Peranan Informasi Laporan Keuangan Dalam Kebijaksanaan Pemberian Kredit Kepada Calon Nasabah Pada PT. Panin Bank, Tbk Cabang Medan.

(1)

SKRIPSI

PERANAN INFORMASI LAPORAN KEUANGAN DALAM KEBIJAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT KEPADA CALON NASABAH

PADA PT. PANIN BANK, Tbk CABANG MEDAN

OLEH :

NAMA : BAMBANG H. ARITONANG

NIM : 040503141

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

Peranan Informasi Laporan Keuangan Dalam Kebijaksanaan Pemberian Kredit Kepada Calon Nasabah Pada PT. Panin Bank, Tbk Cabang Medan.

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level program regular S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas.

Medan, 24 April 2008 Yang membuat pernyataan

(Bambang H. Aritonang) NIM : 040503141


(3)

Syukur, hormat dan terima kasih yang terbesar kepada Bapa di surga untuk segala kasih, kemurahan, kebaikan pertolonganNya yang tak terselami kepada penulis sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis mengalami suka dan duka dalam penyusunan skripsi ini, namun dengan adanya dukungan moril maupun materiil dari berbagai pihak, khususnya kedua orangtuaku (B. Aritonang dan F. siregar) serta abang-abangku, kakakku serta adikku terkasih. Terima kasih atas perhatian dan kasih sayang yang kalian berikan selama ini sehingga akhirnya penulis dimampukan untuk menyelesaikannya. Untuk itu dalam kesempatan yang istimewa ini penulis ingin menyampaikan ungkapan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Arifin Akhmad, MSi, Ak selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Bapak Fahmi Natigor Nasution, SE, M.Acc selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Drs. Syahrul Rambe, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing yang

telah memberikan waktu dan pemikirannya serta membimbing penulis dalam penyusunan skripsi ini.


(4)

staf pengajar dan pegawai di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan membantu penulis selama perkuliahan. 5. Ibu DR. Erlina, MSi, Ak untuk masukan-masukannya dalam penyusunan

skripsi ini.

6. Bapak Yani Benyamin, selaku Branch Manager dan seluruh staf PT. Panin Bank, Tbk Cabang Medan atas sumbangsihnya.

7. Bang Andri BNT, SE atas waktunya dalam pengumpulan data dan informasi yang dibutuhkan oleh penulis selama penelitian berlangsung. 8. Kak Chica Tarigan, SE terima kasih buat masukan-masukannya serta

dapat meluangkan waktu untuk penyusunan skripsi ini.

9. Terkhusus buat teman-temanku : Pone, Iyuth, Maggie, Narwin, special buat My lovely prenzz di IMAS : Hendra Upe, , Edu, Jason, Mangindang, Edi Bayank, Pal Andriyanto, Dedi Dutob, Tumpal, Rico, Izul, Leeguer, Lodewik, Frans, Denny Ulok, Marla, Dhimas, Bowo. HIDUP IMAS!!!!!) terima kasih buat persahabatan dan kebersamaan diantara kita selama ini dan buat Bohal, Nezar, Adi, dan rekan-rekan seperjuangan Akuntansi stambuk 2004, terima kasih buat dukungan dan bantuan yang diberikan kepada penulis.

10. Rekan-rekan sepelayananku di GMI Amanat Agung, buat kak Herlin, Kak Ika, dan teman-teman yang lain yang turut mendoakan penulis. God Bless.


(5)

bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 24 April 2008

(Bambang H. Aritonang) NIM : 040503141


(6)

kepada calon nasabah pada PT. Panin Bank, Tbk cabang Medan serta mengetahui proses analisis laporan keuangan calon nasabah.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif dan regresi linier. Penulis menggunakan perhitungan data mean (rata-rata) untuk mengukur peranan informasi laporan keuangan dalam kebijaksanaan pemberian kredit kepada calon nasabah dan regresi linier digunakan untuk mengukur persentase nya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya informasi yang diperoleh dari laporan keuangan calon nasabah berperan serta dalam menilai kemampuan calon nasabah dalam membayar pinjaman beserta dengan bunga-bunganya. Para pihak analis melakukan analisis keuangan calon nasabah dengan metode analisis rasio yaitu rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas, di mana dengan perhitungan rasio ini dapat diketahui bagaimana kondisi dan kinerja keuangan calon nasabah. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menarik kesimpulan bahwa informasi laporan keuangan calon nasabah berperan sangat penting dalam kebijaksanaan pemberian kredit pada PT. Panin Bank, Tbk cabang Medan.

Kata kunci : Informasi laporan keuangan, analisis keuangan, kredit, calon nasabah.


(7)

statement informations role in the policy of PT. Panin Bank, Tbk Affiliate of Medan to give credits to the clients and also to know the processes of their financial statement analysis.

Analysis method that was used in this research and was descriptive statistics and linier regretion. The writer used mean data calculations to measure the financial statement informations role of PT. Panin Bank, Tbk Affiliate of Medan to give credits to the clients and linier regretion used to measure percent of that role.

The results of this research showed that the informations which obtain, from the clients’ financial account were take part in appraising the ability of the clients in order to pay loans and the interest bearing. Analysis did financial analysis to the clients by ratios analysis method which consists of liquidities, solvabilities, activities and profitabilities ratios. By using the calculations of this ratios, can be know how were the conditions and brainworks of the clients’ financial. Based on the research’s results, the writer had concluded that the informations of the clients’ financial statement were significant for PT. Panin Bank, Tbk Affiliate of Medan to give credits to the clients.

Keywords : Financial statement informations, financial account analysis, credits, clients.


(8)

PERNYATAAN……….. i

KATA PENGANTAR………. ii

ABSTRAK………... v

ABSTRACT……… vi

DAFTAR ISI……… vii

DAFTAR TABEL……… x

DAFTAR GAMBAR………... xi

DAFTAR LAMPIRAN……… xii

BAB I. PENDAHULUAN………... 1

A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Perumusan Masalah……… 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………... 6

D. Kerangka Konseptual……….... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA……….. 9

A. Laporan Keuangan……… 9

1. Pengertian Laporan Keuangan……….. 9

2. Sifat Laporan Keuangan……… 10

3. Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan……….. 13


(9)

3. Tujuan dan Fungsi Kredit……… 31

4. Jenis-Jenis Kredit Bank……… 34

5. Mekanisme dan Prosedur Kredit………... 40

6. Analisis Kredit………... 43

BAB III. METODE PENELITIAN……… 57

A. Jenis Penelitian dan Batasan Penelitian……… 57

B. Jenis Data……….... 57

C. Teknik Pengumpulan Data……….. 58

D. Metode Analisa Data……… 58

E. Jadwal dan Lokasi Penelitian……… 60

BAB IV. HASIL PENELITIAN……….. 61

A. Gambaran Umum PT. Panin Bank, Tbk Cabang Medan……. 61

1. Sejarah Singkat Perusahaan………. 61

2. Struktur Organisasi Perusahaan……… 63

3. Analisis Informasi Laporan Keuangan Calon Nasabah ….. 69

B. Analisis Data Penelitian ………. 80

1. Analisis Statistik Deskriptif……….. 80


(10)

DAFTAR PUSTAKA………. 89 LAMPIRAN


(11)

1.1 Kolektibilitas Kredit PT. Panin Bank, Tbk

Tahun 2005 dan 2006………... 4

2.1 Laporan Laba Rugi………. 19

2.2 Neraca……….. 22

2.3 Laporan Arus Kas……… 26

3.1 Tabel Kisi-kisi Observasi dan Besarnya Peranan Informasi Laporan Keuangan dalam Kebijaksanaan Pemberia Kredit………. 59

4.1 Laporan Laba Rugi PT. Maju Angkasa………... 69

4.2 Neraca Proyeksi PT. Maju angkasa………. 70

4.3 Analisis Rasio Likuiditas………. 71

4.4 Analisis Rasio Profitabilitas………. 71

4.5 Analisis Rasio Aktivitas……… 72

4.6 Analisis Rasio Solvabilitas/Laverage……… 73

4.7 Mutasi Rekening Koran a/n. Toni QQ Wirawan……….. 74

4.8 Mutasi Rekening Koran a/n. Toni QQ Wirawan …………... 75


(12)

1.1 Kerangka Konseptual Penelitian………. 8

2.1 Tujuan Laporan Keuangan………. 14

2.2 Unsur-Unsur Kredit………... 30

2.3 Cakupan 5C’S………. 49


(13)

1 Daftar Pertanyaan (Kuesioner)

2 Data-data PT. Maju Angkasa dalam bentuk Memorandum Rekomendasi Kredit

3 Lembaran Keputusan Komite Kredit 4 Perhitungan Regresi Linier Sederhana


(14)

kepada calon nasabah pada PT. Panin Bank, Tbk cabang Medan serta mengetahui proses analisis laporan keuangan calon nasabah.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif dan regresi linier. Penulis menggunakan perhitungan data mean (rata-rata) untuk mengukur peranan informasi laporan keuangan dalam kebijaksanaan pemberian kredit kepada calon nasabah dan regresi linier digunakan untuk mengukur persentase nya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya informasi yang diperoleh dari laporan keuangan calon nasabah berperan serta dalam menilai kemampuan calon nasabah dalam membayar pinjaman beserta dengan bunga-bunganya. Para pihak analis melakukan analisis keuangan calon nasabah dengan metode analisis rasio yaitu rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas, dan profitabilitas, di mana dengan perhitungan rasio ini dapat diketahui bagaimana kondisi dan kinerja keuangan calon nasabah. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menarik kesimpulan bahwa informasi laporan keuangan calon nasabah berperan sangat penting dalam kebijaksanaan pemberian kredit pada PT. Panin Bank, Tbk cabang Medan.

Kata kunci : Informasi laporan keuangan, analisis keuangan, kredit, calon nasabah.


(15)

statement informations role in the policy of PT. Panin Bank, Tbk Affiliate of Medan to give credits to the clients and also to know the processes of their financial statement analysis.

Analysis method that was used in this research and was descriptive statistics and linier regretion. The writer used mean data calculations to measure the financial statement informations role of PT. Panin Bank, Tbk Affiliate of Medan to give credits to the clients and linier regretion used to measure percent of that role.

The results of this research showed that the informations which obtain, from the clients’ financial account were take part in appraising the ability of the clients in order to pay loans and the interest bearing. Analysis did financial analysis to the clients by ratios analysis method which consists of liquidities, solvabilities, activities and profitabilities ratios. By using the calculations of this ratios, can be know how were the conditions and brainworks of the clients’ financial. Based on the research’s results, the writer had concluded that the informations of the clients’ financial statement were significant for PT. Panin Bank, Tbk Affiliate of Medan to give credits to the clients.

Keywords : Financial statement informations, financial account analysis, credits, clients.


(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Fockema Andreae (1977:40), “Bank adalah Suatu lembaga atau orang pribadi yang menjalankan perusahaan dalam menerima dan memberikan uang dari dan kepada perusahaan dalam menerima dan memberikan uang dari dan kepada pihak ketiga”. Pokok-pokok Perbankan memberikan pengertian bank sebagai “Lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang”. (H. Budi Untung, 2000:13). Dari pengertian tersebut, jelaslah bahwa bank berfungsi sebagai “financial intermediary” dengan usaha utama menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat serta memberikan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran. Dua fungsi itu tidak dapat dipisahkan. Sebagai badan usaha, bank akan selalu berusaha untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dari usaha yang dijalankannya. Pertumbuhan dunia perbankan dalam dasawarsa terakhir ini sangatlah pesat. Masing-masing kelompok dunia usaha berupaya untuk memacu kendali bisnisnya ke bidang financial, dan bank sebagai wujud objektivitas usaha yang menghasilkan likuiditas seolah merupakan jasa dan mesin uang yang baik untuk pemeliharaan usaha jangka panjang.

Bank dan usaha bidang keuangan lainnya seperti Finance Company, memang merupakan suatu Financial Intermediary yang seolah merupakan komoditi unggul yang dicari oleh setiap insan bisnis. Fungsi usaha bank bertambah dengan


(17)

semakin meningkatnya permintaan akan jasa keuangan dan konsultasi keungan untuk efektivitas penggunaan sumber daya masyarakat.

Kredit berasal dari bahasa Yunani “credere” yang berarti kepercayaan. Dapat dikatakan dalam hubungan ini bahwa kreditur (yang memberi kredit, lazimnya bank) dalam hubungan perkreditan dengan debitur (penerima kredit, nasabah) mempunyai kepercayaan bahwa dalam waktu dan dengan syarat-syarat yang telah disetujui bersama dapat mengembalikan (membayar kembali) kredit yang bersangkutan.

Menurut Undang-undang Pokok Perbankan Nomor 7 Tahun 1992, yang dimaksud dengan kredit adalah “Penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam- meminjam antara bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan.”

Intisari dari kredit adalah unsur kepercayaan. Unsur lainnya adalah mempunyai pertimbangan tolong-menolong. Selain itu, dilihat dari pihak kreditur, unsur penting dalam kredit sekarang ini adalah untuk mengambil keuntungan dari modal dengan mengambil kontraprestasi; sedangkan dipandang dari segi debitur, adalah adanya bantuan dari kreditur untuk menutupi kebutuhan yang merupakan prestasi. Hanya saja antara kontraprestasi dan prestasi tersebut ada suatu masa yang memisahkannya. Kondisi ini mengakibatkan adanya resiko yang berupa ketidaktentuan, sehingga oleh karenanya diperlukan suatu jaminan dalam pemberian kredit tersebut.


(18)

Kredit di dalam fungsi usaha bank telah disadari benar oleh para profesional bank sebagai jantung dn urat nadi darah bagi kesehatan usaha bank tersebut. Pemilihan nasabah yang benar-benar qualified di dalam penyaluran kredit dan dana masyarakat akan sangat menunjang kelancaran fungsi usaha kedua belah pihak.

PT. Panin Bank merupakan salah satu bank komersil utama di Indonesia. Didirikan pada tahun 1971. Dengan struktur permodalan yang kuat dan rasio kecukupan modal yang tinggi, PT. Panin Bank tidak harus direkapitalisasi oleh pemerintah pasca krisis ekonomi (1998). Pemegang saham PT. Panin Bank adalah ANZ Banking Group of Australia (29%), Panin Life (42%), dan publik domestik dan internasional. Per Desember 2005, PT. Panin Bank tercatat sebagai bank ke-8 terbesar di Indonesia dari segi totak asset yang sebesar Rp 36,9 Triliun, sedangkan dari segi permodalan tercatat sebagai bank ke-5 terbesar yaitu sebesar Rp 5,7 Triliun dan CAR 28,7%.

PT. Panin Bank, Tbk di dalam menjalankan salah satu fungsinya yaitu memberikan kredit, berpedoman pada prosedur-prosedur kredit yang ada untuk menghindari terjadinya kredit macet. Dalam proses pembayaran kredit, PT. Panin Bank, Tbk pernah mengalami kredit macet meskipun dalam persentase yang kecil. Penulis mengambil rasio tingkat kolektibilitas kredit selama 2 tahun yaitu tahun 2005 dan 2006. Penulis melihat bahwa kemacetan pengembalian kredit tetap ada. Data tersebut disajikan sebagai berikut :


(19)

Tahun Lancar D.Perhatian Khusus

Kurang Lancar

Diragukan Macet Jumlah

2005 90,25 % 8,51 % 0,42 % 0,74 % 0,08 % 100 % 2006 86,55 % 11,71 % 1,06 % 0,56 % 0,07 % 100 %

Sumber : Seksi Kredit PT. Panin Bank,Tbk Cabang Medan

Tabel 1.1

Kolektibilitas Kredit PT.Panin Bank, Tbk 2005 dan 2006

Kriteria dari kolektilibilitas kredit yang meliputi kredit lancar, dalam perhatian khusus , kurang lancar, diragukan dan macet adalah sebagai beikut :

1. Kredit lancar yaitu pembayarannya tepat waktu

2. Kredit dalam perhatian khusus yaitu tunggakan pembayaran pokok dan/atau bunga sampai dengan 90 hari.

3. Kredit kurang lancar yaitu tunggakan pembayaran pokok dan/atau bunga yang telah melebihi 90 hari sampai dengan 180 hari.

4. Kredit diragukan yaitu tunggakan pembayaran pokok dan/atau bunga yang telah melebihi 180 hari sampai dengan 270 hari.

5. Kredit macet yaitu tunggakan pembayaran pokok dan/atau bunga yang telah melebihi 270 hari.

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rasio kredit kurang lancar, kredit diragukan dan kredit macet masih dalam persentase yang kecil. PT. Panin Bank, Tbk memiliki toleransi/standar dalam proses kolektibilitas kredit yaitu sebesar 5 % yang merupakan total dari penjumlahan persentase kredit kurang lancar, diragukan, dan kredit macet. Apabila telah melebihi 5 %, maka hal ini dapat mengganggu perkreditan, sehingga penjualan produk kredit dapat dihentikan


(20)

sementara waktu. Hal ini pernah terjadi sekitar 10 tahun yang lalu yaitu meningkatnya kredit macet di perusahaan, sehingga harus mendatangkan auditor-auditor dari jakarta untuk membenahi infrastruktur serta manajemen perusahaan. Penulis mengharapkan agar persentase kredit kurang lancar, diragukan dan macet dapat berkurang dari tahun ke tahun, sehingga produk kredit dapat terus berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan produktivitas PT. Panin Bank, Tbk Cabang Medan.

Penilaian yang akurat sangat penting di dalam pemberian kredit kepada calon nasabah. Laporan keuangan calon nasabah merupakan salah satu penilaian yang dilakukan dalam kebijaksanaan pemberian kredit. PT. Panin Bank selaku kreditur membutuhkan laporan keuangan calon nasabah untuk mendapatkan sejumlah informasi tentang keadaan keuangan calon nasabah, antara lain informasi laporan laba/rugi dan laporan neraca. Apabila total aktiva (assets) calon nasabah di atas Rp 25 Milyar, maka laporan keuangan calon nasabah tersebut harus diaudit oleh KAP, namun apabila total aktiva (assets) berjumlah di bawah Rp 25 Milyar, maka PT. Panin Bank, Tbk tidak mengharuskan laporan keuangan calon nasabah tersebut untuk audit oleh KAP. Disamping itu, PT. Panin Bank juga membutuhkan data non keuangan dan kelengkapan administrasi calon nasabah. Terlepas dari apakah kredit disetujui atau ditolak, bank dengan seluruh aparaturnya wajib melakukan pemrosesan secara objektif akan tujuan penggunaan kredit dan alokasi penempatan dana bank di sektor tersebut.

Untuk mengetahui bagaimana dan seberapa besar peranan informasi laporan keuangan dalam mekanisme pengambilan keputusan kredit di PT. Panin Bank,


(21)

maka, penulis tertarik untuk membahasnya di dalam suatu skripsi yang berjudul “PERANAN INFORMASI LAPORAN KEUANGAN DALAM KEBIJAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT KEPADA CALON NASABAH PADA PT. PANIN BANK, Tbk CABANG MEDAN”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka permasalahan yang diangkat penulis dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana peranan informasi laporan keuangan calon nasabah dalam kebijaksanaan pemberian kredit pada PT. Panin Bank, Tbk cabang Medan? 2. Seberapa besar peranan informasi laporan keuangan calon nasabah dalam

kebijaksanaan pemberian kredit pada PT. Panin Bank, Tbk cabang Medan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah dan perumusan masalah, maka tujuan dan manfaat yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peranan dan seberapa besar peranan informasi laporan keuangan calon nasabah dalam kebijaksanaan pemberian kredit pada PT. Panin Bank, Tbk cabang Medan.


(22)

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi peneliti, adalah untuk menambah wawasan dan memperluas pola pikir secara ilmiah dalam bidang akuntansi terutama dalam memahami peranan serta pengaruh laporan keuangan dalam kebijaksanaan pemberian kredit. b. Bagi peneliti lainnya , penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu

acuan dan referensi dalam melakukan penelitian sejenis.

c. Serta memberikan kontribusi ilmiah dalam bidang akuntansi keuangan terutama yang berhubungan dengan kredit perbankan.


(23)

D. Kerangka Konseptual

Gambar 1.1

Kerangka Konseptual Penelitian Informasi Non Keuangan

( Kelengkapan Berkas Administrasi Kredit)

Informasi Keuangan (Daftar Keuangan)

Analisis Kredit

Keputusan

Ditolak Diterima

Pemberian Kredit PT.PANIN BANK,Tbk

Prosedur/ Mekanisme Kredit


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi dan pengikhtisaran dan pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakai. Seperti yang kita tahu bahwa informasi adalah data yang sudah diolah sehingga berguna untuk mengambil keputusan. Informasi yang tepat akan sangat berguna dalam mengambil berbagai keputusan.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004:12) “Laporan keuangan menggambarkan pandangan yang wajar dari, atau menyajikan dengan wajar posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan.”

Menurut Sofyan Syafri (2004:105) “Laporan keuangan adalah informasi yang sangat penting dalam memberikan gambaran kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.”

Laporan keuangan adalah suatu bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), dan catatan atas laporan keuangan.


(25)

Menurut Warren, dkk (2005:24) :

Laporan keuangan adalah Laporan akuntansi yang menghasilkan informasi.” Laporan keuangan merupakan gambaran umum perusahaan tentang kedudukan dan posisi keuangannya. Laporan keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan saat ini dan untuk memperkirakan hasil operasi serta arus kas di masa depan. Laporan keuangan ini biasanya dibutuhkan oleh bankir, kreditur, pemilik, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam menganalisis serta menginterpretasikan kinerja keuangan dan kondisi keuangan.

Bagi para pemakai, laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Laporan keuangan itu sendiri menggambarkan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana (kas) perusahaan dalam periode tertentu.

2. Sifat Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004:7-10), sifat laporan keuangan meliputi :

a.Dapat Dipahami.

Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomis dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.

b.Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan para pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, atau mengkoreksi, hasil mereka di masa lalu.


(26)

c. Materialitas

Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitasnya. Dalam beberapa kasus, hakikat informasi saja sudah cukup untuk menentukan relevansinya. Informasi dipandang material kalau kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan. materialitas tergantung pada besarnya pos atau kesalahanyang dinilai sesuai dengan situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam mencatat (misstatement). Karenanya, materialitas lebih merupakan suatu ambang batas atau titik pemisah dari pada suatu karakteristik kualitatif pokok yang harus dimiliki agar informasi dipandang berguna.

d.Keandalan

Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Informasi mungkin relevan tetapi jika hakikat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial dapt menyesatkan.

e.Penyajian Jujur

Agar dapat diandalkan, informasi harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan disajikan. Jadi, misalnya, neraca harus menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya dalam bentuk aktiva, kewajiban dan ekuitas perusahaan pada tanggal pelaporan yang memenuhi kriteria pengakuan. Informasi keuangan pada umumnya tidak luput dari resiko penyajian yang dianggap kurang jujur dari apa yang seharusnya digambarkan. Hal tersebut bukan disebabkan karena kesengajaan untuk menyesatkan, tetapi lebih merupakan kesulitan yang melekat dalam mengidentifikasi transaksi serta peristiwa lainnya yang dilaporkan, atau dalam menyusun atau menerapkan ukuran dan teknik penyajian yang sesuaidengan makna transaksi dan peristiwa tersebut.

f.Substansi Mengungguli Bentuk

Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan dengan jujur transaksi serta peristiwa lain yang seharusnya disajikan, maka peristiwa tersebut perlu dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan hanya untuk hukumnya. Substansi transaksi atau peristiwa lain tidak selalu konsisten dengan apa yang tampak dari bentuk hukum.


(27)

g.Netralitas

Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidk boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak lain yang mempunyai kepentingan yang berlawanan.

h.Pertimbangan Sehat

Penyusun laporan keuangan ada kalanya menghadapi ketidakpastian peristiwa dan keadaan tertentu, seperti ketertagihan piutang yang diragukan, perkiraan masa manfaat pabrik serta peralatan, dan tuntutan atas jaminan garansi yang mungkin timbul. Keetidakpastian semacam itu diakui dengan mengungkapkan hakikat serta tingkatnya dan dengan menggunakan pertimbangan sehat (prudence) dalam penyusunan laporan keuangan. pertimbangan sehat mengandung unsure kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian, sehingga aktiva atau penghasilan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak dinyatakan terlalu rendah.

i.Kelengkapan

Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan (omission) mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyestakan karena itu tidak dapat diandalkan dan tidak sempurna ditinjau dari segi relevansi.

j.Dapat Dibandingkan

Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecendrungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda.


(28)

3. Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan a. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2004:4), tujuan dari laporan keuangan adalah :

1)Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, sertaperubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. 2)Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi

kebutuhan

bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu.

3)Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan padanya.

Accounting Principle Board Statement No. 4 (Sofyan Syafri,2004 : 133) menggambarkan tujuan laporan keuangan dibagi menjadi dua, yaitu :

1.Tujuan umum

Menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang diterima.

2.Tujuan khusus

Memberikan informasi tentang kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan kewajiban, serta informasi lainnya yang relevan.


(29)

Sumber : Sofyan Syafri Harahap, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004, hal 133

Gambar 2.1

Tujuan Laporan Keuangan

b. Manfaat Laporan Keuangan

Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawa, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaganya, dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi :

1) Investor.

Penanaman modal berisiko dan penagihan mereka berkepentingan dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan

Tujuan Laporan Keuangan Accounting Principle Board

Statement No. 4

Tujuan Khusus a. Posisi Keuangan b. Hasil Usaha c. Perubahan posisi

keuangan secara wajar sesuai GAAP

Tujuan Umum Memberikan informasi : a. Sumber informasi b. Kewajiban

c. Kekayaan bersih d. Proyeksi laba e. Perubahan harta

kewajiban f. Informasi relevan

Tujuan Kualitatif a. Relevan

b. Dapat dimengerti c. Dapat diperiksa d. Netral

e. Tepat Waktu f. Dapat

dibandingkan g. Lengkap


(30)

apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.

2) Karyawan

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan jasa, manfaat pension, dan kesempatan kerja. 3) Pemberi pinjaman

Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman tersebut serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.

4) Pemasok dan kreditor usaha lainnya

Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.

5) Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelaangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung perusahaan.


(31)

6) Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. 7) Masyarakat

Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecendrungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran serta rangkaian aktivitasnya.

4. Daftar Laporan Keuangan a. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi merupakan laporan mengenai pendapatan dan beban-beban suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba rugi juga merupakan tujuan utama untuk mengukur tingkat keuntungan dari perusahaan dalam suatu periode tertentu.


(32)

Unsur-unsur penting dari laporan laba rugi adalah terdiri dari : 1) Penghasilan utama (operating revenue atau sales)

Penghasilan utama dari perusahaan dagang, perusahaan jasa atau perusahaan industri adalah berupa hasil penjualan barang dan jasa kepada pembeli, langganan, penyewa, dan pemakai jasa lainnya.

2) Harga pokok penjualan (cost of good sold)

Bagi perusahaan dagang, harga pokok penjualan adalah harga pokok barang dagangan yang dibeli kemudian berhasil dijual selama satu periode akuntansi. Bagi para perusahaan industri harga penjualan meliputi ongkos-ongkos bahan dasar, tenaga kerja dan ongkos-ongkos pabrik tidak langsung yang telah dikeluarkan dalam proses pembuatan barang yang kemudian berhasil dijual selama suatu periode.

3) Biaya usaha (operating expense)

Biaya usaha timbul sehubungan dengan penjualan atau pemasaran barang atau jasa dan penyelenggaraan fungsi administrasi dan umum dari perusahaan yang bersangkutan. Biaya usaha ini umumnya dipisahkan menjadi dua bagian yaitu biaya penjualan dan biaya umum dan administrasi. 4) Penghasilan dan biaya diluar usaha pokok (other income and expense)

Yaitu penghasilan-penghasilan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan yang tidak ada hubungannya dengan usaha pokok perusahaan. 5) Pos-pos luar biasa (extra ordinary items)

Pos-pos luar biasa adalah laba atau rugi dari transaksi-transaksi yang jarang dilakukan atau transaksi yang bersifat insidentil.


(33)

Bentuk Penyajian Laporan Laba Rugi

Ada dua bentuk penyajian laporan laba rugi yaitu : a) Langkah tunggal (single step)

Pada langkah tunggal, semua penghasilan yang sumbernya berasal darimanapun dijumlahkan menjadi satu. Jumlaj ini kemudian dikurangi dengan harga pokok penjualan dan semua biaya yang terjadi selama periode akuntansi.

b) Langkah ganda (multiple step)

Dalam langkah ini, ada beberapa tahap yang perlu diikuti sebelum diperoleh pendapatan bersihnya.

Konsep Perhitungan Laba Rugi

Ada dua pendekatan dalam memperhitungkan hasil usaha perusahaan yaitu : a) Current operating performance concepts

Adalah bentuk penyajian laporan laba rugi di mana pos-pos luar biasa tidak dimasukkan dalam laporan laba rugi tetapi diperhitungkan dalam laporan laba yang ditahan.

b) All inclusive concepts

Adalah bentuk penyajian laporan laba rugi di mana pos-pos luar biasa diperhitungkan dalam laporan laba rugi.

Berikut merupakan contoh penyajian laporan laba rugi berbentuk multiple step :


(34)

Tabel 2.1 Laporan laba rugi Untuk tahun 2004

Penjualan bruto………. Rp xxx Return dan potongan penjualan………. ………. Rp xxx

Discount penjualan………. Rp xxx + Rp xxx - Penjualan neto………. Rp xxx Harga pokok penjualan

Persediaan barang dagangan, 1 Jan 2004………. Rp xxx Pembelian………... Rp xxx

Return dan potongan pembelian……… Rp xxx

Discount pembelian………... Rp xxx Rp xxx Rp xxx Transportasi pembelian ………. Rp xxx

Barang tersedia untuk dijual……… Rp xxx Persediaan barang dagangan,………. Rp xxx

Harga pokok penjualan……….. Rp xxx Laba bruto atas penjualan………. Rp xxx Biaya usaha :

Biaya penjualan :

Biaya advertensi………. Rp xxx

Biaya pengiriman………... Rp xxx Gaji pelayan toko………... Rp xxx

Penyusutan bangunan toko……… Rp xxx

Jumlah biaya penjualan……… Rp xxx Biaya umum dan administrasi :

Gaji pimpinan dan karyawan……… Rp xxx

Supplies kantor………. Rp xxx

Penyusutan perabot kantor………Rp xxx Pajak, asuransi dan lain-lain………. Rp xxx Pemakaian telepon dan listrik………... Rp xxx +

Jumlah biaya umum dan administrasi……….. Rp xxx +

Jumlah biaya usaha………. Rp xxx

Laba usaha……….. Rp xxx Pendapatan dan laba di luar usaha :

Pendapatan sewa………. Rp xxx Pendapatan bunga………... Rp xxx Laba penjualan aktiva tetap……… Rp xxx

Rp xxx Biaya dan rugi di luar usaha

Biaya bunga………. Rp xxx Biaya sewa………... Rp xxx

Rp xxx Rp xxx Laba bersih sebelum pajak perseroan………. Rp xxx Taksiran pajak perseroan……… Rp xxx Laba bersih………. Rp xxx Laba per lembar saham :

 Laba operasional………. Rp xxx

 Keuntungan dari pos luar biasa………... Rp xxx


(35)

b. Neraca

Neraca adalah suatu laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang (liabilities), dan modal sendiri (Owners equity) dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Biasanya pada saat buku ditutup yaitu akhir bulan, akhir triwulan, atau akhir tahun. Unsur yang berkenaan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban, dan ekuitas yang tercermin dalam neraca. Neraca disusun berdasarkan standar akuntansi yang berlaku.

Aktiva, kewajiban dan neraca didefenisikan sebagai berikut : 1) Aktiva (Assets)

Aktiva adalah sumber-sumber ekonomi perusahaan, baik berupa uang, barang dan hak-hak yang dijamin oleh undang-undang atau pihak-pihak tertentu yang timbul dari transaksi dan peristiwa masa lalu. Termasuk juga biaya-biaya yang belum dibebankan dalam periode yang bersangkutan, dan akan dibebankan pada periode-periode yang akan datang. Aktiva terdiri dari : Aktiva lancar, Investasi jangka panjang, Aktiva tetap berwujud, Aktiva tetap tak berwujud, dan Aktiva lain-lain.

2) Kewajiban (liabilities)

Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomis yang akan timbul di masa yang akan datang yang disebabkan oleh kewajiban-kewajiban di saat sekarang dari suatu badan usaha yang akan dipenuhi dengan mentransfer aktiva atau memberikan jasa kepada badan usaha lainnya di masa yang akan datang sebagai akibat dari transaksi-transaksi yang sudah lalu.


(36)

3) Ekuitas

Ekuitas adalah bagian hak pemilik dalam perusahaan yaitu selisih antara aktiva kewajiban yang ada, dan dengan tidak merupakan ukuran nilai jual perusahaan tersebut.

Ada tiga bentuk penyajian neraca yang lazim digunakan : a) Bentuk skontro

Yaitu bentuk rekening T, di mana aktiva disusun di bagian kiri atau debit dan passiva yang terdiri dari kelompok kewajiban dan ekuitas disusun di sebelah kanan atau kredit.

b) Bentuk vertikal

Bentuk laporan di mana aktiva, kewajiban dan ekuitas disusun dengan urutan ke bawah (vertikal).

c) Bentuk neraca yang disesuaikan dengan kedudukan atau posisi keuangan suatu perusahaan. Yang bertujuan agar kedudukan atau posisi keuangan yang dikehendaki tampak dengan jelas.


(37)

Table 2.2 PT.XYZ Neraca

Per 31 Desember 2004

AKTIVA

Aktiva Lancar :

Kas……… Rp xxx Surat-surat berharga……….. Rp xxx Wesel tagih……… Rp xxx Persediaan barang dagangan………. Rp xxx Penghasilan yang masih harus diterima……….Rp xxx Perskot biaya………. Rp xxx

Total aktiva lancar……… Rp xxx Investasi :

Saham PT. Makmur………. Rp xxx Obligasi negara……… Rp xxx

Jumlah investasi……….. Rp xxx Aktiva Tetap :

Tanah………... Rp xxx Bangunan………. Rp xxx

Akumulasi penyusutan……… xxx

Rp xxx Mesin-mesin……… Rp xxx

Akumulasi penyusutan……… xxx

Rp xxx Inventaris………. Rp xxx

Akumulasi penyusutan……… xxx

Rp xxx Jumlah aktiva tetap………. Rp xxx Aktiva tidak berwujud :

Goodwill………. Rp xxx Beban yang ditangguhkan……….. Rp xxx

Jumlah aktiva tak berwujud……… Rp xxx Aktiva lain-lain :

Piutang jangka panjang………. Rp xxx Bangunan dalam pendirian……… Rp xxx

Jumlah aktiva lain-lain………... Rp xxx

Total aktiva……… Rp xxx PASSIVA

Hutang lancar :

Hutang dagang………. Rp xxx Wesel bayar……….. Rp xxx Hutang pajak………. Rp xxx Biaya yang masih harus dibayar………... Rp xxx Pendapatan yang diterima di muka………... Rp xxx

Jumlah hutang lancar………Rp xxx Hutang jangka panjang :

Hutang obligasi………. Rp xxx Hutang hipotek………. Rp xxx

Jumlah hutang jangka panjang………. Rp xxx


(38)

Modal/ Kepemilikan :

Modal saham……… Rp xxx Pemasukan modal……… Rp xxx Laba ditahan……… Rp xxx

Total modal……….. Rp xxx

Total Passiva………. Rp xxx

Sumber : Drs. Syahrul Rambe, Ak.,MM dan Dra. Nurzaimah, Ak.,MM, Modul Akuntansi Menengah I, Medan,2005, hal 11-12.


(39)

c. Laporan Arus Kas

Laporan kas merupakan laporan yang memberikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu atau laporan yang menggambarkan arus masuk dan arus keluar kas atau setara dengan kas pada suatu periode tertentu.

Tujuan dalam menyajikan laporan arus kas adalah memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas suatu perusahaan pada suatu periode tertentu.

Dalam laporan arus kas, penerimaan dan pengeluaran kas dikelompokkan dalam 3 (tiga) kegiatan yaitu sebagai berikut :

1) Kegiatan investasi (investasi)

Yang termasuk dalam arus kas kegiatan investasi adalah menerima dan menagih pinjaman, utang, surat-surat berharga atau modal, aktiva tetap dan aktiva produktif lainnya yang digunakan dalam proses produksi.

2) Kegiatan pembiayaan (financing)

Yang termasuk kegiatan pembiayaan adalah kegiatan mendapatkan sumber-sumber dari pemilik dengan memberikan prospek penghasilan dari sumber-sumber dana tersebut, meminjam dan membayar utang kembali atau melakukan pinjaman jangka panjang untuk membayar utang tertentu.

3) Kegiatan operasi perusahaan (operating)

Yang termasuk dalam kelompok kegiatan operasi perusahaan adalah seluruh transaksi dan peristiwa-peristiwa lain yang tidak dapat dianggap sebagai


(40)

kegiatan investasi dan pembiayaan. Kegiatan ini biasanya mencakup : kegiatan produksi, pengiriman barang, pemberian service.

Bentuk-bentuk laporan arus kas

Ada dua bentuk penyajian laporan arus kas yaitu : 1) Direct method

2) Indirect method


(41)

Tabel 2.3 PT. XYZ Laporan Arus Kas Untuk tahun 2004

1. Arus kas dari kegiatan operasi a. Arus kas masuk :

 Penerimaan dari langganan……….. Rp xxx

 Penerimaan deviden………. Rp xxx

 Penerimaan bunga……… Rp xxx

 Penerimaan claim asuransi………Rp xxx + Jumlah arus kas masuk……….. Rp xxx b. Arus kas keluar

 Pembayaran kepada supplier……… Rp xxx

 Pembayaran bunga………... Rp xxx

 Pembayaran pajak……… Rp xxx

 Pembayaran tuntutan pengadilan………. Rp xxx + Jumlah arus kas keluar………. Rp xxx

Kas bersih yang berasal dari operasi……….. Rp xxx 2. Arus kas dari kegiatan investasi

a. Arus kas masuk:

 Penerimaan dari penjualan aktiva tetap.. Rp xxx

 Penerimaan dari wesel atas penjualan

Aktiva tetap……… Rp xxx + Jumlah arus kas masuk………... Rp xxx b. Arus kas keluar ;

 Pembelian bangunan……….. Rp xxx

 Pengeluaran modal……… Rp xxx + Jumlah arus kas keluar………... Rp xxx -

Kas bersih yang berasal dari investasi……… Rp xxx 3. Arus kas dari kegiatan pembelanjaan

a. Arus kas masuk :

 Penerimaan dari pengeluaran obligasi… Rp xxx

 Penerimaan dari penjualan saham biasa.. Rp xxx + Jumlah kas masuk………... Rp xxx b. Arus kas keluar

 Pembayaran lease……… Rp xxx

 Pembayaran deviden………... Rp xxx +

Jumlah arus kas keluar………. Rp xxx -

Kas bersih yang berasal dari pembelanjaan………. Rp xxx + Kenaikan atau penurunan kas………... Rp xxx Sumber : Drs. Syahrul Rambe, Ak.,MM dan Dra. Nurzaimah, Ak.,MM, Modul Akuntansi Menengah I, Medan,2005, hal 19.


(42)

B. Kredit

1. Pengertian Kredit

Istilah kredit bukan hal yang asing dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat, sebab sering dijumpai ada anggota masyarakat yang membeli barang dengan kreditan. Jual beli tersebut tidak dilakukan dengan tunai (kontan), tetapi dengan cara mengangsur. Selain itu banyak anggota masyarakat yang menerima kredit dari koperasi ataupun bank untuk kebutuhannya. Mereka pada umumnya mengartikan kredit sama dengan utang, karena setelah jangka waktu tertentu mereka harus membayar lunas.

Sebenarnya kata “kredit” berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang artinya “percaya”. Bila dihubungkan dengan bank, maka terkandung pengertian bahwa bank selaku kreditur percaya meminjamkan sejumlah uang kepada nasabah/debitur., karena debitur dapat dipercaya kemampuannya untuk membayar lunas pinjamannya setelah jangka waktu yang ditentukan.

Menurut Drs. OP. Simorangkir (1986:90), “Kredit adalah pemberian prestasi (misalnya uang, barang) dengan balas prestasi (kontraprestasi) yang akan terjadi pada waktu yang akan datang.”

Sutarno (2003:95), “Kredit adalah meminjamkan benda pada peminjam dengan kepercayaan bahwa benda itu akan dikembalikan dikemudian hari kepada pihak yang meminjamkan.”

Menurut Undang-undang perbankan No. 8 tahun 1998 pasal 1 butir 2 bahwa Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara Bank dengan


(43)

pihak lain yang mewajibkan peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan.

Dari rumusan di atas, dapat dikemukakan bahwa bahwa kredit itu merupakan perjanjian pinjam-meminjam uang antara bank sebagai kreditur dan nasabah sebagai debitur. Dalam perjanjian ini, bank sebagai pemberi kredit percaya terhadap nasabahnya dalam jangka waktu yang telah disepakatinya akan dikembalikan (dibayar) lunas.

Bank sangat hati-hati dalam memberikan kredit kepada calon nasabah. Setiap calon debitur yang mengajukan permohonan kredit kepada bank yang bersangkutan harus memenuhi segala ketentuan/persyaratan yang berupa data-data yang bersifat keuangan dan data-data-data-data yang bersifat non keuangan. Informasi laporan keuangan calon debitur menjadi salah satu pertimbangan/persyaratan yang dibutuhkan oleh bank. Laporan keuangan itu sendiri merupakan gambaran umum mengenai posisi keuangan perusahaan calon debitur. Bank akan mengadakan analisis terhadap laporan keuangan calon debitur tersebut, apakah layak atau tidak diberikan kredit.

Informasi laporan laba rugi calon nasabah dapat dijadikan sebagai sebuah indikator dalam menilai kemampuan calon nasabah dalam mengembalikan kredit beserta bunganya. Laporan neraca calon nasabah dapat dijadikan sebagai indikator besarnya kredit yang diberikan kepada nasabah.


(44)

Menurut Wareen, dkk (2005:27) :

Pejabat kredit pinjaman bank menggunakan laporan keuangan dalam memutuskan apakah akan memberikan pinjaman kredit kepada perusahaan yang mengajukan permohonan kredit. Dalam akad perjanjian kredit dapat dipersyaratkan bahwa peminjam harus mempertahankan jumlah aktiva tertentu yang melebihi jumlah kewajiban. Laporan keuangan perusahaan digunakan untuk memantau ketaatan atas syarat-syarat dalam perjanjian kredit.

Tenggang waktu antara pemberian dan penerimaan kembali kredit beserta prestasinya merupakan suatu hal yang abstrak, yang sukar diraba, karena masa antara pemberian dan penerimaan prestasi tersebut dapat berjalan dalam beberapa bulan, tetapi dapat pula berjalan dalam beberapa tahun.

Hal ini dapat terjadi karena dalam praktek banyak nasabah tidak menepati waktu yang diperjanjikan dalam mengembalikannya pinjamannya dengan berbagai alasan. Dalam rumusan pengertian kredit ditegaskan mengenai kewajiban nasabah untuk melunasi utangnya sesuai dengan jangka waktunya dan disertai dengan kewajibannya yang lain yaitu dapat berupa bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

2. Unsur-Unsur Kredit

Dari defenisi kredit di atas dapat dikemukakan sedikitnya empat yang menjadi unsur-unsur kredit, yaitu seperti yang digambarkan pada gambar di bawah ini :


(45)

Gambar 2.2 Unsur-Unsur Kredit

Sumber : H. Budi Untung, kredit Perbankan di Indonesia. ANDI Yogyakarta, Yogyakarta, 2000, hal 2.

Unsur-unsur kredit tersebut di atas dijelaskan sebagai berikut: a. Kepercayaan

Disini berarti si pemberi kredit yakin bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa, akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.

b. Jangka waktu

Waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima di masa yang akan datang. Dalam unsur waktu ini terkandung pengertian nilai agio dari uang, yaitu uang yang ada sekarang

KEPERCAYAAN JANGKA WAKTU

UNSUR KREDIT

PRESTASI RESIKO


(46)

lebih tinggi nilainya dari uang yang akan diterima pada masa yang akan datang.

c. Degree of risk

Yaitu resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima dikemudian hari. Semakin panjang jangka waktu kredit diberikan, maka semakin tinggi pula tingkat resikonya, sehingga terdapat unsure ketidaktentuan yang tidak dapat diperhitungkan. Inilah yang menyebabkan unsur resiko. Karena adanya unsur resiko ini maka dibutuhkan jaminan dalam pemberian kredit.

d. Prestasi

Prestasi atau objek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dalam bentuk barang dan jasa. Namun karena kehidupan ekonomi modern sekarang ini didasarkan pada uang maka transaksi kredit yang menyangkut uanglah yang sering kita jumpai dalam praktek perkreditan.

3. Tujuan dan Fungsi Kredit a. Tujuan Kredit

Salah satu sumber informasi dari pengajuan proposal kredit adalah tujuan dari penggunaan dana pencairan kredit tersebut. Dengan demikian keputusan persetujuan kredit merupakan hal yang paling vital dalam alokasi pencairan dana itu sendiri.


(47)

Kredit yang baik mempunyai tujuan komersil untuk memperbesar volume usaha dan bukan digunakan untuk tujuan spekulatif maupun konsumtif.

Secara umum tujuan kredit di bank meliputi hal-hal sebagai berikut (Ruddy Tri santoso,1995:33) :

a.Memenuhi kebutuhan nasabah dalam penyedian uang tunai saat ini.

b.Mempertahankan standard perkreditan yang layak dan memperhitungkan resiko usaha dari ekspansi usaha tersebut.

c.Mengevaluasi berbagai kesempatan usaha yang baru.

d.Mendatangkan keuntungan bagi bank dan pada saat yang sama menyediakan likuiditas yang memadai.

Untuk menganalisis tujuan penggunaan kredit secara tepat, maka aktivitas pemberian pinjaman tersebut harus mempertimbangkan Bank Ability dari usulan kredit nasabah yang menyangkut hal-hal sebagai berikut :

1) Cash Flow Generation yang mampu menunjukkan kemampuan nasabah untuk membayar kembali hutangnya sesaui dengan jangka waktu yang telah disepakati.

2) Memenuhi jaminan dengan nilai yang memadai serta marketable dan diikat secara hukum.

3) Profitable baik bagi bank maupun nasabah dalam melakukan transaksi bisnis yang dicover dengan kredit tersebut.

4) Resiko portfolio kredit bank dan budget finansial bank.

Tujuan penyaluran kredit kepada nasabah seyogianya adalah untuk membantu nasabah untuk meningkatkan volume usahanya melalui modal kerja dan berupaya sedapat mungkin untuk menghindari kredit macet. Atas dasar pemikiran tersebut


(48)

di atas maka pemilihan ke sektor-sektor usaha yang produktif dan cepatnya menghasilkan likuiditas tentunya diprioritaskan.

b. Fungsi Kredit

Kredit pada awal perkembangannya mengarahkan fungsinya untuk merangsang kedua belah pihak untuk tujuan pencapaian kebutuhan baik dalam bidang usaha maupun kebutuhan sehari-hari. Pihak yang mendapatkan kredit harus dapat menunjukkan prestasi yang lebih tinggi pada kemajuan usahanya itu, atau mendapatkan pemenuhan atas kebutuhannya.

Adapun bagi pihak yang memberi kredit, secara material dia harus mendapatkan rentabilitas berdasarkan perhitungan yang wajar dari modal yang dijadikan objek kredit, dan secara spiritual mendapatkan kepuasan karena dapat membantu pihak lain untuk mencapai kemakmuran.

Suatu kredit mencapai fungsinya, baik bagi debitur, kreditur, maupun masyarakat, apabila secara social ekonomis membawa pengaruh yang lebih baik. Bagi pihak debitur dan kreditur, mereka sama-sama memperoleh keuntungan, dan juga mengakibatkan tambahan penerimaan negara dari pajak, serta membawa dampak kemajuan ekonomi yang bersifat mikro maupun makro.

Kredit dalam kehidupan perekonomian sekarang, dan juga dalam perdagangan mempunyai fungsi sebagai berikut :

1) Meningkatkan daya guna uang

2) Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang 3) Meningkatkan daya guna dan peredaran barang


(49)

4) Sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi 5) Meningkatkan kegairahan berusaha 6) Pemerataan pendapatan

7) Meningkatkan hubungan internasional.

4. Jenis-Jenis Kredit

Dilihat dari macam jenis kredit yang dapat diajukan kepada bank, maka secara garis besar kredit tersebut dapat digolongkan kepada kredit tunai (cash loan) dan kredit tidak tunai (non cash loan).

Jenis kredit secara tunai dapat dibedakan yaitu secara umum, tujuan pembiayaan, jangka waktu, sektor ekonomi, sifat, jenis penggunaan, kolektibilitas, golongan debitir dan kebijaksanaan. Sedangkan jenis kredit non tunai yaitu dalam bentu pemberian bank garansi dan kredit berdokumen dalam rangka pembukaan Letter of Credit (L/C).

Jenis-jenis kredit ini perlu diketahui guna melihat jenis kredit apa yang dibutuhkan oleh perusahaan pada suatu waktu tertentu dan mengetahui perkembangan selanjutnya dari kredit tersebut ataupun kebutuhan kredit lain yang akan muncul dikemudian hari.

Secara keseluruhan dari jenis-jenis kredit yang biasanya diberikan oleh bank dijelaskan sebagai berikut :


(50)

A. Kredit tunai (cash loan)

1. Jenis kredit secara umum adalah :

a. Kredit komersil, yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan untuk tujuan komersial. Dengan mendapatkan fasilitas kredit ini, maka perusahaan dapat meningkatkan volume penjualan yang sekaligus juga dapat meningkatkan perolehan laba usaha. Pelunasan kredit dan pembayaran bunga kredit berasal dari keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan.

b. Kredit konsumsi, yaitu jenis kredit yang biasanya diberikan untuk perorangan untuk tujuan konsumsi. Misalnya kredit kepemilikan rumah, kredit kendaraan, kredit untuk anak sekolah, dan lain-lain. Sumber dana untuk angsuran kredit dan pembayaran bunganya berasal dai pendapatan tetap yang diterima oleh debitur perorangan setiap bulannya.

2. Jenis kredit berdasarkan tujuan pembiayaan adalah :

a. Kredit modal kerja, yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan atau perorangan untuk menambah modal kerjanya. Modal kerja meliputi biaya pembelian bahan baku, bahan pembantu, upah buruh, overhead cost, dan lain-lain.

b. Kredit investasi, yaitu kredit yang diberikan oleh bank kepada perusahaan untuk pembelian barng modal. Misalnya kredit untuk pembelian mesin-mesin, kendaraan, peralatan dan pembanguna gedung pabrik.


(51)

3. Jenis kredit dari segi jangka waktu adalah :

a. Kredit jangka pendek, yaitu kredit berjangka waktu sampai dengan satu tahun, biasanya kredit modal kerja.

b. Kredit jangka menengah, yaitu kredit yang berjangka waktu di atas satu tahun sampai dengan lima tahun. Misalnya kredit untuk pembelian kendaraan, peralatan dan mesin-mesin.

c. Kredit jangka panjang, yaitu kredit dengan jangka waktu lebih dari lima tahun. Misalnya kredit yang diberikan untuk pembiayaan pembangunan pabrik baru dan pembiayaan proyek jangka panjang (project financing).

4. Jenis kredit berdasarkan sektor ekonomi adalah :

a. Kredit pertanian, yaitu kredit yang diberikan untuk sektor pertanian, termasuk perkebunan, perikanan dan kehutanan. Kredit dapat diberikan dalam bentuk kredit modal kerja dan kredit investasi.

b. Kredit pertambangan, yaitu kredit yang diberikan untuk sektor pertambangan meliputi eksplorasi dan eksploitasi.

c. Kredit perindustrian, yaitu kredit yang diberikan untuk pembiayaaan pabrik-pabrik dan manufaktur dari segala sektor.

d. Kredit yaitu kredit yang diberikan kepada kontraktor untuk pembiayaan pembangunan proyek sampai dengan proyek selesai (building finance). Pembangunan proyek ini meliputi pembanguna gedung, jalan, jembatan serta prasarana lainnya.


(52)

e. Kredit perdagangan, restoran, hotel, yaitu kredit yang diberikan untuk

membantu kebutuhan modal perdagangan antar kota, antar pulau dan perdagangan local serta untuk restoran dan hotel-hotel.

f. Kredit pengangkutan, pergudangan, yaitu kredit yang dibeikan untuk

pengangkutan barang-barang, distribusi barang-barang dan pergudangan. Termasuk didalamnya kredit distribusi, yaitu pembelian barang-barang dalam jumlah besar dan kemudian dijual dalam jumlah yang kecil.

g. Kredit jasa-jasa dunia usaha, yaitu kredit yang diberikan untuk perusahaan jasa seperti konsultan, akuntan, dokter, pengacara dan jasa pendidikan. 5. Jenis kredit berdasarkan sifatnya adalah :

a. Kredit revolving, yaitu fasilitas kredit yang diberikan atas dasar limit, atau plafond tertentu dan dapat digunakan berulang-ulang sampai dengan batas limit yang ditentukan tersebut. Kredit ini biasanya dalam bentuk kredit modal kerja atas dasar rekening koran dengan jangka waktu tidak melebihi satu tahun.

b. Kredit aplofend, yaitu fasilitas kredit yang diberikan untuk satu kali penggunaan atau sesuai skedul dan tidak dapat dipakai berulang.

6. Jenis kredit berdasarkan jenis penggunaannya adalah :

a. Kredit usaha, yaitu kredit yang digunakan untuk pembiayaan dalam bentuk modal kerja atau investasi.


(53)

b. Kredit konsumsi, yaitu kredit yang diberikan untuk pembelian barang-barang konsumsi bukan dalam bentuk usaha. Misalnya kredit untuk pembelian alat-alat rumah tangga, kendaraan, dan lain-lain.

7. Kredit berdasarkan kolektibilitas a. Kredit lancar (pass)

Pembayarannya tepat waktu, perkembangan rekening baik, tidak ada tunggakan serta sesuai dengan persyaratan kredit yang berlaku.

b. Kredit dalam perhatian khusus (special mention)

Yaitu terdapat tunggakan pembayaran pokok dan/atau bunga sampai dengan 90 hari.

c. Kredit kurang lancar (sub standard)

Yaitu terdapat tunggakan pembayaran pokok dan/atau bunga yang telah melebihi 90 hari sampai dengan 180 hari.

d. Kredit diragukan (doubtfull)

Yaitu terdapat tunggakan pembayaran pokok dan/atau bunga yang telah melebihi 180 hari sampai dengan 270 hari.

e. Kredit macet (loss)

Yaitu terdapat tunggakan pembayaran pokok dan/atau bunga yang telah melebihi 270 hari.


(54)

8. Kredit berdasarkan golongan debitur adalah :

a. Kredit kepada penduduk, yaitu kredit yang diberikan kepada penduduk, warga negara atau perusahaan yang mempunyai status penduduk Indonesia.

b. Kredit bukan kepada penduduk, kredit yang diberikan bukan kepada penduduk Indonesia, warga negara asing atau perusahaan yang berstatus perusahaan asing (PMA).

9. Kredit atas dasar kebijaksanaan adalah :

a. Kredit umum, yaitu kredit-kredit yang diberikan oleh bank yang lebih ditekankan kepada untung rugi dan prinsip-prinsip bisnis yang berlaku atau dikenal dengan ketentuan bank teknis.

b. Kredit prioritas, yaitu kredit yang penyalurannya berdasarkan prioritas yang disyaratkan oleh pemerintah, misalnya untuk usaha skala kecil. Misalnya kredit kelayakan usaha, kredit candak kulak,dan lain-lain.

B. Kredit tidak tunai (non cash loan) I. Kredit non cash

Yaitu kredit yang diberikan dalam bentuk garansi. Bank garansi walaupun dalam bentuk selembar surat berharga yang menyebutkan bank akan membayar sejumlah uang tertentu apabila pihak terjamin tidak memenuhi persyaratan sebagaimana yang telah disyaratkan oleh penjual dan pembeli.

Banyak kalangan awam menilai bahwa bank garansi sama dengan surat keterangan bank dan penilaian ini mesti diluruskan. Bank sebelum memberikan


(55)

bank garansi kepada nasabahnya, terlebih dahulu melakukan analisis kredit sebagaimana halnya dalam pemberian kredit pada umumnya.

II. Kredit berdokumen

Yaitu jenis kredit yang diberikan dalam bentuk dokumen untuk transaksi antar pulau atau impor. Kredit berdokumen ini dikenal dengan letter of credit (L/C). Letter of credit memuat pesyaratan dokumen yang harus dipenuhi dalam kontrak jual beli (sales contract) dan persyaratan-persyaratan lainnya serta nilai jual beli. Pernyataan akanmembayar dari L/C yang diterbitkan oleh bank dalam negeri (issuing bank) kepada bank luar negeri (paying bank) atas dasar kelengkapan dokumen tersebutlah yang dikenal dengan kredit berdokumen.

5. Mekanisme dan Prosedur Kredit

Dalam pengajuan kredit kepada bank, perusahaan harus melakukan tahapan-tahapan dalam permohonan kredit. Perusahaan perlu mempersiapakan data-data yang diperlukan sebagai informasi yang dibutuhkan oleh bank selaku kreditur. Adapun informasi dan data-data yang dibutuhkan meliputi :

a. Data yang bersifat non keuangan

Informasi data yang bersifat non keuangan meliputi kelengkapan berkas permohonan kredit yang antara lain adalah :

1) Akta Pendirian

Fotokopi akte pendirian dan akte perubahan perusahaan. Akte pendirian yang dimaksudkan adalah yang telah diumumkan dalam lembaran negara.


(56)

Demikian juga dengan akte-akte perubahan bila ada, yaitu yang telah diumumkan dalam lembaran negara. Dari akta-akta ini dapat diketahui pihak-pihak yang dapat mengikatkan diri dengan pihak ketiga, jumlah saham dan jumlah saham yang telah disetor. Akte pendirian dan akte perubahan hanya diperlukan bagi perusahaan firma/CV, perseroan terbatas, perusahaan negara, yayasan dan koperasi.

2) Surat kuasa sehubungan dengan hak substitusi

Surat kuasa ini hanya diperuntukkan bagi perusahaan bukan perorangan. 3) Surat-surat izin yang masih berlaku

Surat-surat izin yang dimaksud adalah bisa dalam bentuk : a) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

b) Surat Izin Usaha Pemborong Pekerjaan (SIPP) c) Undang-undang gangguan

d) Surat Izin Industri e) Izin-izin lainnya.

4) Daftar isian yang disediakan oleh bank

Bila ada daftar isian yang disediakan oleh bank maka perusahaan harus mengisi lengkap daftar isian tersebut dan ditandatangani oleh pihak yang berwenang.

5) Jaminan Kredit

Yang dimaksud dengan jaminan kredit adalah fotocopy surat bukti kepemilikan aktiva tetap (tanah, bangunan, kendaraan, dan lain-lain) yang dimiliki oleh perusahaan.


(57)

7) Organisasi dan manajemen perusahaan 8) Data realisasi usaha

9) Data rencana usaha 10) Data lainnya

Data lainnya adalah data atau informasi positif lainnya yang dimiliki oleh perusahaan yang akan menambah kredibilitas perusahaan di mata bank.

b. Data-data yang bersifat keuangan

Data-data yang perlukan oleh perusahaan yang bersifat keuangan adalah laporan keuangan. Penyampaian laporan keuangan sangat penting karena merupakan analisis inti dalam persetujuan kredit. Laporan keuangan yang biasanya dibutuhkan untuk dianalisis adalah :

1) Laporan laba/rugi 2) Neraca

3) Arus Kas.

Perusahaan yang hendak mengajukan permohonan kredit kepada bank harus melengkapi seluruh berkas-berkas tersebut di atas untuk mendapatkan fasilitas kredit dari bank yang bersangkutan. Setelah seluruh kelengkapan data-data dipersiapkan, baik data yang bersifat non keuangan maupun data yang bersifat keuangan, maka calon debitur harus menghitung besarnya kredit yang akan diajukan ke bank, maka langkah berikutnya adalah mengumpulkan informasi dan membuat simulasi tentang bank atas kecepatan layanan, tingkat suku bunga yang terbaik dan lain sebagainya.


(58)

Adakalanya perusahaan telah mempunyai pilihan bank dimana ia menyalurkan seluruh transaksi keuangannya, jika demikian halnya tentu yang bersangkutan telah mempunyai cukup informasi atas hal yang berkaitan dengan perkreditan.

Di samping informasi di atas, perusahaan perlu mendapatkan informasi lisan tentang :

1) Tujuan permohonan kredit tersebut diajukan, apakah cukup kepada kantor cabang tersebut atau kepada kantor pusatnya.

2) Pejabat-pejabat bank yang akan terlibat, memproses permohonan kredit tersebut.

Untuk mendapatkan kejelasan tentang permohonan kredit yang akan diajukan, ada baiknya untuk bertemu dan berdiskusi dengan Kepala Bagian Kredit atau Kepala Kantor Cabang bank tersebut. Bila hal-hal di atas telah dilakukan, barulah pemohon atau manajer keuangan perusahaan mempersiapkan surat permohonan kredit yang ditujukan kepada Kantor Cabang atau Kantor Pusatnya. Perusahaan yang mengajukan permohonan kredit tinggal menunggu pemberitahuan dari bank yang bersangkutan, sehubungan dengan keputusan untuk menolak atau menyetujui permohonan kredit tersebut.

6. Analisis Kredit

Bank yang telah menerima surat permohonan kredit dari sebuah perusahaan akan melakukan pemeriksaan serta analisis kredit. Ada beberapa aspek yang penting yang menjadi penilaian tersendiri oleh bank yang besangkutan.


(59)

Sebelum bank melakukan analisis kredit, ada aspek-aspek penilaian oleh bank yaitu :

a. Kelengkapan berkas permohonan kredit

Surat ataau berkas permohonan kredit adalah permohonan untuk memperoleh kredit yang diajukan oleh debitur dan atau oleh calon debitur kepada suatu bank. Langkah pertama yang dilakukan oleh analis setelah menerima berkas permohonan kredit calon nasabah adalah memeriksa surat permohonan kredit sesuai dengan kebutuhan analis yang diperlukan.

Yang tidak kalah pentingnya adalah meneliti keabsahan surat permohonan kredit, apakah telah ditandatangani oleh pengurus atau yang berwenang sesuai akta pendirian bagi perusahaan. Selanjutnya diteliti fotokopi-fotokopi surat-surat izin yang dimiliki, daftar isian yang disediakan oleh bank, surat-surat-surat-surat jaminan kredit, surat kontrak. Diteliti juga kelengkapan organisasi dan manajemen perusahaan yang meliputi daftar riwayat hidup dari top manajemen dan pemegang posisi kunci perusahaan.

Kelengkapan data lain yang penting untuk diteliti adalah data laporan keuangan. bagi perusahaan menengah ke atas disyaratkan laporan keuangan yang telah di audit oleh akuntan terdaftar. Dat lain yang diteliti adalah data realisasi usaha, data rencana usaha, dan data-data lain yang mendukung permohonan kredit.

b. Wawancara (interview)

Wawancara atau interview dengan pemohon kredit sebaiknya dilakukan oleh pejabat bank (analis, kepala cabang atau direksi bank) sebelum


(60)

permohonan kredit diajukan, dalam bentuk interview terdahulu. Yang terpenting dalam wawancara adalah bahwa informasi yang diucapkan oleh debitur akan dites ulang dengan kenyataan di lapangan. Apabila terjadi perbedaan, tentunya hal ini menyangkut kejujuran dan kepercayaan yang kredit itu sendiri adalah kepercayaan.

c. Investigasi Kredit

Pengertian investasi kredit adalah semua kegiatan yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut :

1) Mengumpulkan data-data yang up to date, atau data-data yang relevan untuk bahan analis permohonan kredit.

2) Meneliti kebenaran dan akurasi data calon debitur. 3) Pembuatan laporan investigasi.

Tujuan investigasi adalah untuk memperoleh data lengkap dan benar untuk keperluan analisis kredit.

d. Peninjauan On The Spot

Dari data-data permohonan kredit yang diajukan, akan dicek kebenarannya melalui peninjauan lapangan (on the spot). Lokasi kantor, lokasi usaha akan dicek kebenarannya, bangunan kantor dari segi strukturnya dan lay outnya. Pada waktu melaksanakan on the spot, dilakukan pengecekan kebenaran atas data-data laporan yang telah disampaikan baik data-data non keuangan dan data-data yang bersifat keuangan yaitu laporan laba/rugi dan neraca.


(61)

Aspek keuangan yang sangat penting dalam proses pemberian kredit perlu mendapat perhatian para analis. Aspek keuangan tersebut antara lain (H.Moh.Tjoekam,1999:123) :

1. Neraca Perusahaan :

a. Posisi current asset dan posisi current liability b. Pos-pos current asset dan pos-pos current liability c. Posisi total assets dan posisi total liabilities

d. Pos-pos fixed asset dan pos-pos long term debt e. Posisi equity dan networth.

2. Laporan laba/ rugi

a. Penjualan, harga pokok, dan gross profit b. Biaya operasi, penghapusan, bunga dan pajak c. Laba setelah pajak.

Setelah bank melakukan pemeriksaan melalui penilaian setiap berkas-berkas yang telah diajukan, maka selanjutnya bank akan melakukan analisis kredit.

Analisis kredit merupakan penilaian terhadap nasabah dan usahanya. Pihak analis melakukan analisis kredit dengan tujuan untuk melihat kondisi dan potensi perusahaan nasabah melalui penilaian kuantitatif dan kualitatif. Dengan adanya analisis kredit, pihak bank selaku kreditur dapat memutuskan apakah perusahaan yang memohon kredit layak/tidak layak diberikan kredit.

Dalam analisis kredit, para analis menggunakan beberapa pendekatan yang terdiri dari :

1) Pendekatan Jaminan (Collateral Approach)

Merupakan pendekatan tertua dan klasik atau sederhana. Artinya melalui analisis pendekatan jaminan inilah persetujuan pemberian fasilitas kredit dapat diputuskan. Apabila calon debitur mengajukan


(62)

permohonan kredit dengan jumlah tertentu dan calon debitur tersebut menyerahkan jaminan kredit yang nilainya melebihi jumlah kredit yang diminta, maka permohonan kreditnya akan disetujui. Terkadang ditentukan prosentase tertentu misalnya nilai jaminan harus mencapai minimal 150% dari limit kredit yang diminta. Yang menjadi masalah pokok di sini adalah penilaian terhadap jaminan yang diserahkan calon debitur, yaitu berdasarkan nilai pasar dan secara yuridis dapat dikuasai. Berdasarkan nilai pasar dimaksudkan adalah jaminan tersebut akan mudah untuk dijual sesuai dengan nilai yang ditetapkan. Pemberian kredit berdasarkan pendekatan ini mirip dengan pegadaian.

2) Pendekatan Karakter (Character Approacah)

Pendekatan ini lebih ditekankan kepada aspek moral dari calon debitur atau individu-individu pengelola perusahaan. Apabila dari penilaian yang dilakukan ternyata calon debitur memiliki moral yang baik, jujur, memenuhi perjanjian, tidak pernah melakukan bisnis yang merugikan orang lain, maka dari segi karakter calon dapat direkomendasikan untuk diberikn fasilitas kredit.

3) Pendekatan pada Kemampuan Pelunasan (Repayment Approach) Pemberian fasilitas kredit lebih ditekankan kepada kemampuan calon debitur untuk melunasi kembali fasilitas kredit yang diterima sesuai dengan skedul waktu yang ditetapkan.


(63)

Kemampuan untuk membayar kembali tersebut tentunya lebih diutamakan dari dana yang berasal dari usaha pokok debitur, bukan dari sumber-sumber lainnya.

4) Pendekatan Kelayakan Usaha (Feasibility Approach)

Pendekatan kelayakan usaha dimaksudkan bahwa persetujuan pemberian kredit didasarkan kepada suatu analisis atas usaha atau proyek yang menyatakan bahwa suatu usaha atau proyek tersebut layak dibiayai.

5) Pendekatan Pemberian Kredit sebagai Agen Pembangunan

Pendekatan pemberian kredit ini sebagai pepanjangan tangan pemerintah ini diarahkan untuk membantu pengusaha-pengusaha skala kecil dengan memberikan keringanan atau kelonggaran beberapa persyaratan bank. Di sini bank berperan sebagai agen pembanguna dalam rangka memberikan pemerataan kesempatan berusaha. Persyaratan yang diringankan, misalnya keringanan jaminan dan penyederhanaan pesyaratan perizinan. Jenis kredit ini biasanya kredit program seperti kredit candak kulak, kredit kelayakan usaha dan kredit usaha kecil.

Secara keseluruhan dalam analisis kredit, cakupan analisis paling tidak harus memuat analisis lima C (5 C’S), yang merupakan standar minimal yang lazim digunakan di kalangan perbankan.


(64)

Cakupan analisis 5 C’S dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.3 Cakupan 5 C’S

Sumber : Warman Djohan, Kredit Bank. Cetakan Pertama, PT. Mutiara Sumber Widya, Jakarta,2000, hal 106.

a. Character (Watak)

Watak atau character adalah sifat dasar yang ada dalam hati seseorang. Watak dapat diartikan sebagai kepribadian, moral dan kejujuran pemohon kredit.

II. CAPITAL

III. CAPACITY

ANALISIS 5 C’S

I. CHARACTER

IV. COLLATERAL


(65)

b. Capital (Modal)

Besarnya modal yang dimiliki oleh pemohon kredit dapat dicermati dari laporan keuangannya. Semakin besar jumlah modal yang dimiliki maka menunjukan bahwa perusahaan tersebut memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban membayar hutangnya.

c. Capacity (Kemampuan)

Merupakan kemampuan yang memadai yang berasal dari pendapatan pribadi jika debitur perorangan atau pendapatan perusahaan jika debitur berbentuk badan usaha.

d. Collateral (Jaminan)

Jaminan berarti harta kekayaan yang dapat diikat sebagai jaminan guna menjamin kepastian pelunasan hutang jika dikemudian hari debitur tidak dapat melunasi hutangnya dengan jalan menjual jaminan dan mengambil pelunasan dari penjualan harta kekayaan yang menjadi jaminan itu.

e. Condition of Economy (Kondisi Ekonomi)

Kondisi ekonomi adalah situasi ekonomi pada waktu dan jangka waktu tertentu di mana kredit tersebut diberikan oleh bank kepada pemohon. Dalam menganalisis lima C tersebut, keseluruhan kemungkinan resiko yang dapat terjadi telah mendapatkan perhatian. Dari hasil analisis dimaksud, tentunya para pengambil keputusan di bidang perkreditan diharapkan telah dapat mengambil keputusan dengan baik.


(66)

Bentuk lain dari lima C adalah lima P, yang terdiri dari :

a. People yaitu penilaian terhadap orang-orang yang terlihat dalam usaha calon debitur.

b. Purpose yaitu sasaran dan tujuan pemberian kredit.

c. Payment yaitu sumber dan jadwal waktu pembayaran kredit. d. Protection yaitu mengatasi resiko apabila usaha debitur gagal.

e. Perspective yaitu analisis kondisi perusahaan dan perspektif mendatang.

Melalui analisis 5 P ini, sebenarnya telah dapat diketahui analisis kondisi dan potensi perusahaan yang mengajukan permohonan kredit, dalam kaitan gengan layak atau tidak layaknya suatu perusahaan diberikan fasilitas kredit.

ANALISIS KEUANGAN

Menurut H. Moh Tjoekam (1999:156), “Dalam analisis kredit secara kuantitatif, cenderung digunakan rasio keuangan perusahaan untuk mengetahui tren-tren dari kondisi keuangan calon nasabah, yang pada prinsipnya berasal dari laporan keuangan (neraca, laba rugi, arus kas, modal, utang, dan lain-lain”.

Rudi Tri Santoso ( 1995:34), “Analisis laporan keuangan merupakan salah satu persiapan dalam analisis kredit bank”.

Analisis laporan keuangan sangat penting untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi serta kinerja keuangan perusahaan calon nasabah. Dengan analisis ini, para analis dapat melihat posisi keuangan calon nasabah, sumber dana dan penggunaan sumber dana, laba dalam periode tertentu.


(67)

Menurut (Warman Djohan, 2000:122), “Analisis laporan keuangan calon nasabah merupakan kegiatan pertama yang perlu diperhatikan dalam analisis kredit oleh bank.”

Adapun yang menjadi tujuan analisis keuangan adalah untuk mengetahui : a. Struktur dan konsisi keuangan calon nasabah untuk dibandingkan dengan

struktur perkreditan dan dana yang tersedia di bank.

b. Rencana pembiayaan dan posisi keuangan calon nasabah sekarang (likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas serta proyeksi/prospek keuangannya).

c. Jenis kredit, jumlahnya dan jangka waktu yang dibutuhkan oleh calon nasabah untuk melunasinya.

d. Sumber-sumber dana dan penggunaannya, yang tergambar dari saldo dana perusahaan dan saldo kas dari laporan arus kas perusahaan dan rencana pelunasan kreditnya.

e. Keuntungan perusahaan yang diproyeksikan, sumber dana dari laporan arus kas dan sumber dana dari pihak ketiga lainnya sebagai sumber dana untuk pelunasan kreditnya.

1) Analisis perbandingan Laba/Rugi

Analisis perbandingan laba/rugi dapat dilakukan dengan analisis horizontal dan analisis vertikal. Yang dimaksud dengan analisis perbandingan laba/rugi horizontal adalah memakai penjualan netto, harga pokok penjualan dan unsur-unsur laba-rugi tahun sebelunmya sebagai tahun dasar dengan digunakan angka


(68)

100%, sehingga pada posisi tahun sesudahnya kelihatan adanya peningkatan jika meningkat dan adanya penurunan jika mengalami penurunan.

Apabila penjualan netto meningkat, laba meningkat maka terjadi perkembangan yang positif. Apabila komponen-komponen biaya meningkat, maka dilihat proporsinya, apakah proporsinya meningkat atau menurun, maka dapat diketahui bahwa perusahaan dalam operasionalnya telah mengalami peningkatan efisiensi atau sebaliknya.

Sedangkan untuk analisis vertical laba/rugi, yang diukur adalah total penjualan netto dari tahun masing-masing dengan menggunakan angka notasi 100%. Analisis ini juga dimaksudkan untuk melihat tingkat efisiensi perusahaan dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.

2) Analisis Neraca

Analisis neraca perusahaan secara terperinci menggambarkan kemampuan operasional perusahaan. Perubahan-perubahan kewajiban perusahaan harus diantisipasi dengan kemampuanoperasi usaha guna menghasilkan arus kas secara intern.

Di dalam menganalisis neraca perusahaan, ada empat aspek yang perlu dinilai tingkat kewajarannya, yaitu :

a) Likuiditas ratios

Likuiditas rasio merupakan rasio-rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya yang harus segera dibayar.


(69)

Jenis-jenis rasio tersebut yaitu :

Total aktiva Lancar (1) Current Ratio =

Total Pasiva Lancar

Total Aktiva Lancar – Persediaan (2) Quick Ratio =

Total Pasiva Lancar Kas dan sejenisnya

(3) Cash Ratio =

Total Pasiva Lancar

b) Solvabilitas Ratios

Yaitu mengukur sejauh mana suatu perusahaan dibelanjai dengan hutang-hutang atau perbandingan antara dana sendiri dengan dana pihak ketiga. Jenis-jenis solvabilitas rasio adalah :

Total Hutang (1) Debt to Equity =

Total Modal (Equity) Total Aktiva (2) Assets to Ability =

Total Hutang (3) Times Interest Earned (Coverage Ratio)

Earning before Interst and Tax (EBIT) =

Interest

3) Activity Ratios ( Aktivitas)

Yaitu mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan sumber daya yang ada (resources) pada pengendaliannya.


(1)

15. Apakah laporan arus kas dan proyeksi arus kas dapat menjadi tolok ukur dalam menentukan besarnya kredit yang akan diberikan?

a. SS b. S c. KS d. TS 16. Apakah data-data non keuangan seperti profil calon nasabah, akta

pendirian perusahaan, serta surat-surat izin calon nasabah juga dibutuhkan dalam prosedur kredit?

a. SS b. S c. KS d. TS 17. Apakah asuransi terhadap asset calon nasabah dibutuhkan bank sebagai

jaminan atas keselamatan asset calon nasabah yang bersangkutan?

a. SS b. S c. KS d. TS 18. Apakah dalam proses pemberian kredit, besarnya agunan

dipertimbangkan?

a. SS b. S c. KS d. TS

III. Pedoman/ Standar Informasi Laporan Keuangan yang Digunakan dalam Proses Pemberian Kredit

19. Apakah laporan keuangan yang dibutuhkan oleh bank selaku kreditur adalah laporan keuangan yang telah diaudit oleh Auditor Kantor Akuntan Publik (KAP)?

a. SS b. S c. KS d. TS 20. Apakah informasi laporan keuangan yang lengkap serta telah diaudit oleh

Auditor Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat menjamin pemeliharaan serta pengembalian kredit dengan lancar?


(2)

B. Besarnya Peranan Informasi Laporan Keuangan Calon Nasabah dalam Kebijaksanaan Pemberian Kredit

I. Analisis Laporan Keuangan Calon Nasabah

1. Apakah analisis rasio likuiditas penting dalam proses analisis laporan keuangan?

a. SS b. S c. KS d. TS 2. Apakah analisis rasio solvabilitas penting dalam proses analisis laporan

keuangan?

a. SS b. S c. KS d. TS 3. Apakah analisis rasio aktivitas penting dalam proses analisis laporan

keuangan?

a. SS b. S c. KS d. TS 4. Apakah analisis rasio profitabilitas penting dalam proses analisis laporan

keuangan?

a. SS b. S c. KS d. TS 5. Apakah analisis laporan keuangan calon nasabah meliputi analisis laporan

laba rugi, neraca, laporan arus kas, dan laporan proyeksi arus kas?

a. SS b. S c. KS d. TS 6. Apakah laporan laba rugi dapat menggambarkan bagaimana kondisi

keuangan calon nasabah?

a. SS b. S c. KS d. TS 7. Apakah laporan neraca dapat menggambarkan bagaimana kondisi

keuangan calon nasabah?

a. SS b. S c. KS d. TS 8. Apakah laporan arus kas dan laporan proyeksi arus kas dapat

menggambarkan bagaimana kondisi keuangan calon nasabah?

a. SS b. S c. KS d. TS 9. Apakah Laporan Biaya Produksi dapat menggambarkan bagaimana

kondisi keuangan calon nasabah?


(3)

10. Apakah dalam proses analisis laporan keuangan, para analis juga menganalisis besarnya agunan calon nasabah?

a. SS b. S c. KS d. TS

II. Aspek-aspek dalam Kebijaksanaan Pemberian Kredit

11.Apakah posisi current asset dan posisi current liability merupakan salah satu aspek yang penting dalam proses analisis kredit?

a. SS b. S c. KS d. TS 12.Apakah pos-pos current assets dan pos-pos current liability merupakan

salah satu aspek yang penting dalam proses analisis kredit?

a. SS b. S c. KS d. TS 13.Apakah posisi total assets dan posisi total liabilities merupakan salah satu

aspek yang penting dalam proses analisis kredit?

a. SS b. S c. KS d. TS 14.Apakah pos-pos fixed asset dan pos-pos long term debt merupakan salah

satu aspek yang penting dalam proses analisis kredit?

a. SS b. S c. KS d. TS 15.Apakah posisi equity dan networth merupakan salah satu aspek yang

penting dalam proses analisis kredit?

a. SS b. S c. KS d. TS 16.Apakah besarnya penjualan (pendapatan total) dari calon nasabah juga

menjadi pertimbangan dalam proses analisis kredit?

a. SS b. S c. KS d. TS 17.Apakah besarnya laba kotor (gross profit) calon nasabah menjadi salah

satu pertimbangan dalam proses analisis kredit?

a. SS b. S c. KS d. TS 18.Apakah para analis memperhatikan besarnya biaya operasi serta

pengeluaran-pengeluaran calon nasabah?


(4)

19.Apakah harga pokok penjualan (HPP) perusahaan calon nasabah menjadi pertimbangan dalam keputusan pemberian kredit?

a. SS b. S c. KS d. TS 20.Apakah besarnya laba setelah pajak diperhatikan dalam proses analisis

kredit?


(5)

Lampiran 4

Perhitungan Regresi Linier Sederhana

1. Analisis Informasi Laporan Keuangan, yang terdiri dari 10 pertanyaaan disebut variabel independen (variabel bebas). Dalam hal ini disimbolkan variabel X. 2. Aspek-aspek dalam pemberian kredit, yang terdiri dari 10 pertanyaan disebut

variabel dependen (variabel tak bebas). Dalam hal ini disimbolkan variabel Y.

n X Y X2 XY Y2

1 4 4 16 16 16

2 4 4 16 16 16

3 3 4 9 12 16

4 4 4 16 16 16

5 3 4 9 12 16

6 3 4 9 12 16

7 3 3 9 9 9 8 3 3 9 9 9 9 2 4 4 8 16 10 3 4 9 12 16

JUMLAH 32 38 106 122 146

Maka koefisien determinasi (r2)dihitung sebagai berikut : [ n( ∑ XY ) – ( ∑ X ) (∑ Y)]2

r2 =

[ n ( ∑ X2 ) – ( ∑ X) 2] [n ( ∑ Y2 ) – ( ∑ Y) 2] [ 10( 122 ) – (32) (38)]2

r2 =

[ 10(106) – (32)2] [10 ( 146) – (38)2] [ 1220 – 1216 ]2

r2 =


(6)

[ 4 ]2 r2 =

[ 36 ] [ 16 ] 16 r2 =

576 16 r2 =

24

r2 = 0,67 atau 67 %

Jadi dapat disimpulkan bahwa informasi laporan keuangan berperan sebesar 67 % terhadap kebijaksanaan pemberian kredit pada PT. Panin Bank, Tbk Cabang Medan.