Analisis Rasio Laporan Keuangan Dalam Pemberian Kredit Modal Kerja Kepada Debitur Small-Medium Enterprise (SME) Pada PT. Bank ICB Bumiputera, TBK Cabang Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

AKUNTANSI EXTENSION M E D A N

SKRIPSI

ANALISIS RASIO LAPORAN KEUANGAN DALAM PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA

KEPADA DEBITUR SMALL-MEDIUM ENTERPRISE (SME) PADA PT. BANK ICB BUMIPUTERA, TBK CABANG MEDAN

Oleh :

NAMA : ROBBY SATYA ANDHIKA

NIM : 060522035

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

“ Analisis Rasio Laporan Keuangan Dalam Pemberian Kredit Modal Kerja Kepada Debitur Small-Medium Enterprise (SME) Pada PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk Cabang Medan “ adalah benar hasil kerja saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program Ekstensi S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh pihak Universitas.

Medan, 28 Agustus 2010 Yang Membuat Pernyataan

NIM: 060522035 Robby Satya Andhika


(3)

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul, “Analisis Rasio Laporan Keuangan Dalam Pemberian Kredit Modal Kerja Kepada Debitur Small-Medium Enterprise (SME) Pada PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk Cabang Medan”.

Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis terbuka menerima saran dan kritik dari pembaca guna perbaikan skripsi ini di masa yang akan datang.

Dalam pembuatan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, bantuan, dorongan dan saran-saran dari semua pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis menghaturkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu sehingga selesainya penulisan skripsi ini, antara lain kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi yang telah memberikan saran dan waktu yang berharga kepada penulis sehingga penulisan laporan ini dapat selesai.

3. Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen Akuntansi yang telah memberikan waktu dan bantuan yang berharga bagi penulis.


(4)

4. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak. selaku dosen pembimbing yang mana di tengah kesibukannya berkenan memberikan bimbingan, bantuan, saran dan waktu yang berharga bagi penulis.

5. Ibu Dra. Nurzaimah, MM, Ak. selaku Dosen Pembanding dan Penguji I yang bersedia memberikan sumbangan, saran dan pemikiran dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ibu Risanty, SE, MSi, Ak selaku Dosen Pembanding dan Penguji II yang bersedia memberikan sumbangan, saran dan pemikiran dalam penyusunan skripsi ini.

7. Ucapan terimakasih untuk kedua orangtuaku tercinta Ayahanda Mahyar Ray dan Ibunda Cut Puspa Ayunda serta saudaraku Feby Ayu Maria, Nanda Rizki Ayu, Muhammad Abdillah serta teman-teman yang telah memberikan doa, dorongan dan bantuan yang tak terhingga kepada penulis.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya,maupun bagi pembaca umumnya.

Medan, 28 Agustus 2010 Yang Membuat Pernyataan

NIM: 060522035 Robby Satya Andhika


(5)

ABSTRAK

Selain dari menghimpun dana dari masyarakat, pemberian kredit merupakan salah satu dari fungsi kegiatan perbankan mempunyai resiko yang relatif besar. Oleh karena itu manajemen bank harus melaksanakan prinsip kehati-hatian dalam melaksanakan pengelolaannya. Untuk menjamin agar kredit yang diberikan adalah kredit layak, maka bank melakukan proses seleksi atas seluruh proposal kredit yang diterimanya, meliputi analisis laporan keuangan debitur. Analisis laporan keuangan merupakan metode yang digunakan oleh manajemen bisnis perbankan untuk menilai keadaan yang telah lalu, saat ini, dan proyeksi yang akan datang dan kinerja perusahaan yang akan mengajukan aplikasi kredit. Salah satu jenis informasi yang dapat memberikan informasi keuangan adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laba rugi dan perubahan posisi keuangan. Agar laporan keuangan tersebut bermanfaat dan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pemakainya maka laporan keuangan tersebut harus dianalisa.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa analisa rasio laporan keuangan sudah diterapkan dengan baik oleh PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk Cabang Medan untuk memberikan keputusan kredit kepada debitur Small-Medium Enterprise (SME). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk menganalisa data yang sudah diperoleh penulis menggunakan Metode Analisa Deskriptif.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Analisa Rasio Laporan Keuangan Sudah Diterapkan Dengan Baik Untuk Memberikan Keputusan Kredit Kepada Debitur Small-Medium Enterprise (SME) Pada PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk Cabang Medan. Hal ini dapat dilihat dari kriteria pemberian kredit, prosedur pemberian kredit, laporan keuangan dan analisa laporan keuangan.


(6)

ABSTRACT

Apart from collecting funds from society, credit is one of the functions of the banking activity has a relatively large risk. Therefore, bank management should implement the principle of prudence in carrying out its management. To ensure that loans are credit worthy, then the bank does the selection process for the receipt of all credit proposals, including financial statement analysis of debtors. Financial statement analysis is a method used by management to assess the state of the banking business that was past, present, and future projections and performance of companies that will submit a credit application. One type of information that can provide the financial information is financial statements consisting of balance sheets, profit and loss and changes in financial position. In order for these financial statements are useful and can provide information needed by the wearer of such financial statements must be analyzed.

The purpose of this research is to know that the ratio analysis of financial statements has been implemented well by PT. ICB Bank Bumiputera Tbk Medan Branch to give credit to the debtor's decision Small-Medium Enterprise (SME). Data used in this research is secondary data. The data collection techniques used by the author in conducting this research is observation, interview and documentation. To analyze the data that was obtained by the author using descriptive analysis method.

The conclusion of this research is Ratio Analysis of Financial Statements Already Applied With Good Credit To Deliver Decision To Debtor Small-Medium Enterprise (SME) at. ICB Bank Bumiputera Tbk Medan Branch. It can be seen from the lending criteria, lending procedures, financial reporting and analysis of financial statements.


(7)

ABSTRAK

Selain dari menghimpun dana dari masyarakat, pemberian kredit merupakan salah satu dari fungsi kegiatan perbankan mempunyai resiko yang relatif besar. Oleh karena itu manajemen bank harus melaksanakan prinsip kehati-hatian dalam melaksanakan pengelolaannya. Untuk menjamin agar kredit yang diberikan adalah kredit layak, maka bank melakukan proses seleksi atas seluruh proposal kredit yang diterimanya, meliputi analisis laporan keuangan debitur. Analisis laporan keuangan merupakan metode yang digunakan oleh manajemen bisnis perbankan untuk menilai keadaan yang telah lalu, saat ini, dan proyeksi yang akan datang dan kinerja perusahaan yang akan mengajukan aplikasi kredit. Salah satu jenis informasi yang dapat memberikan informasi keuangan adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laba rugi dan perubahan posisi keuangan. Agar laporan keuangan tersebut bermanfaat dan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pemakainya maka laporan keuangan tersebut harus dianalisa.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa analisa rasio laporan keuangan sudah diterapkan dengan baik oleh PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk Cabang Medan untuk memberikan keputusan kredit kepada debitur Small-Medium Enterprise (SME). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam melakukan penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk menganalisa data yang sudah diperoleh penulis menggunakan Metode Analisa Deskriptif.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Analisa Rasio Laporan Keuangan Sudah Diterapkan Dengan Baik Untuk Memberikan Keputusan Kredit Kepada Debitur Small-Medium Enterprise (SME) Pada PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk Cabang Medan. Hal ini dapat dilihat dari kriteria pemberian kredit, prosedur pemberian kredit, laporan keuangan dan analisa laporan keuangan.


(8)

ABSTRACT

Apart from collecting funds from society, credit is one of the functions of the banking activity has a relatively large risk. Therefore, bank management should implement the principle of prudence in carrying out its management. To ensure that loans are credit worthy, then the bank does the selection process for the receipt of all credit proposals, including financial statement analysis of debtors. Financial statement analysis is a method used by management to assess the state of the banking business that was past, present, and future projections and performance of companies that will submit a credit application. One type of information that can provide the financial information is financial statements consisting of balance sheets, profit and loss and changes in financial position. In order for these financial statements are useful and can provide information needed by the wearer of such financial statements must be analyzed.

The purpose of this research is to know that the ratio analysis of financial statements has been implemented well by PT. ICB Bank Bumiputera Tbk Medan Branch to give credit to the debtor's decision Small-Medium Enterprise (SME). Data used in this research is secondary data. The data collection techniques used by the author in conducting this research is observation, interview and documentation. To analyze the data that was obtained by the author using descriptive analysis method.

The conclusion of this research is Ratio Analysis of Financial Statements Already Applied With Good Credit To Deliver Decision To Debtor Small-Medium Enterprise (SME) at. ICB Bank Bumiputera Tbk Medan Branch. It can be seen from the lending criteria, lending procedures, financial reporting and analysis of financial statements.


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan mempunyai tujuan, baik itu perusahaan yang berorientasi mencari laba maupun perusahaan nirlaba. Pada umumnya ada empat tujuan perusahaan sebagaimana yang dikemukakan oleh Parentahen Purba (2002:93) yaitu :

1. Kemakmuran perusahaan menyangkut daya hidup dan daya tumbuh 2. Kemakmuran pemilik perusahaan

3. Tanggung jawab sosial 4. Laba maksimum

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan adanya tuntutan era globalisasi, maka dalam mencapai tujuannya perusahaan selalu berusaha mengembangkan kegiatan usaha dengan segala potensi yang ada dan memanfaatkan setiap kesempatan dan peluang bisnis yang akan memberikan keuntungan bagi perusahaan sehingga dengan demikian perusahaan tersebut mampu menghadapi persaingan dan perkembangan pada masa yang akan datang.

Dalam mengembangkan kegiatan usaha dan mengatasi persaingan dari perusahaan lain tidak terlepas dari faktor modal usaha. Melalui kegiatan penyaluran pengkreditan, bank sebagai lembaga keuangan dapat membantu nasabah dalam mengatasi kekurangan modal agar dapat kembali mengelola


(10)

kegiatan operasi dan mengembangkan usahanya sehingga mampu meningkatkan produktivitas dan daya saing.

Selain dari menghimpun dana dari masyarakat, pemberian kredit merupakan salah satu dari fungsi kegiatan perbankan mempunyai resiko yang relatif besar. Oleh karena itu manajemen bank harus melaksanakan prinsip kehati-hatian dalam melaksanakan pengelolaannya. Untuk menjamin agar kredit yang diberikan adalah kredit layak, maka bank melakukan proses seleksi atas seluruh proposal kredit yang diterimanya, meliputi analisis laporan keuangan debitur. Analisis laporan keuangan merupakan metode yang digunakan oleh manajemen bisnis perbankan untuk menilai keadaan yang telah lalu, saat ini, dan proyeksi yang akan datang dan kinerja perusahaan yang akan mengajukan aplikasi kredit.

Salah satu jenis informasi yang dapat memberikan informasi keuangan adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laba rugi dan perubahan posisi keuangan. Agar laporan keuangan tersebut bermanfaat dan dapat memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pemakainya maka laporan keuangan tersebut harus dianalisa.

Ada beberapa metode yang digunakan dalam menganalisa laporan keuangan suatu perusahaan. Salah satu cara untuk mengalisa laporan keuangan adalah dengan cara mempelajari hubungan antara berbagai pos-pos dalam laporan keuangan. Hubungan antara masing-masing pos dinyatakan dalam bentuk angka yang dinyatakan dalam rasio yaitu alat utama menganalisis laporan keuangan.


(11)

Menurut Arthur J. Keown, David F. Scott, Jhon D Martin, J William Petty terjemahan Chaerul D. Djahman (2002:170) rasio keuangan bermanfaat untuk

1. Meneliti rasio antara waktu untuk mengetahui arah perkembangan perusahaan

2. Membandingkan rasio keuangan perusahaan dengan perusahaan lain. 3. Rasio-rasio tersebut dapat menjawab beberapa pertanyaan mengenai

kegiatan perusahaan yaitu :

a. Seberapa jauh likuidasi perusahaan

b. Apakah manajemen mengasilkan laba operasi yang cukup atas aktiva perusahaan yang ada.

c. Bagaimana perusahaan mendanai aktivanya.

d. Apakah pemilik mendapatkan pengembalian yang cukup atas investasi yang diberikan.

Di dalam industri perbankan, analisa rasio laporan keuangan sangat diperlukan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan pada masa lalu dan untuk menilai prospek dan potensi sebuah perusahaan yang akan datang. Dengan demikian analisa rasio laporan keuangan merupakan instrumen informasi keuangan yang sangat dibutuhkan dan bermanfaat dalam menentukan keputusan keputusan pemberian kredit dan mengurangi resiko kerugian bisnis.

Perusahaan yang menjadi objek penelitian ini adalah PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk yang merupakan salah satu bank devisa nasional. Dalam menyalurkan kredit, PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk sangat selektif dalam melakukan analisa pemberian kredit kepada nasabah, guna menghindari kredit macet atau non performing loan (NPL). Dikarenakan core bisnis PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk. adalah pada sektor usaha Small Medium Enterprise (SME), maka dalam hal ini, yang akan menjadi focus pembahasan adalah pada debitur Small-Medium Enterprise (SME).


(12)

PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk sebagai salah satu bank yang memberikan kredit kepada banyak para debitur yang sangat membutuhkan dana segar untuk menjalankan usahanya, tentunya harus sangat selektif untuk memilih dan memberikan pinjaman. Perusahaan juga menjadi salah satu pilihan bagi para debitur untuk memohon agar diberikan pinjaman, sebab di perusahaan dalam memberikan pelayanan sangat baik, selain itu juga cepat. Namun dengan demikian perusahaan berusaha agar pinjaman yang diberikan kepada debitur dapat kembali.

Sebahagian besar debitur yang memohon untuk diberikan kredit adalah debitur yang bergerak pada sektor Small – Medium Enterprise (SME). PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk sebagai salah satu bank yang memberikan pinjaman, melihat bahwa core business dari SME ini sangat baik secara prospek masa depan, selain itu juga PT. Bank ICB Bumiputera selalu menjaga tingkat Non Performance Loan (NPL) dari pinjaman yang diberikan agar tidak melebihi 5% sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.

Berdasarkan penelitian yang terdahulu oleh Basrin (2006) menyatakan bahwa sangat besar sekali peranan analisa laporan keuangan di dalam proses pemberian kredit kepada nasabah, terbukti dari dapat tidaknya permohonan kredit tersebut dikabulkan tergantung dari hasil analisa yang dilakukan oleh pihak analisis kredit bank.

Dari uraian tersebut maka penulis merasa penting untuk melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh analisis laporan keuangan yang diterpakan PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk Cabang Medan terhadap


(13)

pemberian kredit. Adapun judul penelitian ini adalah “Analisis Rasio

Laporan Keuangan Dalam Pemberian Kredit Modal Kerja Kepada Debitur Small-Medium Enterprise (SME) pada PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk Cabang Medan”

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah adalah formulasi dugaan mengapa terjadinya kesenjangan yang dinyatakan dalam latar belakang yang berguna untuk membantu rumusan dan identifikasi data – data yang relevan sehingga penelitian menjadi lebih terarah.

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah Analisa Rasio Laporan

Keuangan tahun 2009 Sudah Diterapkan Dengan Baik Untuk Memberikan Keputusan Kredit Kepada Debitur Small-Medium Enterprise (SME) Pada PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk Cabang Medan”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa analisa rasio laporan keuangan sudah diterapkan dengan baik oleh PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk Cabang Medan untuk memberikan keputusan kredit kepada debitur Small-Medium Enterprise (SME).


(14)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan beberapa manfaat, diantaranya adalah : a. Untuk menambah pengetahuan penulis dibidang manajemen keuangan

khususnya rasio laporan keuangan

b. Untuk memberikan masukkan dan saran yang mungkin bermanfaat bagi pihak manajemen akan pentingnya analisa laporan keuangan

c. Untuk menerapkan teori yang diperoleh dari akademi dan untuk mengetahui apakah teori dapat diterapkan sebagai pemecahan kasus dalam prakteknya.


(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Laporan Keuangan

Laporan keuangan sering dinyatakan sebagai produk akhir dari suatu proses akuntansi. Laporan keuangan berisikan data-data yang menggambarkan keadaan keuangan suatu perusahaan. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan dapat mengetahui keadaan keuangan dan posisi keuangan perusahaan dari laporan keuangan yang disusun dan disajikan oleh perusahaan.

Laporan keuangan merupakan sumber informasi keuangan. Berdasarkan hal tersebut manajer dapat mengetahui kondisi keuangan perusahaan dan juga sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

Menurut Harahap (2004:105) :

Laporan keuangan mengambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha pada perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan inilah yang menjadi sarana informasi (screen) bagi analis dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan dapat menggambarkan posisis keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam satu periode, dan arus dana (kas) perusahaan periode tertentu.

Sedangkan menurut IAI (2007:17) :

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan lengkap meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang disajikan dalam berbagai cara misalnya: laporan arus kas, atau laporan arus dana) catatan dan laporan lain serta penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu uuga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya: informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.


(16)

1. Fungsi Laporan Keuangan

Menurut Harahap (2004:8) fungsi laporan keuangan bagi bank sebagai pemberi pinjaman adalah :

a. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang.

b. Menilai kualitas jaminan kredit/investasi untuk menopang kredit yanng akan diberikan.

c. Melihat dan memprediksikan prospek keuangan keuntungan yang mungkin diperolah perusahaan atau menilai rate of return perusahaan. d. Menilai kemampuan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas perusahaan

sebagai dasar pertimbangan keputusan kredit.

e. Menilai sejauh mana perusahaan mengikuti perjanjian kredit yang sudah disepakati.

2. Analisis Laporan Keuangan

a. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan Keuangan (financial statement analysis) adalah metode yang digunakan oleh managemen bisnis perbankan untuk menilai keadaan yang telah berlalu, saat ini, dan proyeksi yang akan datang dan kinerja perusahaan yang akan mengajukan aplikasi kredit.

Pengertian analisis laporan keuangan yang diberikan oleh Yusuf (2005:3) adalah “Aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang nerkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis”.

Dengan kata lain informasi yang diperoleh dari hubungan-hubungan ini menambah pandangan dari sisi lain, memperdalam


(17)

informasi dari data yang terdapat dalam suatu laporan keuangan, sehingga lebih bermanfaat bagi para pengambil keputusan.

Sedangkan menurut Harahap ( 2004 : 189 )

Analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara kuantitatif maupun data kualitatif yang tujuannya untuk mengetahui kondisi keuanngan lenih dalam yang sangat penting dalam proses mennghasilkan keputusan yang tepat.

b. Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan bertujuan untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antar unsur-unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsur-unsur itu dari tahun ke tahun dan untuk mengetahui arah perkembangannya

Menurut Djarwanto (2001:111) manfaat analisis laporan keuangan berdasarkan pada kepentingan para pemakai laporan yaitu : 1) Untuk mengetahui hubungan antara suatu perusahaan dengan

perusahaan lain baik dalam satu laporan keuangan maupun antar laporan keuangan, sehingga apabila terjadi kelemahan dalam satu atau beberapa perusahaan dari laporan keuangan akan diambil tindakan untuk memperbaikinya.

2) Dapat dijadikan sebagai salah satu dasar dalam pengambilan keputusan

3) Bersama dengan anggaran kas dapat digunakan untuk memprediksi laporan keuangan dimasa yang akan datang.

4) Untuk mengetahui posisi dan perkembangan dari satu atau beberapa laporan keuangan sehingga dapat diramalkan kecenderungannya pada masa yang akan datang.


(18)

Analisis yang dilakukan terhadap neraca dan laporan laba rugi merupakan penelaahan hubungan-hubungan dan tendensi atau kecenderungan untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan. Metode dan teknis analisis (alat-alat analisis) yang digunakan untuk mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari setiap pos tersebut dengan memperbandingkannya dengan periode yang lalu atau membandingkannya dengan alat-alat pembanding yang lain seperti nerca dan laporan laba rugi yang dibudgetkan ataupun dengan laporan keuangan perusahaan lain yang sejenis.

Secara lengkap menurut Harahap (2004 : 195 ) kegunaan analisis laporan keuangan ini dapat dikemukakan sebagi berikut :

1) Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam dari pada yang terdapat pada laporan keuangan biasanya.

2) Dapat mengali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (eksplisit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuanngan (implicit).

3) Dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.

4) Dapat membongkar hal-hal yang bersifat konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.

5) Mengetahui sifat-sifat hubungan akhirnya dilapangan untuk prediksi dan peningkatan (rating).

6) Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut criteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.

7) Dapat membendingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standart industri normal atau standart ideal.

8) Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan dsb.


(19)

9) Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dilakukan perusahaan dimasa yang akan datang.

10) Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan perkataan lain apa yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga antara lain:

a) Dapat menilai Prestasi perusahaan

b) Dapat memproyeksikan kauangan perusahaan.

c) Dapat menilai kondisi masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu tertentu.

d) Posisi keuangan e) Hasil-hasil perusahaan f) Liquiditas

g) Solvabilitas h) Aktivitas

i) Rentabilitas dan Prifitabilitas j) Indikator pasar modal

c. Teknik Analisis Laporan Keuangan

Salah satu cara untuk melakukan analisis laporan keuangan ialah dengan jalan mempelajari hubungan antara berbagai pos-pos yang lain yang dinyatakan dengan angka yang dinamakan dengan rasio. Rasio-rasio penting bagi analisis ekstern yang menilai suatu perusahaan dari laporan-laporan perusahaan yang diumumkan. Penilaian yang harus dilakukan itu antara lain meliputi rentabilitas, likuiditas, solvabilitas. Efisiensi dari manajemen dan prospek perusahaan dimasa depan. Disamping itu rasio tersebut berguna bagi para analisis intern untuk membantu manajemen membuat evaluasi mengenai hasil-hasil operasinya memperbaiki kesalahan dan menghindari keadaan yang dapat menyebabkan kesulitan keuangan.

Banyak teknik/cara yang dapat dilakukan untuk menganalisis laporan keuangan antara lain; kompratif, analisis trend, analisis


(20)

common size, analisis sumber dan penggunaan modal kerja, analisis rasio keuangan, analisis break even dsb. Hingga saat ini metode analisis ratio keuangan merupakan analisis yang paling populer untuk mengidentifikasi dan menjelaskan posisi keuangan maupun kinerja keuangan dari suatu perusahaan.

Seperti yang diketahui terdapat banyak teknik analisa laporan keuangan yang digunakan oleh perusahaan – perusahaan. Pada penelitian ini yang digunakan hanya beberapa, yang berkaitan dengan analisis laporan keuangan untuk kebijakan pemberian kredit, diantaranya adalah :

1) Rasio Likuiditas

a) Rasio Lancar / Current Ratio

Rumus umum yang digunakan adalah

Rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Current Ratio ini dapat dibuat dalam betuk persentase atau dalam bentuk berapa kali apabila rasio lancar ini 1:1 atau 100%, ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua hutang lancar sehingga mampu membayar kewajiban lancarnya tanpa mengganggu operasi perusahaan.

Harta Lancar Hutang Lancar


(21)

b) Rasio Kas / Cash Ratio

Rumus umum yang digunakan adalah

Cash Ratio sering juga disebut ratio of immediate solvency. Dari rumus diatas dapat menunjukan kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia ditambah efek-efek likuid.

c) Rasio Cepat / Quick Ratio

Rumus umum yang digunakan adalah

Rasio ini menunjukan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi semua hutang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik. Rasio ini disebut juga Acid Test Ratio. 2) Rasio Solvabilitas

a) Rasio Hutang Jangka Panjang terhadap Modal / Long Term Debt To Equity Ratio.

Rumus umum yang digunakan adalah :

Rasio ini menunjukan bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk hutang jangka panjang.

b) Rasio Total Hutang terhadap Total Aset / Total Debt To Total Asset Ratio

Kas + Efek Hutang Lancar

Aktiva Lancar + Efek + Piutang Hutang Lancar

Hutang Jangka Panjang Modal Sendiri


(22)

Rumus umum yang digunakan adalah

Rasio ini menunjukan berapa besar aktiva yang digunakan untuk menjamin pengembalian hutang, baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang.

c) Rasio Total Hutang terhadap Modal / Total Debt To Equity Ratio

Rumus umum yang digunakan adalah

Rasio ini menunjukan seberapa jauh perusahaan dibelanjai dengan hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang dibandingkan dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar aktiva perusahaan dibiayai dengan modal asing atau hutang dampak penggunaan modal sendiri. Bagi kreditur, semakin rendah rasio ini lebih baik karena lebih terjamin pengembalian piutangnya.

d) Rasio Ketahanan Laba terhadap Pembayaran Bunga Hutang Jangka Panjang / Time Interest Earned Ratio

Rumus umum yang digunakan adalah

Rasio ini menunjukan besarnya jaminan keuntungan untuk membayar bunga hutang jangka panjang.

Total Hutang Total Harta

Total Hutang Modal Sendiri

EBIT


(23)

e) Rasio Hutang Jangka Panjang terhadap Aktiva Non Lancar / Long Term Debt To Non Current Asset

Rumus umum yang digunakan adalah

Rasio ini menunjukan perbandingan antara hutang jangka panjang dengan aktiva selain aktiva lancar. Rasio ini biasa dipergunakan untuk menilai solvabilitas perusahaan dengan standar rata-rata dipergunakan sebesar 50% atau 1:2.

3) Rasio Aktivitas

a) Rasio Perputaran Persediaan / Inventory Turn Over Ratio Rumus umum yang digunakan adalah

Rasio ini menunjukan kemampuan dana yang tertanam dalam inventory, berputar dalam suatu periode tertentu. Bila rasio ini rendah berarti masih banyak stok yang belum terjual.

b) Rasio Perputaran Persediaan Rata-Rata / Average Day’s Inventory Ratio

Rumus umum yang digunakan adalah

Rasio ini menunjukan periode rata-rata persediaan barang berada digudang.

c) Rasio Perputaran Piutang / Receivable’s Turn Over Ratio Hutang Jangka Panjang

Aktiva Tetap

Harga Pokok Penjualan Persediaan Rata-rata

Persediaan Rata-Rata Harga Pokok Penjualan


(24)

Rumus umum yang digunakan adalah

Rasio ini menunjukan kemampuan dana yang tertanam dalam piutang berputar dalam suatu periode tertentu. Dengan rasio ini dapat juga diketahui cepat atau lambat perubahan piutang jadi uang tunai. Semakin besar rasio ini berarti semakin cepat pula perubahannya menjadi kas.

d) Rasio Perputaran Total Asset / Total Asset Turn Over Ratio Rumus umum yang digunakan adalah

Rasio ini menunjukan kemampuan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan revenue.

e) Rasio Perputaran Modal Kerja / Working Capital Turn Over Ratio.

Rumus umum yang digunakan adalah

Rasio ini menunjukan kemampuan modal kerja (netto) berputar dalam suatu periode tertentu atau indikasi dari perputaran kas sebuah perusahaan. Rasio ini menggambarkan hubungan antara

Penjualan Kredit Piutang Rata-rata

Penjualan Bersih Total Harta

Penjualan Bersih


(25)

modal kerja dengan penjualan dan menunjukan banyaknya penjualan yang diperoleh untuk tiap rupiah modal kerja.

4) Rasio Profitabilitas

a) Rasio Margin Laba Kotor / Gross Profit Margin Ratio Rumus umum yang digunakan adalah

Rasio ini dipengaruhi oleh penjualan dan biaya operasi. Rasio yang rendah bisa disebabkan penjualan turun lebih besar daripada turunnya ongkos, dan sebaliknya setiap perusahaan menginginkan profit margin yang tinggi.

b) Rasio Margin Laba Operasi / Operating Profit Margin Ratio Rumus umum yang digunakan adalah

Rasio ini menunjukan laba operasi sebelum bunga dan pajak (net operating income) yang dihasilkan oleh setiap rupiah penjualan Operating Profit Margin

c) Rasio Margin Laba Bersih / Net Profit Margin Ratio Rumus umum yang digunakan adalah

Rasio ini menunjukan besarnya keuntungan netto per rupiah penjualan.

Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan Penjualan Bersih

Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan – Beban Ops Penjualan Bersih

EAT Penjualan Bersih


(26)

d) Ratio Tingkat Pengembalian Modal Investasi / Earning Power of Total Investment (Rate of Return on Total Asset)

Rumus umum yang digunakan adalah

Rasio ini menunjukan kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor (pemegang saham dan obligasi).

e) Rasio Tingkat Modal untuk Laba Bersih / Rate of Return on Net Worth (Rate of Return For the Owner)

Rumus umum yang digunakan adalah

Rasio ini menunjukan kemampuan dari modal sendiri untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferen dan saham biasa.

B. Modal Kerja

1. Pengertian Modal Kerja

Menurut Lukman (2000:133) “Istilah modal kerja disini diartikan kas ataupun net working capital. Dari definisi tersebut, modal kerja dapat dikategorikan dalam dua bagian yaitu modal kerja sebagai kas dan modal kerja sebagai modal (net working capital)”.

EBIT Total Harta

EAT Owner Equity


(27)

Namun menurut Keown, et al, terjemahan Haryandini (2000:144) pengertian modal kerja adalah “investasi total perusahaan dalam aset lancar ini disebut juga modal kerja brutto, sedangkan modal kerja netto adalah perbedaan antara aset lancar perusahaan dan kewajiban lancarnya”.

Modal kerja merupakan kekayaan atau aktiva yang dipergunakan untuk melakukan kegiatan sehari-hari dan selalu mengalami perputaran. Hal ini mengandung pengertian bahwa modal kerja tersebut akan terus menerus berputar dalam jangka pendek dalam rangka operasional perusahaan untuk dapat menghasilkan laba dari modal kerja yang dipergunakan.

Modal kerja adalah modal yang bergerak secara efektif dan dinamis dalam operasi suatu perusahaan yang membuat perubahan bentuk dari wujud satu kewujud yang lainnya. Suatu analisa terhadap sumber dan penggunaan modal kerja sangat penting bagi penganalisa intern maupun extern, disamping masalah modal kerja ini erat hubungannya dengan operasi perusahaan sehari-hari juga menunjukkan tingkat keamanan atau margin of safety para kreditur terutama kreditur jangka pendek.

Adanya modal kerja yang cukup sangat penting bagi suatu perusahaan karena dengan modal kerja yang cukup itu memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi dengan seekonomis mungkin dan perusahaan tidak mengalami kesulitan atau menghadapi


(28)

bahaya-bahaya yang mungkin timbul karena adanya krisis atau kekacauan keuangan. Akan tetapi adanya modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang tidak produktif, dan hal ini akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena adanya kesempatan untuk memperoleh keuntungan telah disia-siakan. Sebaliknya adanya ketidak-cukupan maupun miss-management dalam modal kerja merupakan sebab utama kegagalan suatu perusahaan.

Setiap perusahaan selalu menggunakan modal kerja untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari, misalnya untuk membeli bahan baku, membayar upah buruh, membayar hutang dan lain-lain. Kekurangan uang tunai atau kas akan menyebabkan perusahaan tidak bisa membayar kewajiban jangka pendeknya sedangkan kekurangan persediaan akan menyebabkan perusahaan tidak dapat memperoleh keuntungan karena calon pembeli tidak jadi membeli perusahaan tersebut. Perusahaan yang membiayai kebutuhan modal kerja pinjaman, bila tidak dilakukan dengan perencanaan yang matang selain akan mengurangi laba yang semestinya diperoleh, juga akan memberikan beban berat pada perusahaan diwaktu yang akan datang.

2. Jenis Modal Kerja

Pada umumnya terdapat dua konsep utama modal kerja : modal kerja bersih dan modal kerja kotor. Jika seorang akuntan menggunakan istilah modal kerja, pada umumnya ia mengacu kepada modal kerja


(29)

bersih, yaitu perbedaan jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Konsep ini merupakan ukuran sampai sejauh mana perusahaan dilindungi dari masalah likuiditas . namun dari sudut pandang manajemen, agak sulit untuk mengelola secara aktif perbedaan bersih antara aktiva dan kewajiban lancar, terutama jika perbedaan tersebut mengalami perubahan secara terus menerus.

Namun menurut Munawir (2004:114) ada tiga konsep modal kerja antara lain :

1) Konsep kuantitatif

Konsep ini menitik beratkan kepada kuantum yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin, atau menunjukkan jumlah dana (fund) yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek. Dalam konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva lancar (gross working capital).

2) Konsep kualitatif

Konsep ini menitik beratkan pada kualitas modal kerja, dalam konsep ini pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang jangka pendek (net working capital), yaitu jumlah aktiva lancar yang berasal dari pinjaman jangka panjang maupun dari para pemilik perusahaan.

Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancarnya (hutang


(30)

jangka pendek) dan menunjukkan pula margin of protection atau tingkat keamanan bagi para kreditur jangka pendek, serta menjamin kelangsungan operasi di masa mendatang dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman jangka pendek dengan jaminan aktiva lancarnya.

Dalam konsep kuantitatif tidak mementingkan kwalitas dari modal kerja, apakah modal kerja dibiayai dari modal para pemilik, hutang jangka panjang maupun hutang jangka pendek; sehingga dengan modal kerja yang besar tidak mencerminkan margin of safety para kreditur jangka pendek yang besar juga, bahkan modal kerja yang besar menurut konsep ini tidak menjamin kelangsungan operasi yang akan datang, serta tidak mencerminkan likuiditas perusahaan yang bersangkutan.

Untuk memperjelas perbedaan antara konsep modal kerja yang kuantitatif dengan konsep modal kerja kualitatif berikut ini ilustrasi sebagai berikut :

31 desember Aktiva lancar

1977 1978

Kas Rp. 600.000 Rp. 600.000

Piutang dagang 1.300.000 1.300.000

Persediaan barang dagang 3.500.000 3.500.000

Persekot biaya 100.000

Jumlah aktiva lacar Rp. 5.500.000 Rp. 5.500.000


(31)

Hutang lancar

Hutang dagang Rp. 1.550.000 Rp. 550.000

Hutang wesel 1.700.000 1.200.000

Hutang pajak 1.250.000 500.000

Hutang deviden 1.500.000

Jumlah hutang lancar Rp. 6.000.000 Rp. 2.750.000

500.000 Sumber : Munawir S (2004:123)

Dari data tersebut menurut konsep modal kerja yang kuantitatif dari tahun 1977 ke tahun 1978 tidak terjadi perubahan modal kerja, karena jumlah modal kerja untuk kedua saat tersebut sama yaitu Rp. 5.500.000,-, tetapi menurut konsep yang kualitatif keadaan modal kerja tahun 1978 jauh lebih baik dibandingkan dengan modal kerja akhir tahun 1977. Modal kerja tahun 1977 mengalami defisit Rp. 500.000,- sedangkan dalam akhir tahun 1978 modal kerjanya sebesar Rp. 2.750.000,-.

3) Konsep fungsionil

Konsep ini menitik beratkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam rangka menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan. Pada dasarnya dana-dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk menghasilkan laba sesuai dengan usaha pokok perusahaan, tetapi tidak semua dana digunakan untuk menghasilkan laba periode saat ini (current income) ada sebagaian dana yang akan digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan laba dimasa yang akan datang. Misalnya : Bangunan, mesin-mesin, pabrik, alat-alat kantor dan aktiva tetap lainnya.


(32)

Dari aktiva tetap tersebut yang menjadi bagian dari modal kerja tahun ini adalah sebesar penyusutan (depresiasi) aktiva-aktiva tersebut untuk tahun ini. Aktiva lancar sebagian besar merupakan unsur modal kerja, walaupun tidak seluruhnya, ada sebagian aktiva lancar yang bukan merupakan modal kerja : misalnya dalam piutang tersebut terdiri dari dua unsur, yaitu harga pokok barang yang dijual dan laba penjualan barang tersebut. Harga pokok dari barang yang dijual tersebut merupakan unsur modal kerja, sedangkan keuntungannya bukan merupakan unsur modal kerja, tetapi merupakan modal kerja yang potensial.

3. Unsur Modal Kerja

Lukman (2000:144) menjelaskan bahwa unsur modal kerja menurut konsep kualitatif dan kuantitatif terdiri dari aktiva lancar dan hutang lancar.

1) Aktiva lancar

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK no.9 Penyajian Aktiva lancar dan kewajiban jangka pendek 2004:par 19) menyatakan bahwa : “dalam praktek yang di klasifikasikan sebagai aktivitas lancar adalah aktiva yang diharapkan dapat direalisasikan dalam waktu satu tahun dapat dalam siklus operasional perusahaan.” Dari pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa aktiva lancar yang dimaksud adalah sebagai berikut :


(33)

a) Kas dan Bank

b) Surat-surat berharga yang mudah dijual dan tidak dimaksudkan untuk ditahan

c) Deposito jangka panjang

d) Wesel tagih yang akan jatuh tempo e) Piutang

f) Pembayaran uang muka untuk pembelian aktiva lancar g) Pembayaran uang muka untuk pembelian aktiva lancar h) Biaya dibayar dimuka.

2) Hutang lancar

Hutang lancar merupakan jangka pendek perusahaan kepada pihak lain yang harus dipatuhi dalam jangka waktu yang normal umumnya 1 tahun. Yang termasuk kewajiban jangka pendek meliputi :

a) Pinjaman bank dan pinjaman lainnya

b) Bagian kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun sejak tanggal neraca

c) Hutang usaha dan biaya yang masih harus dibayar d) Uang muka penjualan

e) Hutang pembelian aktiva tetap dan hutang lain-lainnya yang harus diselesaikan dalam waktu 1 bulan

f) Penyisihan kewajiban pajak-pajak g) Hutang deviden


(34)

C. Prosedur Pemberian Kredit

4. Fungsi dan Tujuan Pemberian Kredit

Menurut Warman (2000:169) bahwa fungsi kredit adalah :

1) Kredit dapat meningkatkan efisiensi penggunaan uang atau modal dengan meningkatkan produktivitas perusahaan.

2) Kredit meningkatkan efisiensi penggunaan barang karena kredit dapat membantu proses produksi dari bahan mentah menjadi barang jadi dan sekaligus membantu proses pemindahan barang dari produsen kepada konsumen dalam proses marketing, kredit ikut memperlancar arus barang.

3) Kredit dapat meningkatkan arus peredaran lalu lintas uang misalnya melalui penggunaan cek, giro, promes dan kartu yang diterbitkan oleh bank.

4) Kredit dapat menjadi alat stabilitas moneter yang dilakukan melalui kredit misalnya dengan politik dikonto oleh bank sentral. Walaupun bersifat tidak langsung, bank sentral dengan cara menaikan suku bunga pada inflasi dan menurunkannya pada saat deflasi maka uang yang beredar diharapkan menjadi stabil.

5) Kredit dapat berfungsi sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan suatu negara.

6) Kredit dsapat menciptakan daya beli baru bagi para debitur meskipun debitur-debitur tidak memiliki uang tunai dalam saldo neracanya. Tentu saja kebijakan uang murah (easy money) policy) waktunya tidak tepat, bukan situasi moneter yang strabil yang dapat diraih, namun meningkatnya harga-harga umum dalam kadar kian berbahaya yang akan terjadi.

Sedangkan menurut Hasibuan (2005:88) bahwa fungsi kredit bagi masyarakat adalah:

1) Menjadi motovator dan dinamisator peningkatan kegiatan perdagangan dan perekonomian.

2) Memperluas kerja bagi masyarakat 3) memperlancar arus uang dan barang. 4) Maningkatkan hubungan internasional. 5) Maningkatkan produktivitas dana yang ada. 6) Meningkatan data guna barang.

7) Maningkatkan kegairahan berusahan masyarakat. 8) Memperlancar modal perusahaan.


(35)

10) Mengubah cara berpikir/bertindak mesyarakat untuk lebih ekonomis.

Sedangkan tujuan penyaluran kredit, antara lain untuk : 1) Memperoleh pendapatan bank dari buanga kredit.

2) Memanfaatkan dan memproduktifkan dana-dana yang ada. 3) Memanfaatkan kegiatan operasional bank.

4) Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat. 5) Memperlancar arus lalu lintas pembayaran. 6) Menambah modal kerja perusahaan.

7) Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

5. Prosedur Pemberian Kredit

Prosedur pemberian kredit yang secara umum berlakku di bank yaitu :

1) Permohonan Kredit

Proses penyaluran kredit dimulai dari masuknya permohonan kredit ke bank, yanng biasanya berawal dari hasil perbincangan calon debitur dengan pihak bank atau melalui pengajuan tertulis. Kenyataannya pengajuan tertulis baru dilakukan setelah didahului oleh pembicaraan secara lisan. Pengejuan tertulis. Kenyataan pengajuan tertulis baru dilakukan setelah didahului oleh pembicaraan secara lisan. Pengajuan tertulis berisikan infoemasi perubahan yang diberikan kepada bank. Pengajuan tertulis ini disebut dengan proposal kredit.

Begitu permohonan diterima lisan mauoun tulisan bank mulai bekerja lewat investigasi awal mereka mulai mencari tahu mengenai di calon debitur keberbagai sumber. Apabila segalanya bagus, barulah mereka akan melangkah ketahap berikutnya. Akan


(36)

tetapi, bila sebaliknya maka dengan cepat bank akan menilak permohonan kredit.

2) Pengumpulan Data Usaha dan Peninjauan Jaminan

Jika bank menilai bahwa permohonan kredit layak diperoleh lebih lanjut, bank akan menelpon permohonan kredit untuk membuat perjanjian pertemuan. Pada saat kunjungan ini, bank berusaha mengenal bisnis calon debitur sejelas-jelasnya. Calon debitur harus memberikan dukungan penuh kepada officer bank yang melakukan kunjungan. Dukungan juga dapat diberikan pada peninjauan jaminan. Calon debitur harus memberikan keterangan yang jelas mengenai jaminan yang akan diberikan kepada bank. Misalnya kalau jaminan yang akan diberikan adalah tanah kosong, maka calon debitur harus menunjukan betas-batas tanah dengan jelas. Bila jaminannya adalah mobil harus menunjukan nomor mesin atau rangka yang jelas, dan sebagainya. Penilaian jaminan pada umumnya,dilakukan oleh karyawan bank (kecuali ditentukan lain oleh peraturan yang mengahruskan bank memanfaatkan jasa penilaian independen. Walaupun demikian tentu saja calon debitur boleh meminta jasa penilai luar bank untuk menilai jaminannya. Hasilnya dapat diberikan sebagai pembanding.

3) Analisis Kredit

Menurut Abdullah (2005:92), dalam dunia perbankan analisis kredit dikenal dengan konsep 5 C, yaitu :


(37)

a) Character (Watak)

Account Office (AO) harus mencari tahu sifat-sifat dari calon debitur. Hal ini terutama berhubungan dengan kemampuan debitur untuk melakukan kewajiban-kewajibannya. Bank ingin selalu kredit yang diberikan dapat kembali (dilunasi) pada waktunya. Untuk itu bank akan selalu berusaha memberikan kredit hanya kepada debitur yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap persetujuan yang dibuat. Analisis ini lebih cenderung merupakan analisis kualitatif yang tidak bisa terbaca dengan angka-angka yang disajikan, tanpa itikad yang baik dari debitur, lebih baik kredit tidak diberikan.

b) Capacity (Kapasitas)

Pada analisis ini bank berusaha mengetahui kemampuan managemen mengoperasikan perusahaan sehingga dapat memenuhi segala kewajibannya terhadap bank secara rutin dan pada saat jatuh tempo. Kapasitas ini menunjukan kemampuan ril dari perusahaan untuk merealisasikan rencana yanng telah dibuatnya. Sebagian aspek ini dapat dibaca dari laporan keuangan yang disediakan perusahaan, seperti kondisi liquiditas (kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pemdek maupun solvabilitas atau kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo), rentabilitas (kemampuan perusahaan untuk mencapai laba dari hasil operasinya) dan


(38)

aspek keuangan lainnya yang merupakan repleksi kemampuan manajemen. Disamping angka-angka aspek kapasitas ini jiga harus dianalisis secara kualitatif, yaitu kemampuan manajemen meliputi umur, pengalaman dibidangnya dan pendidikan. Untuk mengukur kemampuan ini maka sering kali Acoount Officer meminta daftar riwayat hidup dari calon debitur atau manajemennya apabila calon debitur adalah perusahaan.

c) Capital (Modal)

Analisis aspek kepital ini meliputi struktur modal disetor, cadangan–cadangan dan laba yang ditahan dalam struktur perusahaan. Besarnya modal sendiri ini menunjukan suatu tingkat resiko yang dipikul oleh dibitur dalam pembiayaan suatu proyek.

d) Condition (Kondisi)

Analisis terhadap aspek ini meliputi analisis terhadap variabel makro yang melingkupi perusahaan baik regional, nasional, maupun internasional. Variabel yang diperhatikan terutama adalah variabel ekonomi (walaupun tidak terlepas bank juga perlu memperhatikan variabel lain seperti kondisi politik, perundang-undangan dan lain-lain).

e) Colleteral (Jaminan)

Penilaian ini meliputi penilaian terhadap jaminan yang memberikan debitur sebagai pengamanan kredit yang diberikan


(39)

bank, penilaian tersebut meliputi kecenderungan nilai jaminan dimasa depan dan tingkat kemudahan mengkonversikannya menjadi uang tunai (marketability).

D. Hubungan Analisa Rasio Laporan Keuangan Dengan Pemberian Kredit

Dengan memperhatikan pembahasan sebelumnya maka sudah dapat diketahui hubungan yang terjadi antara analisa rasio laporan keuangan dengan pemberian kredit. Hubungan ini merupakan korelasi yang erat dan sulit untuk dipisahkan karena berbagai aspek yaitu antara lain meliputi segi keahlian dan kemampuan pimpinan perusahaan dalam mengelola perusahaan, rencana penggunaan kredit yang diminta serta rencana pembayaran kembali kredit tersebu.

Sehubungan dengan penilaian terhadap keahlian dan kemampuan pimpinan perusahaan dalam mengelola perusahaannya, pihak bank harus benar – benar memperhatikan aspek – aspek likuiditas, rentabilitas, aktivitas dan stabilitas dari perusahaan tersebut. Hal ini dapat diketahui apabila kita melakukan penilaian terhadap laporan keuangan yang disajikan perusahaan dengan teliti. Manajemen harus dapat menilai tingkat likuiditas perusahaan debitur untuk melihat apakah calon nasabah atau nasabah mampu melunasi kredit pada waktu yang ditentukan. Manajemen harus dapat mengevaluasi aktivitas perusahaan debitur atau calon debitur untuk melihat apakah dengan kredit yang diberikan nasabah mampu meningkatkan aktivitas dengan lebih efisien. Hal tersebut sangat penting karena peningkatan usahayang tidak dibarengi dengan peningkatan efisiensi justru akan mempengaruhi pelunasan


(40)

kreditnya dan manajemen juga harus dapat memastikan rentabilitas perusahaan debitur atau calon debitur untuk mengetahui apakah usaha yang dibiayai mampu menghasilkan laba, karena laba merupakan sumber pelunasan yang sangat penting.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa analisa rasio laporan keuangan sangat bermanfaat dalam rangka menetapkan keputusan pemberian kredit. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa tanpa melakukan penganalisaan terhadap laporan keuangan nasabah atau calon nasabah bank akan mengalami kesulitan untuk memutuskan menyetujui atau menolak permohonan kredit yang diajukan calon debitur dan jika memberikan atau menolak permohonan kredit tanpa adanya analisa rasio laporan keuangan akan dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan dari segi resiko dan dari segi jumlah kredit yang disalurkan kepada masyarakat.

E. Kerangka Konseptual

Berdasarkan judul skripsi yang dibawakan oleh penulis yaitu analisa rasio laporan keuangan dalam pemberian kredit pada nasabah PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk. Cabang Medan, maka berikut ini adalah kerangka konseptual yang menggambarkan hubungan dan keterkaitan antara analisa rasio laporan nasabah terhadap putusan kredit.


(41)

Gambar I.1 : Kerangka Konseptual

PT. Bank ICB Bumiputera,Tbk Cabang Medan, menjalankan fungsi sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada pihak yang membutuhkan dalam bentuk kredit. Dari pihak yang mengajukan kredit/pinjaman tersebut, diwajibkan untuk menyerahkan laporan keuangannya untuk dilakukan analisa oleh petugas bank. Jika hasil analisa laporan keuangan calon debitur menunjukkan hasil yang baik dan layak untuk diberikan kredit, maka bank akan memberikan kredit/pinjaman. namun jika hasil analisa laporan keuangan calon debitur menunjukkan hasil yang tidak baik, maka bank akan memutuskan tidak akan memberikan kredit kepada calon nasabah. Analisa ini dilakukan oleh bank untuk memastikan bank dapat memperoleh laba dari pendapatan bunga dan mengurangi atau menghindari terjadinya kredit macet (Non Performing Loan) yang menyebabkan bank akan A. Masyarakat

Pemilik dan Penyimpan Dana

B. Bank menjalankan fungsi mediator untuk Mengumpulkan & Menyalurkan Dana dari dan kepada Masyarakat F. Keputusan Kredit E. Analisa Laporan Keuangan Nasabah D. Laporan

Keuangan Debitur / Calon Debitur

C. Calon Debitur dan Debitur

Small-Medium Enterprise. (SME)

G. Tujuan Bank untuk menghasilkan laba dan mengurangi resiko tunggakan / kredit macet.


(42)

mengalami kerugian dan untuk menjaga kredibilitas bank agar selalu menjadi bank yang sehat.


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jadwal dan Lokasi Penelitian 1. Jadwal Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2010 sampai dengan Mei 2010. Dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1

Rencana Waktu Penelitian

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan Judul

2 Pembuatan Proposal 3 Perbaikan Proposal 4 Seminar Proposal 5 Riset

6 Bimbingan Skripsi 7 Penyusunan Skripsi

April Januari Februari

No Kegiatan Desember Maret

2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk Cabang Medan yang berlokasi di Jl. M. T. Haryono No. A-1 East Tower Uniland Plaza Medan.

B. Jenis Data

Data sekunder merupakan data yang sudah di olah yang bersumber dari perusahaan yang diteliti maupun buku-buku. Dalam penelitian ini data


(44)

sekunder yang digunakan adalah laporan keuangan debitur antara lain neraca dan laporan laba-rugi dua tahun terakhir.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Wawancara yaitu melakukan tanya jawab kepada pihak-pihak yang

berkompeten di dalam perusahaan megenai masalah yang terkait yang dijadikan segagai objek peneliti.

2. Dokumentasi yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara pengumpulan data yang dibutuhkan dari dokumen yang ada di perusahaan yang bersangkutan.

3. Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan secara langsung ke perusahaan untuk memperoleh gambaran mengenai objek yang diteliti.

D. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan tehnik analisis diskriptif yaitu dengan mengumpulkan, menelaah, memaparkan data-data sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang bisa menjawab anggapan bahwa dengan membandingkan data-data yang diperoleh dari lapangan dengan landasan teori yang diperoleh dari literatur-literatur.


(45)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Bank Bumiputera didirikan pada tahun 1989 sebagai perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh AJB Bumiputera 1912, kemudian tumbuh menjadi bank yang mempunyai kinerja dan reputasi yang sehat menjadi bank public sejak bulan Juli 2002.

PT. Bank Bumiputera Tbk didirikan berdasarkan akta No. 49 tanggal 31 Juli 1989 yang di buat dihadapan notaris Sri Rahayu, SH di Jakarta. Anggaran Dasar Bank telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusannya No. C-2.7223.HT.01.01 tahun 1989 serta diumumkan dalam Berita Nrgara Republik Indonesia No. 75 tanggal 19 September 1989, Tambahan No. 1917.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran dasar, ruang lingkup kegiatan bank adalah melakukan usaha di bidang perbankan. Seperti kebanyakan lainnya, Bank Bumiputera,Tbk mengandalkan penyaluran kredit ke sector korporasi yang pada tahun 1997 mencapai lebih dari 90% dari total portofolio kredit senilai Rp.600 miliar lebih.

Bank Bumuputa,Tbk mulai operasi secara komersial pada tanggal 4 Januari 1990 sesuai dengan Surat Keputusan Bank Indonesia No. 30/146/KEP/DIR tanggak 5 Desember 1997, status bank meningkat menjadi bank devisa.


(46)

Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan akta no. 40 tanggal 11 April 2001 yang dibuat dihadapan notaries Poerbaningsih Adi Warsito, SH antara lain mengenai peningkatan modal dasar Bank menjadi Rp. 500 miliar yang terdiri dari 5 miliar saham dengan nilai nominal Rp. 100 per saham, penyesuaian Anggaran Dasar Bank dengan Undang-undang No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas dan Undana-undang No. 8 tahun 1995 tentanngPasar Modal, Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-13/PM/1997 tanggal 30 April 1997 dan Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Perubahan Anggaran Dasar ini telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam Surat KAputusan No. C-00142.HT.01.04/2001 tanggal 17 April 2001.

PT. Bank Bumiputera, Tbk. mengalami perubahan nama menjadi PT. Bank ICB Bumiputera yang disahkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui Surat Keputusan No.11/45/KEP.BI.2009 tanggal 11 September 2009 tentang Perubahan Izin Usaha Atas Nama PT. Bank Bumiputera, Tbk. menjadi izin usaha atas nama PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk dengan saham mayoritas kepada ICB Financial Group Holding AG dimana sebelumnya telah melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 16 April 2009 yang dituangkan di dalam akta notaris DR. A. Partomuan Pohan, SH. L.LM No.7 Tanggal 17 April 2009 yang sudah disahkan oleh Departemen Hukum dan HAM RI No.AHU 22959.AH.01.02 tahun 2009 tanggal 26 Mei 2009.


(47)

Kantor pusat bank beralamat di Wisma Bumiputera Jl. Sudirman Kav.75 Jakarta. Bank Bumiputera memiliki 46 kantor dibawah kantor cabang yang seluruhnya berlokasi di Indonesia.

2. Struktur Organisasi

Oragnisasi adalah sekelompok orang yang bekerja untuk mencapai suatu tujuan tertentu, sehinngga struktur organisasi itu merupakan suatu gambaran secara skematis tentang hubungan-hubungan kerjasama dari orang-orang yang terdapat di dalam organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut.

Struktur organisasi disusun sesuai dengan luas perusahaan, kegiatan perusahaan, jenis perusahaan dan factor-faktor lain yang mempengaruhi perusahaan sehingga memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai pembagian kerja, bidang pekerjaan serta menetapkan hubungan kerja antar bagian-bagian yang ada.

Adapun struktur organisasi yang terdapat di Bank Bumiputera,Tbk Cabang Medan dapat dilihat pada bagan dibawah ini :


(48)

Gambar IV.1 Struktur Organisasi PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk Cabang Medan

Sumber : PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk Cabang Medan, 2010.

PUSPA

AAO

Staff CSR SDB Teller Kliring Deposito Teller CSR Teller CSR Loan Akunting Bills GA BRANCH MANAGER

HRD Div Head

MDH SBM UNILAND RM ISMUD RM GATSU Operation Unit Head

CS & Adm

Operation Officer Mrkt. Off AAO Staff Mrkt AAO ODH Appraisal Credit Adm Current Acc Legal


(49)

3. Tugas dan Wewenang

Uraian tugasnya adalah sebagai berikut;

a. Kepala Cabang (Branch Manager

1) Pengembangan bisnis cabang

2) Perencanaan dan penyusunan kebijakan

3) Pengawasan dan persetujuan transaksi bisnis cabang

b. HRD Unit

Membantu kepala cabang dalam pengelolaan kegiatan usaha bank khususnya mengenai tugas-tugas yang dilaksanakan di unit-unit/seksi-seksi yang ada menurut struktur organisasi serta tanggung jawab dan wewenang maisng-masing unit.

c. Retail Servise 1) Teller

a) Menerima, setoran tunai untuk rekening tabungan, giro dan deposito dan anggaran kredit.

b) Menerima setoran tunai untuk pembayaran pajak, rekening listrik / telp dan kiriman uang.

c) Menerima setoran tunai lainnya, baik administrasi maupun payment point.

d) Melakukan pembayaran tunai kepada nasabah tabungan, giro dan deposito.

2) Customer Service


(50)

nasabah / calon nasabah.

b) Memberi informasi tentang rekening (saldo, transaksi dan lain-lain).

c) Melayani pembukaan rekening baru (tabungan deposito dan giro)

d) Melayani konfirmasi saldo dari cabang lain.

e) Melayani pencairan deposito dan penutupan rekening, tabungan / giro.

f) Melayani penggantian buku tabungan percetakan buku tabungan baru.

g) Melayani komplain (keluhan) mengenai tabungan, deposito giro dan transaksi uang.

h) Melayani amplikasi ATM.

i) Melayani pelayanan / informasi lainnya kepada nasabah.

d. Loan Akunting

1) Melakukan pembukuan transaksi harian.

2) Menangani transaksi pajak dan pelaporan pajak. 3) Menangani laporan bulanan Bank ke Bank Indonesia.

e. Loan Service

1) Menerima permohonan kredit. 2) Melakukan wawancara calon debitur.

3) Melakukan peninjauan untuk melakukan kelayakan calon debitur. 4) Menyusun daftar usulan permohonan.


(51)

5) Menyampaikan hasil keputusan kepada calon-calon debitur. 6) Menyusun perjanjian kredit dan melaksanakan akan kredit. 7) Melayani dan menyelesaikan klaim debitu.

8) Melayani administrasi pelunasan kredit dan penyerahan dokumen pokok.

9) Melayani dan memproses permohonan jadwal ulang pinjaman.

4. Visi dan Misi

a. Visi Bank ICB Bumiputera,Tbk

1) Fokus pada penyediaan layanan keuangan kepada individual dunia usaha dengan costomer base yang besar.

2) Menyediakan produk dan layanan perbankan, produksi dan investasi sesuai dengan tahapan kehidupan individu atau keluarga. 3) Mudah dijangkau baik melalui perluasan jaringan distribusi

maupun dengan perantara teknologi informasi yang tepat guna. 4) Didukung dengan sumber daya manusia yang kompeten dan

berdedikasi tinggi.

b. Misi Bank ICB Bumiputera, Tbk

PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk menjadi perusahaan jasa keuangan yang berorientasi kepada nasabah yang menawarkan barang jasa maupun produk perbankan yang bersahabat, dikemas secara menarik dan disampaikan melalui layanan dikantor cabang, direct selling maupun dengan layanan elektronis secara senantiasa


(52)

memelihara hubungan dengan nasabah melalui customer realtionship program yang bertujuan menjadikan Bank ICB Bumiputera, Tbk sebagai Bank sahabat keluarga Mitra Cerdas Ceria.

B. Analisa Hasil Penelitian 1. Kriteria Pemberian Kredit

Pemberian kredit kepada nasabah, bank harus melakukan penilaian yang ketat dengan cara menetapkan syarat – syarat tertentu bagi nasabah yang bersangkutan. Adapun syarat – syarat yang digunakan oleh PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk Cabang Medan dalam memutuskkan dapat atau tidaknya suatu permohonan kredit untuk dipertimbangkan adalah sebagai berikut :

a. Pemohon harus memiliki usaha yang memenuhi kriteria yang layak dibiayai atau mendapatkan kredit

b. Mempunyai izin usaha dari instansi yang berwenang

c. Harus ada jaminan yang mampu untuk menjamin kredit, dan sekaligus menyerahkan laporan keuangan tahun terakhir dari sebelum tahun pinjaman.

d. Belum pernah merugikan bank, baik moral maupun material

e. Pemohon tidak sedang menikmati kredit dari bank lain yang mengalami kemacetan.


(53)

Dalam penyaluran kredit perlu untuk memahami secara tepat dari pejabat kredit lini yang menyangkut kebijakan, sifat dan prinsip – prinsip dasar pemberian kredit yaitu :

a. Umum, artinya kredit dapat diberikan kepada siapa saja dalam arti tidak dibatasi dalam sektor ekonomi tertentu, sepanjang calon nasabah yang bersangkutan telah memenuhi segala ketentuan dan persyaratan yang telah ditetapkan.

b. Individual, artinya pemberian kredit dilakukan dengan pendekatan secara individual dan kasus per kasus, bukan berbentuk paket

c. Selektif, artinya pemberian pinjaman dilaksanakan secara selektif kepada nasabah yang usahanya dinilai layak dan putusan kredit harus sesuai dengan pertimbangan teknis. Usaha yang mempunyai prospek bagus dan tidak bertentangan dengan perundang – undangan, moral agama dan adat istiadat masyarakat dan tidak merusak lingkungan d. Bisnis, artinya keputusan akhir atas suatu permohonan kredit

ditentukan oleh PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk Cabang Medan sesuai dengan pertimbangan yang dilakukan oleh bank.

2. Prosedur Pemberian Kredit

Pemberian kredit meliputi proses sejak pengajuan permohonan oleh nasabah sampai dengan pengawasan dan pengarahan atas jalannya pinjaman. Sebelum memutuskan untuk menyetujui atau menolak permohonan kredit yang diajukan oleh nasabah ada beberapa prosedur


(54)

yang harus dilalui terlebih dahulu dan hal ini juga perlu diketahui oleh nasabah, yaitu :

a. Nasabah diwajibkan mengisi formulir surat permohonan meminjam uang dan lampiran yang menyertainya untuk diteruskan ke manajer kredit

b. Jika permohonan disetujui oleh Kepala Cabang maka diadakan penelitian ke lapangan (on the spot) oleh pihak surveyor untuk melihat jaminan. Hal – hal yang diteliti dalam hal ini adalah ;

1) Aspek Kredit

2) Lokasi dan lingkungan usaha 3) Keadaan fisik

4) Kegiatan usaha

5) Konfirmasi dengan pihak ketiga

Bersamaan dengan itu pihak bank juga mengadakan penganalisaan terhadap laporan keuangan nasabah berdasarkan keterangan permohonan nasabah.

c. Setelah penelitian ke lapangan maka surveyor membuat laporan hasil pemeriksaan dilapangan yang meliputi prospek usaha yaitu, aspke produksi, pemasaran, manajemen, keuangan dan aspek sosial ekonomi. d. Penilaian agunan yang meliputi persyaratan agunan (ditinjau dari

syarat ekonomis dan yuridis) dan pemeriksaan agunan sesuai dengan sifat barang atau benda yang menjadi agunan tersebut


(55)

e. Setelah pengisian berkas – berkas yang berkaitan dengan pemeriksaan ditempat usaha dan agunan calon nasabah diselesaikan, selanjutnya surveyor segera menentukan pengisian lembar usulan yang menyangkut tipe dan struktur kredit yang meliputi hal – hal :

1) Analisa rasio

2) Besarnya kredit yang diusulkan 3) Jangka waktu dan pola angsuran 4) Bentuk kredit dan suku bunga

f. Selanjutnya hasil analisa surveyor diberikan kepada Kepala Cabang untuk diproses lebih lanjut dan diputus sesuai dengan kewenangan plafonnya masing – masing.

g. Untuk kredit yang disetujui segera dibuat pengikat agunan di hadapan notaris yang berisikan pengakuan hutang kepada bank dan memberi hak kepada bank untuk memasang hypotek atas jaminan apabila nasabah tidak sanggup membayar kembali kreditnya, dengan pengikatan agunan akte bank memiliki hak preferensi atas jaminan. h. Setelah mendapatkan putusan maka kredit dapat direalisasikan dan

serentak dengan itu nasabah harus menyelesaikan dokumen – dokumen yang harus diisi dan ditanda tangani antara lain :

1) formulir permohonan kredit, kwitansi penerimaan pinjaman dan sejumlah uang

2) Surat Perjanjian


(56)

4) Surat kuasa, surat pernyataan, surat rekomendasi

i. Untuk pengamanan atas barang jaminan dibuat surat pemberitahuan agunan kepada instansi yang berwenang, misalnya :

1) Untuk barang bergerak seperti kenderaan diberitahukan kepada pihak kepolisian

2) Untuk barang tidak bergerak seperti tanah, diberitahukan kepada kantor agraria.

j. Untuk menjaga hal – hal yang tidak diinginkan dengan jiwa nasabah, maka nasabah ditutup dengan asuransi jiwa

k. Kemudian untuk mengetahui perkembangan perusahaan debitur, maka melakukan kunjungan sebagai tindakan pengawasan atas usaha debitur

3. Laporan Keuangan

Sebagaimana telah dijelaskan pada bab terdahulu bahwa laporan keuangan yang disusun dan disajikan oleh suatu perusahaan, pada dasarnya adalah merupakan alat komunikasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut.dalam hal permohonan atau pemberian kredit, bank sebagai kreditur adalah merupakan pihak yang berkepentingan dengan perusahaan (pemohon) sebagai debitur.

Sebelum menyetujui pemberian kredit kepada debitur tersebut, pihak bank harus terlebih dahulu meminta laporan keuangan debitur untuk dianalisa dan bagi lembaga keuangan seperti bank, kemampuan dalam menganalisa laporan keuangan adalah merupakan suatu hal yang sangat


(57)

penting sebelum memutuskan untuk menyetujui atau menolak permohonan kredit yang diajukan oleh nasabahnya.

PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk meminta untuk kepada debitur SME untuk memberikan laporan keuangannya kepada bank. Berikut adalah laporan keuangan yang disajikan oleh salah satu debitur PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk :

PT. XXX Laporan Laba/Rugi Berakhir 31 Desember 2009

Penjualan 4.740.000.000

Harga Pokok Penjualan

Laba Kotor 687.300.000

4.052.700.000 Biaya – Biaya :

• Gaji Pegawai 142.500.000

• Air, Listrik, Telepon 39.600.000

• Biaya Kenderaan 2.580.000

• Pemeliharaan 8.026.000

• Biaya Amortisasi --

• Biaya Penyusutan

Total Biaya

61.800.000

Laba Operasional 432.794.000

254.506.000

Pendapatan dan Biaya lain – lain

Pendapatan Bunga 85.198

Biaya Renovasi --

Biaya Pajak 14.500.000

Biaya Bunga

Laba Bersih

41.315.658

377.063.540


(58)

Tabel IV.1 PT. XXX

Neraca

Berakhir 31 Desember 2009

AKTIVA Jumlah KEWAJIBAN DAN MODAL Jumlah

Aktiva Lancar Hutang Lancar

- Kas 3.500.000 - Hutang Bank 91.551.336

- Bank 15.350.000 - Hutang Dagang 63.530.191

- Piutang Dagang 85.245.000 Total Hutang Lancar 155.081.527

- Uang Sewa Dibayar didepan 35.000.000

- Persediaan Barang Hutang Jangka Panjang

a. Bahan Baku 185.700.000 - Hutang Bank 283.149.933

b. Barang Jadi (Roti,Cake&Mei 155.400.000

Total Aktiva Lancar 480.195.000 Total Kewajiban 438.231.460

Aktiva Tetap Modal

- Tanah 445.000.000 - Modal 300.000.000

- Bangunan 1.770.000.000 - Laba Ditahan 1.371.050.000

- Kenderaan 225.000.000 - Laba Tahun Berjalan 377.063.540

- Gudang -- Total Equity 2.048.113.540

- Akumulasi Penyusutan -433.850.000

Total Aktiva Tetap 2.006.150.000

Total Aktiva 2.486.345.000 Total Kewajiban dan Modal 2.486.345.000

Sumber : PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk (2010)

4. Analisa Laporan Keuangan

Dalam hal permohonan pemberian kredit, laporan keuangan debitur diberikan kepada pihak kreditur untuk dapat diproses lebih lebih lanjut. Bank Bumiputera disini bertindak sebagai kreditur guna untuk memberikan keputusan apakah debitur atau calon debiturnya disetujui atau tidak permohonan kredit mereka. Biasanya digunakan analisis laporan keuangan sebagai sumber informasi, dengan sumber informasi tersebut dapat dilihat keadaan keuangan debitur atau calon debiturnya, sehingga keputusan yang akan diambil oleh kreditur dapat dilakukan lebih cermat.


(59)

Analisa laporan keuangan sebagai proses pengambilan keputusan dilakukan oleh bank untuk melihat layak atau tidaknya debitur atau calon debiturnnya diberikan pinjaman (kredit). Dimana dalam analisis ini bank umumnya menggunakan Rasio Liquiditas berupa Current Ratio (CR), Rasio Aktivitas Berupa Inventory Turn Over (ITO) dan Account Receveible Turn Over (ARTO), Ratio Leverage berupa Dept To Equity Ratio (DER), serta Ratio Rentabilitas berupa Profit Margin Ratio (PMR), dan Return on Invesment (ROI). Hasil analisia ratio laporan keuangan tersebut dijadikan sumber informasi atau bahan untuk pengambilan keputusan. Hal ini dilakukan guna memitigasi resiko dan menghindari kredit macet (Non Performing Loan).

Sebelum dilakukan analisa laporan keuangan melalui analisis rasio dan NPL dari nasabah, berikut disajikan data nasabah PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk (SME), yaitu :

Nama Debitur : Small – Medium Interprise Bidang Usaha : Retail / Penjualan Roti Latar Belakang

Usaha yang dijalankan oleh Ibu Yumi dan Pak Sumandi ini adalah berawal dari hobby yang kemudian ditekuni dan dijadikan usaha mandiri bagi kehidupan keluarga mereka.

Hobby ini berawal dari Bp. Sumandi yang dahulunya untuk membiaya pendidikan kuliah ekonominya di Taiwan, ybs bekerja paruh waktu sebagai pelayan di sebuah restoran di kota Taipei yang mana itu terjadi pada sekitar tahun 1977an.


(60)

Sebagai pelayan restoran, secara perlahan ybs diberi kepercayaan untuk memasak, dari jenis masakan yang biasa dikonsumsi (menu standar) oleh cita rasa pelanggan hingga kemudian ybs juga akhirnya memiliki spesifikasi masakan sendiri. Sedangkan pada saat yang bersamaan Ibu Yumi Suhardi tengah menekuni pendidikan di sebuah sekolah kejuruan di Taiwan yang menjadi tempat pertemuan mereka.

Sekembalinya mereka di Indonesia, setelah sempat bekerja dengan orang akhirnya mereka memutuskan untuk membuka usaha makanan sendiri. Usaha ini dimulai tahun 1990an yang mana pada awalnya hanya melakukan pembuatan kue dan menitipkannya ke toko – toko sekitar tempat tinggal mereka, namun hingga kini telah memiliki beberapa outlet penjualan roti, cake dan mie.

Management Profile

Pendirian usaha ini adalah merupakan usaha pribadi perorangan, yang mana tipikal manajemennya masih dipegang oleh Ibu Yumi dan Bp Sumandi.

Sebagai usaha keluarga, masing – masing orang memiliki tanggungjawab untuk kelangsungan usaha, yang mana Ibu Yumi bertanggungjawab untuk memonitoring proses pembuatan dan stok kue/roti yang dijual, sedangkan Bp. Sumandi bertanggungjawab untuk ketersediaan bahan baku, penjualan dan monitoring pekerja dan outlet. Kesemuanya ini mereka lakukan secara bersama – sama yang dibantu oleh tenaga kerja berjumlah 19 orang yang tersebar di 3 outlet.

Jam kerja yang ditetapkan oleh Ibu Yumi dan Bp. Sumandi juga berdasarkan fokus pekerjannya, yang mana untuk pembuatan roti dimulai


(61)

dari pukul 08.00 – 20.00 wib sedangkan untuk pembuatan dan penjualan mie dimulai pukul 08.30 – 12.00 wib.

Setelah dijabarkan tentang latar belakang debitur dan manajemen profile nya, maka beriktu disajikan analisa laporan keuangan debitur :

Rasio Likuiditas

- Rasio Lancar / Current Ration (CR)

= 100% 309,64

527 . 081 . 155 000 . 195 . 480 = x

- Rasio Cepat / Quick Ratio (QR) = 527 . 081 . 155 000 . 245 . 85 0 000 . 195 .

480 − −

x 100% = 254,67%

Keadaan likuiditas perusahaan yang menunjukkan 254,67% atau sama dengan 2,5 : 1, Perusahaan dalam hal ini masih dinyatakan baik karena jumlah aktiva lancar masih mampu membiayai jumlah hutang lancar apabila perusahaan mengalami atau dinyatakan pailit.

Rasio Solvabilitas

- Long Term Debt To Equity Ratio

= 100%

000 . 000 . 300 933 . 149 . 283

x = 94,38%

- Total Debt to Total Asset

= 100%

000 . 345 . 486 . 2 460 . 231 . 438

x = 17,62%

- Total Debt To Equity Ratio

= 100%

000 . 000 . 300 460 . 231 . 438

x = 146,07%


(62)

= 100% 000 . 150 . 006 . 2 933 . 149 . 283

x = 14,11%

Ratio ini menunjukkan antara hutang perusahaan terhadap modal atau asset. Hal ini melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang. Jika dilihat dari perhitungan diatas, dimana Long Term Debt To Equity Ratio sebesar 94,38%, Total debt to total aset, sebesar 17,62%, Total debt to total equity sebesar 146,07% dan Long Term Debt to Non Current Aset, sebesar 14,11%. Hal ini masih menunjukkan hal yang baik. Karena walaupun terjadi kebangkrutan tetapi perusahaan masih dapat menutupi hutang-hutangnya.

Rasio Aktivitas

- Inventory Turn Over

= 100%

0 341.100.00 000 . 700 . 052 . 4

x = 1.188

188 . 1 365hari

= 1 hari

- Average Day’s Inventory

= x360hari

000 4.052.700. 000 . 100 . 341

= 30 hari

- Total Asset Turn Over

= 100%

000 2.486.345. 000 . 000 . 740 . 4

x = 190,64%

- Working Capital Turn Over

= 100%

7 155.081.52 -0 480.195.00 000 . 000 . 740 . 4


(63)

Rasio aktivitas ini melihat tentang aktivitas dan agresifitas perusahaan untuk meningkatkan penghasilannya. Jika dilihat dari Inventory turn over sebesar 1 hari, Average day’s inventory sebesar 30 hari, Total aset turn over, sebesar 190,64% dan Working Capital Turn over, sebesar 1.457,95%. Hal ini juga menunjukkan hal sangat baik dari sisi aktivitas perusahaan untuk memaksimal penghasilannya.

Rasio Profitabilitas

- Gross Profit Margin

% 100 000 . 000 . 740 . 4 000 . 700 . 052 . 4 000 . 000 . 740 . 4 x

= 14,5%

- Operating Profit Margin

000 . 000 . 740 . 4 000 . 506 . 254 000 . 700 . 052 . 4 000 . 000 . 740 .

4 − −

x 100% = 9,13%

- Net Profit Margin % 100 000 . 000 . 740 . 4 540 . 063 . 377

x = 7,95%

Rasio ini menujukkan seberapa besar laba yang diperoleh oleh perusahaan. Jika dilihat dari Gross profit margin sebesar 14,5%, Operating profit margin, sebesar 9,13% dan Net profit margin, sebesar 7.95%. menunjukkan kurang baik. Namun demikian kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba sudah cukup baik, yaitu diatas 10%.

Sebagai tambahan informasi, Non Performance Loan (NPL) bank untuk posisi Desember 2009 sebesar 4,02%, dimana batas kewajaran yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia maksimal sebesar 5%.


(64)

C. Evaluasi Hasil Penelitian 1. Kriteria Pemberian Kredit

Berdasarkan pada penjelasan pada point B, tentang kriteria pemberian kredit sangat jelas bahwa PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk memberikan syarat – syarat dan ketentuan – ketentuan bagi calon debitur yang menginginkan kredit dari bank. Selain itu juga perusahaan menerapkan prinsip dasar dalam pemberian kredit, yaitu selektif yang ketat, dan bisnis yang secara prospek ke depan cukup baik.

Dengan demikian penulis dapat menyatakan bahwa kriteria pemberian kredit yang diterapkan oleh PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk telah baik.

2. Prosedur Pemberian Kredit

Dalam prosedur pemberian kredit ini, bank telah melakukan pemisahan fungsi. Pihak yang melakukan surve dan pihak yang melakukan pengisian data permohonan kredit terpisah. Selain itu juga bagi calon debitur yang menginginkan kredit dari bank harus mendapatkan persetujuan dari kepala Cabang Bank.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa prosedur pemberian kredit yang diberikan oleh PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk telah dijalankan dan dilaksanakan dengan baik.

3. Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang diminta oleh bank atas perusahaan adalah Laporan Laba/Rugi, Laporan Neraca dan Laporan Arus kas. Namun penulis hanya menyajikan laporan Laba/Rugi dan laporan Neraca, hal ini disesuaikan dengan penyajian analisa laporan keuangan.


(65)

Dengan demikian penulis dapat menyatakan bahwa penyajian dan laporan keuangan yang diminta oleh bank terhadap calon debitur telah tepat.

4. Analisa Laporan Keuangan

Dari beberapa analisa laporan keuangan menunjukkan hasil perhitungan yang sangat baik, artinya bahwa calon debitur memang layak untuk mendapatkan kredit dari PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk Cabang Medan. Hal ini membuat bank dapat menjaga agar NPL nya selalu di bawah 5%, sebab ketentun dari Bank Indonesia atas penentuan batas maksimum NPL sebagai salah satu faktor pengukur Tingkat Kesehatan Bank adalah NPLnya yang dibawah 5%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk Cabang Medan telah melakukan analisa laporan keuangan dengan baik.


(66)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan pada penjelasan bab – bab sebelumnya maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Analisa Rasio Laporan Keuangan tahun 2009 Sudah Diterapkan Dengan Baik Untuk Memberikan Keputusan Kredit Kepada Debitur Small-Medium Enterprise (SME) Pada PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk Cabang Medan. Hal ini dapat dilihat dari :

1. Kriteria pemberian kredit yang dilaksanakan oleh PT. Bank ICB Bumiputra, Tbk Cabang Medan telah terpenuhi secara utuh dalam rangka untuk menghindari terjadinya kredit macet

2. Prosedur pemberian kredit yang dilakukan oleh PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk Cabang Medan juga telah melakukan pemisahan fungsi atas setiap prosedur yang dilaksanakan. Hal ini menunjukkan bahwa prosedur yang dilakukan oleh bank telah baik.

3. Laporan Keuangan yang diminta oleh perusahaan juga telah lengkap yaitu, laporan laba/rugi, laporan neraca, dan laporan arus kas. Walaupun penulis hanya menyajian laporan laba/rugi dan laporan neraca. Penyajian laporan keuangan ini telah dilakukan dengan baik.

4. Analisa laporan keuangan yang telah dihitung menunjukkan bahwa debitur memang layak untuk mendapatkan kredit dari perusahaan. Pemberian kredit tersebut juga didasarkan atas NPL Bank sebesar 4,02% masih dibawah ketentuan dari Bank Indonesia yaitu sebesar 5%.


(67)

B. Saran

Berdasarkan kepada penjelasan – penjelasan pada baba sebelumnya dan kesimpulan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Perlu pertimbangan untuk penyegaran para personil analis kredit, misalnya dengan melakukan rotasi pegawai atau family day ketempat rekreasi. Dengan demikian diharapkan akan menekan tekanan kerja dan kejenuhan pegawai dan mendapatkan hasil kinerja yang maksimal dari karyawan. 2. Agar peraturan dan kebijakan yang telah dilaksanakan oleh bank untuk

dapat dipertahankan dan dilakukan perbaikan seperlunya jika ditemukan kesalahan pada prosedur dan sistemnya.


(1)

C. Evaluasi Hasil Penelitian 1. Kriteria Pemberian Kredit

Berdasarkan pada penjelasan pada point B, tentang kriteria pemberian kredit sangat jelas bahwa PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk memberikan syarat – syarat dan ketentuan – ketentuan bagi calon debitur yang menginginkan kredit dari bank. Selain itu juga perusahaan menerapkan prinsip dasar dalam pemberian kredit, yaitu selektif yang ketat, dan bisnis yang secara prospek ke depan cukup baik.

Dengan demikian penulis dapat menyatakan bahwa kriteria pemberian kredit yang diterapkan oleh PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk telah baik. 2. Prosedur Pemberian Kredit

Dalam prosedur pemberian kredit ini, bank telah melakukan pemisahan fungsi. Pihak yang melakukan surve dan pihak yang melakukan pengisian data permohonan kredit terpisah. Selain itu juga bagi calon debitur yang menginginkan kredit dari bank harus mendapatkan persetujuan dari kepala Cabang Bank.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa prosedur pemberian kredit yang diberikan oleh PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk telah dijalankan dan dilaksanakan dengan baik.


(2)

Dengan demikian penulis dapat menyatakan bahwa penyajian dan laporan keuangan yang diminta oleh bank terhadap calon debitur telah tepat.

4. Analisa Laporan Keuangan

Dari beberapa analisa laporan keuangan menunjukkan hasil perhitungan yang sangat baik, artinya bahwa calon debitur memang layak untuk mendapatkan kredit dari PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk Cabang Medan. Hal ini membuat bank dapat menjaga agar NPL nya selalu di bawah 5%, sebab ketentun dari Bank Indonesia atas penentuan batas maksimum NPL sebagai salah satu faktor pengukur Tingkat Kesehatan Bank adalah NPLnya yang dibawah 5%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk Cabang Medan telah melakukan analisa laporan keuangan dengan baik.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan pada penjelasan bab – bab sebelumnya maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Analisa Rasio Laporan Keuangan tahun 2009 Sudah Diterapkan Dengan Baik Untuk Memberikan Keputusan Kredit Kepada Debitur Small-Medium Enterprise (SME) Pada PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk Cabang Medan. Hal ini dapat dilihat dari :

1. Kriteria pemberian kredit yang dilaksanakan oleh PT. Bank ICB Bumiputra, Tbk Cabang Medan telah terpenuhi secara utuh dalam rangka untuk menghindari terjadinya kredit macet

2. Prosedur pemberian kredit yang dilakukan oleh PT. Bank ICB Bumiputera, Tbk Cabang Medan juga telah melakukan pemisahan fungsi atas setiap prosedur yang dilaksanakan. Hal ini menunjukkan bahwa prosedur yang dilakukan oleh bank telah baik.

3. Laporan Keuangan yang diminta oleh perusahaan juga telah lengkap yaitu, laporan laba/rugi, laporan neraca, dan laporan arus kas. Walaupun penulis hanya menyajian laporan laba/rugi dan laporan neraca. Penyajian


(4)

B. Saran

Berdasarkan kepada penjelasan – penjelasan pada baba sebelumnya dan kesimpulan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Perlu pertimbangan untuk penyegaran para personil analis kredit, misalnya dengan melakukan rotasi pegawai atau family day ketempat rekreasi. Dengan demikian diharapkan akan menekan tekanan kerja dan kejenuhan pegawai dan mendapatkan hasil kinerja yang maksimal dari karyawan. 2. Agar peraturan dan kebijakan yang telah dilaksanakan oleh bank untuk

dapat dipertahankan dan dilakukan perbaikan seperlunya jika ditemukan kesalahan pada prosedur dan sistemnya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arthur Keown J, David Scott F, Jhon Martin D, William Petty J, 2002, Dasar – Dasar Manajemen Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Abdullah, Faisal, 2005, Manajemen Perbankan (Teknik Analisis Kinerja Keuangan Bank), Edisi Pertama, Cetakan Ketiga, Penerbit Universitas Muhamadiyah Malang, Malang.

Basrin Aritama N, 2006, Skripsi : Analisa Rasio Laporan Keuangan Dalam Pemberian Kredit Kepada Debitur BRI Unit Setia Budi Cabang Medan Iskandar Muda, Universitas Sumatera Utara, Medan

Djarwanto, PS , 2001, Pokok-Pokok Analisa Laporan Keuangan, Yogyakarta : BPFE

Djohan, Warman, 2000, Kredit Bank Alternatif Pembiayaan dan Pengajuannya, Penerbit Sumber Wijaya, Jakarta.

Harahap, Sofyan Syahfri, 2004, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Penerbit PT. Grafindo Persada, Jakarta.

Hasibuan, Melayu SP, 2001, Dasar-Dasar Perbankan, Cetakan Pertama, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2007, Standar Akuntansi Keuangan, Cetakan Pertama, Salemba Empat, Jakarta.

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004, Buku Petunjuk Teknik Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan.

Jusup, Jopie, 2005, Analisis Kredit Untuk Account Officer, Cetakan Keenam, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.


(6)

Purba Parentahen, 2000, Analisis dan Perencanaan Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.