Menurut Wareen, dkk 2005:27 : Pejabat kredit pinjaman bank menggunakan laporan keuangan dalam
memutuskan apakah akan memberikan pinjaman kredit kepada perusahaan yang mengajukan permohonan kredit. Dalam akad perjanjian kredit dapat
dipersyaratkan bahwa peminjam harus mempertahankan jumlah aktiva tertentu yang melebihi jumlah kewajiban. Laporan keuangan perusahaan
digunakan untuk memantau ketaatan atas syarat-syarat dalam perjanjian kredit.
Tenggang waktu antara pemberian dan penerimaan kembali kredit beserta prestasinya merupakan suatu hal yang abstrak, yang sukar diraba, karena masa
antara pemberian dan penerimaan prestasi tersebut dapat berjalan dalam beberapa bulan, tetapi dapat pula berjalan dalam beberapa tahun.
Hal ini dapat terjadi karena dalam praktek banyak nasabah tidak menepati waktu yang diperjanjikan dalam mengembalikannya pinjamannya dengan
berbagai alasan. Dalam rumusan pengertian kredit ditegaskan mengenai kewajiban nasabah untuk melunasi utangnya sesuai dengan jangka waktunya dan
disertai dengan kewajibannya yang lain yaitu dapat berupa bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.
2. Unsur-Unsur Kredit
Dari defenisi kredit di atas dapat dikemukakan sedikitnya empat yang menjadi unsur-unsur kredit, yaitu seperti yang digambarkan pada gambar di bawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2 Unsur-Unsur Kredit
Sumber : H. Budi Untung, kredit Perbankan di Indonesia. ANDI Yogyakarta, Yogyakarta, 2000, hal 2.
Unsur-unsur kredit tersebut di atas dijelaskan sebagai berikut: a. Kepercayaan
Disini berarti si pemberi kredit yakin bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa, akan benar-benar diterimanya kembali
dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang. b. Jangka waktu
Waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima di masa yang akan datang. Dalam unsur waktu ini
terkandung pengertian nilai agio dari uang, yaitu uang yang ada sekarang KEPERCAYAAN
JANGKA WAKTU
UNSUR KREDIT
PRESTASI RESIKO
Universitas Sumatera Utara
lebih tinggi nilainya dari uang yang akan diterima pada masa yang akan datang.
c. Degree of risk Yaitu resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang
memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima dikemudian hari. Semakin panjang jangka waktu kredit diberikan,
maka semakin tinggi pula tingkat resikonya, sehingga terdapat unsure ketidaktentuan yang tidak dapat diperhitungkan. Inilah yang menyebabkan
unsur resiko. Karena adanya unsur resiko ini maka dibutuhkan jaminan dalam pemberian kredit.
d. Prestasi Prestasi atau objek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi
juga dalam bentuk barang dan jasa. Namun karena kehidupan ekonomi modern sekarang ini didasarkan pada uang maka transaksi kredit yang
menyangkut uanglah yang sering kita jumpai dalam praktek perkreditan.
3. Tujuan dan Fungsi Kredit a. Tujuan
Kredit
Salah satu sumber informasi dari pengajuan proposal kredit adalah tujuan dari penggunaan dana pencairan kredit tersebut. Dengan demikian keputusan
persetujuan kredit merupakan hal yang paling vital dalam alokasi pencairan dana itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Kredit yang baik mempunyai tujuan komersil untuk memperbesar volume usaha dan bukan digunakan untuk tujuan spekulatif maupun konsumtif.
Secara umum tujuan kredit di bank meliputi hal-hal sebagai berikut Ruddy Tri santoso,1995:33 :
a.Memenuhi kebutuhan nasabah dalam penyedian uang tunai saat ini. b.Mempertahankan standard perkreditan yang layak dan memperhitungkan
resiko usaha dari ekspansi usaha tersebut. c.Mengevaluasi berbagai kesempatan usaha yang baru.
d.Mendatangkan keuntungan bagi bank dan pada saat yang sama menyediakan likuiditas yang memadai.
Untuk menganalisis tujuan penggunaan kredit secara tepat, maka aktivitas pemberian pinjaman tersebut harus mempertimbangkan Bank Ability dari usulan
kredit nasabah yang menyangkut hal-hal sebagai berikut : 1 Cash Flow Generation yang mampu menunjukkan kemampuan nasabah
untuk membayar kembali hutangnya sesaui dengan jangka waktu yang telah disepakati.
2 Memenuhi jaminan dengan nilai yang memadai serta marketable dan diikat secara hukum.
3 Profitable baik bagi bank maupun nasabah dalam melakukan transaksi bisnis yang dicover dengan kredit tersebut.
4 Resiko portfolio kredit bank dan budget finansial bank. Tujuan penyaluran kredit kepada nasabah seyogianya adalah untuk membantu
nasabah untuk meningkatkan volume usahanya melalui modal kerja dan berupaya sedapat mungkin untuk menghindari kredit macet. Atas dasar pemikiran tersebut
Universitas Sumatera Utara
di atas maka pemilihan ke sektor-sektor usaha yang produktif dan cepatnya menghasilkan likuiditas tentunya diprioritaskan.
b. Fungsi Kredit
Kredit pada awal perkembangannya mengarahkan fungsinya untuk merangsang kedua belah pihak untuk tujuan pencapaian kebutuhan baik dalam
bidang usaha maupun kebutuhan sehari-hari. Pihak yang mendapatkan kredit harus dapat menunjukkan prestasi yang lebih tinggi pada kemajuan usahanya itu,
atau mendapatkan pemenuhan atas kebutuhannya. Adapun bagi pihak yang memberi kredit, secara material dia harus
mendapatkan rentabilitas berdasarkan perhitungan yang wajar dari modal yang dijadikan objek kredit, dan secara spiritual mendapatkan kepuasan karena dapat
membantu pihak lain untuk mencapai kemakmuran. Suatu kredit mencapai fungsinya, baik bagi debitur, kreditur, maupun
masyarakat, apabila secara social ekonomis membawa pengaruh yang lebih baik. Bagi pihak debitur dan kreditur, mereka sama-sama memperoleh keuntungan, dan
juga mengakibatkan tambahan penerimaan negara dari pajak, serta membawa dampak kemajuan ekonomi yang bersifat mikro maupun makro.
Kredit dalam kehidupan perekonomian sekarang, dan juga dalam perdagangan mempunyai fungsi sebagai berikut :
1 Meningkatkan daya guna uang 2 Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang
3 Meningkatkan daya guna dan peredaran barang
Universitas Sumatera Utara
4 Sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi 5 Meningkatkan kegairahan berusaha
6 Pemerataan pendapatan 7 Meningkatkan hubungan internasional.
4. Jenis-Jenis Kredit
Dilihat dari macam jenis kredit yang dapat diajukan kepada bank, maka secara garis besar kredit tersebut dapat digolongkan kepada kredit tunai cash loan dan
kredit tidak tunai non cash loan. Jenis kredit secara tunai dapat dibedakan yaitu secara umum, tujuan
pembiayaan, jangka waktu, sektor ekonomi, sifat, jenis penggunaan, kolektibilitas, golongan debitir dan kebijaksanaan. Sedangkan jenis kredit non tunai yaitu dalam
bentu pemberian bank garansi dan kredit berdokumen dalam rangka pembukaan Letter of Credit LC.
Jenis-jenis kredit ini perlu diketahui guna melihat jenis kredit apa yang dibutuhkan oleh perusahaan pada suatu waktu tertentu dan mengetahui
perkembangan selanjutnya dari kredit tersebut ataupun kebutuhan kredit lain yang akan muncul dikemudian hari.
Secara keseluruhan dari jenis-jenis kredit yang biasanya diberikan oleh bank dijelaskan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
A. Kredit tunai cash loan 1. Jenis kredit secara umum adalah :
a. Kredit komersil, yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan untuk tujuan komersial. Dengan mendapatkan fasilitas kredit ini, maka
perusahaan dapat meningkatkan volume penjualan yang sekaligus juga dapat meningkatkan perolehan laba usaha. Pelunasan kredit dan pembayaran bunga
kredit berasal dari keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan. b. Kredit konsumsi, yaitu jenis kredit yang biasanya diberikan untuk perorangan
untuk tujuan konsumsi. Misalnya kredit kepemilikan rumah, kredit kendaraan, kredit untuk anak sekolah, dan lain-lain. Sumber dana untuk angsuran kredit
dan pembayaran bunganya berasal dai pendapatan tetap yang diterima oleh debitur perorangan setiap bulannya.
2. Jenis kredit berdasarkan tujuan pembiayaan adalah :
a. Kredit modal kerja, yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan atau perorangan untuk menambah modal kerjanya. Modal kerja meliputi biaya
pembelian bahan baku, bahan pembantu, upah buruh, overhead cost, dan lain- lain.
b. Kredit investasi, yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan untuk pembelian barng modal. Misalnya kredit untuk pembelian mesin-mesin,
kendaraan, peralatan dan pembanguna gedung pabrik.
Universitas Sumatera Utara