Efektifitas Terapi Musik Klasik Untuk Mengurangi Kecemasan Pada Ibu Bersalin Seksio Sesarea Di RSUD dr.Pirngadi Medan

(1)

EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK KLASIK UNTUK MENGURANGI KECEMASAN PADA IBU BERSALIN SEKSIO SESAREA DI RSUD

dr. PIRNGADI MEDAN

LELY FEBRIANI NST NIM : 105102039

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM DIV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

(4)

PROGRAM DIV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011 Lely Febriani Nasution

Efektifitas Terapi Musik Klasik Untuk Mengurangi Kecemasan Pada Ibu Bersalin

Seksio Sesarea Di RSUD dr.Pirngadi Medan

ix + 39 hal + 4 tabel + 2 skema + 9 lampiran ABSTRAK

Musik memiliki kekuatan untuk mengobati penyakit dan meningkatkan kemampuan pikiran seseorang. Musik diterapkan menjadi terapi, karena musik dapat memulihkan, dan memelihara kesehatan fisik, mental, emosional, sosial dan spiritual. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas terapi musik klasik untuk mengurangi kecemasan pada ibu bersalin seksio sesarea. Penelitian ini menggunakan desain quasi

eksperimen dengan rancangan penelitian two group intervensi kontrol. Jumlah sampel

dalam penelitian ini adalah 15 orang pada kelompok intervensi dan 15 orang pada kelompok kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposif

sampling. Penelitian ini dilakukan di RSUD dr. Pirngadi Medan. Hasil penelitian ini

mayoritas responden kelompok intervensi pada usia 20-25tahun sebanyak 8 orang (53,3%) dan kelompok kontrol pada usia 26-30tahun sebanyak 6 orang (40,0%), mayoritas pendidikan responden pada kelompok intervensi berpendidikan SMA sebanyak 15 orang (100%) dan kelompok kontrol sebanyak 10 orang (66,7%), mayoritas responden pada kelompok intervensi bekerja sebagai IRT sebanyak 13 orang (86,7%) dan kelompok kontrol bekerja sebagai IRT sebanyak 7 orang (46,7%), mayoritas responden kelompok intrvensi berpenghasilan <1.000.000 sebanyak 10 orang (66,7%) dan kelompok kontrol berpenghasilan 1juta - 2juta sebanyak 8 orang (53,3%) dan paritas kelompok intervensi anak ke- 1,2,dan 3 sebanyak 5 (33,3%) dan kelomok kontrol anak ke 2 sebanyak 8 orang (53,3%). Analisis data menggunakan uji t-independent. Hasil uji statistik t-independent dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi musik klasik yang signifikan untuk mengurangi kecemasan pada ibu bersalin seksio sesarea pada kelompok intervensi dan kontrol (P = 0.000). Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa terapi musik klasik efektif untuk mengurangi kecemasan, sehingga bidan dapat menerapkan terapi musik klasik dalam memberikan asuhan kepada ibu bersalin seksio

sesarea.

Daftar Pustaka : 23 ( 2000 – 2010 ) Kata kunci : Terapi Musik Klasik.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan kepada ALLAH SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul efektifitas terapi musik klasik untuk mengurangi kecemasan pada ibu bersalin seksio

sesarea di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2011.

Peneliti menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna baik dari isi maupun susunan bahasa. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan adanya masukan dan saran untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yaitu :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep. Ns. M.Kep selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara dan selaku dosen pembimbing dalam penyusunan karya tulis ilmiah yang telah membimbing hingga karya tulis ilmiah ini selesai.


(6)

.

3. Farida Linda Sari Siregar, S.Kep. Ns. M.Kep selaku dosen pembimbing akademik.

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

5. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah memberikan dukungan, semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah.

6. Seluruh teman – teman D-IV Bidan pendidik USU yang telah memberikan dukungan kepada peneliti sehingga Karya Tulis Ilmiah ini selesai.

7. Semua pihak yang mendukung peneliti dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

Akhir kata peneliti ucapkan terimahkasih atas semua bantuan yang diberikan, semoga mendapat anugerah dari ALLAH SWT. Amin Ya Robbal Alamin.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK………i

KATA PENGANTAR……….ii

DAFTAR ISI………iv

DAFTAR TABEL………vii

DAFTAR SKEMA……….viii

DAFTAR LAMPIRAN………ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………1

B. Perumusan Masalah………3

C. Tujuan Penelitian...3

1. Tujuan Umum………...3

2. Tujuan khusus………...4

D. Manfaat Penelitian………..4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Seksio sesaraea………5

1. Pengertian………..5

2. Keuntungan seksio sesarea………5

3. Kerugian seksio sesarea………5

4. Indikasi-indikasi seksio sesarea………6


(8)

b. indikasi Sosial………..7

5. Kontraindikasi seksio sesarea………8

6. Anastesi………..8

a. Anastesi general………8

b. Anestesi spinal………..9

B. Terapi musik………..9

1. Pengertian………9

2. Pengaruh musik terhadap otak………10

3. Jenis-jenis musik……….11

4. Manfaat musik………12

5. Rangsangan terapi musik terhadap fungsi otak………..13

C. kecemasan ………13

1. Pengertian………13

2. Etiologi cemas………14

3. Bentuk cemas……….14

4. Faktor-faktor penyebab kecemasan dalam persalianan……….14

a. Faktor emosional……….14

b. Faktor ketakutan……….15

5. Tingkat kecemasan………16

BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep………18

B. Hipotesis………..18

C. Definisi Operasional………19

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian………21


(9)

1. Populasi………22

2. Sampel……… .22

C. Tempat Penelitian………...23

D. Waktu Penelitian………24

E. Etika Penelitian………..24

F. Alat Pengumpulan Data………24

G. Validitas dan Realibilitas………..25

H. Prosedur Pengumpulan Data………26

I. Analisis Data………27

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian……….29

1. Analisis Univariat………...29

2. Analisis Bivariat……….32

B. Pembahasan 1. Intrepretasi dan Diskusi Hasil.………..34

2. Keterbatasan peneltian………..36

3. Implikasi untuk Asuhan Kebidanan………..36

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………37

B. Saran ……….38 DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Bersalin Seksio Sesarea di RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2011………..31

Tabel 5.2 Distribusi kecemasan ibu bersalin seksio sesarea pada kelompok Intervensi dan Kontrol di RSUD dr.Pirngadi Medan tahun 2011………32 Tabel 5.3 Perbandingan Kecemasan Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok

Kontrol Pada Ibu Bersalin Seksio Sesarea di RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun


(11)

DAFTAR SKEMA

Skema 1. Kerangka Konsep………18 Skema 2.Desain Penelitian Efektifitas Terapi Musik Klasik Dalam Mengurangi


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 2 : Kuesioner

Lampiran 3 : Prosedur Pemberian Terapi Musik Lampiran 4 : Prosedur tetap Pemberian Terapi Musik Lampiran 5 : Surat Izin Balasan Penelitian


(13)

PROGRAM DIV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011 Lely Febriani Nasution

Efektifitas Terapi Musik Klasik Untuk Mengurangi Kecemasan Pada Ibu Bersalin

Seksio Sesarea Di RSUD dr.Pirngadi Medan

ix + 39 hal + 4 tabel + 2 skema + 9 lampiran ABSTRAK

Musik memiliki kekuatan untuk mengobati penyakit dan meningkatkan kemampuan pikiran seseorang. Musik diterapkan menjadi terapi, karena musik dapat memulihkan, dan memelihara kesehatan fisik, mental, emosional, sosial dan spiritual. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas terapi musik klasik untuk mengurangi kecemasan pada ibu bersalin seksio sesarea. Penelitian ini menggunakan desain quasi

eksperimen dengan rancangan penelitian two group intervensi kontrol. Jumlah sampel

dalam penelitian ini adalah 15 orang pada kelompok intervensi dan 15 orang pada kelompok kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposif

sampling. Penelitian ini dilakukan di RSUD dr. Pirngadi Medan. Hasil penelitian ini

mayoritas responden kelompok intervensi pada usia 20-25tahun sebanyak 8 orang (53,3%) dan kelompok kontrol pada usia 26-30tahun sebanyak 6 orang (40,0%), mayoritas pendidikan responden pada kelompok intervensi berpendidikan SMA sebanyak 15 orang (100%) dan kelompok kontrol sebanyak 10 orang (66,7%), mayoritas responden pada kelompok intervensi bekerja sebagai IRT sebanyak 13 orang (86,7%) dan kelompok kontrol bekerja sebagai IRT sebanyak 7 orang (46,7%), mayoritas responden kelompok intrvensi berpenghasilan <1.000.000 sebanyak 10 orang (66,7%) dan kelompok kontrol berpenghasilan 1juta - 2juta sebanyak 8 orang (53,3%) dan paritas kelompok intervensi anak ke- 1,2,dan 3 sebanyak 5 (33,3%) dan kelomok kontrol anak ke 2 sebanyak 8 orang (53,3%). Analisis data menggunakan uji t-independent. Hasil uji statistik t-independent dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi musik klasik yang signifikan untuk mengurangi kecemasan pada ibu bersalin seksio sesarea pada kelompok intervensi dan kontrol (P = 0.000). Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa terapi musik klasik efektif untuk mengurangi kecemasan, sehingga bidan dapat menerapkan terapi musik klasik dalam memberikan asuhan kepada ibu bersalin seksio

sesarea.

Daftar Pustaka : 23 ( 2000 – 2010 ) Kata kunci : Terapi Musik Klasik.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan Nasioanal adalah pembangunan yang berwawasan kesehatan. Visi Indonesia 2010, merupakan gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang akan dicapai melalui pembangunan kesehatan yakni masyarakat bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan sehat dan perilaku hidup yang sehat. Pembangunan kesehatan nasional akan tercapai apabila bangsa dan negara meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga bangsa dan negara dapat hidup dalam lingkungan sehat dan berperilaku sehat (Depkes RI, 2009 ¶ 1).

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran atau hasil konsepsi yang dapat hidup di dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan seksio sesarea adalah mengeluarkan janin melalui irisan pada dinding perut (Laparatomi) dan dinding uterus ( Histerektomi). (Suririnah,2009,hal 183)

Angka kejadian persalinan seksio sesarea menurut WHO (Badan Kesehatan Dunia), memperkirakan bahwa angka persalinan dengan seksio caesar sekitar 10% sampai 15% dari semua proses persalinan sesarea di Negara-negara berkembang. Di Amerika Serikat pada tahun 2003 angka persalinan seksio sesar mencapai 23%. Di Kanada pada tahun 2003 angka persalinan seksio sesarea mencapai angka 21%. Di Indonesia,persentase operasi caesar sekitar 30% di rumah sakit pemerintah.


(15)

Sedangkan angka kejadian persalinan seksio sesarea menurut data RSUD dr.Pirngadi Medan jumlah ibu bersalin seksio sesarea tahun 2008 mencapai 335 orang dan pada tahun 2009 meningkat mencapai 400 orang. (RM RSUD dr. Pirngadi)

Menurut tenaga dokter diSydney, mereka beranggapan bahwa musik digunakan sebagai pegobatan antikecemasan terutama pada pasien dalam kondisi kritis. Implementasi dari terapi musik dapat mengurangi kecemasan yang akhirnya berkaitan dengan proses pemulihan yang lebih cepat (Wijaya, 2008. ¶ 2).

Musik bisa menjadi terapi yang dapat diartikan sebagai pengobatan. Musik memiliki aspek terapetik, sehingga musik banyak digunakan untuk penyembuhan, menenangkan, dan memperbaiki kondisi fisik dan fisiologis pasien maupun tenaga kesehatan (Visnu, 2008. ¶ 1).

Berdasarkan penelitian Berlioz dan Getry (2004), yang bertujuan untuk mengetahui kinerja musik terhadap nadi dan sirkulasi darah. Dengan menggunakan desain penelitian prosfektif, dengan sampel ibu bersalin sebanyak 10 ibu. Didapat hasil bahwa 5 dari 10 ibu bersalin yang diberi terapi musik ternyata dapat melipatgandakan cardiacoutput (Visnu, 2008. ¶ 6).

Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Thomatis dan Campbell (1971), dengan tujuan penelitiannya untuk mengetahui efektifitas Mozzart effect untuk meningkatkan stimulasi (rangsangan) lebih tenang menghadapi persalinan. Penelitiannya melibatkan 11 ibu bersalin, didapat hasil bahwa ibu bersalin yang telah didengarkan musik klasik selama 10 menit, mengalami stimulasi (rangsangan) lebih tenang menghadapi persalianan (Cendika, 2010. hal 228).

Hasil penelitian yang dilakukan Fauzi (2006), menunjukkan bahwa pelatihan dengan musik memberi lebih dari sekedar hubungan sebab akibat terhadap


(16)

perkembangan bagian-bagian tertentu dari otak secara jangka panjang. Namun dengan mendengarkan musik akan membantu perkembangan positif dari otak manusia (Fauzi, 2006 ¶ 2).

Dari survey pendahuluan, yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 20 September 2010 di Medan dengan metode wawancara pada 10 ibu yang mempunyai pengalaman operasi seksio sesarea, 10 orang ibu mengatakan mengalami kecemasan akan keberhasilan seksio sesarea dan mereka tidak pernah mendapatkan terapi musik pada saat operasi berlangsung. Peneliti juga mewancara 2 dokter Spesial Obgyn tentang terapi musik untuk ibu bersalin dengan seksio sesarea, 2 dokter mengatakan, diruangan mereka menyediakan alat musik, namun alat musik hanya dipergunakan untuk tenaga medis.

Maka saya sebagai peneliti tertarik untuk meneliti efektifitas terapi musik klasik untuk mengurangi kecemasan pada ibu bersalin seksio sesarea di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan tahun 2010.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah efektifitas terapi musik klasik untuk mengurangi kecemasan pada ibu bersalin seksio sesarea di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Pirngadi Medan tahun 2010.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui efektifitas terapi musik klasik untuk mengurangi kecemasan pada ibu bersalin seksio caesar di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2010.


(17)

2. Tujuan Khusus

a. Mengindentifikasi karakteristik ibu bersalin seksio sesarea di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2010.

b. Mengidentifikasi kecemasan pada ibu bersalin seksio sesarea setelah diberikan terapi musik klasik pada kelompok intervensi di RSUD dr. Pirngadi Medan.

c. Mengidentifikasi kecemasan pada ibu bersalin seksio sesarea pada kelompok kontrol di RSUD dr. Pirngadi Medan.

d. Membandingkan kecemasan ibu bersalin seksio sesarea pada kelompok intervensi dan kontrol di RSUD dr. Pirngadi Medan

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Praktek Kebidanan

Sebagai sumber informasi bagi peraktek kebidanan dalam memberikan asuahan kebidanan kepada ibu bersalin seksio sesar.

b. Bagi Insitusi Kebidanan

Sebagai informasi untuk pengembangan ilmu pengetahuan asuhan kebidanan pada ibu bersalin khususnya Askeb IV (Patologi) .

c. Peneliti

Memberikan informasi dan data untuk peneliti yang ingin melakukan penelitian sejenis.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Seksio Sesarea

1. Pengertian

Seksio sesarea adalah melahirkan janin yang sudah mampu hidup (beserta

plasenta dan selaput ketuban) secara transabdominal melalui insisi uterus (Benson dan pernoll, 2009. hal 456).

2. Keutungan Seksio Caesar

Operasi caesar lebih aman dipilih dalam menjalani proses persalinan karena telah banyak menyelamatkan jiwa ibu yang mengalami kesulitan melahirkan. Jalan lahir tidak teruji dengan dilakukannya seksio sesarea, yaitu bilamana di diagnosa panggul sempit atau fetal distress didukung data pelvimetri. Bagi ibu yang paranoid terhadap rasa sakit, maka seksio sesarea adalah pilihan yang tepat dalam menjalani proses persalinan, karena diberi anastesi atau penghilang rasa sakit (Fauzi, 2007. hal 8).

3. Kerugian Seksio Caesar

Operasi seksio caesar merupakan prosedur medis yang mahal. Prosedur anastesi pada operasi bias membuat anak ikut terbius, sehingga anak tidak spontan menangis, keterlambatan menangis ini mengakibatkan kelainan hemodinamika dan mengurangi apgar score. Ibu akan mendapat luka baru di perut dan kemungkinan timbulnya infeksi bila luka operasi tidak dirawat dengan baik. Gerak tubuh ibu menjadi sangat terbatas


(19)

sehingga proses penyembuhan luka akan semakin lama. Tindakan Seksio Caesar biasanya dianggap sebagai suatu penyiksaan bagi yang tidak memiliki kebiasaan beristirahat lama di rumah sakit setelah melahirkan (Fauzi, 2007. hal 11).

4. Indikasi-Indikasi Seksio Caesar a. Indikasi Ibu

Dalam proses persalinan terdapat tiga faktor penentu yaitu power (tenaga mengejan dan kontraksi dinding otot perut dan dinding rahim), passageway (keadaan jalan lahir), passanger (janin yang dilahirkan) dan psikis ibu.

Mula-mula indikasi seksio sesarea hanya karena ada kelainan passageaway, misalnya sempitnya panggul, dugaan akan terjadinya trauma persalinan pada jalan lahir atau pada anak, sehingga kelahirannya tidak bisa melalui jalan vagina. Namun, akhirnya merambat ke faktor power dan pasanger. Kelainan power yang memungkinkan dilakukannya seksio sesarea, misalnya mengejan lemah, ibu sakit jantung atau penyakit menahun lainnya mempengaruhi tenaga. Sedangkan kelainan passenger diantaranya

makrosemia, anak kelainan letak jantung, primigravida >35 tahun dengan janin letak

sungsang, persalina tak maju, dan anak menderita fetal distress syndrome (denyut jantung janin melemah).

Secara terperinci ada tujuh indikasi medis seorang ibu yang harus menjalani

seksio sesarea yaitu: 1) Jika panggual sempit, sehingga besar anak tidak proporsional

dengan indikasi panggul ibu (disporsi). Olehkarena itu, penting untuk melakukan pengukuran panggul pada waktu pemeriksaan kehamilan awal. Dengan tujuan memperkirakan apakah panggul ibu masih dalam batas normal. 2) Pada kasus gawat janin akibat terinfeksi misalnya, kasus ketuban pecah dini (KPD) sehingga bayi terendam cairan ketuban yang busuk atau bayi ikut memikul demam tinggi. Pada kasus


(20)

ibu mengalami preeklamsia/eklamsia, sehingga janin terpengaruh akibat komplikasi ibu. 3) Pada kasus plasenta terletak dibawah yang menutupi ostium uteri internum (plasenta

previa), biasanya plasenta melekat di bagian tengah rahim. Akan tetapi pada kasus plasenta previa menutupi ostium uteri internum. 4) Pada kasus kelainan letak. Jika

posisi anak dalam kandungan letaknya melintang dan terlambat diperiksa selama kehamilan belum tua. 5) Jika terjadi kontraksi yang lemah dan tidak terkordinasi, hal ini menyebabkan tidak ada lagi kekuatan untuk mendorong bayi keluar dari rahim. (incordinate uterine-action). 6) Jika ibu menderita preeklamsia, yaitu jika selama kehamilan muncul gejala darah tinggi, ada protein dalam air seni, penglihatan kabur dan juga melihat bayangan ganda. Pada eklamsia ada gejala kejang-kejang sampai tak sadarkan diri. 7) Jika ibu mempunyai riwayat persalinan sebelumnya adalah seksio sesar maka persalinan berikutnya umumnya harus seksio sesar karena takut terjadi robekan rahim. Namun sekarang, teknik seksio sesar dilakukan dengan sayatan dibagian bawah rahim sehingga potongan pada otot rahim tidak membujur lagi. Dengan demikian bahaya rahim robek akan lebih kecil dibandingkan dengan teknik seksio dulu yang sayatan dibagian tengah rahim dengan potongan yang bukan melintang (Cunningham, et,al 2006. hal 592).

b. Indikasi sosial

Selain indikasi medis terdapat indikasi nonmedis untuk melakukan seksio sesar yang indikasi sosial. Persalinan seksio sesar karena indikasi sosial timbul karena adanya permintaan pasien walaupun tidak ada masalah atau kesulitan untuk melakukan persalinan normal. Indikasi sosial biasanya sudah direncanakan terlebih dahulu untuk dilakukan tindakan seksio sesar (Cunningham, et,al 2006. hal 592).


(21)

5. Kontara indikasi seksio sesarea

Kontraindikasi seksio sesarea dilakukan baik untuk kepentingan ibu maupun untuk kepentingan anak, oleh sebab itu, seksio sesarea tidak dilakukan kecuali tidak dalam keadaan terpaksa. Seksio sesarea tidak boleh dilakukan pada kasus-kasus seperti ini: 1) Janin sudah mati dalam kandungan. Dalam hal ini dokter memastikan denyut jantung janin tidak ada lagi, tidak ada lagi gerakan janin anak dan dari pemeriksaan USG untuk memastikan keadaan janin, 2)Janin terlalu kecil untuk mampu hidup diluar kandungan, 3) Terjadi infeksi dalam kehamilan, 4) Anak dalam keadaan cacat seperti

Hidrocefalus dan anecepalus (Cunningham, et,al 2006. hal 592).

6. Anestesi

Ada beberapa anestesi atau penghilang rasa sakit yang bisa dipilih untuk operasi caesar, baik spinal maupun general. Pada anestesi spinal atau epidural yang lebih umum digunakan, sang ibu tetap sadar kala operasi berlangsung. Anestesi general bekerja secara jauh lebih cepat, dan mungkin diberikan jika diperlukan proses persalinan yang cepat (Gallagther, 2004. hal 20).

a. Anestesi general

Anestesi general biasanya diberikan jika anestesi spinal atau epidural tidak mungkin diberikan, baik karena alasan teksis maupun karena dianggap tidak aman. Pada prosedur pemberian anestesi ini akan menghirup oksigen melalui masker wajah selama tiga sampai empat menit sebelum obat diberikan melalui penetesan intravena. Dalam waktu 20 sampai 30 detik, maka pasien akan terlelap. Saat pasien tidak sadar, akan disisipkan sebuah selang ke dalam tenggorakkan pasien untuk membantu pasien bernafas dan mencegah muntah. Pasien yang menggunakan anestesi general harus dimonitor secara konstan oleh seseorang ahli anestesi.


(22)

b. Anestesi spinal

Dalam operasi caesar, pasien diberi penawaran untuk menggunakan anestesi

spinal atau epidural. Pilihan ini membuat pertengahan ke bawah tubuh pasien mati rasa,

tetapi pasien akan tetap terjaga dan menyadari apa yang sedang terjadi. Hal ini berarti pasien bisa merasakan kelahiran bayi tanpa merasakan sakit, dan pasangan juga bisa mendampingi untuk memberikan dorongan dan semangat.

B. Terapi musik

1. Pengertian

Terapi musik adalah materi yang mampu mempengaruhi kondisi seseorang baik fisik maupun mental. Musik memberikan rangsangan pertumbuhan fungsi-fungsi otak seperti fungsi ingatan, belajar, mendengar, berbicara, serta analisi intelek dan fungsi kesadaran (Satiadarma, 2004. hal 17).

Musik memiliki kekuatan untuk mengobati penyakit dan meningkatkan kemampuan pikiran seseorang. Ketika musik diterapkan menjadi sebuah terapi, musik dapat meningkatkan pemulihkan dan memelihara kesehatan fisik, mental, emosional, social, dan spiritual. (Raymont, 2000 )

Musik adalah segala sesuatu yang menyenangkan, mendatangkan kecerian, mempunyai irama (ritme), melodi, Timbre (warna suara) tertentu untuk membantu tubuh dan pikiran saling bekerja sama. Musik memberikan nuansa yang besifat menghibur, menumbuhkan suasana yang menenangkan dan menyenangkan seseorang (Sari, 2005. hal 21)


(23)

2. Pengaruh Musik Terhadap Sistem Saraf di Otak

A. Sistem Otak Yang Memproses Perasaan.

Musik adalah bahasa yang membawa perasan. Musik dapat merangsang sistem saraf yang akan menghasilkan suatu perasaan. Perangsangan sistem saraf ini mempunyai arti penting bagi pengobatan, karena sistem saraf ambil bagian dalam proses fisiologis. Dalam ilmu kedokteran jiwa, jika emosi tidak harmonis, maka akan mengganggu sistem lain dalam tubuh kita, misalnya sistem pernapasan, sistem endokrin, sistem immune, sistem kardiovaskuler, sistem metabolik, sistem motorik, sistem nyeri, sistem temperatur dan lain sebagainya. Semua sistem tersebut dapat bereaksi positif jika mendengar musik yang tepat.

B. Sistem Otak Kognitif

Aktivasi sistem ini dapat terjadi walaupun seseorang tidak mendengarkan atau memperhatikan musik yang sedang diputar. Musik akan merangsang sistem ini secara otomatis, walaupun seseorang tidak menyimak atau memperhatikan musik yang sedang diputar. Jika sistem ini dirangsang maka seseorang akan meningkatkan memori, daya ingat, kemampuan belajar, kemampuan matematika, analisis, logika, inteligensi dan kemampuan memilah, disamping itu juga adanya perasaan bahagia dan timbulnya keseimbangan sosial.

C. Sistem Otak Yang Mengontrol Kerja Otot

Musik secara langsung bisa mempengaruhi kerja otot kita. Detak jantung dan pernafasan bisa melambat atau cepat secara otomatis, tergantung alunan musik yang didengar. Ternyata denyut jantung dan tekanan darah bisa diturunkan. Musik juga mempengaruhi sistem imun, sistem saraf, sistem endokrin, sistem pernafasan, sistem metabolik, sistem kardiovaskuler dan beberapa sistem lainnya dalam tubuh. Dari


(24)

berbagai penelitian ilmiah tersebut, dinyatakan bahwa musik dapat digunakan untuk membantu penyembuhan beberapa penyakit seperti insomnia, stress, depresi, rasa nyeri, hipertensi, obesitas, parkinson, epilepsi, kelumpuhan, aritmia, kanker, psikosomatis, mengurangi rasa nyeri saat melahirkan, dan rasa nyeri lainnya.

3. Jenis-Jenis Musik

Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi juga semakin meningkatkan jenis-jenis musik seperti Rock, musik country, musik jazz, musik barok, musik klasik. Jenis-jenis musik yang sudah diteliti yang memberikan stimulasi (rangsangan) terhadap kesehatan adalah :

a. Musik Klasik

Musik klasik adalah kompleksitas musik klasik merangsang keseluaran otak, makin banyak diserap otak makin beragam kemampuan manusia. Secara umum, beberapa jenis musik klasik dianggap memiliki dampak yang relative, musik klasik memilki kesan dan dampak psikologi yang menimbulkan kesan rileks, santai, memberikan dampak menenangkan dan menurunkan steres.

Musik klasik sangat terstruktur secara harfiah yang akan berpegaruh terhadap arsitektur otaknya. Musik klasik dapat mengaktifkan belahan otak kanan yang berhubungan dengan kreatifitas, dan otak sebelah kanan dapat membantu ibu untuk berfikir lebih tenang. Musik klasik juga dapat mengaktifkan otak sebelah kiri yang berhubungan erat dengan pembentukan kecerdasan anak pada pendidikan formal.

Musik klasik mempunyai struktur irama yang disesuaikan dengan pola-pola sel saraf otak manusia, dan musik klasik menggunakan lagu-lagu Indonesia yang bersyair sederhana yang mengandung nilai edukatif. (Iramawati, 2003)


(25)

Endorfin merupakan zat alamiah di otak, yang akan dilepaskan saat tubuh merasa rileks. Hormon-hormon stres, yang meliputi adreronocorticotrophic (ACTH), prolaktin, dan hormon pertumbuhan (GH), dalam darah akan sama kadarnya saat mendengarkan musik. Keadaan relaks ini akan memperlancar sirkulasi darah ibu dan janin melalui plasenta. Denyut jantung janin akan mengikuti sinkronasi dengan denyut jantung ibu sebagai sumber musik pertama yang janin dengar dalam kandungan. Keseimbangan ini harus dijaga dari stress, baik fisik maupun psikis, agar janin tidak mengalami gangguan pertumbuhan selama dalam uterus dan penyulit bagi ibu hamil selama kehamilan hingga persalinan bagi ibu.

b. Musik Barok

Musik barok dianggap sebagai shooting musik atau musik yang membelai, menimbulkan rasa tenang dan nyaman, musik barok membangkitkan suasana positif dalam bermain. Musik jenis ini, cendrung mendorong berani bereksplorasi.

c. Nature Sound musik

Musik nature sounds merupakan bagian musik klasik, nature sound musik merupakan bentuk integrative musik klasik dengan suara-suara alam. Iringan musik

nature sound musik dapat membangkitkan asosiasi stimulasi sebagai sarana memperkuat

imajinasi atau khayalan. d. Ayat suci

Musik ayat suci adalah pembacaan doa dan ayat suci dilakukan dengan music dapat mengarahkan konsentrasi untuk berkomunikasi dengan alam semesta atau lingkungan sekitar. Ritual musik dengan ayat-ayat dan doa dapat mengikat emosional antara anggota, karena nyanyian ayat dan doa dapat meresapi pesan-pesan ilahi tentang kehidupan (Satiadarma, 2004. hal 38-39)


(26)

4. Manfaat Musik

Musik adalah pengatur yang baik membentuk tubuh dan pikiran untuk saling bekerja sama. Musik berguna untuk : 1) memberi pengulangan yang menguatkan

pembelajaran, 2) memberi ketukan yang berirama yang membantu koordinasi, 3) memberi pola yang membimbing guna mengantisipasi apa yang terjadi, 4) Memberi

kata-kata yang menyatukan bahasa dan kemampuan membaca, 5) Memberi melodi yang menarik hati dan perhatian dengan kegembiraan, 6) Musik dapat menenangkan (relasaksi) dan juga memberikan rangsangan (stimulasi). (Sari, 2005. hal 37-38).

5. Rangsangan Terapi Musik Terhadap Fungsi Otak

Musik dapat berpengaruh untuk : 1) merangsang otak secara fisik, musik mampu mengaktifkan fungsi otak yang telah mengalami penurunan akibat adanya gangguan fisik. Sehingga musik memungkinkan kondisi fisik yang baik, 2) merangsang fungsi kognitif, musik mampu membantu seseorang untuk meningkatkan konsentrasi, menenangkan pikiran, memberi ketenangan dan membantu seseorang untuk melakukan motivasi pada diri sendiri, 3) merangsang Rekognisi (mengenali kembali), musik dapat merangsang penginderaaan dan akan disampaikan ke otak dengan menggunakan sinyal saraf, kemudian otak menganalisa sinyal yang dikirim oleh penginderaan. maka seseorang yang mendengar dengan musik, maka individu akan merespon dengan berbagai macam reaksi, 4) merangsang berfikr ritmis, tidak dapat dipungkiri bahwa musik mengandung irama atau ritmis, ketika seseorang mendengar musik, maka seseorang akan mengawali proses berpikir secara ritmis seperti mengikuti irama musik, bergerak kecil dengan irama musik (Satiadarma, 2004. hal 26-27).


(27)

C. Kecemasan

1. Pengertian

Ansietas (cemas) adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh situasi. Anietas merupakan alat peringatan internal yang memberikan tanda bahaya kepada individu (Videbeck, et,al 2008. hal 307).

2. Etiologi Cemas

Penyebab timbulnya kecemasan dapat ditinjau dari 2 faktor yaitu : 1) Faktor Internal yaitu tidak memiliki keyakinan akan kemampuan diri. Ansietas berlawanan dengan penyebab psikologis, 2) Faktor Eksternal yaitu dari lingkungan seperti ketidaknyamanan akan kemampuan diri, Threat (ancaman), Conflik (pertentangan), Fear (ketakutan), Unfuled need (kebutuhan yang tidak terpenuhi) (Videbeck, dkk, 2008. hal 312-313).

3. Bentuk Cemas

Menurut Bucklew cemas bisa mempengaruhi seseorang dalam berbagai bentuk. Beberapa orang menunjukkan kecemasannya secara psikologis, emosional, dan fisiologis. Cemas secara psikologis dan emosional terwujud dalam gejala-gejala kejiwaan seperti tegang, bingung, khawatir, sukar berkontraksi, perasaan tidak menentu dan sebagainya. Sedangkan secara fisiologis terwujud dalam gejala-gejala fisik terutama pada sistem saraf misalnya tidak dapat tidur, jantung berdebar-debar, gemetar, perut mual-muntah, diare, nafas sesak disertai tremor pada otot (Videbeck, et,al 2008. hal 308-309).


(28)

a. Faktor Emosional

Rasa takut dan cemasnya seorang wanita dapat dipengaruhi oleh keadaan emosionalnya. Adapun penyebab dari keadaan emosional itu adalah sebagai berikut : Kelahiran sebelumnya sangat sulit, keadaan rumah sakit yang sebelumnya sangat traumatik, penganiayaan pada masa kanak-kanak baik fisik, seksual atau emosional, Asal usul keluarga yang disfungsional, Ketakutan mengenai masalah kesehatan sekarang dan kedepannya, kekerasan dalam keluarga dimasa lalu/sekarang, ketidakmampuan mendengar dan mengerti apa yang terjadi dan apa yang telah dikerjakan dan kepercayaan-kepercayaan yang berasal dari cerita-cerita orang bahwa melahirkan itu sakit sehingga membuat orang merasa cemas dalam menjalani proses persalinan (Maramis, 1998. hal 107).

b. Faktor Ketakutan

Ketakutan yang umum terjadi pada wanita pada saat menjalani proses persalinan seksio sesarea yang dapat menghalangi kemajuan persalinan antara lain : 1) Takut akan menghadapi persalinan seksio sesarea, melahirkan dengan operasi seksio

sesarea dapat menimbulkan gangguan psikologis seperti takut, cemas, tegang saat

menghadapi persalinan, suasana diruang operasi yang menakutkan. sering juga gangguan fisik dan psikologis terjadi secara bersamaan sehingga menjadi lingkaran yang sulit diputus. Mekanisme ini disebut Incordinate Uterine Action. Ketika ibu takut pada saat persalinan secara otomatis otak mengatur dan mempersiapkan tubuh untuk merasa sakit, akibatnya rasa sakit saat melahirkan akan semakin terasa. Artinya sakit dan bimbang semakin terasa maka ibu akan semakin takut (Danuatmaja dan Meilisary, 2008). 2) Takut operasi gagal, seseorang wanita akan merasa takut akan menjelang operasi, seorang ibu yang melahirkan dengan seksio sesarea akan selalu takut dan


(29)

cemas akan kegagalan operasinya. Ibu yang bersalin selalu dikuasai oleh perasaan dan pikiran mengenai operasinya yang akan dijalaninya gagal dan tanggungjawab dalam mengurus anaknya. 3) Pengalaman melahirkan sebelumnya, pengalaman melahirkan sebelumnya merupakan hal penting bagi ibu multipara yang akan melahirkan. Setiap wanita memiliki pengalaman melahirkan yang tersendiri, pengalaman itu bisa bersifat positif maupun negatif yang pada akhirnya dapat menimbulkan efek emosional dan reaksi psikososial. Pengalaman negatif pada kelahiran sebelumnya terhadap persalinan menyebabkan ibu cemas pada saat melahirkan. gangguan psikologi dan pengalaman buruk sebagai pasien pada persalinan sebelumnya, merasa tidak aman atau terancam pada persalinan berikutnya dapat meningkatkan intensitas cemas pada ibu multipara. 4) Takut akan kematian, seseorang wanita yang akan melahirkan akan merasa takut akan kematiannya, khusus jika persalinan yang dipilih dengan seksio sesar. Pada saat melahirkan dan takut akan kematian bayinya atau bahkan kematian pada keduanya. Takut akan kematian lebih dirasakan oleh ibu yang pernah melahirkan bayi dengan komplikasi (Henderson dan Benson, 2006).

5. Tingkat Kecemasan

Peplau (1963) mengidentifikasi ansietas (cemas) dalam 4 tingkatan, setiap tingkatan memiliki karakteristik dalam persepsi yang berbeda, tergantung kemampuan individu yang ada dan dari dalam dan luarnya maupun dari lingkungannya, tingkat kecemasan atau ansietas yaitu :

1) Cemas ringan adalah cemas yang normal menjadi bagian sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Cemas ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.


(30)

2) Cemas sedang adalah cemas yang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal-hal yang penting dan mengesampingkan yang tidak penting atau bukan menjadi prioritas. Cemas sedang bisa mengendalikan diri, dan masih bisa untuk diarahkan.

3) Cemas berat adalah cemas ini sangat mengurangi persepsi individu, cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik, dan tidak dapat berfikir tentang hal yang lain. Semua perilaku ditunjukkan untuk mengurangi ketegangan individu memerlukan banyak pengesahan untuk dapat memusatkan pada suatu area lain. Cemas sedang ini biasanya penuh dengan ketakutan, diikuti dengan gemetar, dan biasanya ditandai dengan mual atau muntah.

4) Panik adalah tingkat panik dari suatu ansietas berbungan dengan ketakutan dan teromor, karena mengalami kehilangan kendali. Orang yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan, panik melibatkan disorganisasi kepribadian, dengan panik terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan dan jika berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian (Videbeck, et, al 2008. hal 311).


(31)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antarvariabel yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2003. hal 69). Variabel independent dalam penelitian ini adalah efektifitas terapi musik klasik dan variable dependent adalah kecemasan ibu bersalin seksio sesarea Penelitian ini terdiri atas dua kelompok yaitu kelompok intervensi dan kontrol, masing-masing kelompok yang diidentifikasi berdasarkan kecemasan setelah diberikan terapi musik klasik. Hasil yang diharapkan adalah berkurangnya kecemasan pada ibu bersalin seksio sesarea yang diberi intervensi terapi musik klasik saat menjalani seksio sesarea.

Variabel Independent Variabel Dependent

Skema 1.Skema Kerangka Konsep

B. Hipotesisis

Hipotesis alternatif yaitu ada pengaruh terapi musik klasik untuk mengurangi kecemasan pada ibu bersalin seksio sesarea.

Efektifitas terapi


(32)

C. Definisi Opersional

No Variabel Defenisi

Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur

Skala

1. Independen : terapi musik klasik

Musik klasik yang digunakan untuk mengurangi

kecemasan pada ibu yang menjalani operasi seksio sesarea

- - 0 = Tidak

dilakukan 1 = Dilakukan

Nominal

2. Dependen : kecemasan ibu bersalin seksio sesarea Respon yang diberikan ibu terhadap proses persalinan seksio

sesarea yang dapat

di ukur dalam kecemasan. Kuesioner dengan jumlah 20 pernyatan dengan menggunk an skala guttman.

Wawancara Kecemasan pada ibu bersalin

seksio sesarea

Rasio

3. Usia Umur yang

dihitung sejak lahir hingga penelitian dilakukan

Kuesioner Wawancara 1 = 20-25 tahun 2 = 26-30 tahun 3 = 31-35 tahun 4 = 36- 40 tahun

Interval

4. Paritas Jumlah persalinan yang pernah dialami ibu

Kuesioner Wawancara 0 = 1 1 = 2 2 = > 3

Nominal

5. Pendidikan Jenjang dari tingkat yang rendah ke tingkat yang tinggi untuk

Kuesioner Wawancara 0 = Pendidikan dasar

(SD/SMP/MTS) 1 = Pendidikan


(33)

menyelesaikan pendidikan

Menengah (SMU/SMK)

2 = Pendidkan Tinggi

3 = Tidak Sekolah 6. Pekerjaan Kegiatan yang

dilakukan setiap harinya untuk kehidupan

Kuesioner Wawancara 0 = IRT 1 = PNS 2 = Karyawan

Nominal

7. Penghasilan Upah yang didapat setelah bekerja

Kuesioner Wawancara 0 = tidak berpenghasilan 1 = <

Rp1.000.000 3 = Rp1.000.000-Rp2.000.000 4 = >

Rp2.000.000


(34)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, menggunakan desain penelitian quasi - eksperimen yang bersifat two group yaitu kelompok intervensi dan kontrol untuk mengidentifikasi efektifitas terapi musik klasik dalam mengurangi kecemasan pada ibu bersalin seksio

sesarea sesudah diberikan terapi musik. Desain ini digambarkan :

Kelompok Perlakuan Post-test

X I 01

Y 0 01

Skema 2. Desain Penelitian Keterangan:

X: Kelompok intervensi Y: Kelompok kontrol

I : Perlakuan terapi musik klasik

0: Tidak diberikan perlakuan terapi musik

01: Pengurungan kecemasan setelah diberikan terapi musik pada kelompok intervensi dan control


(35)

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu bersalin seksio sesarea di RSUD dr. Pirngadi Medan. Data dari RSUD dr. Pirngadi Medan Maret sampai April tahun 2010 sebanyak 62 ibu bersalin seksio sesarea.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili populasi. Sampel dalam penelitian diperoleh dengan menggunakan ketetapan absolute dan menggunakan rumus :

n = keterangan : n : Jumlah sampel N : Jumlah populasi

d : Ketetapan relatif yang ditetapkan oleh peneliti (0,05) Jadi sampel dalam penelitian ini adalah :

Diketahui : N = 62 d = 0,05

n =

n =


(36)

n = 53

Sampel yang diperoleh adalah 53 orang. Jadi sampel untuk kelompok intervensi adalah 53 ibu bersalin seksio sesarea dan kelompok kontrol adalah 53 ibu bersalin seksio

sesarea. Teknik pengambilan sampel menggunakan pendekatan secara Purposif Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan karena sesuai dengan

kriteria sampel yang telah ditentukan. Sampel dalam penelitian ini dengan kriteria inklusi :

Ibu pertama kali bersalin seksio sesarea (Primi Seksio Sesarea)

Ibu bersalin seksio sesarea dengan indikasi yang terkendali seperti letak bokong, partus tak maju, dan ibu bersalin dengan rencana SC (elektif)

Ibu bersalin seksio sesarea dengan anastesi spinal

Mengalami kecemasan saat menjelang operasi dan sampel ibu bersalin seksio

sesarea pada kelompok intervensi dan kontrol dibedakan.

Sampel dengan kriteria eksklusi yaitu :

Ibu previus bersalin secara seksio sesarea

Ibu bersalin seksio sesarea dengan indikasi emergency yang tak terkendali seperti SC karena rupture uteri.

Ibu bersalin dengan seksio sesarea dengan anatesi general

C. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah dr.Pirngadi Medan, dengan pertimbangan rumah sakit umum daerah dr. Pirngadi Medan ditemukan ibu bersalin

seksio sesarea, adalah sebagai tempat praktek peneliti dan merupakan rumah sakit


(37)

D. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada September 2010 sampai dengan Juni tahun 2011.

E. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari insitusi pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan izin Direktur Rumah Sakit Umum Daerah dr.Pirngadi Medan. Dalam hal ini peneliti melaksanakan beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu memberikan penjelasan kepada responden tentang tujuan penelitian, manfaat, dan prosedur pelaksanaan penelitian. Semua responden bersedia untuk diteliti, tetapi yang menandatangani

informed consent hanya 25 responden dari 30 responden yang diperoleh. Responden

tidak ada yang menolak maupun mengundurkan diri untuk diteliti. Dalam penelitian ini, responden juga diberi kebebasan dari tindakan yang dilakukan serta mendapat keadilan atas tindakan dan tanpa adanya deskriminasi dari penelitian. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden diInstrumen, tetapi menggunakan inisial. Data yang diperoleh dari responden hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

F. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data berupa kuesioner yang dibuat oleh peneliti berdasarkan literatur yang ada. Kuesioner yang disebarkan terdiri dari dua bagian, yaitu : bagian pertama adalah data demografi: yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan paritas. Sedangkan bagian kedua adalah kuesioner untuk mengidentifikasi kecemasan ibu bersalin seksio sesarea sesudah diberikan terapi musik pada kelompok intervensi dan kontrol. Kuesioner kecemasan menggunakan 20 pernyataan meliputi pernyataan positif


(38)

dan negatif dengan skala Guttman. Pernytaaan positif terdiri dari 17 pernyataan dan 3 pernyatan negatif, apabila pernyataan positif dijawab “tidak“ mendapat nilai 0, dan apabila menjawab “ya” mendapat nilai 1 dan pernyataan negatif dijawab “tidak” mendapat nilai 1, dan apabila menjawab “ya“ mendapat nilai 0.

Responden yang mendapatkan skor tertinggi yaitu 20 maka responden mengalami cemas yang panik, jika responden mendapat skor 15 -19 maka responden mengalami cemas yang berat, jika responden mendapat skor 10 – 14 maka responden mengalami cemas yang sedang, dan jika responden mendapat skor 5 – 9 maka responden mengalami cemas yang ringan.

G. Validitas dan Realibilitas

1. Uji validitas

Uji validitas adalah uji yang dilakukan untuk menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan sebuah instrumen, yang mampu mengukur apa yang diinginkan, sehingga dapat mengukur instrumen secara benar. Menurut Davies dan Hodnett (2002, dalam Williams & Wilkins, 2004, hal.312), besarnya sebuah koefisien menunjukkan bagaimana kesahan sebuah instrument. Rentang koefisien antara 0,00 sampai 1,00, dengan nilai yang lebih tinggi menunjukkan kriteria ke validitan yang lebih besar. Uji validitas dilakukan secara content validity kepada ahlihnya Zuhdi Budiman, S.Psi dengan hasil Content Validity Indeks 0,75.


(39)

Uji realibilitas dilakukan kepada 10 orang ibu bersalin SC di RSUD dr. Pirngadi Medan yang sesuai dengan kriteria responden. Menurut Burn dan Grove (2001) suatu instrument yang menggunakan pengukuran yang sudah berkembang dikatakan realibilitas bila koefisiennya lebih dari 0,80, sedangkan untuk instrument baru yang reliabilitas jika koefisiennnya lebih dari 0,70. Uji realibilitas menggunakan rumus alpha

croabanch dengan hasil 0,75 yang diperoleh dari 20 pernyataan. Hanya 17 pernyataan

yang valid dan realibel, dan 3 pernyatan tidak valid dan realibel sudah diperbaiki.

H. Prosedur Pengumpulan

Pengumpulan data dimulai setelah peneliti menerima surat izin penelitian dari program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara dan telah mendapat izin dari RSUD dr.Pirngadi Medan.

Setelah mendapat izin, peneliti melaksanakan pengumpulan data pada ibu bersalin seksio sesarea sesuai kriteria penelitian. Pada saat penegumpulan data peneliti menjumpai responden di RSUD dr. Pirngadi Medan dengan bantuan kepada salah satu perawat ruangan kamar bedah (OK) di RSUD dr. Pirngadi Medan yang telah bekerja selama tiga tahun. Dalam mengumpulkan data di RSUD dr.Pirngadi Medan, peneliti mendapatkan responden untuk satu hari ada satu atau dua responden yang sesuai dengan kriteria, atau untuk satu hari tidak ada responden yang sesuai dengan kriteria. Peneliti datang ke RSUD dr.Pirngadi Medan setelah peneliti menghubungi asisten peneliti atau peneliti mendapat telepon dari asisten yang di RSUD dr.Pirngadi Medan.

Bila peneliti sudah menjumpai responden maka peneliti menjelaskan tujuan, manfaat penelitian, prosedur penelitian dan cara pengisian kuesioner dilakukan dengan


(40)

teknik wawancara. Kemudian peneliti meminta kesedian dan memenuhi kriteria penelitian diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent)

Setelah itu, peneliti melakukan pengumpulan data untuk kelompok intervensi dengan memberikan terapi musik klasik dengan menggunakan walkman untuk mengidentifikasi kecemasan pada saat responden telah memasuki ruangan OK dan responden telah diletakkan dimeja operasi. Peneliti memberikan terapi musik klasik

Mozart Greatest Symphony dengan menggunakan walkman selama + 15 menit sampai

sebelum pemberian anstesi spinal. Setelah +15 menit diberikan terapi musik klasik, peneliti mewancarai responden sesuai dengan lembar kuesioner dengan didampingi oleh kepala ruangan atau salah satu perawat diruangan OK dan salah satu dr. PPDS Obgyne.

Kemudian peneliti melakukan pengumpulan data pada kelompok kontrol, peneliti tidak memberikan terapi musik klasik tetapi peneliti melakukan pengamatan untuk mengidentifikasi kecemasan pada saat responden memasuki ruangan OK dan responden telah diletakkan dimeja operasi. Peneliti melakukan pengamatan kepada responden selama + 15 menit sampai sebelum pemberian anstesi spinal. Setelah +15 menit melakukan pengamatan, peneliti mewancarai responden sesuai dengan lembar kuesioner dengan didampingi oleh kepala ruangan atau salah satu perawat diruangan OK dan salah satu dr. PPDS Obgyne.

I. Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, dilakukan analisa data kembali dengan memeriksa semua kuesioner apakah jawaban sudah lengkap dan benar (editing). Kemudian data diberi kode (Coding) untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa data dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan data yang dimasukkan ke dalam bentuk tabel. Entry data dilakukan dengan teknik komputerisasi. Tahap


(41)

terakhir dilakukan cleaning dan entry yakni pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputerisasi yang disesuaikan, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Univariat

Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Data yang bersifat kategorik dicari frekuensi dan proporsi yaitu usia, paritas, pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan paritas. Data yang bersifat numerik dicari mean, dan standar deviasinya yaitu kecemasan ibu bersalin seksio sesarea. Hasil disajikan dalam bentuk tabel.

2. Bivariat

Analisis ini digunakan untuk menguji efektifitas terapi musik klasik dalam mengurangi kecemasan ibu bersalin seksio sesarea. Dalam menganalisis data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan uji statistic uji t-independent digunakan untuk membandingkan kecemasan ibu bersalin seksio sesarea pada kelompok intervensi dan kontrol setelah diberikan terapi musik klasik. Taraf signifikan (α = 0.05), pedoman dalam menerima hipotesis : jika data probabilitas (p) < 0.05 maka H0 ditolak, apabila (p) > 0,05 maka H0 gagal ditolak. Hasil disajikan dalam bentuk tabel.


(42)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL

Pada Bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang efektifitas terapi musik klasik untuk mengurangi kecemasan pada ibu bersalin seksio sesarea di RSUD dr.Pirngadi Medan tahun 2011. Jumlah responden adalah 53 ibu bersalin seksio sesarea, yang terdiri dari 53 sampel untuk kelompok intervensi dan 53 sampel untuk kelompok kontrol. Namun, ada keterbatasan sampel karena pada saat dilakukan penelitian responden sudah tidak termasuk kriteria. Yang memenuhi kriteria untuk kedua kelompok intervensi dan kontrol adalah 30 ibu bersalin seksio sesarea, yang terdiri dari 15 sampel kelompok intervensi dan 15 sampel untuk kelompok kontrol. Responden untuk kelompok intervensi diberikan musik selama +15 menit kemudian diamati kecemasan dengan menggunakan kuesioner, dan responden untuk kelompok kontrol dillakukan pengamatan +15 menit setelah berada di ruangan OK kemudian diamati dengan menggunakan kuesioner.

1. Analisis Univariat

Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Data yang bersifat kategorik dicari frekuensi dan proporsi yaitu


(43)

usia, paritas, pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan paritas. Data yang bersifat numerik dicari mean, dan standar deviasinya yaitu kecemasan ibu bersalin seksio sesarea. Hasil akan disajikan dalam bentuk tabel.

Hasil penelitian yang diperoleh mayoritas responden pada kelompok intervensi berusia 20 – 25 tahun sebanyak 8 orang (53,3 %) dan mayoritas responden pada kelompok kontrol berusia 26 – 30 tahun sebanyak 6 orang (40,0 %). Berdasarkan pendidikan mayoritas responden pada kelompok intervensi berpendidikan menengah (SMA) sebanyak 15 orang (100 %) dan mayoritas responden pada kelompok kontrol berpendidikan menengah (SMA) sebanyak 10 orang (66,7 %). Berdasarkan pekerjaan mayoritas responden pada kelompok intervensi adalah (IRT) ibu rumah tangga sebanyak 13 orang (86,7 %) dan mayoritas responden pada kelompok kontrol adalah ibu rumah tangga sebanyak 7 orang (46,7 %). Berdasarkan penghasilan mayoritas responden pada kelompok intervensi berpenghasilan <1.000.000 sebanyak 10 orang (66,7%) dan mayoritas responden pada kelompok kontrol berpenghasilan 1.000.000-2.000.000 sebanyak 8 orang ( 53,3 %). Berdasarkan paritas mayoritas responden pada kelompok intervensi adalah anak ke - 1,2, dan 3 sebanyak 5 orang ( 33,3 %) dan mayoritas responden pada kelompok kontrol adalah anak ke - 2 sebanyak 8 orang (53,3%). Dapat dilihat pada tabel 5.1 dibawah.


(44)

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Bersalin Seksio sesarea di RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2011

Karakteristik responden Kelompok intervensi Kelompok kontrol

f % f %

Usia

• 20-25 tahun

• 26-30 tahun

• 31-35 tahun

• 36-40 tahun Total 8 2 5 - 15 53,3 13,3 13,3 - 100 5 6 2 2 15 33,3 40,0 13,3 13,3 100 Tingkat pendidikan • SD/SMP • SMA • PT

• Tidak sekolah Total - 15 - - 15 - 100 - - 100 - 10 5 - 15 66,7 33,3 - 100 Pekerjaan • IRT • PNS • Karyawan Total 13 2 - 15 86,7 13,3 - 100 7 4 4 15 46,7 26,7 26,7 100 Penghasilan

• Tidak berpenghasilan

• <1.000.000 • 1.000.000-2.000.000 • >2.000.000 Total 2 10 3 - 15 13,3 66,7 20,0 - 100 - 7 8 - 15 - 46,7 53,3 - 100 Paritas

• Anak ke- 1

• Anak ke- 2

• Anak >3 Total 5 5 5 15 33,3 33,3 33,3 100 3 8 4 15 20,0 53,3 26,7 100


(45)

Hasil penelitian ini diperoleh rata – rata kecemasan ibu bersalin seksio sesarea pada kelompok intervensi 12,87 dengan standart deviasi 2,386 sedangkan nilai minimum 11 dan maximum adalah 18 dan 95% confidence interval 11,55 – 14,19. Dan hasil penelitian pada kelompok kontrol yakni rata – rata kecemasan ibu bersalin seksio

sesarea 17,53 dengan standart deviasi 1,246 sedangkan nilai minimum 14 dan

maximum 19 dan 95% confidence interval 16,84 – 18,22. Dapat dilihat pada tabel 5.2 dibawah.

Tabel 5.2

Distribusi kecemasan ibu bersalin seksio sesarea pada kelompok intervensi dan kontrol di RSUD dr.Pirngadi Medan tahun 2011

No Variabel Mean SD Min - Max 95%

1 Kecemasan ibu bersalin seksio

sesarea pada

kelompok intervensi

12,87 2,386 11 - 18 11,55 – 14,19

2 Kecemasan ibu bersalin seksio

sesarea pada

kelompok kontrol

17,53 1,246 14 - 19 16,84 – 18,22

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk membandingkan kecemasan ibuu bersalin

seksio sesarea pada kelompok intervensi dan kontrol. Dalam menganalisa data secara

bivariat, pengujian data dilakukan uji t- independent.

Hasil uji statistik rata-rata kecemasan ibu bersalin seksio sesarea pada kelompok intervensi 12,87 dengan standar deviasi 0.616 dan rata-rata kecemasan ibu bersalin


(46)

statistik didapatkan nilai P adalah 0,000, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh terapi musik klasik yang signifikan untuk mengurangi kecemasan ibu bersalin seksio

sesarea pada kelompok intervensi. Dapat diliat pada tabel 5.3 dibawah. Tabel 5.3

Perbandingan Kecemasan Pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol Pada Ibu Bersalin Seksio sesarea di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011

Variabel Mean Standar

Deviasi

Standar

Eror P.value N Kecemasan ibu seksio

sesarea pada kelompok

intervensi

12,87 2,386 0.616

0.000

15 Kecemasan ibu seksio

sesarea pada kelompok

control

17,53 1,246 0,322 15

A. PEMBAHASAN

1. Interpretasi dan Diskusi Hasil

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa kecemasan ibu bersalin

seksio sesarea pada kelompok intervensi rata-rata (12,87) dan pada kelompok kontrol

(17,53). Dan hasil uji t-independent diperoleh nilai P = 0,000 (< 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa ada Pengaruh efektifitas terapi musik klasik untuk mengurangi kecemasan pada ibu bersalin seksio sesarea setelah dilakukan intervensi.

Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Campbell dan


(47)

kepada ibu bersalin yang dapat meningkatkan stimulasi (rangsangan) lebih tenang dalam menghadapi persalinan. (Campbell,2001 ¶5)

Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Cecilia, 2008) ketika seseorang mendengarkan musik, maka otak akan memproses apa yang didengar. Detak jantung cenderung mengikuti atau mengsinkronkan dengan kecepatan musik., Maka dengan mendengarkan musik tempo yang tinggi detak jantung akan meningkat dan mendengar musik dengan tempo rendah detak jantung akan melambat dan tubuh akan menjadi rileks.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Fauzi (2006), menunjukkan bahwa pelatihan dengan musik memberi lebih dari sekedar hubungan sebab akibat terhadap perkembangan bagian-bagian tertentu dari otak secara jangka panjang. Namun dengan mendengarkan musik akan membantu perkembangan positif dari otak manusia.

Penelitian ini juga didukung oleh adanya teori yang mengatakan bahwa musik klasik dapat mengaktifkan belahan otak kanan yang berhubungan dengan kreatifitas, dari otak kanan akan muncul untuk menerima stimulasi (rangsangan) yang disekitarnya, Sedangkan otak kiri berhubungan erat dengan pembentukan kecerdasan anak pada pendidikan formal. (Irmawati, 2003 ¶ 10)

Kecemasan yang dialami oleh ibu bersalin seksio sesarea sebagian besar berkurang setelah diberikan terapi musik klasik dengan ditemukannya rata-rata hasil kuesioner sebesar 12,87 pada responden. Hal ini didukung oleh laporan Journal

American Medical Association tahun 1996, tentang hasil studi terapi musik di Texas


(48)

pelepasan endorfin selama proses persalinan, sehingga 10 ibu bersalin melahirkan dengan rasa tenang dan rileks. (Campbell, 2001)

2. Keterbatasan penelitian

Pada penelitian ini, peneliti merasakan masih banyak keterbatasan yang dihadapi dalam melaksanakan penelitian, dari proses pengumpulan data hingga penyajian hasil. Beberapa kesulitan saat pengumpulan data yaitu sulit menemukan responden yang sesuai dengan kriteria dan mengontrol faktor-faktor kecemasan diruang operasi seperti persiapan anastesi, persiapan operasi, dan meja operasi.

3. Implikasi untuk asuhan kebidanan / pendidikan kebidanan.

Dari hasil penelitian ini telah dibuktikan bahwa musik klasik efektif untuk mengurangi kecemasan pada ibu bersalin seksio sesarea. Jadi, musik klasik dapat digunakan sebagai intevensi dalam asuhan kebidanan pada ibu bersalin seksio sesarea.


(49)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang efektifitas terapi musik klasik untuk mengurangi kecemasan pada ibu bersalin seksio sesarea di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun 2011 ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Karakteristik responden diperoleh bahwa sebagian besar responden pada kelompok intervensi berusia 20 – 25 tahun sebanyak 8 orang (53,3 %) dan mayoritas responden pada kelompok kontrol berusia 26 – 30 tahun sebanyak 6 orang (40,0 %). Berdasarkan pendidikan mayoritas responden pada kelompok intervensi berpendidikan menengah (SMA) sebanyak 15 oang (100 %) dan mayoritas responden pada kelompok kontrol berpendidikan menengah (SMA) sebanyak 10 orang (66,7 %) . Berdasarkan pekerjaan mayoritas responden pada kelompok intervensi adalah ibu rumah tangga sebanyak 13 orang (86,7 %) dan mayoritas responden pada kelompok kontrol adalah ibu rumah tangga sebanyak 7 orang (46,7 %). Berdasarkan penghasilan mayoritas responden pada kelompok intervensi berpenghasilan <1.000.000 sebanyak 10 orang (66,7%) dan mayoritas responden pada kelompok kontrol berpenghasilan 1.000.000-2.000.000 sebanyak 8 orang ( 53,3 %). Berdasarkan paritas mayoritas responden pada kelompok


(50)

intervensi adalah anak ke - 1,2, dan 3 sebanyak 5 orang ( 33,3 %) dan mayoritas responden pada kelompok kontrol adalah anak ke - 2 sebanyak 8 orang (53,3%).

2. Rata – rata kecemasan ibu bersalin seksio sesarea pada kelompok intervensi (12,87) dengan standart deviasi (2,386) sedangkan nilai minimum – maximum adalah (11 - 18) dan confidence interval (11,55 – 14,19). Dan rata – rata kecemasan ibu bersalin seksio

sesarea pada kelompok kontrol (17,53) dengan standart deviasi (1,246) sedangkan nilai

minimum – maximum ( 14 – 19) dan confidence interval (16,84 – 18,22).

3. Hasil uji statistik didapatkan nilai p adalah 0.000, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari frekuensi kecemasan pada ibu bersalin seksio sesarea pada kelompok intervensi dan kontrol.

B. Saran

1. Bagi Praktek Kebidanan / RSUD dr. Pirngadi Medan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai intervensi bagi peraktek kebidanan dalam memberikan asuahan kebidanan kepada ibu bersalin seksio sesar.

2. Bagi Insitusi Kebidanan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi untuk pengembangan ilmu pengetahuan kebidanan pada ibu bersalin khususnya Askeb IV (Patologi). 3. Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan informasi kepada peneliti selanjutnya, dengan melakukan penelitian sejenis yang melihat kecemasan ibu bersalin seksio sesarea yang indikasi elektif dan emergency yang diberikan terapi musik klasik .


(51)

DAFTAR PUSTAKA

Benson, P & Pernoll. (2009). Buku saku Obsetry Gynecology William. Jakarta EGC.

Cendika, D, I. (2010). Panduan pintar hamil dan melahirkan. Jakarta: Wahyu media.

Cecilia, S,P. (2008). Janin Tumbuh Cerdas Lewat Musik. Diambil pada tanggal 30 Maret

Cunningham, F. G. ( 2006). Obsetry :Gynecology William. Jakarta: EGC.

Depkes, RI. Indonesia Sehat. 2009, from

Fauzi, D. A. (2006), Pengaruh musik bagi kecerdasan bayi. Jakarta: Harmoni

Hidayat, A. A. (2007), Metodologi penelitian kebidanan teknik analisis data. Jakarta: Salemba medika

Irawati. (2003). pengaruh musik dalam kehamilan. Diambil pada tanggal 8 juni 2003, from http://www.kedokterankeluarga.com.

Manik, M, Sitohang, N, A, & Asiah,N. 2010. Panduan penulisan karya tulis

ilmiah. Medan: Tidak dipublikasikan

Nolan, M. (2010). Kelas bersalin. Yogyakarta: Golden books

Nursalam. (2003), Konsep & penerapan metodologi penelitian ilmu


(52)

Satiadarma, M. P. (2004), Cerdas dengan musik. Cetakan pertama, Jakarta: Puspa Suara.

Scott, E. (2007). Research letter : How music affects us and why music therapy

promotes health. retrieved November 01, 2007, from

http://www.About.com.Guide.

Silalahi, M. (2009). Cerdas dengan terapi musik. 8 Februari 2009, from file://F//cerdasdenganterapimusik.com

Stuart, G. W. (2006). Pocket Guide to Psychiatric Nursing in Buku saku

keperawatan jiwa dalam Eko. P. K. (eds). Respon ansietas dan gangguan ansietas. Jakarta : EGC.

Suririnah .(2009). Buku pintar kehamilan dan persalinan, Jakarta: PT. Garamedi

Suyanto, & Salamah, U (2009). Riset kebidanan metodologi & aplikasi. Yogyakarta: Mitra cendika offset.

Videbeck, S. L. (2008). Psychiatric Mental Healt Nursingin Buku ajar

keperawatan jiwa, dakam Eko, K. P (Eds). Ansietas & Gangguan terkait

sters (hal. 307-325) Jakarta : EGC.

Visnu, J. (2008). Yuk kenali terapi musik, Diambil pada tanggal 28 Agustus 2008, http://tanyadokteranda.com


(53)

Wijaya, P. (2008) . Terapi musik untuk mengurangi rasa sakit saat persalinan. Diambil pada tanggal 2 September 2008,

Williams, L, Wilkins. (2004). Canadian Essentials Of Nursing Research. Philadelpihia : A Wolters Kluwer Company.

Yustina, I. (2008). Pemerdayaaan Masyarakat Untuk Mewujudkan Indonesia


(54)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama Lely Febriani Nasution/ 105102039 adalah mahasiswa Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara. Saat ini sedang melakukan penelitian tentang Efektifitas Terapi Musik Klasik Untuk Mengurangi Kecemasan Pada Ibu bersalin seksio sesarea di RSUD dr. Pirngadi Medan Tahun 2011. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam meneyelesaikan tugas akhir di Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesedian ibu-ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon mengisi kuesioner dan lembar ceklis dengan jujur dan apa adanya. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kerelaan ibu.

Partisipasi ibu-ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bebas mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas pribadi ibu dan semua informasi yang ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini. Terimah kasih atas partisipasi ibu dalam penelitian ini.

Medan, November 2010

Peneliti Responden


(55)

Lembar Kuesioner

Efektifitas Terapi Musik Klasik Terhadap Mengurangi Kecemasan Ibu Bersalin Seksio Sesarea Di Rumah Sakit dr. Pirngadi Medan Tahun 2010-2011

No Responden :

Tanggal :

A. karekteristik ibu

Usia : 20-25 tahun

26-30 tahun 31-35 tahun 36- 40 tahun

Tingkat pendidikan : Pendidikan dasar (SD/SMP/MTS) Pendidikan menengah (SMU/SMK) Pendidkan tinggi

Tidak Sekolah

Pekerjaan : IRT

PNS Karyawan


(56)

< Rp1.000.000

Rp1.000.000-Rp2.000.000 > Rp2.000.000

Paritas : 1

2 > 3

B. Kuesioner kecemasan

Berikan tanda checklist () pada salah satu pernyataan dengan pilihan anda, bila ada pernyataan yang kurang dimengerti dapat dinyatakan pada peneliti.

1. Apakah ibu merasa khwatir memasuki ruangan operasi?

Ya Tidak

2. Apakah ibu merasa takut melihat lampu-lampu yang ada diruangan operasi seksio sesarea?

Ya Tidak

3. Apakah ibu merasa takut saat alat-alat operasi didekatkan pada ibu?

Ya Tidak

4. Apakah ibu merasa takut saat mau diberikan pembiusan oleh dokter anastesi?

Ya Tidak

5. Apakah ibu merasa tegang saat mau diberikan pembiusan oleh dokter anastesi?


(57)

6. Apakah ibu merasa kaku badan saat mau diberikan pembiusan oleh dokter anastesi?

Ya Tidak

7. Apakah ibu merasa takut menghadapi persalinan seksio sesarea?

Ya Tidak

8. Apakah ibu merasa khawatir menghadapi persalinan seksio sesarea?

Ya Tidak

9. Apakah ibu merasa gemetar menghadapi persalinan seksio sesarea?

Ya Tidak

10.Apakah ibu merasa tidak tenang menghadapi persalinan seksio sesarea?

Ya Tidak

11.Apakah ibu merasa tidak semangat menghadapi persalinan seksio sesarea?

Ya Tidak

12.Apakah ibu merasa tidak nyaman menghadapi persalinan seksio sesarea?

Ya Tidak

13.Apakah ibu merasa gelisah menghadapi persalinan seksio sesarea?


(58)

14.Apakah ibu merasa berdebar-debar menghadapi persalinan seksio sesarea?

Ya Tidak

15.Apakah ibu merasa sesak napas saat menghadapi persalinan seksio sesarea?

Ya Tidak

16.Apakah ibu khawatir akan keberhasilan persalinan seksio sesarea?

Ya Tidak

17.Apakah ibu khawatir bahwa proses persalinan seksio sesarea dapat membahayakan diri ibu?

Ya Tidak

18.Apakah ibu merasa takut anak yang dilahirkan tidak selamat?

Ya Tidak

19.Apakah ibu merasakan mual menghadapi persalinan seksio sesarea?

Ya Tidak

20.Apakah ibu merasa kedinginan saat berada diruangan operasi ?


(59)

PROSEDUR PEMBERIAN TERAPI MUSIK

1. Defenisi

Terapi musik adalah materi yang mampu mempengaruhi kondisi seseorang fisik maupun mental. Terapi musik memberikan rangsangan pertumbuhan fungsi-fungsi otak seperti ingatan, belajar, mendengar, berbicara, serta analisa intelek dan fungsi kesadaran.

2. Tujuan terapi musik

a. Melihat kecemasan pada ibu bersalinan ibu bersalin seksio sesarea saat menjalani persalinan seksio sesarea.

b. Mengukur kecemasan pada ibu bersalin seksio sesarea saat menjalani seksio sesarea

3. Indikasi-indikasi diberikan terapi musik

a. Ibu bersalin seksio sesarea dengan indikasi-indikasi dari ibu dan janin b. Ibu bersalin dengan pertama kali melakukan operasi seksio sesarea c. ibu bersalin dengan anastesi spinal.

4. Waktu pemberian terapi musik

Terapi musik klasik diberikan saat anastesi diberikan sampai sebelum pembelahan saat operasi berlansung. Terapi musik klasik diberikan selama +15 menit.

5. Persiapan terapi musik klasik.

a. Peralatan : Alat yang digunakan Tape dan CD Mozzrad. Terapi musik diberikan saat pasien diberi anastesi samapi sebelum dilakukan pembelahan.

b. Tempat : Terapi musik diberikan dirungan operasi (OK). Ruangan OK hendaknya memiliki meja untuk meletakkan tape yang dekat dengan cokkan listrik.


(60)

c. Peneliti :

- Peneliti memberitahu responden akan diberikan terapi musik klasik pada saat anastesi diberikan sampai sebelum pembelahan. - Peneliti mempersiapkan alat dan tempat saat pasien memasuki

ruangan operasi (OK).

- Peneliti memberikan terapi musik dengan menghidupakan tape kepada pasien seksio sesarea saat di anastesi sampai saat menjelang pembelahan.

d. Pasien :

- Posisi pasien saat diberikan terapi musik sebaiknaya dengan posisi telentang, dan santai.

- Kondisi pasien perlu diperhatikan sebelum melakukan terapi musik.

- Pasien dianjurkan agar dapat menikmati terapi musik dengan baik sehingga dapat merasakan manfaatnya.

6. Prosedur kerja

a. Pasien diberi anastesi spinal dari dr. anastesi

b. Terpai musik klasik diberikan oleh peneliti atau pegawai ruangan (asisten peneliti)

c. Pemberian terapi musik diberikan selama +15 menit saat anastesi diberikan sampai sebelum pembelahan saat operasi.


(61)

d. Pemberian terapi musik klasik dilakukan dengan jarak 1 meter dari posisi ibu.


(62)

PROTAP PENELITIAN TENTANG EFEKTIFITASTERAPI MUSIK KLASIK UNTUK MENGURANGI KECEMASAN PADA IBU BERSALIN SEKSIO SESAREA

DI RSUD. dr. PRINGADI MEDAN TAHUN 2010

1. Memperkenalkan dan menjelaskan prosedur terapi musik klasik.

2. Memberikan informed concent dan bersedia menjadi responden. Peneliti mengukur berkurangnya kecemasan pada ibu bersalin seksio sesarea yang dialami responden sebelum dilakukan intervensi dengan menggunakan kuesioner dan lembar ceklis.

3. Memberikan terapi musik klasik pada ibu bersalin seksio sesarea saat anastesi diberikan sampai sebelum pembelahan saat operasi berlangsung selama + 15 menit.

4. Peneliti mengidentifikasi kecemasan yang dialami responden sesudah dilakukan intervensi dan kontrol dengan menggunakan kuisioner. Dan diisi langsung oleh peneliti dengan menggunakan tanda ceklis.


(63)

(64)

LEMBAR CVI

No Pertanyaan Skore

0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0 1. Apakah ibu merasa khwatir

memasuki ruangan operasi?

2. Apakah ibu merasa takut melihat lampu-lampu yang ada diruangan operasi seksio sesarea?

3. Apakah ibu merasa takut saat alat-alat operasi didekatkan pada ibu?

4. Apakah ibu merasa takut saat mau diberikan pembiusan oleh dokter anastesi?

5 Apakah ibu merasa tegang saat mau diberikan pembiusan oleh dokter anastesi?

6. Apakah ibu merasa kaku badan saat mau diberikan pembiusan oleh dokter anastesi?

7. Apakah ibu merasa takut menghadapi persalinan seksio sesarea?

8. Apakah ibu merasa khawatir menghadapi persalinan seksio sesarea?

9. Apakah ibu merasa gemetar menghadapi persalinan seksio sesarea?

10. Apakah ibu merasa tidak tenang menghadapi persalinan seksio sesarea?

11. Apakah ibu merasa tidak semangat menghadapi persalinan seksio sesarea?

12. Apakah ibu merasa tidak nyaman menghadapi persalinan seksio sesarea?

13. Apakah ibu merasa gelisah menghadapi persalinan seksio sesarea?


(65)

14 Apakah ibu merasa berdebar-debar menghadapi persalinan seksio sesarea?

15. Apakah ibu merasa sesak napas saat menghadapi persalinan seksio sesarea?

16. Apakah ibu khawatir akan keberhasilan persalinan seksio sesarea?

17. Apakah ibu khawatir bahwa proses persalinan seksio sesarea dapat membahayakan diri ibu?

18. Apakah ibu merasa takut anak yang dilahirkan tidak selamat?

19. Apakah ibu merasakan mual menghadapi persalinan seksio sesarea?

20. Apakah ibu merasa kedinginan saat berada diruangan operasi ?

x 100

CVI =

x100

CVI = 75,5


(66)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI

NAMA : LELY FEBRIANI NASUTION

Tempat/ Tanggal Lahir : Aek Kota Batu, 19 Februari 1988

Agama : Islam

Alamat : Jalan Padang Bulan No. 122

Kab. Labuhan Batu /Rantauprapat

DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN

TAHUN 1996 – 2000 : SD NEGERI 115535 SIRANDORUNG

TAHU N 2000 - 2003 : SLTA Negeri -2 RANTAUPRAPAT

TAHUN 2003 - 2006 : SMA Negeri – 3 PLUS RANTAUPRAPAT

TAHUN 2006 – 2009 : D – III KEBIDANAN SEHAT MEDAN

TAHUN 2010 – 2011 : D – IV BIDAN PENDIDIK FKEP USU


(1)

d. Pemberian terapi musik klasik dilakukan dengan jarak 1 meter dari posisi ibu.


(2)

PROTAP PENELITIAN TENTANG EFEKTIFITASTERAPI MUSIK KLASIK UNTUK MENGURANGI KECEMASAN PADA IBU BERSALIN SEKSIO SESAREA

DI RSUD. dr. PRINGADI MEDAN TAHUN 2010

1. Memperkenalkan dan menjelaskan prosedur terapi musik klasik.

2. Memberikan informed concent dan bersedia menjadi responden. Peneliti mengukur berkurangnya kecemasan pada ibu bersalin seksio sesarea yang dialami responden sebelum dilakukan intervensi dengan menggunakan kuesioner dan lembar ceklis.

3. Memberikan terapi musik klasik pada ibu bersalin seksio sesarea saat anastesi diberikan sampai sebelum pembelahan saat operasi berlangsung selama + 15 menit.

4. Peneliti mengidentifikasi kecemasan yang dialami responden sesudah dilakukan intervensi dan kontrol dengan menggunakan kuisioner. Dan diisi langsung oleh peneliti dengan menggunakan tanda ceklis.


(3)

(4)

LEMBAR CVI

No Pertanyaan Skore

0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0 1. Apakah ibu merasa khwatir

memasuki ruangan operasi?

 2. Apakah ibu merasa takut melihat

lampu-lampu yang ada diruangan operasi seksio sesarea?

3. Apakah ibu merasa takut saat alat-alat operasi didekatkan pada ibu?

 4. Apakah ibu merasa takut saat

mau diberikan pembiusan oleh dokter anastesi?

 5 Apakah ibu merasa tegang saat

mau diberikan pembiusan oleh dokter anastesi?

 6. Apakah ibu merasa kaku badan

saat mau diberikan pembiusan oleh dokter anastesi?

 7. Apakah ibu merasa takut

menghadapi persalinan seksio sesarea?

 8. Apakah ibu merasa khawatir

menghadapi persalinan seksio sesarea?

 9. Apakah ibu merasa gemetar

menghadapi persalinan seksio sesarea?

 10. Apakah ibu merasa tidak tenang

menghadapi persalinan seksio sesarea?

 11. Apakah ibu merasa tidak

semangat menghadapi persalinan seksio sesarea?

 12. Apakah ibu merasa tidak

nyaman menghadapi persalinan seksio sesarea?

 13. Apakah ibu merasa gelisah

menghadapi persalinan seksio


(5)

14 Apakah ibu merasa berdebar-debar menghadapi persalinan seksio sesarea?

 15. Apakah ibu merasa sesak napas

saat menghadapi persalinan seksio sesarea?

 16. Apakah ibu khawatir akan

keberhasilan persalinan seksio sesarea?

 17. Apakah ibu khawatir bahwa

proses persalinan seksio sesarea dapat membahayakan diri ibu?

 18. Apakah ibu merasa takut anak

yang dilahirkan tidak selamat?

 19. Apakah ibu merasakan mual

menghadapi persalinan seksio sesarea?

 20. Apakah ibu merasa kedinginan

saat berada diruangan operasi ?

x 100

CVI =

x100


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

NAMA : LELY FEBRIANI NASUTION

Tempat/ Tanggal Lahir : Aek Kota Batu, 19 Februari 1988

Agama : Islam

Alamat : Jalan Padang Bulan No. 122

Kab. Labuhan Batu /Rantauprapat

DAFTAR RIWAYAT PENDIDIKAN

TAHUN 1996 – 2000 : SD NEGERI 115535 SIRANDORUNG

TAHU N 2000 - 2003 : SLTA Negeri -2 RANTAUPRAPAT

TAHUN 2003 - 2006 : SMA Negeri – 3 PLUS RANTAUPRAPAT

TAHUN 2006 – 2009 : D – III KEBIDANAN SEHAT MEDAN

TAHUN 2010 – 2011 : D – IV BIDAN PENDIDIK FKEP USU