Aspek keuangan yang sangat penting dalam proses pemberian kredit perlu mendapat perhatian para analis. Aspek keuangan tersebut antara lain
H.Moh.Tjoekam,1999:123 :
1. Neraca Perusahaan : a. Posisi current asset dan posisi current liability
b. Pos-pos current asset dan pos-pos current liability c. Posisi total assets dan posisi total liabilities
d. Pos-pos fixed asset dan pos-pos long term debt e. Posisi equity dan networth.
2. Laporan laba rugi a. Penjualan, harga pokok, dan gross profit
b. Biaya operasi, penghapusan, bunga dan pajak c. Laba setelah pajak.
Setelah bank melakukan pemeriksaan melalui penilaian setiap berkas- berkas yang telah diajukan, maka selanjutnya bank akan melakukan analisis
kredit. Analisis kredit merupakan penilaian terhadap nasabah dan usahanya. Pihak
analis melakukan analisis kredit dengan tujuan untuk melihat kondisi dan potensi perusahaan nasabah melalui penilaian kuantitatif dan kualitatif.
Dengan adanya analisis kredit, pihak bank selaku kreditur dapat memutuskan apakah perusahaan yang memohon kredit layaktidak layak diberikan kredit.
Dalam analisis kredit, para analis menggunakan beberapa pendekatan yang terdiri dari :
1 Pendekatan Jaminan Collateral Approach
Merupakan pendekatan tertua dan klasik atau sederhana. Artinya melalui analisis pendekatan jaminan inilah persetujuan pemberian
fasilitas kredit dapat diputuskan. Apabila calon debitur mengajukan
Universitas Sumatera Utara
permohonan kredit dengan jumlah tertentu dan calon debitur tersebut menyerahkan jaminan kredit yang nilainya melebihi jumlah kredit
yang diminta, maka permohonan kreditnya akan disetujui. Terkadang ditentukan prosentase tertentu misalnya nilai jaminan harus mencapai
minimal 150 dari limit kredit yang diminta. Yang menjadi masalah pokok di sini adalah penilaian terhadap jaminan yang diserahkan calon
debitur, yaitu berdasarkan nilai pasar dan secara yuridis dapat dikuasai. Berdasarkan nilai pasar dimaksudkan adalah jaminan tersebut akan
mudah untuk dijual sesuai dengan nilai yang ditetapkan. Pemberian kredit berdasarkan pendekatan ini mirip dengan pegadaian.
2 Pendekatan Karakter Character Approacah
Pendekatan ini lebih ditekankan kepada aspek moral dari calon debitur atau individu-individu pengelola perusahaan. Apabila dari penilaian
yang dilakukan ternyata calon debitur memiliki moral yang baik, jujur, memenuhi perjanjian, tidak pernah melakukan bisnis yang merugikan
orang lain, maka dari segi karakter calon dapat direkomendasikan untuk diberikn fasilitas kredit.
3 Pendekatan pada Kemampuan Pelunasan Repayment Approach
Pemberian fasilitas kredit lebih ditekankan kepada kemampuan calon debitur untuk melunasi kembali fasilitas kredit yang diterima sesuai
dengan skedul waktu yang ditetapkan.
Universitas Sumatera Utara
Kemampuan untuk membayar kembali tersebut tentunya lebih diutamakan dari dana yang berasal dari usaha pokok debitur, bukan
dari sumber-sumber lainnya. 4 Pendekatan Kelayakan Usaha Feasibility Approach
Pendekatan kelayakan usaha dimaksudkan bahwa persetujuan pemberian kredit didasarkan kepada suatu analisis atas usaha atau
proyek yang menyatakan bahwa suatu usaha atau proyek tersebut layak dibiayai.
5 Pendekatan Pemberian Kredit sebagai Agen Pembangunan
Pendekatan pemberian kredit ini sebagai pepanjangan tangan pemerintah ini diarahkan untuk membantu pengusaha-pengusaha skala
kecil dengan memberikan keringanan atau kelonggaran beberapa
persyaratan bank. Di sini bank berperan sebagai agen pembanguna
dalam rangka memberikan pemerataan kesempatan berusaha. Persyaratan yang diringankan, misalnya keringanan jaminan dan
penyederhanaan pesyaratan perizinan. Jenis kredit ini biasanya kredit program seperti kredit candak kulak, kredit kelayakan usaha dan kredit
usaha kecil.
Secara keseluruhan dalam analisis kredit, cakupan analisis paling tidak harus memuat analisis lima C 5 C’S, yang merupakan standar minimal yang lazim
digunakan di kalangan perbankan.
Universitas Sumatera Utara
Cakupan analisis 5 C’S dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2.3 Cakupan 5 C’S
Sumber : Warman Djohan, Kredit Bank. Cetakan Pertama, PT. Mutiara Sumber Widya, Jakarta,2000, hal 106.
a. Character Watak