BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
Pengambilan data dilakukan pada bulan September hingga Oktober 2015. Data yang diambil adalah data sekunder, yaitu data rekam medis pada pasien
fraktur pasca penanganan awal oleh pengobatan tradisional pada tahun 2012 hingga tahun 2014 di RSUPH. Adam Malik Medan.
5.1.1. Deskripsi Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan yang beralamat di Jalan Bunga Lau no. 17 Medan, Kelurahan Kemenangan, Kecamatan Medan
Tuntungan di Instalasi Rekam Medis lantai 1. Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan merupakan rumah sakit kelas A dan yang telah terakreditasi
dengan nilai A. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit rujukan dan rumah sakit pendidikan.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Sampel
Penelitian ini diteliti pada pasien fraktur pasca penanganan awal oleh pengobatan tradisional dengan jumlah responden sebanyak 52 orang, sehingga
didapati karakteristik sebagai berikut:
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien Fraktur Pasca Penanganan Awal oleh Pengobatan Tradisional Berdasarkan Jenis Kelamin.
Variabel n
Jenis Kelamin
Pria 27
51.9 Wanita
25 48.1
Karakteristik dari 52 sampel berdasarkan jenis kelamin sampel didapati 27 sampel 51,9 berjenis kelamin pria, sedangkan yang berjenis kelamin wanita
berjumlah 25 sampel 48,1 .
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien Fraktur Pasca Penanganan Awal oleh Pengobatan Tradisional Berdasarkan Usia.
Variabel n
Usia
0 – 20 Tahun 10
19.2 21 – 40 Tahun
15 28.8
40 Tahun 27
51.9
Karakteristik usia sampel pada penelitian ini yang berusia 40 tahun merupakan usia terbanyak yaitu 27 sampel 51,9 dan yang paling sedikit adalah
usia 0 – 20 tahun yaitu sebanyak 10 sampel 19,2.
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien Fraktur Pasca Penanganan Awal oleh Pengobatan Tradisional Berdasarkan Tingkat
Pendidikan. Variabel
n Tingkat Pendidikan
Tidak Sekolah 6
11.5 SD
10 19.2
SMP 11
21.2 SMA
18 34.6
Perguruan Tinggi 7
13.5
Karakteristik sampel berdasarkan tingkat pendidikan dari 52 sampel dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan SMA merupakan sampel terbanyak, yaitu
18 sampel 34,6, kemudian sampel yang paling sedikit adalah yang tidak bersekolah, yaitu sebanyak 6 sampel 11,5.
Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien Fraktur Pasca Penanganan Awal oleh Pengobatan Tradisional Berdasarkan Suku.
Variabel n
Suku
Batak Toba 16
30.8 Batak Karo
12 23.1
Batak Simalungun 5
9.6 Batak Pakpak
3 5.8
Batak Mandailing 4
7.7 Melayu
5 9.6
Jawa 7
13.5
Karakterisitik sampel penelitian berdasarkan suku yang paling banyak masuk kedalam sampel adalah suku Batak Toba yakni sebanyak 16 sampel
30,8 dan suku terendah adalah suku Batak Pakpak dengan sampel sebanyak 3 sampel 6,6.
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien Fraktur Pasca Penanganan Awal oleh Pengobatan Tradisional Berdasarkan Pekerjaan.
Variabel n
Pekerjaan
Petani 8
15.4 Wiraswasta
11 21.2
Pelajar 7
13.5 Pensiunan
9 17.3
PNS 7
13.5 Ibu Rumah Tangga
9 17.3
Tidak Bekerja 1
1.9
Pekerjaan terbanyak sampel penelitian ini adalah sebagai wiraswasta dengan jumlah 11 sampel 21,2, dan yang terendah adalah yang tidak bekerja
yaitu sebanyak 1 sampel 1,9.
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien Fraktur Pasca Penanganan Awal oleh Pengobatan Tradisional Berdasarkan Tempat
Tinggal. Variabel
n Tempat Tinggal
Kab. Labuhanbatu 6
11.5 Kab. Padanglawas Utara
4 7.7
Kab. Asahan 2
3.8 Kab. Dairi
2 3.8
Kab. Tapanuli Tengah 2
3.8 Kab. Langkat
2 3.8
Non Sumut 2
3.8 Kab. Karo
3 5.8
Kota Pematangsiantar 10
19.2 Kota Tebing Tinggi
1 1.9
Kab. Toba Samosir 2
3.8 Kota Padangsidempuan
3 5.8
Kab. Simalungun 4
7.7 Kab. Tapanuli Selatan
5 9.6
Kab. Deliserdang 3
5.8
Karakteristik sampel berdasarkan tempat tinggal dapat disimpulkan bahwa yang menempati urutan tertinggi adalah Kota Pematangsiantar dengan banyak 10
sampel 19,2 dan daerah terendah adalah Kota Tebing Tinggi dengan jumlah sampel 1 sampel 1,9.
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien Fraktur Pasca Penanganan Awal oleh Pengobatan Tradisional Berdasarkan Jenis Fraktur.
Variabel n
Jenis Fraktur
Closed 46
88.5 Open
6 11.5
Pada penelitian ini ditemukan jenis fraktur terbanyak yaitu fraktur tertutup closed fracture sebanyak 46 sampel 88,5 dan terendah adalah fraktur terbuka
open fracture sebanyak 6 sampel 11,5.
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien Fraktur Pasca Penanganan Awal oleh Pengobatan Tradisional Berdasarkan Lokasi
Fraktur. Variabel
n Lokasi Fraktur
Galeazzi 1
1.9 Fibula
4 7.7
Humerus 3
5.8 Femur
38 73.1
Tibia 6
11.5
Pada penelitian ini didapati lokasi fraktur terbanyak ditemukan pada fraktur femur dengan jumlah 38 sampel 73,1 dan lokasi terendah adalah
Galeazzi yakni sebanyak 1 sampel 1,9.
Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien Fraktur Pasca Penanganan Awal oleh Pengobatan Tradisional Berdasarkan Lama
Pengobatan. Variabel
n Lama Pengobatan
≤ 1 minggu
10 19.2
1 minggu - 1 bulan 19
36.5 1 bulan
23 44.5
Pada penelitian ini juga dapat disimpulkan bahwa lama pengobatan tradisional yang dilakukan oleh sampel dengan kurun waktu terbanyak adalah
lebih dari 1 bulan yaitu sebanyak 23 sampel 44,5 dan diikuti dengan pengobatan ≤ 1 minggu sebagai sampel terendah dengan jumlah 10 sampel
19,2.
Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Karakteristik Pasien Fraktur Pasca Penanganan Awal oleh Pengobatan Tradisional Berdasarkan Komplikasi.
Variabel n
Komplikasi
Malunion 5
9.6 Neglected
18 34.6
Nonunion 10
19.2 Perdarahan
5 9.6
Dislokasi 10
19.2 Tidak ada komplikasi
4 7.7
Karakteristik sampel berdasarkan komplikasi, didapati bahwa komplikasi terbanyak adalah neglected sebanyak 18 sampel 34,6, diikuti dengan
komplikasi terendah adalah sampel yang tidak ada komplikasi dengan banyak sampel 4 sampel 7,7.
5.2. Pembahasan