2.2.3. Jenis – Jenis Pengobatan Tradisional
Jenis pengobatan tradisional, alternatif dan komplementer Permenkes RI.
no: 1109MenkesPer2007 adalah:
a. Intervensi tubuh dan pikiran mind and body intervention: hipnoterapi,
mediasi, penyembuhan spiritual, doa, dan yoga.
b. Sistem pelayanan pengobatan alternatif: akupuntur, akupresur, neuropati,
homeopati, aromaterapi, dan ayurveda.
c. Cara penyembuhan manual: chiropractice, healing touch, tuina, shiatsu,
osteopati, dan pijat urut. d. Pengobatan farmakologi dan biologi: jamu, herbal, dan gurah
e. Diet nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan: diet makronutrien,
mikronutrien.
f. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan: terapi ozon, hiperborik, dan
EECP.
Jenis pengobatan tradisional menurut Asmino 1995, pengobatan tradisional ini terbagi menjadi dua, yaitu: cara penyembuhan tradisional
traditional healing, yang terdiri daripada pijatan, kompres, akupuntur dan sebagainya serta obat tradisional traditional drugs yaitu: menggunakan bahan –
bahan yang telah tersedia dari alam sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit. Obat tradisional ini terdiri dari tiga jenis, yaitu: pertama dari sumber nabati yang
diambil dari bagian – bagian tumbuhan seperti buah, daun, kulit batang dan sebagainya. Kedua, obat yang diambil dari sumber hewani seperti bagian kelenjar
– kelenjar, tulang – tulang maupun dagingnya dan yang ketiga adalah dari sumber mineral atau garam – garam yang bisa didapatkan dari mata air yang keluar dari
tanah.
2.2.4. Standarisasi Pengobatan Tradisional
Untuk dapat dimanfaatkannya pengobatan tradisional dalam pelayanan kesehatan, banyak yang harus diperhatikan. Salah satu diantaranya yang dinilai
mempunyai peranan yang sangat penting adalah upaya standarisasi. Diharapkan,
dengan adanya standarisasi ini bukan saja mutu pengobatan tradisional akan dapat ditingkatkan, tapi yang penting lagi munculnya berbagai efek samping yang
secara medis tidak dapat dipertanggung jawabkan, akan dapat dihindari Zulkifli, 2004.
KepMenkes No.1076MenkesSKVII2003 pasal empat menyebutkan bahwa semua pengobat tradisional wajib mendaftarkan diri kepada Kepala Dinas
Kesehatan KabupatenKota setempat untuk memperoleh Surat Terdaftar Pengobat Tradisional STPT. Pengobat tradisional yang metodenya telah memenuhi
persyaratan, pengkajian, penelitian, dan pengujian serta terbukti aman dan bermanfaat bagi kesehatan dapat diberikan STPT oleh Kepala Dinas Kesehatan
KabupatenKota setempat. Hal ini dimasukkan agar Dinas Kesehatan dapat melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pengobatan tradisional tersebut.
Misalnya di wilayah kecamatan, Puskesmas itu melakukan pengawasan dan memberi pembekalan terhadap kebersihan bahan-bahan yang dijadikan obat dan
sehat dikonsumsi. Keputusan
Menteri Kesehatan
Republik Indonesia
No.1076MenkesSKVII2003 telah
mengatur dalam
penyelenggaraan pengobatan tradisional mempunyai prinsip sebagai berikut : 1 tidak
membahayakan jiwa atau melanggar susila dan kaidah agama serta kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang diakui di Indonesia, 2 aman dan
bermanfaat bagi kesehatan, 3 tidak bertentangan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat, 4 tidak bertentangan dengan norma dan nilai yang
hidup dalam masyarakat Menkes RI, 2003.
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang