Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk sosial yang menggunakan bahasa sebagai alat penyampai maksud dalam berkomunikasi. Komunikasi verbal adalah bentuk komunikasi yang disampaikan dengan cara lisan dan tulisan. Dalam kehidupan sehari-hari, bahasa verbal lisan dan tulisan memiliki peranan yang sangat penting dalam berinteraksi, sedangkan bahasa non-verbal dirasa kurang begitu penting, padahal keduanya adalah satu kesatuan yang bernilai jika dikaitkan karena banyak hasil kerja yang baik tercipta antara keduanya. Pemahaman kita akan terbatas kalau melupakan bahasa non-verbal yang menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, objek, warna sebagai medianya. Interaksi bahasa meliputi sarana verbal, graf melalui sarana tulis sedangkan sarana lisan,meliputi suara atau bunyi, dan sarana non-verbal meliputi gerakan dan visual. Bahasa verbal termaksud bahasa tulisan dan bahasa lisan yang menghasilkan bunyisuara untuk bahasa lisan dan tulisangraf untuk bahasa tulisan. Bahasa non-verbal termaksud gerakan, warna, bahasa tubuh,objek material dan objek visual. Semua interaksi yang menggabungkan dua sarana yang dapat memberikan makna kombinasi pada bahasa yaitu verbal dan non-verbal dinamakan multimodal Sinar, 2012 : 30. Bahasa juga digunakan media untuk banyak kepentingan, seperti untuk informasi, iklan, dan lain-lain. Iklan adalah berita pesanan untuk mendorong,membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan. Untuk menyampaikan suatu pesan, manusia melakukan berbagai cara 2 seperti penyampaian informasi melalui kuliah, ceramah, pengumuman, tanda atau simbol, iklan, dan lain sebagainya. Semua kegiatan tersebut sudah pasti membutuhkan alat yang disebut dengan bahasa. Iklan mempunyai ragam dimensi; mulai dimensi estestis, yang ada kalanya diambil dari makna simbolis maupun citra-citra tertentu dalam struktur sosial masyarakat, secara konotatif tak jarang mempunyai fenomena kode sosial yang mencerminkan bias-bias ideology. Hal ini dinterpretasikan dari pengorganisasian watak ikonik disamping petanda signifiant akan juga sekaligus berfungsi sebagai kesatuan petanda signifier. Bahkan tak jarang pula kesatuan petanda tersebut dibentuk untuk memaknakan citra yang mengadopsi simbol-simbol, stereotip, serta nilai-nilai budaya hegemoni kultural yang terdapat dalam masyarakat. Eggins 1994:10 menyatakan konteks ideologi mencakup nilai yang dimiliki secara sadar atau tidak sudut pandang, posisi atau perspektif yang dianut. Ideologi ditentukan oleh sejumlah faktor seperti kelas sosial, jenis kelamin, etnis, dan generasi. Kajian ideologi membicarakan hubungan bahasa dengan masyarakat dan kebudayaan karena adanya pengaruh tuntutan sosial politik. Pengaruh kekuasaan terhadap sejarah, politik, sistem masyarakat, nilai, sastra, dan budaya membentuk pandangan masyarakat sehingga meyakini suatu konsep sebagai kebenaran yang wajar. Jepang selalu menciptakan hal dengan berlandaskan ideologi mereka, sama dengan hal iklan, mereka sering menggunakan banyak persamaan makna,untuk mengindikasikan bahwa iklan itu memiliki banyak arti untuk dicerna, karna didalam bahasa jepang sendiri memiliki banyak kata yang homonim. Hal ini digunakan untuk membuat iklan itu semakin unik.Di samping itu ideologi jepang 3 juga mengacu kepada perwujudan terhadap teks sebagai nilai budaya dalam interaksi sosial dimana bahasa sebagai alat untuk menginterpretasikan ideasional, interpersonal, dan tekstual. Dalam interaksi interpersonal dalam komunikasi, Sinar 2012:131 menyatakan bahwa ada tiga unsur penting yang ikut ambil bagian di dalamnya, yaitu: verbal, bunyi atau suara bahasa lisan atau graf bahasa tulisan dan visual. Bahasa verbal adalah bahasa lisan dan tulisan sedangkan komponen hasil keluaran bahasa verbal adalah bunyi atau suara dan tulisan adalah graf. Interaksi visual adalah bahasa non-verbal yang termasuk di dalamnya adalah gestur, bahasa tubuh, dan lain sebagainya. Ketiga unsur interaksi interpersonal tersebut di atas kadang- kadang memiliki tingkat peranan yang berbeda, namun ada kalanya memiliki tingkat peranan yang seimbang dalam menyampaikan pesan. Analisis sistem semiotik multimodal merupakan analisis secara menyeluruh terhadap semua yang memiliki peran komunikasi dalam menyampaikan pesan. Sebagaimana Norris dalam Sinar 2012:30 mengatakan bahwa semua interaksi adalah multimodal. Analisis multimodal menekankan bahwa semua sarana komunikasi memainkan peranan penting baik itu verbal maupun non verbal karena bahasa mengandung makna, konten atau isi yang informatif. Hasil contoh analisis multimodal yang telah dikerjakan oleh Rosa 2014 akan menjadi rujukan penulis dalam meneliti multimodal iklan kuroneko. Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan analisis bentuk multimodal terhadap sebuah iklan jasa angkutan PT. Yamato Transport yang bernama “Kuroneko”, didalam iklan kuroneko terdapat text クロネコ らカエル時ラク ダ, yang diperankan oleh Kucing Hitam, Katak dan Unta. Iklan ini sangat populer 4 di Jepang karena semua unsur didalam iklan menunjukkan maksud yang sama,yaitu menggunakan jasa kuroneko. Dengan musik yang ringan dan lokasi pengambilan iklan yang mendukung iklan ini, maka penulis ingin membuktikan bahwa unsur interpersonal dimaksud memiliki peran masing-masing dalam menyampaikan pesannya.Oleh karena itu, penulis tertarik untuk memilih multimodal teks dalam iklan kuroneko sebagai judul dan mengangkatnya menjadi objek skripsi.

1.2 Rumusan Masalah