PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN

statistik didapatkan nilai P adalah 0,000, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi musik klasik yang signifikan untuk mengurangi kecemasan ibu bersalin seksio sesarea pada kelompok intervensi. Dapat diliat pada tabel 5.3 dibawah. Tabel 5.3 Perbandingan Kecemasan Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol Pada Ibu Bersalin Seksio sesarea di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011 Variabel Mean Standar Deviasi Standar Eror P.value N Kecemasan ibu seksio sesarea pada kelompok intervensi 12,87 2,386 0.616 0.000 15 Kecemasan ibu seksio sesarea pada kelompok control 17,53 1,246 0,322 15

A. PEMBAHASAN

1. Interpretasi dan Diskusi Hasil Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa kecemasan ibu bersalin seksio sesarea pada kelompok intervensi rata-rata 12,87 dan pada kelompok kontrol 17,53. Dan hasil uji t-independent diperoleh nilai P = 0,000 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa ada Pengaruh efektifitas terapi musik klasik untuk mengurangi kecemasan pada ibu bersalin seksio sesarea setelah dilakukan intervensi. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Campbell dan Don.,Ph.D 2001, dengan tujuan penelitian untuk mengetahui efektifitas Mozzart effect Universitas Sumatera Utara kepada ibu bersalin yang dapat meningkatkan stimulasi rangsangan lebih tenang dalam menghadapi persalinan. Campbell,2001 ¶5 Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Cecilia, 2008 ketika seseorang mendengarkan musik, maka otak akan memproses apa yang didengar. Detak jantung cenderung mengikuti atau mengsinkronkan dengan kecepatan musik., Maka dengan mendengarkan musik tempo yang tinggi detak jantung akan meningkat dan mendengar musik dengan tempo rendah detak jantung akan melambat dan tubuh akan menjadi rileks. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Fauzi 2006, menunjukkan bahwa pelatihan dengan musik memberi lebih dari sekedar hubungan sebab akibat terhadap perkembangan bagian-bagian tertentu dari otak secara jangka panjang. Namun dengan mendengarkan musik akan membantu perkembangan positif dari otak manusia. Penelitian ini juga didukung oleh adanya teori yang mengatakan bahwa musik klasik dapat mengaktifkan belahan otak kanan yang berhubungan dengan kreatifitas, dari otak kanan akan muncul untuk menerima stimulasi rangsangan yang disekitarnya, Sedangkan otak kiri berhubungan erat dengan pembentukan kecerdasan anak pada pendidikan formal. Irmawati, 2003 ¶ 10 Kecemasan yang dialami oleh ibu bersalin seksio sesarea sebagian besar berkurang setelah diberikan terapi musik klasik dengan ditemukannya rata-rata hasil kuesioner sebesar 12,87 pada responden. Hal ini didukung oleh laporan Journal American Medical Association tahun 1996, tentang hasil studi terapi musik di Texas yang menemukan 10 ibu bersalin yang diberi rangsangan musik dapat meningkatkan Universitas Sumatera Utara pelepasan endorfin selama proses persalinan, sehingga 10 ibu bersalin melahirkan dengan rasa tenang dan rileks. Campbell, 2001 2. Keterbatasan penelitian Pada penelitian ini, peneliti merasakan masih banyak keterbatasan yang dihadapi dalam melaksanakan penelitian, dari proses pengumpulan data hingga penyajian hasil. Beberapa kesulitan saat pengumpulan data yaitu sulit menemukan responden yang sesuai dengan kriteria dan mengontrol faktor-faktor kecemasan diruang operasi seperti persiapan anastesi, persiapan operasi, dan meja operasi. 3. Implikasi untuk asuhan kebidanan pendidikan kebidanan. Dari hasil penelitian ini telah dibuktikan bahwa musik klasik efektif untuk mengurangi kecemasan pada ibu bersalin seksio sesarea. Jadi, musik klasik dapat digunakan sebagai intevensi dalam asuhan kebidanan pada ibu bersalin seksio sesarea. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang efektifitas terapi musik klasik untuk mengurangi kecemasan pada ibu bersalin seksio sesarea di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2011 ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Karakteristik responden diperoleh bahwa sebagian besar responden pada kelompok intervensi berusia 20 – 25 tahun sebanyak 8 orang 53,3 dan mayoritas responden pada kelompok kontrol berusia 26 – 30 tahun sebanyak 6 orang 40,0 . Berdasarkan pendidikan mayoritas responden pada kelompok intervensi berpendidikan menengah SMA sebanyak 15 oang 100 dan mayoritas responden pada kelompok kontrol berpendidikan menengah SMA sebanyak 10 orang 66,7 . Berdasarkan pekerjaan mayoritas responden pada kelompok intervensi adalah ibu rumah tangga sebanyak 13 orang 86,7 dan mayoritas responden pada kelompok kontrol adalah ibu rumah tangga sebanyak 7 orang 46,7 . Berdasarkan penghasilan mayoritas responden pada kelompok intervensi berpenghasilan 1.000.000 sebanyak 10 orang 66,7 dan mayoritas responden pada kelompok kontrol berpenghasilan 1.000.000-2.000.000 sebanyak 8 orang 53,3 . Berdasarkan paritas mayoritas responden pada kelompok Universitas Sumatera Utara