Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Fockema Andreae 1977:40, “Bank adalah Suatu lembaga atau orang pribadi yang menjalankan perusahaan dalam menerima dan memberikan uang dari dan kepada perusahaan dalam menerima dan memberikan uang dari dan kepada pihak ketiga”. Pokok-pokok Perbankan memberikan pengertian bank sebagai “Lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang”. H. Budi Untung, 2000:13. Dari pengertian tersebut, jelaslah bahwa bank berfungsi sebagai “financial intermediary” dengan usaha utama menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat serta memberikan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran. Dua fungsi itu tidak dapat dipisahkan. Sebagai badan usaha, bank akan selalu berusaha untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dari usaha yang dijalankannya. Pertumbuhan dunia perbankan dalam dasawarsa terakhir ini sangatlah pesat. Masing-masing kelompok dunia usaha berupaya untuk memacu kendali bisnisnya ke bidang financial, dan bank sebagai wujud objektivitas usaha yang menghasilkan likuiditas seolah merupakan jasa dan mesin uang yang baik untuk pemeliharaan usaha jangka panjang. Bank dan usaha bidang keuangan lainnya seperti Finance Company, memang merupakan suatu Financial Intermediary yang seolah merupakan komoditi unggul yang dicari oleh setiap insan bisnis. Fungsi usaha bank bertambah dengan Universitas Sumatera Utara semakin meningkatnya permintaan akan jasa keuangan dan konsultasi keungan untuk efektivitas penggunaan sumber daya masyarakat. Kredit berasal dari bahasa Yunani “credere” yang berarti kepercayaan. Dapat dikatakan dalam hubungan ini bahwa kreditur yang memberi kredit, lazimnya bank dalam hubungan perkreditan dengan debitur penerima kredit, nasabah mempunyai kepercayaan bahwa dalam waktu dan dengan syarat-syarat yang telah disetujui bersama dapat mengembalikan membayar kembali kredit yang bersangkutan. Menurut Undang-undang Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun 1992, yang dimaksud dengan kredit adalah “Penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam- meminjam antara bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan.” Intisari dari kredit adalah unsur kepercayaan. Unsur lainnya adalah mempunyai pertimbangan tolong-menolong. Selain itu, dilihat dari pihak kreditur, unsur penting dalam kredit sekarang ini adalah untuk mengambil keuntungan dari modal dengan mengambil kontraprestasi; sedangkan dipandang dari segi debitur, adalah adanya bantuan dari kreditur untuk menutupi kebutuhan yang merupakan prestasi. Hanya saja antara kontraprestasi dan prestasi tersebut ada suatu masa yang memisahkannya. Kondisi ini mengakibatkan adanya resiko yang berupa ketidaktentuan, sehingga oleh karenanya diperlukan suatu jaminan dalam pemberian kredit tersebut. Universitas Sumatera Utara Kredit di dalam fungsi usaha bank telah disadari benar oleh para profesional bank sebagai jantung dn urat nadi darah bagi kesehatan usaha bank tersebut. Pemilihan nasabah yang benar-benar qualified di dalam penyaluran kredit dan dana masyarakat akan sangat menunjang kelancaran fungsi usaha kedua belah pihak. PT. Panin Bank merupakan salah satu bank komersil utama di Indonesia. Didirikan pada tahun 1971. Dengan struktur permodalan yang kuat dan rasio kecukupan modal yang tinggi, PT. Panin Bank tidak harus direkapitalisasi oleh pemerintah pasca krisis ekonomi 1998. Pemegang saham PT. Panin Bank adalah ANZ Banking Group of Australia 29, Panin Life 42, dan publik domestik dan internasional. Per Desember 2005, PT. Panin Bank tercatat sebagai bank ke-8 terbesar di Indonesia dari segi totak asset yang sebesar Rp 36,9 Triliun, sedangkan dari segi permodalan tercatat sebagai bank ke-5 terbesar yaitu sebesar Rp 5,7 Triliun dan CAR 28,7. PT. Panin Bank, Tbk di dalam menjalankan salah satu fungsinya yaitu memberikan kredit, berpedoman pada prosedur-prosedur kredit yang ada untuk menghindari terjadinya kredit macet. Dalam proses pembayaran kredit, PT. Panin Bank, Tbk pernah mengalami kredit macet meskipun dalam persentase yang kecil. Penulis mengambil rasio tingkat kolektibilitas kredit selama 2 tahun yaitu tahun 2005 dan 2006. Penulis melihat bahwa kemacetan pengembalian kredit tetap ada. Data tersebut disajikan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Tahun Lancar D.Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah 2005 90,25 8,51 0,42 0,74 0,08 100 2006 86,55 11,71 1,06 0,56 0,07 100 Sumber : Seksi Kredit PT. Panin Bank,Tbk Cabang Medan Tabel 1.1 Kolektibilitas Kredit PT.Panin Bank, Tbk 2005 dan 2006 Kriteria dari kolektilibilitas kredit yang meliputi kredit lancar, dalam perhatian khusus , kurang lancar, diragukan dan macet adalah sebagai beikut : 1. Kredit lancar yaitu pembayarannya tepat waktu 2. Kredit dalam perhatian khusus yaitu tunggakan pembayaran pokok danatau bunga sampai dengan 90 hari. 3. Kredit kurang lancar yaitu tunggakan pembayaran pokok danatau bunga yang telah melebihi 90 hari sampai dengan 180 hari. 4. Kredit diragukan yaitu tunggakan pembayaran pokok danatau bunga yang telah melebihi 180 hari sampai dengan 270 hari. 5. Kredit macet yaitu tunggakan pembayaran pokok danatau bunga yang telah melebihi 270 hari. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rasio kredit kurang lancar, kredit diragukan dan kredit macet masih dalam persentase yang kecil. PT. Panin Bank, Tbk memiliki toleransistandar dalam proses kolektibilitas kredit yaitu sebesar 5 yang merupakan total dari penjumlahan persentase kredit kurang lancar, diragukan, dan kredit macet. Apabila telah melebihi 5 , maka hal ini dapat mengganggu perkreditan, sehingga penjualan produk kredit dapat dihentikan Universitas Sumatera Utara sementara waktu. Hal ini pernah terjadi sekitar 10 tahun yang lalu yaitu meningkatnya kredit macet di perusahaan, sehingga harus mendatangkan auditor- auditor dari jakarta untuk membenahi infrastruktur serta manajemen perusahaan. Penulis mengharapkan agar persentase kredit kurang lancar, diragukan dan macet dapat berkurang dari tahun ke tahun, sehingga produk kredit dapat terus berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan produktivitas PT. Panin Bank, Tbk Cabang Medan. Penilaian yang akurat sangat penting di dalam pemberian kredit kepada calon nasabah. Laporan keuangan calon nasabah merupakan salah satu penilaian yang dilakukan dalam kebijaksanaan pemberian kredit. PT. Panin Bank selaku kreditur membutuhkan laporan keuangan calon nasabah untuk mendapatkan sejumlah informasi tentang keadaan keuangan calon nasabah, antara lain informasi laporan labarugi dan laporan neraca. Apabila total aktiva assets calon nasabah di atas Rp 25 Milyar, maka laporan keuangan calon nasabah tersebut harus diaudit oleh KAP, namun apabila total aktiva assets berjumlah di bawah Rp 25 Milyar, maka PT. Panin Bank, Tbk tidak mengharuskan laporan keuangan calon nasabah tersebut untuk audit oleh KAP. Disamping itu, PT. Panin Bank juga membutuhkan data non keuangan dan kelengkapan administrasi calon nasabah. Terlepas dari apakah kredit disetujui atau ditolak, bank dengan seluruh aparaturnya wajib melakukan pemrosesan secara objektif akan tujuan penggunaan kredit dan alokasi penempatan dana bank di sektor tersebut. Untuk mengetahui bagaimana dan seberapa besar peranan informasi laporan keuangan dalam mekanisme pengambilan keputusan kredit di PT. Panin Bank, Universitas Sumatera Utara maka, penulis tertarik untuk membahasnya di dalam suatu skripsi yang berjudul “PERANAN INFORMASI LAPORAN KEUANGAN DALAM KEBIJAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT KEPADA CALON NASABAH PADA PT. PANIN BANK, Tbk CABANG MEDAN”.

B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka permasalahan yang