Jenis-Jenis Pola Asuh Orang Tua

untuk mendidik anak baik dalam sudut tinjauan agama, tinjauan sosial kemasyarakatan maupun tinjauan individu. Jika pendidikan keluarga dapat berlangsung dengan baik maka mampu menumbuhkan perkembangan kepribadian anak menjadi manusia dewasa yang memiliki sikap positif. Pola asuh menurut Soetjiningsih 2004, dalam Astuti, 2005, hlm. 36 adalah suatu model atau cara mendidik anak yang merupakan suatu kewajiban dari setiap orang tua dalam usaha membentuk pribadi yang sesuai dengan harapan masyarakat pada umumnya. Pola asuh merupakan pola interaksi antara orang tua dan anak,yaitu bagaimana cara sikap atau perilaku orang tua saat berinteraksi dengan anak,termasuk cara penerapan aturan,mengajarkan nilai norma,memberikan perhatian dan kasih sayang serta menunjukkan sikap dan perilaku baik sehingga dijadikan panutan bagi sikap anaknya Theresia,2009, dalam Suparyanto, 2010

2. Jenis-Jenis Pola Asuh Orang Tua

Tipe pola asuh orangtua menurut Baumrind 1991, dalam Parke locke, 1999 terdiri dari tiga tipe yaitu: a. Pola asuh authoritarian otoriter Pola asuh authoritarian otoriter adalah bentuk pola asuh yang menekankan pada pengawasan orangtua atau kontrol yang ditujukan kepada anak untuk mendapatkan ketaatan dan kepatuhan. Pola asuh ini adalah pengasuhan yang kaku, diktaktor dan memaksa anak untuk selalu mengikuti perintah orangtua tanpa banyak alasan. Perilaku orangtua dalam berinteraksi dengan anak bercirikan tegas, suka menghukum, anak dipaksa untuk patuh terhadap aturan-aturan yang diberikan oleh orangtua tanpa perlu menjelaskan kepada anak apa guna dan alasan dibalik aturan tersebut, serta cenderung Universitas Sumatera Utara mengekang keinginan anak. Para orangtua mempunyai sifat keras, kekuasaan yang keras, kasar dan tidak mau mendengarkan keinginan anak-anak mereka. b. Pola asuh authoritative demokratis Pola asuh authoritative demokratis adalah pola asuh yang bercirikan adanya hak dan kewajiban orangtua dan anak adalah sama dalam arti saling melengkapi, anak dilatih untuk bertanggung jawab pada dirinya sendiri, tetapi masih dalam pengawasan orangtua. Pola asuh ini dihubungkan dengan dengan sikap dan tingkah laku anak-anak yang memperlihatkan emosional positif, sikap positif, sosial, dan pengembangan kognitif. Pola asuh ini adalah paling kondusif diterapkan pada anak. c. Pola asuh permessive Pola asuh permessive merupakan bentuk pengasuhan dimana orangtua memberikan kebebasan sebanyak mungkin pada anak untuk mengatur dirinya. Anak tidak dituntut untuk bertanggung jawab dan tidak banyak dikontrol orangtua. Pola asuh ini memandang anak sebagai seorang pribadi dan mendorong mereka untuk tidak berdisiplin dan anak diperbolehkan untuk mengatur tingkah lakunya sendiri. Dengan pola asuh seperti ini anak mendapatkan kebebasan sebanyak mungkin dari orangtua. Pola asuh permessive membuat hubungan antara anak dan orangtua penuh kasih sayang, tetapi menjadikan anak agresif dan suka menurutkan kata hatinya. Pola asuh ini membuat anak lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah dengan teman yang membuat orangtuanya tidak suka, anak menjadi lebih cepat dewasa secara biologis. Orangtua yang permessive adalah orangtua yang kaku dan berfokus pada kebutuhan mereka sendiri. Terutama saat anak menjadi lebih dewasa, orangtua gagal mengawasi kegiatan anak atau untuk mengetahui dimana mereka, apa yang sedang mereka lakukan atau siapa teman anak mereka. Universitas Sumatera Utara Beberapa pola asuh yang digunakan orangtua pada anak: a. Pola asuh Otoriter parent oriented Sifat pola asuh ini, yaitu orang tua menerapkan disiplin yang kaku dan menuntut anak untuk mematuhi aturan-aturannya, membuat remaja menjadi frustasi. b. Pola Asuh Permisif children centered Pola asuh permisif merupakan pola asuh dimana orang tua memberikan kebebasan pada anak, namun kurang disertai adanya batasan-batasan dalam berperilaku sehingga akan membuat anak mengalami kesulitan dalam mengendalikan keinginan-keinginannya maupun dalam prilaku untuk menunda pemuasan. c. Pola Asuh Demokratis Pola asuh demokratis merupakan pola asuh yang mengutamakan adanya dialog antara remaja dan orangtua, pola asuh ini akan lebih menguntungkan bagi remaja, karena selain memberikan kebebasan pada anak juga disertai adanya control dari orang tua sehingga apabila terjadi konflik atau perbedaan pendapat di antara mereka dapat dibicarakan dan diselesaikan bersamaSoetjaningsih, 2010, hlm. 152. Hasil penelitian Setiana 2010 yang berjudul hubungan antara pola asuh orang tua dengan sikap remaja tentang napza pada siswa kelas XI di SMA PGRI 1 Jombang Kabupaten Jombang 2010, bahwa mayoritas pola asuh yang diterapkan orangtua adalah demokratis yaitu 56,9. Berdasarkan hasil penelitian Oktiva 2010 yang berjudul hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja dan pola asuh orang tua dengan sikap remaja tentang seks bebas di SMA N 1 Tawangsari Sukoharjo, mayoritas pola asuh yang diterapkan orang tua pada remaja adalah authoritative demokratis. Universitas Sumatera Utara Dalam konteks bimbingan orang tua terhadap remaja, Hoffman 1989 mengemukakan tiga jenis pola asuh orang tua, yaitu: 1. Pola asuh bina kasih induction Pola asuh bina kasih adalah pola asuh yang diterapkan orang tua dalam mendidik anaknya dengan senantiasa memberikan penjelasan yang masuk akal terhadap setiap keputusan dan perlakuan yang diambil bagi anaknya. 2. Pola asuh unjuk kuasa power assertion Pola asuh unjuk kuasa adalah pola asuh yang diterapkan orang tua dalam mendidik anaknya dengan senantiasa memaksakan kehendaknya untuk dipatuhi oleh anak meskipun sebenarnya anak tidak dapat menerimanya. 3. Pola asuh lepas kasih love withdrawal Pola asuh lepas kasih adalah pola asuh yang diterapkan orang tua dalam mendidik anaknya dengan cara menarik sementara cinta kasihnya ketika anak tidak menjalankan apa yang dikehendaki orang tuanya, tetapi jika anak sudah mau melaksanakan apa yang dikehendaki orang tuanya maka cinta kasihnya itu dikembalikan seperti sediakala. Dalam konteks pengembangan kepribadian remaja, termasuk di dalamnya pengembangan hubungan sosial, pola asuh yang disarankan oleh Hoffman 1989 untuk diterapkan adalah pola asuh bina kasih induction. Artinya, setiap keputusan yang diambil oleh orang tua tentang anak remajanya atau setiap perlakuan yang diberikan orang tua terhadap anak remajanya harus senantiasa disertai dengan penjelasan atau alasan yang rasional. Dengan cara demikian, remaja akan dapat menegmbangkan pemikirannya untuk kemudian mengambil keputusan mengikuti Universitas Sumatera Utara atau tidak terhadap keputusan atau perlakuan orang tuanya Ali Asrori, 2010, hlm. 102.

C. Remaja