. Pemberian variasi pembelajaran yang berupa permainan yang mengarah pada teknik yang akan dilaksanakan dapat menjadi solusi. Misal pada pembelajaran atletik nomor lompat jauh, permainan yang digunakan berupa permainan yang mengarah atau mengandung unsur melompat.

b. Fungsi Permainan

Permainan secara umum mempunyai fungsi tertentu, fungsi permainan ini berhubungan dengan jasmaniah atau fisik dan rohaniah atau psikis. Perkembangan dua unsur ini dapat berkembang dengan seimbang melalui aktivitas berupa permainan. Fisik berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan, sedang psikis berkaitan dengan emosi. Berikut fungsi permainan menurut Sukintaka (1979: 3-17), menggolongkan fungsi permainan dalam beberapa kategori :

1. Fungsi permainan terhadap perkembangan jasmani

Pengembangan jasmaniah dimaksudkan untuk meningkatkan kondisi fisik.

2. Fungsi permainan terhadap pengembangan kejiwaan

Pengembangan jiwa yang dimaksud adalah pengaruh olahraga permainan terhadap terbentuknya sikap mental seperti percaya diri, sportivitas, keseimbangan mental dan kepemimpinan.


(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

4. Permainan dalam pembelajaran atletik

Kesan pembelajaran atletik pada siswa adalah pembelajaran yang yang berisikan gerakan yang monoton atau tidak bervariasi, yang hanya berisi lari, lempar dan lompat, yang tidak menuntut ketrampilan yang tinggi namun melelahkan, sehingga unsur-unsur keriangan dan kegembiraan tidak terungkap dalam pelaksanaan pembelajaran, keadaan yang demikian menjadikan pangkal pembelajaran atletik kurang mendapat perhatian bagi siswa.

Permainan dalam pembelajaran atletik dimaksudkan untuk menambah unsur bermain dalam pembelajaran atletik. Bermain sebagai pendekatan ke teknik yang akan dilaksanakan, atau permainannya disesuaikan dengan materi nomor yang akan dilaksanakan, misal dalam materi lari, contoh bermain memindahkan benda ke tempat lain. Pendekatan permainan ini dapat dilakukan dalam nomor-nomor atletik lainnya.

Tujuan menggunakan permainan dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok ini diharapkan dapat meningkatkan sikap mental dan juga kemampuan jasmani, sikap mental yang dimaksud siswa memiliki rasa percaya diri, keberanian, kebersamaan dan meningkatkan semangat dalam mengikuti pembelajaran lompat jauh.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Hindri Patwati (2002) yang berjudul Perbedaan Pembelajaran Model Bermain Dengan Non Bermain Pada Peningkatan Kemampuan Gerak Dasar lompat Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Tarakanita, Bumijo.

Pembelajaran atletik dengan model permainan dan non permainanterdapat

perbedaan yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan lompat siswa kelas V.


(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

C. Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok bisa berlangsung dengan efektif dan optimal tergantung oleh beberapa faktor. Faktor tersebut antara lain guru, fasilitas dan metode mengajar. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan bermain sebagai metode mengajar.

Permainan dapat menjadi pendekatan materi pembelajaran, ini dikarenakan permainan dapat membuat siswa senang, tertarik terhadap materi, termotivasi dalam mengikuti pembelajaran dan melalui pendekatan permainan siswa secara tidak langsung belajar melakukan teknik yang akan dilaksanakan dalam materi pembelajaran. Pendekatan permainan lompat katak dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok diharapkan dapat mengoptimalkan pembelajaran, siswa lebih aktif dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, dengan terciptanya pembelajaran yang menyenangkan maka tujuan pembelajaran akan tercapai dengan mudah.

Untuk memperjelas kerangka berpikir diatas maka dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut :

Gambar 1: Bagan Kerangka Berpikir Kondisi Awal

Tindakan

Tindakan Akhir

Guru belum menggunakan pendekatan bermain

Dalam pembelajaran, guru menerapkan pendekatan bermain

Diharapkan melalui pembelajaran dengan pendekatan permainan dapat meningkatkan hasil

belajar lompat jauh gaya jongkok

Hasil belajar lompat jauh gaya jongkok

Siklus II berisi lompat katak, lompat katak arah

sasaran, lompat katak halang

rintang Siklus I berisi: Lompat katak, lompat

katak arah sasaran lompat katak


(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan penelitian ini adalah pendekatan permainan diduga dapat meningkatkan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok pada siswa kelas V SD Negeri 6 Klampok, Purwareja Klampok, Banjarnegara.


(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat

Tempat Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 6 Klampok, Purwareja Klampok, Banjarnegara.

2. Waktu

Waktu pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dimulai pada hari Senin, 14 Maret sampai Sabtu, 14 Mei 2011 dengan rincian siklus pertama pada pertemuan satu dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 Maret 2011, pertemuan ke dua pada hari Selasa, 12 April 2011, siklus ke dua pertemuan pertama pada hari Sabtu, 23 April 2011 dan pertemuan ke dua pada hari Rabu, 4 Mei 2011.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V di SD Negeri 6 Klampok, Purwareja Klampok, Banjarnegara tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 27 siswa yang terdiri atas 15 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.

C. Sumber Data

Data dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder.

1. Data Primer adalah proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok.

Data ini diperoleh dari siswa kelas V SD Negeri 6 Klampok, Purwareja Klampok, Banjarnegara.

2. Data Sekunder berupa RPP, hasil observasi selama berlangsungnya

pembelajaran, dan angket.


(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

No Macam Data Sumber Data Teknik Alat

1

2

3

4

Proses pembelajaran lompat

jauh gaya jongkok

Penggunaan alat bantu

Penggunaan alat pembelajaran

Sikap siswa

Keadaan

siswa saat

menggunakan alat bantu Penggunaan

simpai atau

ban

Halaman atau lapangan, bak lompat jauh Angket siswa Pengamatan Pengamatan Pengamatan Pengamatan Lembar observasi Lembar observasi Lembar observasi Lembar observasi

E. Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa lembar observasi, angket siswa dan tes hasil belajar.

1. Analisis Data Lembar Observasi

Data Observasi diperoleh pada setiap tindakan untuk menilai adanya perubahan peningkatan sikap siswa pada setiap siklus. Data ini disajikan secara deskriptif pada hasil penelitian.

2. Analisis Data Angket

Setiap butir pertanyaan angket dikelompokkan sesuai aspek yang diamati, kemudian dihitung jumlah skor pada setiap butir. Jumlah hasil skor yang diperoleh diprosentase dan dikategorikan sesuai dengan jawaban hasil angket pendapat siswa.


(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

3. Analisis Tes hasil Belajar

Hasil tes belajar yang dilakukan dengan tes praktik pada akhir siklus, dihitung nilai rata-rata, kemudian dikategorikan dalam batas-batas penilaian yang didasarkan pada ketuntasan siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan.

F. Prosedur Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Pardjono, dkk (28: 27), penelitian tindakan kelas mempunyai empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.Keempat tahapan dalam penelitian ini membentuk sebuah siklus. Setiap siklus dimulai dari perencanaan sampai dengan refleksi. Rencana tindakan dalam penelitian ini dijelaskan dalam gambar sebagai berikut:

Gambar 2: Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Masalah

Observasi II

Refleksi II Rencana II Pelaksanaan Siklus II

Observasi I

Refleksi I Pelaksanaan

Siklus I

Rencana I

Hasil


(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Perencanaan terdiri dari perencanaan umum dan perencanaan tindakan atau Action Plan. Perencanaan umum meliputi penentuan tempat penelitian, kolaborator, metode dan strategi mengajar, instrument monitoring dan lain-lain.

Rencana tindakan (Action Plan) adalah prosedur, strategi yang dilakukan oleh

guru (peneliti) dalam rangka melakukan tindakan atau perlakuan terhadap siswa. Pelaksanaan adalah implementasi tindakan ke dalam konteks proses belajar mengajar yang sebenarnya. Pelaksanaan tindakan bisa dilakukan oleh peneliti ataupun kolaborator. Setiap kali tindakan minimal ada dua peneliti, yaitu yang melakukan pembelajaran dan kolaborator yang memantau terjadinya

perubahan akibat suatu tindakan, kalau mungkin juga ada critical friends yang

tidak berkepentingan dengan proyek penelitian yang dilaksanakan.

Observasi atau pengamatan berfungsi sebagai proses

pendokumentasian dampak dari tindakan dan menyediakan informasi untuk tahap refleksi. Pengamatan dilakukan secara cermat dan harus dirancang sebelumnya dengan baik. Pengamatan dilakukan oleh peneliti sendiri ataupun kolaborator. Dampak tindakan terhadap siswa adalah siswa menjadi fokus terhadap penelitian. Refleksi adalah upaya evaluasi diri secara kritis dilakukan oleh tim peneliti, kolaborator dan orang-orang yang terlibat dalam penelitian. Refleksi dilakukan pada akhir siklus dan berdasarkan refleksi ini dilakukan revisi pada rencana

tindakan dan dibuat kembali rencana tindakan yang baru untuk

diimplememtasikan pada siklus berikutnya.

Keempat tahapan dalam penelitian membentuk sebuah siklus. Setiap siklus dimulai dari perencanaan sampai dengan refleksi. Banyaknya siklus tergantung pada masih atau tidaknya tindakan diperlukan. Tindakan dianggap selesai bila mana permasalahan dalam pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan permainan sudah dipecahkan. Berikut penjelasan kegiatan-kegiatan dalam siklus pada penelitian tindakan ini:

1. Siklus Pertama a. Perencanaan

1) Perencanan waktu tindakan kelas


(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

3) Perencanaan tindakan yang akan diberikan (games dan materi)

4) Pembuatan RPP

5) Persiapan alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran

b. Tindakan

1) Pendahuluan

Ø Siswa dibariskan, dihitung dan dipimpin berdoa

Ø Apersepsi

Ø Memimpin pemanasan

2) Kegiatan Inti

(a) Games (permainan)

Ø Permainan pertama lompat katak dengan alat bantu simpai

atau ban yang diletakkan diatas tanah tersusun lurus.

Permainan lompat katak dapat digambarkan sebagai berikut

Gambar 3: Permainan lompat katak dengan alat bantu simpai (Mochamad A Djumidar A Widya, 2004:65)

Keterangan:

- Persiapan siswa dibagi dalam empat kelompok, dua kelompok

putra dan dua kelompok putri. Agar lebih menarik masing-masing kelompok diberi nama bunga untuk kelompok putri dan nama binatang untuk kelompok laki-laki.


(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

- Siswa dibariskan sesuai kelompoknya, masing-masing

kelompok menghadap simpai.

- Pelaksanaannya: sesuai aba-aba guru, siswa pada kelompoknya

masing-masing melakukan lompat katak.

- Cara lompat katak adalah sikap awal berdiri kaki kangkang

(selebar bahu), kemudian siswa melompat dari simpai satu ke simpai yang lain dengan jarak antar simpai 50 cm. Tolakan dan pendaratan dengan kedua kaki.

(b) Teknik lompat jauh gaya jongkok

Ø Tahap teknik awalan dan tolakan dapat digambarkan sebagai

berikut

Gambar 4: Cara mengambil awalan dan tolakan (Mochamad A Djumidar A Widya, 2004:66)

Keterangan:

- Persiapan siswa dibagi dalam empat kelompok, dua kelompok

putri dan dua kelompok laki-laki.

- Siswa dibariskan sesuai dengan kelompoknya masing-masing

menghadap arah lompatan.

- Pelaksanaannya: siswa mengambil posisi awalan dengan jarak

5 langkah, dengan aba-aba guru siswa lari lima langkah kemudian pada balok tumpuan salah satu kaki terkuat melakukan tolakan dan mendarat pada simpai yang telah ditentukan.


(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Ø Tahap Teknik melayang dan mendarat dapat digambarkan

sebagai berikut

Gambar 5: Cara melayang dan pendaratan dengan alat bantu tali (Mochamad A Djumidar A Widya, 2004:67)

Keterangan:

- Persiapan siswa dibagi dalam empat kelompok, dua kelompok

putri dan dua kelompok laki-laki.

- Siswa dibariskan sesuai dengan kelompoknya masing-masing

menghadap arah lompatan.

- Pelaksanaannya: siswa mengambil posisi awalan dengan jarak

5 langkah, dengan aba-aba guru siswa lari kemudian pada balok tumpuan menolak melewati tali dengan ketinggian 30 cm kemudian mendarat

Ø Tahap serangkaian lompat jauh gaya jongkok dapat

digambarkan sebagai berikut

Gambar 6: Lompat jauh gaya jongkok


(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Keterangan:

- Siswa dibariskan dalam bentuk dua berbanjar urut sesuai absen

untuk mengambil posisi awalan.

- Pelaksanaannya: melalui aba-aba guru siswa melakukan

awalan dengan lari dengan kecepatan maksimal, setelah menginjak balok tumpuan kaki terkuat menolak, kaki ayun diangkat ke depan untuk membantu mengangkat titik berat badan ke atas, diikuti kaki tumpu menyusul kaki ayun, kedua kaki sedikit ditekuk, kemudian sewaktu akan mendarat kaki diacungkan ke depan.

3) Penutup

Siswa dibariskan, dihitung, evaluasi, berdoa dan dibubarkan.

c. Observasi

1) Mengamati proses pembelajaran

2) Pengisian lembar observasi

3) Mendokumentasikan pembelajaran

d. Refleksi

Menganalisis data yang diperoleh dari lembar observasi, masukkan data dari teman, dan kemudian dilakukan refleksi. Refleksi ini dilakukan untuk menilai tindakan penelitian yang telah diberikan. Selanjutnya mengadakan evalusi tentang penelitian tindakan kelas dengan cara mendiskusikan tentang masalah yang muncul dalam pembelajaran.


(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

2. Siklus Kedua a. Perencanaan

1) Konsultasi dengan guru pendidikan jasmani

2) Perencanaan tindakan kelas (permainan dan materi)

b. Tindakan

1) Pendahuluan

Ø Siswa dibariskan, dihitung dan dipimpin berdoa

Ø Apersepsi

Ø Memimpin pemanasan

2) Kegiatan Inti

Ø Games/pembelajaran teknik Lompat jauh gaya jongkok dengan

pendekatan bermain.

Adapun macam-macam teknik lompat jauh gaya jongkok yang akan digunakan dalam penelitian ini sama seperti siklus I :

Gambar 7: Permainan lompat katak dengan alat bantu simpai (Mochamad A Djumidar A Widya, 2004:65)

Keterangan:

- Persiapan siswa dibagi dalam empat kelompok, dua kelompok

putra dan dua kelompok putri. Agar lebih menarik masing-masing kelompok diberi nama bunga untuk kelompok putri dan nama binatang untuk kelompok laki-laki.

- Siswa dibariskan sesuai kelompoknya, masing-masing


(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

- Pelaksanaannya: sesuai aba-aba guru, siswa pada kelompoknya

masing-masing melakukan lompat katak.

- Cara lompat katak adalah sikap awal berdiri kaki kangkang

(selebar bahu), kemudian siswa melompat dari simpai ke simpai yang lain dengan jarak antar simpai 75 cm. Tolakan dan pendaratan dengan kedua kaki.

Ø Tahap teknik awalan dan tolakan dapat digambarkan sebagai

berikut

Gambar 8: Cara mengambil awalan dan tolakan (Mochamad A Djumidar A Widya, 2004:66)

Keterangan:

- Persiapan siswa dibagi dalam empat kelompok, dua kelompok

putri dan dua kelompok laki-laki.

- Siswa dibariskan sesuai dengan kelompoknya masing-masing

menghadap arah lompatan.

- Pelaksanaannya: siswa mengambil posisi awalan dengan jarak

5 langkah, dengan aba-aba guru siswa lari lima langkah kemudian pada balok tumpuan salah satu kaki terkuat melakukan tolakan dan mendarat pada simpai yang telah ditentukan.

Ø Tahap Teknik melayang dan mendarat dapat digambarkan


(39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Gambar 9: Cara melayang dan pendaratan dengan alat bantu tali (Mochamad A Djumidar A Widya, 2004:67)

Keterangan:

- Persiapan siswa dibagi dalam empat kelompok, dua kelompok

putri dan dua kelompok laki-laki.

- Siswa dibariskan sesuai dengan kelompoknya masing-masing

menghadap arah lompatan.

- Pelaksanaannya: siswa mengambil posisi awalan dengan jarak

5 langkah, dengan aba-aba guru siswa lari kemudian pada balok tumpuan menolak melewati tali dengan ketinggian 40 cm kemudian mendarat

Ø Tahap serangkaian lompat jauh gaya jongkok dapat

digambarkan sebagai berikut

Gambar 10: Lompat jauh gaya jongkok


(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Keterangan:

- Siswa dibariskan dalam bentuk dua berbanjar urut sesuai absen

untuk mengambil posisi awalan.

- Pelaksanaannya: melalui aba-aba guru siswa melakukan

awalan dengan lari dengan kecepatan maksimal, setelah menginjak balok tumpuan kaki terkuat menolak, kaki ayunn diangkat ke depan untuk membantu mengangkat titik berat badan ke atas, deiikuti kaki tumpu menyusul kaki ayun, kedua kaki sedikit ditrkuk, kemudian sewaktu akan mendarat kaki diacungkan ke depan.

4) Penutup

Siswa dibariskan, dihitung, evaluasi, membagi angket, berdoa dan dibubarkan.

c. Observasi

1) Mengamati proses pembelajaran

2) Pengisian lembar observasi

3) Mendokumentasikan pembelajaran

d. Refleksi

Menganalisis data yang diperoleh dari lembar observasi, masukkan data dari observer kemudian dilakukan refleksi. Refleksi ini dilakukan untuk menilai tindakan penelitian yang telah diberikan. Selanjutnya mengadakan evalusi tentang penelitian tindakan kelas dengan cara mendiskusikan tentang masalah yang muncul dalam pembelajaran.


(41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini tidak berdasarkan jumlah pertemuan atau tatap muka dalam pembelajaran, tetapi lebih mengutamakan perkembangan dan kemajuan siswa setelah mendapatkan tindakan, dalam hal ini pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan permainan lompat katak. Pembelajaran lompat jauh dengan pendekatan permainan ini sitematikanya secara umum terdiri dari pendahuluan meliputi membariskan siswa, apersepsi, menyampaikan materi dan memimpin pemanasan. Berikutnya adalah kegiatan inti, kegiatan inti dalam penelitian ini terdiri dari permainan yang mengarah ke teknik awalan, tolakan, melayang dan mendarat. Terakhir adalah penutup, yang terdiri dari membariskan siswa, evaluasi pelajaran, doa dan pembubaran.

Penyampaian materi pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan permainan lompat katak dengan cara guru menyampaikan atau menjelaskan materi sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, siswa mendengarkan, memahami dan kemudian mempraktikkan. Koreksi atas kesalahan siswa dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pemberian materi dilakukan oleh peneliti, peneliti dan observer melakukan pengamatan seluruh proses pembelajaran dengan menggunakan format observasi yang telah disepakati. Data observasi digunakan sebagai evaluasi kegiatan belajar mengajar antara peneliti, observer dan pamong. Kekurangan pada siklus pertama akan lebih dicermati sehingga tidak akan muncul lagi.

1. Siklus Pertama a. Perencanaan

Perencanaan ini diawali dengan menentukan waktu tindakan, kelas

yang digunakan untuk penelitian, pencatatan tindakan (games dan materi)

dan pembuatan RPP. Penentuan tindakan waktu ini berkaitan dengan pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan pada hari Sabtu dan Selasa,


(42)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

tanggal 26 Maret dan 12 April 2011, langkah selanjutnya menentukan kelas yang diberi tindakan, kelas yang diberi tindakan adalah kelas V, dipilihnya kelas V karena kurangnya minat dan gairah dalam mengikuti pembelajaran atletik khususnya cabang lompat jauh.

Langkah selanjutnya adalah penentuan permainan yang akan digunakan dan materi pembelajaran. Pemilihan permainan yang digunakan disesuaikan dengan alat dan fasilitas sekolah. Penentuan materi bersumber pada buku referensi. Setelah itu pembuatan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), yang memuat perencanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Persiapan yang terakhir mempersiapkan alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran antara lain menyiapkan lapangan lompat jauh, simpai atau ban bekas, bendera kecil, tali rafia dan patok bambu.

b. Tindakan

Siswa dibariskan dengan formasi tiga bersaf, siswa putra disebelah kanan siswa putri, guru mengabsen satu persatu sesuai urut absen. Dari sejumlah 27 siswa ada satu anak laki-laki tidak mengikuti pembelajaran dikarenakan sakit dan dilanjutkan berdoa. Setelah berdoa guru menjelaskan materi. Penjelasan materi lompat jauh gaya jongkok melalui pendekatan bermain. Siswa sebagian besar memperhatikan guru, tetapi ada siswa yang berbincang-bincang dengan siswa lain.

Kegiatan berikut adalah pemanasan, pemanasan dipimpin oleh peneliti. Peneliti memberi contoh, memberi aba-aba (hitungan) dan sambil membenarkan gerakan siswa yang salah, menegur siswa yang tidak serius dalam melakukan pemanasan. Pemanasan berupa gerakan-gerakan statis dan diakhiri dengan gerakan dinamis. Waktu yang digunakan dari membariskan siswa sampai pemanasan kurang lebih 15 menit.

Setelah selesai melakukan pemanasan, kemudian memasuki kegiatan

inti selama 50 menit. Kegiatan inti terdiri dari games (bermain), yang

mengarah pada pengenalan tolakan, bermain selama 10 menit, diawali dengan guru menjelaskan cara bermain dan memberi contoh.


(43)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Permainannya berupa lompat katak menggunakan simpai yang diletakkan diatas tanah atau lantai yang disusun empat berbanjar dangan jarak antar banjar satu meter dan antar simpai 50 cm. Siswa dibagi menjadi empat kelompok yaitu dua kelompok putra dan dua kelompok putri, masing masing kelompok menghadap kearah simpai, agar lebih menarik masing-masing kelompok diberi nama bunga untuk kelompok putri dan nama herwan untuk kelompok putra. Cara bermain melalui aba-aba guru, siswa pada kelompoknya masing-masing melakukan lompat katak. Cara melakukan lompat katak adalah sikap awal berdiri kaki kangkang (selebar bahu), kemudian siswa melompat dari simpai satu ke simpai yang lain, tolakan dan pendaratan dengan kedua kaki. Setelah pelompat pertama sampai pada simpai terakhir, selanjutnya melalui aba-aba guru, siswa urutan ke dua pada masing-masing kelompok melakukan lompat katak seperti pada siswa urutan pertama, begitu seterusnya sampai pada urutan siswa terakhir dari masing-masing kelompok.

Selanjutnya games ke dua yang mengarah pada pengenalan awalan

dengan bermain selama 10 menit, diawali dengan guru menjelaskan cara bermain dan memberi contoh. Permainannya berupa lompat katak arah sasaran, menggunakan simpai yang diletakkan diatas lapangan lompat jauh yang diawali dengan langkah awalan, siswa dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan nama kelompoknya masing-masing. Cara bermain melalui aba-aba guru, siswa pada kelompoknya masing-masing melakukan lompatan yang diawali awalan dengan jarak 5 langkah, kemudian pada balok tumpuan salah satu kaki terkuat melakukan tolakan dan mendarat dengan kedua kaki bersamaan pada simpai yang sudah disiapkan. Setelah pelompat pertama meninggalkan bak lompat, maka melalui aba-aba guru pelompat urutan ke dua pada masing-masing kelompok melakukan lompatan yang diawali awalan 5 langkah, begitu seterusnya siswa melakukan sampai pada urutan terakhir.

Games ke tiga adalah pengenalan yang mengarah pada cara melayang dan mendarat yang diawali awalan dan tolakan, permainan ini


(44)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

dilakukan selama 10 menit, diawali dengan guru menjelaskan cara bermain dan memberi contoh. Permainannya berupa lompat katak halang rintang (lompatan yang diberi rintangan tali rafia), siswa dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan nama kelompoknya masing-masing. Cara bermain melalui aba-aba guru, siswa pada kelompoknya masing-masing melakukan lompatan yang diawali awalan dengan jarak 5 langkah, kemudian pada balok tumpuan salah satu kaki terkuat melakukan tolakan, melayang melewati tali rafia yang terpasang setinggi 30 cm dan mendarat dengan kedua kaki bersamaan. Setelah pelompat pertama meninggalkan bak lompat, maka melalui aba-aba guru pelompat urutan ke dua pada masing-masing kelompok melakukan lompatan seperti yang dilakukan pada pelompat urutan pertama, begitu seterusnya siswa melakukan sampai pada urutan terakhir.

Setelah games (bermain), selanjutnya tahap lompat jauh gaya

jongkok yang dilakukan selama 20 menit. Setelah siswa dibariskan dalam bentuk dua berbanjar sesuai urut absen di daerah awalan, melalui aba-aba guru satu persatu siswa melakukan serangkaian gerakan lompat jauh gaya jongkok yang dilakukan melalui tahapan sebagai berikut :

1) Tahapan Awalan

Cara melakukan:

a). Pelompat memasuki awalan

b). Pelompat harus berlari secepat-cepatnya sebelum menumpu pada balok tumpuan.

c). Lari dengan kecepatan tinggi dimaksudkan agar tubuh dapat melayang di udara lebih lama dan menghasilkan lompatan yang lebih jauh.

2) Tahapan Tolakan

Menolakkan kaki pada lompat jauh merupakan gerakan yang penting untuk dilatih, baik buruknya tolakan akan berdampak pada hasil lompatan.


(45)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Tolakan dilakukan oleh salah satu kaki yang paling kuat. Hal ini dilakukan agar tercapai tinggi lompatan yang cukup tanpa kehilangan kecepatan awalan.

3) Tahapan Melayang

Perpaduan awalan yang cepat dan kekuatan tolakan kaki akan membawa badan melayang diudara lebih lama. Kita harus menjaga keseimbangan badan sebagai persiapan pendaratan.

4) Tahapan Pendaratan

Pendaratan juga merupakan tahapan yang penting untuk diperhatikan.

Pada saat melakukan pendaratan semua gerakan harus

dikoordinasikan agar mencapai hasil yang maksimal. Gerakan yang harus dikoordinasikan adalah gerakan kaki, kepala, lengan, tangan pada saat badan melayang turun dan tumit menyentuh pasir.

Cara melakukannya adalah pada saat tumit menyentuh pasir, badan digerakkan ke depan untuk menghindari pendaratan pinggul. Pendaratan pada pinggul dapat dihindari jika kedua tungkai kaki rileks dan kedua tungkai dalam posisi menggantung rata dan sejajar.

Beberapa kesalahan yang harus diperhatikan dalam setiap tahapan yaitu sebagai berikut:

(a). Tahapan lari

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam latihan lari sebelum melompat yaitu:

- Hindarkan ketegangan yang berlebihan dengan menekankan akumulasi kecepatan secara bertahap.

- Hindarkan penurunan kecepatan pada saat menginjak papan lompat.

- Hindarkan tercapainya kecepatan maksimum yang terlalu dini, dengan mengurangi jarak lari.

(b). Tahapan Tolakan (take off)


(46)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

- Supaya lompatan cukup jauh, usahakan untuk menekankan gerakan pada lutut yang memimpin dan sesuaikan panjangnya langkah kedua terakhir sebelum melompat.

- Hindarkan dorongan dengan cara memperpendek langkah tolakan.

- Keterbatasan gerak kaki yang melakukan tolakan dapat dihindarkan dengan cara memperpanjang langkah sewaktu tolakan.

(c). Tahapan Melayang di udara

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam latihan melayang di udara yaitu:

- Usahakan untuk menghindarkan tertariknya batang tubuh kearah tungkai dengan menjaga ketegakkan tubuh sewaktu melayang.

- Usahakan untuk tidak melakukan posisi menggantung ini terlalu awal, dengan cara membuka kedua belah paha cukup lebar setelah melakukan tolakan.

(d). Tahapan Mendarat

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam latihan mendarat yaitu:

- Cegah peluncuran kaki yang terlampau awal dengan cara memperlambat lengkapnya gerakan melayang.

- Hindarkan terjatuhnya tubuh ke belakang, dengan cara menekukkan kedua lutut begitu tumit menyentuh pasir, gerakan ini hendaknya disertai dengan ayunan tangan ke depan yang cepat.

Siswa yang sudah bisa melakukan dengan benar, salah satunya dipanggil untuk memberi contoh kepada siswa lainnya, setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan penutup, dalam kegiatan penutup siswa dibariskan dalam bentuk tiga bersaf. Setelah siswa diistirahatkan, peneliti memberikan koreksi atas


(47)

kesalahan-perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

kesalahan siswa, serta memuji siswa yang telah melakukan serangkaian gerakan lompat jauh gaya jongkok dengan benar dan di akhiri dengan doa penutup.

c. Observasi

Hasil dari pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung, siswa dalam mengikuti pembelajaran lompat jauh gaya jongkok cukup antusias, memahami setiap tahapan dalam lompat jauh gaya jongkok seperti yang dicontohkan oleh peneliti. Secara umum suasana siswa cukup aktif, ini terlihat dari antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran, dari pemanasan sampai rangkaian gerakan lompat jauh gaya jongkok. Siswa melakukan apa yang diperintahkan oleh peneliti.

Pengisian lembar observasi dilakukan oleh observer, pengisian lembar observasi berdasarkan pengamatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Pengisian lembar observasi kaitannya dengan sikap siswa selama mengikuti pembelajaran, keadaan alat dan fasilitas yang digunakan selama pembelajaran.

d. Refleksi

Langkah selanjutnya setelah dilakukan observasi adalah melakukan refleksi dari tindakan yang dilakukan. Hambatan-hambatan atau kendala yang ditemukan dalam proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok yang banyak dialami oleh siswa adalah kesalahan pengambilan awalan yaitu mengurangi kecepatan pada saat salah satu kaki terkuat akan menolak pada papan tolakan. Hambatan tersebut dapat diatasi oleh peneliti selama proses pembelajaran berlangsung, yaitu dengan cara melakukan koreksi terhadap siswa yang kesulitan dalam melakukan latihan atau gerakan. Sedangkan untuk siswa yang kurang tertib peneliti selalu memberikan teguran dan bimbingan.

Untuk mengurangi hambatan yang muncul pada saat tindakan pertama, peneliti merencanakan tindakan kedua yang diutamakan pada


(48)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

tahapan lari saat kaki terkuat menginjak papan tolakan. Pendalaman teknik

lompat pada saat games (permainan), sikap saat kaki terkuat menginjak

papan tolakan lebih ditegaskan sehingga gerakan akan benar.

Waktu pembelajaran dalam rencana dimulai pukul 07.00 WIB, faktanya baru bisa dimulai pukul 07.05. WIB, ini disebabkan karena pembenahan lokasi yang becek karena semalam diguyur hujan.

2. Siklus Kedua a. Perencanaan

Perencanaan di siklus ke dua diawali dengan penentuan waktu tindakan kelas yaitu Hari Sabtu dan Rabu, tanggal 23 April dan 4 Mei 2011. Setelah menentukan waktu tindakan selanjutnya penentuan materi

pembelajaran baik permainan (games) dan materi yang akan dilaksanakan,

setelah itu penilaian atau pencatatan hasil lompatan, selanjutnya adalah pembuatan angket, pembuatan angket tanggapan siswa tentang pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan permainan.

b. Tindakan

Pelaksanaan tindakan ke tiga dan ke empat dilaksanakan pada Hari

Sabtu dan Rabu, tanggal 23 April dan 4 Mei 2011. Proses pembelajaran dilaksanakan pada pukul 07.00 WIB sampai pukul 08.10, di halaman SD Negeri 6 Klampok Kecamatan Purwareja Klampok, Kabupaten Banjarnegara. Pelaksanaan tindakan ke tiga dan empat menggunakan simpai 20 buah yang digunakan untuk sasaran pendaratan dan tali rafia dipasang setinggi 40 cm digunakan untuk batasan melayang. Pembelajaran dimulai pukul 07.00 WIB diawali dengan guru mengumpulkan atau membariskan siswa, setelah berbaris guru menghitung jumlah siswa, presensi dengan memanggil satu persatu urut absen, dari sejumlah 27 siswa ternyata nihil dan dilanjutkan memimpin berdoa.

Setelah itu dilanjutkan dengan penjelasan materi, terutama kaitannya dengan gerakan lari memasuki papan tolakan dan penilaian atau


(49)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

pencatatan hasil lompatan. Setelah itu dilanjutkan pemanasan, pemanasan dipimpin oleh peneliti dan sekaligus peneliti memberi contoh. Pemanasan berbentuk gerakan-gerakan statis dan dinamis pemanasan memerlukan waktu kurang lebih lima belas menit, setelah selesai dilanjutkan kegiatan inti.

Kegaiatan inti meliputi permainan (games), yang mengarah ke

gerakan teknik lompat jauh dan penilaian atau pencatatan hasil, bentuk permainannya adalah sebagai berikut:

1). Permainan lompat katak

Permainan pertama lompat katak dengan alat bantu simpai atau ban yang diletakkan diatas tanah tersusun lurus

a). Persiapan siswa dibagi dalam empat kelompok, dua kelompok putra dan dua kelompok putri. Agar lebih menarik masing-masing kelompok diberi nama bunga untuk kelompok putri dan nama binatang untuk kelompok laki-laki.

Siswa dibariskan sesuai kelompoknya, masing-masing kelompok menghadap simpai.

b). Pelaksanaannya: sesuai aba-aba guru, siswa pada kelompoknya masing-masing melakukan lompat katak.

c). Cara lompat katak adalah sikap awal berdiri kaki kangkang selebar bahu, kemudian siswa melompat dari simpai satu ke simpai yang lain dengan jarak antar simpai 60 cm. Tolakan dan pendaratan dengan kedua kaki.

2). Teknik lompat jauh gaya jongkok

a). Tahap teknik awalan dan tolakan melalui permainan lompat katak arah sasaran dapat digambarkan sebagai berikut:

(1).Persiapan siswa dibagi dalam empat kelompok, dua kelompok putri dan dua kelompok laki-laki.

Siswa dibariskan sesuai dengan kelompoknya masing-masing menghadap arah lompatan.


(50)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

(2). Pelaksanaannya: siswa mengambil posisi awalan dengan jarak 5 langkah, dengan aba-aba guru siswa lari lima langkah kemudian pada balok tumpuan salah satu kaki terkuat melakukan tolakan dan mendarat pada simpai yang telah ditentukan.

b). Tahap Teknik melayang dan mendarat melalui permainan lompat katak halang rintang dapat digambarkan sebagai

berikut:

(1). Persiapan siswa dibagi dalam empat kelompok, dua kelompok putri dan dua kelompok laki-laki.

Siswa dibariskan sesuai dengan kelompoknya masing-masing menghadap arah lompatan.

(2). Pelaksanaannya: siswa mengambil posisi awalan dengan jarak 5 langkah, dengan aba-aba guru siswa lari kemudian pada balok tumpuan menolak melewati tali dengan ketinggian 40 cm kemudian mendarat

c). Tahap serangkaian lompat jauh gaya jongkok dapat digambarkan sebagai berikut:

Setelah games (bermain), selanjutnya tahap lompat jauh gaya

jongkok dan penilaian atau pencatatan hasil lompatan yang dilakukan selama 20 menit. Setelah siswa dibariskan dalam bentuk dua berbanjar sesuai dengan urut absen didaerah awalan, maka melalui aba-aba guru satu persatu siswa melakukan serangkaian gerakan lompat jauh gaya jongkok yang dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:

(a). Tahapan Awalan Cara melakukan :

- Pelompat memasuki awalan

- Pelompat harus berlari secepat-cepatnya sebelum menumpu pada tempat awalan.


(51)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

- Lari dengan kecepatan tinggi dimaksudkan agar tubuh dapat melayang di udara lebih lama dan menghasilkan lompatan yang lebih jauh.

(b). Tahapan Tolakan

Menolakkan kaki pada lompat jauh merupakan gerakan yang penting nuntuk dilatih, baik buruknya tolakan akan berdampak pada hasil lompatan.

Tolakan dilakukan oleh salah satu kaki yang paling kuat. Hal ini dilakukan agar tercapai tinggi lompatan yang cukup tanpa kehilangan kecepatan awalan.

(c). Tahapan Melayang

Perpaduan awalan yang cepat dan kekuatan tolakan kaki akan membawa badan melayang diudara lebih lama. Kita harus menjaga keseimbangan badan sebagai persiapan pendaratan. (d). Tahapan Pendaratan

Pendaratan merupakan tahapan yang penting untuk

diperhatikan. Pada saat melakukan pendaratan semua gerakan harus dikoordinasikan agar mencapai hasil yang maksimal. Gerakan yang harus dikoordinasikan adalah gerakan kaki, kepala, lengan, tangan pada saat badan melayang turun dan tumit menyentuh pasir.

Cara melakukannya adalah pada saat tumit menyentuh pasir, badan digerakkan ke depan untuk menghindari pendaratan pinggul. Pendaratan pada pinggul dapat dihindari jika kedua tungkai kaki rileks dan kedua tungkai dalam posisi menggantung rata dan sejajar, bersamaan anak melakukan serangkaian gerakan lompat jauh gaya jonggok, guru mengadakan penilaian atau mencatat hasil lompatan siswa. Penilaian dilakukan dengan cara siswa melakukan satu persatu sesuai urut absen, nomor urut absen mulai dari nomor yang


(52)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

paling kecil. Nilai yang diberikan sebagai nilai akhir yaitu hasil lompatan terjauh dari dua kali kesempatan dari masing-masing kelompok putra dan putri. Hasil pada penilaian tersebut tertera pada tabel berikut:

Tabel 1: Hasil penilaian lompat jauh gaya jongkok siklus II

Nilai Hasil Penilaian Lompat Jauh Gaya Jongkok

Putra Putri

Tertinggi 86 86

Terendah 73 73

Rata-rata 77 76

Setelah penilaian selesai, kemudian guru membariskan siswa, menghitung, memberikan angket (pada pertemuan ke empat),

menjelaskan cara pengisian, selanjutnya berdoa dan

pembubaran. Angket dikumpulkan keesokan harinya.

Pembelajaran berakhir pada pukul 08.10 WIB.

c. Observasi

Suasana kelas sangat kondusif, tertib dan siswa terlihat sangat aktif dan antusias, sehingga banyak siswa yang mampu melakukan gerakan lompat jauh gaya jongkok dengan baik dan benar walau ada beberapa siswa yang belum mampu melaksanakan dengan baik dan benar, terutama pada siswa putri. Proses pengambilan nilai atau pencatatan hasil, guru memanggil satu persatu urut absen dari nomor absen yang terkecil, tiap siswa berkesempatan dua kali kesempatan, siswa yang sudah melakukan atau sedang menunggu giliran kebanyakan mengamati teman yang melakukan tes dan memberikan dorongan semangat dengan cara bertepuk tangan.


(53)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

Pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan bermain yang sudah dilaksanakan, dilihat dari sudut pandang siswa, siswa sangat aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Dalam pembelajaran, siswa secara tidak langsung belajar teknik lompat jauh yang benar melalui permainan, dengan demikian memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Selanjutnya dilihat dari sudut pandang kelas, suasana kelas kondusif dengan demikian pengelolaan kelas akan lebih mudah karena semangat dan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran. Permainan yang dilakukan menyesuaikan dengan keadaan fasilitas di sekolah dengan memanfaatkan barang bekas.

Pengisian lembar observasi dilakukan oleh observer, setelah pembelajaran selesai, dari hasil lembar observasi diketahui bahwa siswa dalam mengikuti pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan permainan sangat antusias, senang dan aktif bergerak.

d. Refleksi

Setelah dilakukan pengamatan dan evaluasi, maka langkah selanjutnya adalah refleksi dari tindakan yang telah dilakukan. Dalam proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok yang berlangsung, ditemukan kekurangan-kekurangan yang dilakukan siswa antara lain siswa putri kurang mampu menguasai ketrampilan walaupun sudah dilakukan dengan sungguh-sungguh, namun siswa putra yang dapat menguasai dengan baik atau mampu melaksanakan gerakan lompat jauh gaya jongkok dengan benar terlihat berlomba-lomba untuk mencapai lompatan yang terjauh. Dari hasil penilaian atau pengukuran tersebut dapat dinyatakan bahwa tindakan yang dilakukan sudah tepat dan tidak perlu lagi dilakukan tindakan.


(54)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

B. Pembahasan

Penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan permainan dapat meningkatkan antusias siswa, keaktifan gerak siswa, senang/kegembiraan siswa, dan penguasaan ketrampilan siswa sehingga tujuan pembelajaran pun akan mudah tercapai dengan optimal dalam hal penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran.

Pemberian permainan dalam pembelajaran dalam lompat jauh gaya jongkok ini sebagai variasi dari pembelajaran lompat jauh, namun tidak mengurangi nilai-nilai yang terkandung didalam pembelajaran seperti rasa percaya diri, tanggungjawab, keseriusan dan yang lainnya. Permainan dalam hal ini sebagai pendekatan kearah teknik atau mendukung teknik yang akan dilaksanakan. Sehingga lompat jauh dapat menjadi alat gerak atau memacu siswa untuk bergerak optimal.

Tabel1: Menunjukkan nilai kemampuan siswa dalam melaksanakan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok pada siklus dua, dari tabel tersebut dapat diketahui nilai rata-rata untuk siswa putra 77, dengan nilai tersebut dapat digolongkan bahwa nilai rata-rata untuk siswa putra baik sebab batas nilai ketuntasan dalam pembelajaran adalah 70, sedang nilai rata-rata untuk siswa putri adalah 76, sehingga nilai rata-rata siswa putri juga tergolong baik.

Tabel 2: Perbandingan hasil tes lompat jauh gaya jongkok.

Nilai Kondisi Awal April 2011 Mei 2011

Putra Putri Putra Putri Putra Putri

Tertinggi 80 80 86 80 86 86

Terendah 60 60 66 66 73 73

Rata-rata 69 65 74 71 77 76

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat perbandingannya antara pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan permainan dan pembelajaran yang belum menggunakan pendekatan permainan, tabel 2:


(1)

commit to user

B. Pembahasan

Penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan permainan dapat meningkatkan antusias siswa, keaktifan gerak siswa, senang/kegembiraan siswa, dan penguasaan ketrampilan siswa sehingga tujuan pembelajaran pun akan mudah tercapai dengan optimal dalam hal penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran.

Pemberian permainan dalam pembelajaran dalam lompat jauh gaya jongkok ini sebagai variasi dari pembelajaran lompat jauh, namun tidak mengurangi nilai-nilai yang terkandung didalam pembelajaran seperti rasa percaya diri, tanggungjawab, keseriusan dan yang lainnya. Permainan dalam hal ini sebagai pendekatan kearah teknik atau mendukung teknik yang akan dilaksanakan. Sehingga lompat jauh dapat menjadi alat gerak atau memacu siswa untuk bergerak optimal.

Tabel1: Menunjukkan nilai kemampuan siswa dalam melaksanakan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok pada siklus dua, dari tabel tersebut dapat diketahui nilai rata-rata untuk siswa putra 77, dengan nilai tersebut dapat digolongkan bahwa nilai rata-rata untuk siswa putra baik sebab batas nilai ketuntasan dalam pembelajaran adalah 70, sedang nilai rata-rata untuk siswa putri adalah 76, sehingga nilai rata-rata siswa putri juga tergolong baik.

Tabel 2: Perbandingan hasil tes lompat jauh gaya jongkok.

Nilai Kondisi Awal April 2011 Mei 2011

Putra Putri Putra Putri Putra Putri

Tertinggi 80 80 86 80 86 86

Terendah 60 60 66 66 73 73

Rata-rata 69 65 74 71 77 76

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat perbandingannya antara pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan permainan dan pembelajaran yang belum menggunakan pendekatan permainan, tabel 2:


(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

menunjukkan nilai pada kondisi awal adalah pembelajaran lompat jauh gaya jongkok tanpa pendekatan permainan dan pada bulan April, Mei 2011 adalah pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan permainan. Pada kondisi awal nilai siswa putra tertinggi 80, terendah 60 dan rata-rata 69 sedang nilai siswa putri tertinggi 80, terendah 60 dan rata-rata 65, pada bulan April 2011 nilai siswa putra tertinggi 86, terendah 66 dan rata-rata 74 sedang nilai siswa putri tertinggi 80, terendah 66 dan rata-rata 71 sedang pada bulan Mei 2011 nilai siswa putra tertinggi 86, terendah 73 dan rata-rata 77 sedang nilai siswa putri tertinggi 86, terendah 73 dan rata-rata 76 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam penguasaan materi lompat jauh gaya jongkok mengalami peningkatan setelah melalui pendekatan permainan dari sebelum pembelajaran lompat jauh gaya jongkok tanpa pendekatan permainan.

Pembelajaran pendidikan jasmani tidak hanya mengacu pada nilai saja, tetapi yang paling penting pada proses pembelajarannya. Dalam proses pembelajaran ini guru harus membuat antusias siswa, keaktifan gerak siswa, dan senang/kegembiraan siswa. Tabel3: Menunjukkan perbandingan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran lompat jauh gaya jongkok sebelum menggunakan pendekatan permainan dengan menggunakan pendekatan permainan pada siswa kelas V SD Negeri 6 Klampok, Purwareja Klampok, Banjarnegara.

Tabel 3: Banyak siswa atau prosentase pencapaian.

No Sikap Siswa

Banyak Siswa atau prosentase pencapaian

Kondisi awal siklus

pertama siklus ke dua

1 Antusias 11 siswa atau

41 %

19 siswa atau 70 %

24 siswa atau 89 %

2 Aktif bergerak 14 siswa atau

52 %

20 siswa atau 74 %

25 siswa atau 93 %

3 Senang 13 siswa atau

48 %

19 siswa atau 70 %

24 siswa atau 89 %


(3)

commit to user

Berdasarkan tabel diatas sikap siswa sebelum penerapan pembelajaran melalui pendekatan permainan adalah: siswa yang antusias sebanyak 11 siswa atau 41 %, siswa yang aktif bergerak sebanyak 14 siswa atau 52 %, dan siswa yang senang sebanyak 13 siswa atau 48 %.

Sedangkan berdasarkan pengamatan observer sikap siswa tiap-tiap akhir siklus dalam mengikuti pembelajaran dengan pendekatan permainan adalah: Akhir siklus pertama siswa yang antusias sebanyak 19 siswa atau 70 %, siswa yang aktif bergerak sebanyak 20 siswa atau 74 %, dan siswa yang senang sebanyak 19 siswa atau 70 % dan pada akhir siklus ke dua siswa yang antusias sebanyak 24 siswa atau 89 %, siswa yang aktif bergerak sebanyak 25 siswa atau 93 %, dan siswa yang senang sebanyak 24 siswa atau 89 %.

Dan pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan permainan juga mendapat tanggapan yang baik dari siswa, ini tergambar dari hasil angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan permainan. Hasil angket menunjukkan siswa yang menjawab senang sebanyak 24 siswa atau 89 %, yang menyatakan biasa-biasa saja sebanyak 3 Siswa atau 11 % dan yang menyatakan tidak senang tidak ada (terlampir). Dari hasil angket menunjukkan bahwa mayoritas siswa sangat antusias dan lebih termotivasi dalam mengikuti pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan permainan. Alasan terbanyak adalah permainan yang diberikan cukup menarik, alasan terbanyak ke dua adalah cara guru mengajar bervariasi, sehingga tidak membosankan dan alasan terbanyak ke dua yang ke dua adalah tidak terlalu kesulitan dalam belajar teknik, alasan ke tiga adalah saya tidak merasa kesulitan dalam mengikuti permainan, alasan yang ke empat adalah penyampaian materi oleh guru cukup jelas dan penguasaan materi guru cukup baik, alasan yang ke lima adalah suasana kelas menyenangkan dan alasan yang terakhir tes yang diujikan sesuai materi yang telah diajarkan.

Pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan permainan dibanding dengan nomor atletik lainnya, siswa menyatakan senang dengan alasan terbanyak permainan yang diberikan cukup menarik.


(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Pendapat dan harapan siswa bahwa pembelajaran pendidikan jasmani dengan materi lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan permainan siswa lebih tertarik karena didalamnya ada unsur bermainnya, tidak membosankan dan tidak terlalau sulit dalam belajar teknik.


(5)

commit to user

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Hasil dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan bermain lompat katak dapat meningkatkan antusias siswa, semangat siswa, keaktifan siswa, suasana kelas menjadi menyenangkan dan peningkatan penguasaan ketrampilan siswa.

B. Implikasi

Hasil penelitian yang diperoleh ini mempunyai implikasi bagi perkembangan pengajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah pada umumnya dan khususnya di SD Negeri 6 Klampok Kecamatan Purwareja Klampok Kabupaten Banjarnegara. Guru pendidikan jasmani dilingkungan kecamatan Purwareja Klampok dapat menerapkan pembelajaran atletik dengan materi lompat jauh gaya jongkok dengan pendekatan bermain, pendekatan permainan ini juga dapat digunakan untuk pemberlajaran atletik cabang dan nomor yang lainnya, sebagai variasi dari pembelajaran dan daya tarik terhadap materi sehingga siswa tidak jenuh atau malas dengan pembelajaran atletik.

C. Saran-saran

Berikut saran-saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan pembelajaran pendidikan jasmani dalam hal ini untuk cabang atletik, antara lain:

1. Bagi Sekolah

Alat dan fasilitas yang digunakan untuk pembelajaran dilengkapi atau ditambah, sehingga guru dalam hal ini dapat mengajar dengan baik dan siswa dapat menerima materi dengan optimal.


(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

2. Bagi Guru penjasorkes SD Negeri 6 Klampok

Sebaiknya pembelajaran atletik dalam penyampaian materinya dengan menggunakan pendekatan permainan yang mengarah pada teknik atau materi yang akan diajarkan.

3. Bagi Siswa

Bersikap aktif dalam mengikuti pembelajaran, sehingga pembelajaran yang diikutinya akan lebih bermanfaat.


Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MENGGUNAKAN PENDEKATAN PERMAINAN LOMPAT KANGURU PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PEDAGANGAN 01 KABUPATEN TEGAL TAHUN 2013

1 43 133

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN LONCAT KATAK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI JENGGOT KOTA PEKALONGAN TAHUN PELAJARAN 2012 2013

0 4 101

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PERMAINAN PAKARANJANG PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI LENGKONG 01 KABUPATEN TEGAL TAHUN 2013

2 37 108

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH DENGAN RINTANGAN DAN RAIHAN TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD NEGERI 01

6 169 67

PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 KANDANGWANGI KECAMATAN WANADADI KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 2011

0 3 61

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 BAWANG KEC. BAWANG KAB. BANJARNEGARA

0 1 49

UPAYA MENINGKATAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LARI MENGGUNAKAN PENDEKATAN BERMAIN KELOMPOK PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 3 KALIWINASUH PURWAREJA KLAMPOK BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 20102011

0 4 49

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SEPAKBOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SECARA SIRKUIT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SIRKANDI PURWAREJA KLAMPOK BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 20102011

2 19 71

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN BERMAIN LOMPAT DAN LONCAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SIGENUK KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO.

1 6 128

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN LOMPAT RINTANGAN

0 0 11