Suntingan Teks LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

A. Suntingan Teks

Penyuntingan teks merupakan kegiatan yang sangat penting dalam penelitian filologi. Suntingan yang baik akan mempermudah pembaca dalam memahami teks. ”Menyunting adalah menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat” Hasan Alwi,2005:1106. Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian filologi adalah pengumpulan data, deskripsi naskah, pertimbangan dan pengguguran naskah, penentuan naskah yang asli atau naskah yang berwibawa, transliterasi, dan suntingan teks. Kegiatan yang harus dilakukan dalam penelitian filologi setelah pengumpulan data yang berupa inventarisasi naskah adalah deskripsi naskah. Deskripsi naskah ialah memaparkan keadaan naskah secara lengkap yakni meliputi judul naskah, keadaan, watermark bila ada, dan garis besar isi cerita. “Metode yang digunakan dalam deskripsi naskah ini adalah metode deskriptif. Semua naskah dideskripsikan dengan pola yang sama, yaitu nomor naskah, ukuran naskah, keadaan naskah, tulisan naskah, bahasa, kolofon, dan garis besar isi cerita” Edwar Djamaris, 2002:11. Pertimbangan dan pengguguran naskah dilakukan setelah dilakukannya deskripsi naskah. ”Setelah semua naskah dideskripsikan secara cermat dengan pola dan unsur yang sama, beberapa unsur tiap naskah itu dapat diperbandingkan sebagai 8 bahan pertimbangan dan pengguguran naskah. Metode yang digunakan adalah metode perbandingan” Edwar Djamaris, 2002:13. ”Untuk menentukan teks yang paling dapat dipertanggungjawabkan sebagai dasar suntingan, perlu diadakan perbandingan naskah” Siti Baroroh Baried, et all. 1983:66. Ia juga menjelaskan bahwa ”langkah-langkah yang harus dilakukan adalah membaca dan menilai resensi semua naskah yang ada, mana yang dapat dipandang sebagai naskah objek penelitian dan mana yang tidak. Teks-teks yang telah dinilai dapat dipakai untuk penelitian, selanjutnya diperiksa keasliannya eksamasi” Siti Baroroh Baried, et all. 1983:66. Perbandingan naskah ini tidak perlu dilakukan bila naskah yang akan diteliti merupakan naskah tunggal. Kegiatan selanjutnya adalah penentuan naskah yang asli atau naskah yang berwibawa. ”Metode yang digunakan untuk menentukan naskah yang autoratif atau yang berwibawa naskah yang dianggap paling baik dari semua naskah yang ada, khususnya dari segi isi dan bahasanya adalah metode objektif” Edwar Djamaris, 2002:15. Transliterasi sangat penting untuk memperkenalkan teks-teks lama yang tertulis dengan huruf daerah karena kebanyakan orang-orang saat ini sudah tidak mengenal atau sudah tidak akrab lagi dengan tulisan daerah. “Transliterasi adalah penggantian atau pengalihan huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain” Edwar Djamaris, 2002:19. “Dalam transliterasi perlu diperhatikan tentang pedoman yang berhubungan dengan pembagian kata, ejaan, dan pungtuasi” Siti Baroroh Baried, et all. 1983:65. Suntingan teks Kegiatan penting yang juga harus dilakukan dalam penelitian filologi adalah penyuntingan teks. “Secara umum penyuntingan teks dapat dibedakan dalam dua hal, pertama penyuntingan naskah tunggal, dan kedua penyuntingan naskah jamak, lebih dari satu naskah” Edwar Djamaris, 2002:24.

B. Struktur Karya Sastra Kitab