Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus Tinjauan Penelitian Terdahulu

12 membayarkan dividen untuk memberikan sinyal mengenai keberhasilan perusahaan dalam membukukan profit .

2.1.2 Kebijakan Dividen Dividen Payout Ratio

Menurut Riyanto 2001:269 kebijakan dividen yang dilakukan oleh perusahaan yaitu antara lain sebagai berikut: a. Kebijakan dividen yang stabil Kebijakan dividen yang stabil berarti jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi.Dividen yang stabil ini dipertahankan untuk beberapa tahun dan kemudian apabila ternyata pendapatan perusahaan meningkat dan kenaikan pendapatan tersebut nampak mantap dan relatif permanen, barulah besarnya dividen per lembar saham dinaikkan. Beberapa alasan yang mendorong perusahaan menjalankan kebijakan dividen stabil antara lain sebagai berikut: 1 Kebijakan dividen yang stabil dapat memberikan kesan kepada investor bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masa mendatang 2 Banyak pemegang saham yang hidup dari pendapatan yang diterima dari dividen. Golongan ini dengan sendirinya tidak akan menyukai adanya dividen yang tidak stabil, dimana golongan ini menginginkan kepastian dividen yang dibayarkan.

b. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus

jumlah ekstra tertentu . Kebijakan dividen ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham setiap tahunnya, dimana cara penetapan dividend payout ini adalah penetapan junlah dividen minimal plus jumlah ekstra. c. Kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang konstan. Kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang konstan berarti bahwa jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya akan berfluktuasi sesuai dengan perkembangan keuntungan netto yang diperoleh setiap tahunnya.

d. Kebijakan dividen yang fleksibel

Kebijakan dividen yang fleksibel menunjukkan bahwa besarnya dividen per lembar saham setiap tahunnya disesuaikan dengan posisi finansial dan kebijakan finansial dari perusahaan yang bersangkutan. Universitas Sumatera Utara 13 Ang 1997 menyatakan bahwa dividen merupakan nilai pendapatan bersih di perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan yang ditahan sebagai cadangan perusahaan.Dividen ini untuk dibagikan kepadapara pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan.Apabilaperusahaan penerbit saham mampu menghasilkan laba yang besar maka ada kemungkinan pemegang sahamnya akan menikmati keuntungan dalam bentuk dividen yang besar pula. Penentuan besarnya dana yang dialokasikanuntuk pembayaran dividen ini tidak adayangmembatasi, namun tergantung pada Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, apakah laba itu akan dialokasikan untuk pembayaran dividen atau untuk laba ditahan. Laba ditahan merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan. Sedangkan dividen merupakan aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham atau“equity investors”.Setiap perusahaan selalu menginginkan adanyapertumbuhan bagi perusahaan tersebut di satu pihak dan juga dapat membayarkan dividen kepada para pemegang saham di lain pihak, tetapi kedua tujuan tersebut selalu bertentangan. Sebab kalau makin tinggi tingkat dividen yang dibayarkan, berarti semakin sedikit laba yang ditahan, dansebagai akibatnya ialah menghambat tingkat pertumbuhan rate of growthdalam pendapatan dan harga sahamnya. Kalau perusahaan ingin menahan sebagian besar dari pendapatan yang tersedia untuk pembayaran dividen adalah semakin kecil. Persentase dari pendapatan yang akan dibayarkankepada pemegang saham sebagai dividen tunai disebutdividend payout ratio. Universitas Sumatera Utara 14 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa makin tingginya dividend payout ratio yang ditetapkan oleh perusahaan berarti makin kecil dana yang untuk ditanamkan kembali di dalam perusahaan yang berarti akan menghambat pertumbuhan perusahaan riyanto : 2001. Dividen merupakan bagian dari keuntungan yang dibayarkan oleh perusahaan kepada para pemegang saham, oleh karena itu dividen merupakan bagian dari penghasilan yang diharapkan oleh para pemegang saham. Besar kecil dividen yang dibayarkan mempengaruhi pencapaian tujuan maksimal kesejahtraan para pemegang saham. Menurut Ang 1997 faktor- faktor yang dipertimbangkan dalam memutuskan suatu usulan dividen oleh dewan direksi antara lain: a. Keuntungan Perseroan b. Prospek pertumbuhan usaha c. Posisi kas likuiditas d. Aspek hukum e. Keadaan pasar

2.1.3 Macam-macam Bentuk Dividen

Menurut Keyso dan Weydgant 1995 mengungkapkan bahwa dividen yang dibagikan kepada para investor berbentuk, antara lain: a. Dividen Tunai Dividen tunai merupakan dividen yang pembayarannya dibagikan dalam bentuk uang tunai.Dividen dalam bentuk ini merupakan pembayaran yang paling banyak diharapkan investor. b. Dividen Saham Dividen saham merupakan dividen yang pembayarannya dibagikan dalam bentuk proporsi saham tertentu. Dividen saham merupakan dividen Universitas Sumatera Utara 15 yang pembayarannya dibagikan dalam bentuk proporsi sahamtertentu. Dibagikannya dividen dalam bentuk saham, maka akan meningkatkan likuiditas perdagangan dibursa efek. Kemungkinan perusahaan ingin menurunkan nilai sahamnya guna memperluas kepemilikan dan posisi likuiditas perusahaan yang tidak memungkinkan membagikan dividen dalam bentuk tunai. c. Sertifikat Dividen Sertifikat dividen merupakan dividen yang dibayarkan dengan sertifikat atau promes yang telah dikeluarkan oleh perusahaan yang menyatakan bahwa suatu waktu sertifikat itu dapat ditukarkan dalam bentuk uang. Hal ini dapat disimpulkan bahwa sertifikat dividen yaitu hutang dividen dalam bentuk script atau pembayaran dividen pada masa yang akan datang. d. Property Dividend Property dividend yaitu pembayaran dividen dalam bentuk kekayaanseperti barang dagangan, real estate atau investasi dalam bentuk lain yang dirancang oleh dewan direksi.

2.1.4 Langkah-langkah Pembayaran Dividen

Langkah-langkah atau prosedur pembayaran dividen adalahpengumuman emiten atas dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham yang disebut juga dengan tanggal pengumuman dividen Ang, 1997. Tanggal-tanggal yang perlu diperhatikan dalam pembayaran dividen yaitu : a. Tanggal pengumuman Tanggal pengumuman merupakan tanggal yang secara resmi diumuman oleh emiten tentang bentuk dan besarnya serta jadwal pembayaran dividen yang akan dilakukan. Pengumuman ini biasanya untuk pembagian dividen regular.Isi pengumuman tersebut menyampaikan hal-hal yang dianggap penting yakni; tanggal pencatatan, tanggal pembayaran, besarnya dividen kas per lembar. b. Tanggal pencatatan dalam daftar pemegang saham Date of Record Tanggal pencatatan merupakan tanggal dimana perusahaan harus melakukan pencatatan nama dari para pemegang saham. Para pemilik saham yang terdaftar sebagai pemegang saham pada perusahaan publik atau emiten tersebut diberikan hak untuk memperoleh pembagian dividen, sedangkan pemegang saham yang tidak terdaftar pada tanggal pencatatan tidak diberikan hak untuk mendapatkan dividen. c. Tanggal cum-dividend Cum-dividend Date Tanggal ini merupakan tanggal hari terakhir perdagangan saham yang masihmelekat hak untuk mendapatkan dividen baik dividen tunai maupun dividen saham. Universitas Sumatera Utara 16 d. Tanggal ex-dividend Ex-dividend Date Tanggal ini merupakan tanggal dimana perdagangan saham sudah tidak melekat lagi hak untuk memperoleh dividen.Jadi jika investor membeli saham pada tanggal ini atau sesudahnya, maka investor tersebut tidak dapat mendaftarkan namanya untuk mendapatkan dividen. e. Tanggal pembayaran Payment Date . Tanggal ini merupakan tanggal dimana perusahaan melakukan pembayaran dividen kepada para pemegang saham yang telah memiliki hak atas dividen. Jadi pada tanggal tersebut para investor sudah dapat mengambil dividen sesuai dengan bentuk dividen yang telah diumumkan oleh emiten dividen tunai, dividen saham.

2.1.5 Pola Pembayaran Dividen

Keputusan mengenai dividen payout ratio adalah keputusan yang menyangkut bagaimana cara dan dalam bentuk apa dividen dibayarkan kepada pemegang saham. Ada beberapa pola pembayaran dividen yang dapat dipilih sebagai alternatif dividen payout ratio perusahaan Ang, 1997, yaitu : a. Stable and Occasionally Increasing Dividend per-share Kebijakan ini menetapkan dividen per saham yang stabil, selama tidak ada peningkatan yang permanen dalam earning power dan kemampuan membayar dividen. Manajemen akan menaikkan dividen, jika ada keyakinan bahwa tingkat yang lebih tinggi tersebut dapat dipertahankan. Hal ini dilandasi adanya psikologi pemegang saham, dimana bila dividen naik maka akan menaikkan juga harga saham dan sebaliknya b. Stable Dividend per-share Dasar pemikirannya adalah bahwa pasar mungkin akan menilai suatu saham lebih tinggi bila dividen yang diharapkan tetap stabil daripada bila dividen berfluktuasi. Perusahaan yang memilih cara ini akan membayar dividen dalam jumlah yang tetap stable amount dari tahun ke tahun. c. Stable Payout Ratio Dalam pola pembayaran dividen ini, jumlah dividen dihitung berdasar suatu prosentase tetap dari laba. Bila laba berfluktuasi, maka jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham pun akan ikut berfluktuasi. d. Regular Dividend plus Extras Dalam cara ini, dividen regular ditetapkan dalam jumlah yang diyakini oleh manajemen mampu dipertahankan di masa mendatang tanpa menghiraukan fluktuasi laba dan kebutuhan investasi modal. Bila tambahan kas tersedia, perusahaan memberikan dividen ekstra kepada pemegang saham. Pola ini mengakui bahwa dividen mempunyai kandungan informasi, sehingga dengan pemberian dividen ekstra dapat menarik minat pemodal yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan harga saham. Universitas Sumatera Utara 17 e. Fluctuating Dividends and Payout Ratio Dalam pola pembayaran ini besarnya dividen dan payout ratio disesuaikan \dengan perubahan laba dan kebutuhan investasi modal perusahaan untuk setiap periode.Oleh karena itu besar dividen dan payout ratio yang dibayarkan berfluktuasi mengikuti fluktuasi laba dan kebutuhan investasi.

2.1.6 Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profit atau laba. Perusahaan yang dapat membukukan profit tinggi maka perusahaan tersebut dinilai berhasil dalam menjalankan usaha. Perusahaan yang dapat menciptakan profit atau laba besar berarti perusahaan dapat menciptakan pendanaan internal bagi perusahaan sendiri. Setelah ada dana tersebut, maka perusahaan akan menggunakan untuk ditahan menjadi laba ditahan dan dibagikan kepada para pemilik sebagai dividen. Menurut Wirjolukito, et al dalam 2013 menyatakan bahwa pihak manajemen akan membayarkan dividen untuk memberikan “sinyal” mengenai keberhasilan perusahaan dalam membukukan profit. Sinyal tersebut menyimpulkan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar dividen adalah fungsi dari keuntungan.Dengan demikian profitabilitas mutlak diperlukan untuk perusahaan apabila hendak membayar dividen. Dividen adalah bagian dari laba bersih yang dihasilkan perusahaan, oleh karena itu dividen akan dibagikan jika perusahaan memperoleh laba. Hubungan antara profitabilitas dengan kebijakan deviden dapat dianalogikan sebagai berikut.Sebuah perusahaan yang dapat membukukan laba maka perusahaan tersebut dapat memilih untuk menahan laba atau membagikan sebagai dividen. Universitas Sumatera Utara 18 Jika perusahaan membagikan deviden maka pendanaan internal perusahaan akan berkurang. Menurut teori “bird in the hand” investor lebih menyukai dibagikan deviden daripada menunggu pengembalian dari keuntungan modal.Maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa semakin tinggi profitabilitas menggambarkan kemampuan badan usaha untuk menghasilkan laba dengan menggunakan seluruh modal yang dimiliki.Hal ini sesuai dengan pernyataan Shapiro 1991:731 “profitabilitas suatu perusahaan akan mempengaruhi kebijakan para investor atas investasi yang dilakukan”. Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba akan dapat menarik para investor untuk menanamkan dananya guna memperluas usahanya, sebaliknya tingkat profitabilitas yang rendah akan menyebabkan para investor menarik dananya. Sedangkan bagi perusahaan itu sendiri profitabilitas dapat digunakan sebagai evaluasi atas efektivitas pengelolaan badan usaha tersebut.Profitabilitas perusahaan merupakan salah satu dasar penilaian kondisi suatu perusahaan, untuk itu dibutuhkan suatu alat analisis untuk bisa menilainya.Alat analisis yang dimaksud adalah rasio-rasio keuangan.Rasio profitabilitas mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang diperoleh dari penjualan dan investasi. Profitabilitas juga mempunyai arti penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang, karena profitabilitas menunjukkan apakah badan usaha tersebut mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang. Dengan demikian setiap badan usaha akan selalu berusaha meningkatkan profitabilitasnya, karena semakin tinggitingkat profitabilitas suatu badan usaha Universitas Sumatera Utara 19 maka kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan lebih terjamin. Profitabilitas dapat diproyeksikan dengan menggunakan Return On Assets ROA. ROA dapat diukur denganmenggunakan rumus: = Net Income Total Aset x 100

2.1.7 Likuiditas Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendeknya yang telah jatuh tempo.Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi segala kewajiban jangka pendek perusahaan.Likuiditas perusahaan merupakan faktor yang penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen, maka semakin kuat posisi likuiditas berarti semakin besar kemampuan perusahaan membayar dividen Riyanto, 1995.Perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi, perusahaan tersebut mempunyai kesempatan dalam memenuhi segala kewajiban jangka pendek termasuk dengan membayar deviden ke pemilik modal.Maka dapat disimpulkan bahwa semakin likuid suatu perusahaan kemungkinan membayar membayar dividen semakin besar juga.Likuiditas dapat diproyeksikan dengan menggunakan Current RatioCR.Current Ratio dapat diukur mengunakan rumus : aset lancar Liabilitas Lancar x 100

2.1.8 Economic Value Added

EVA atau Economic Value Added adalahukuran nilai tambahekonomis yang dihasilkan perusahaan sebagai akibat dari aktifitas atau strategi manajemen. Universitas Sumatera Utara 20 EVA digunakan sebagai ukuran kinerja perusahaan dalam menentukan aset perusahaan yang lebih produktif dan membantu dalam nengurangi perbedaan kepentingan manajer dan pemegang saham Irala, 2005.EVA adalah ukuran penting untuk menilai kinerja suatu perusahaan Parasuraman,2000.Dapat diartikan bahwa EVA merupakan nilai tambah ekonomis dari perusahaan untuk digunakan sebagai kegiatan maupun strateginya selama periode tertentu sehingga menjadi cara untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. EVA menjelaskan bagaimana perusahaan membuat nilai untuk pemiliknya. Prinsip EVA memberikan sistem pengukuran yang baik untuk menilai suatu kinerja dan prestasi keuangan manajemen perusahaan karena EVA berhubungan langsung dengan nilai pasar sebuah perusahaan Lisa ; 1999. Perlu dicatat juga EVA dapat diterapkan juga pada tingkat divisi atau subsidiary perusahaan Wiagustini 2010 ; 98 Rumus = NOPAT Net Operation Profit After Tax – Capital Charges

2.1.9 Investment Oppurtunity Set

Investment Opportunity Set merupakan investasi pilihan untuk dimasa yang akan datang dengan keuntungan akan adanya peningkatan dalam aktiva maupun ekuitas. Pemilihan proksi ini karena dalam penilain pasar dapat dilihat dengan meningkatnya aktiva dan IOS di masa akan datang. Pada penelitian Kallapur dan Trombley 1999 mengatakan bahwa rasio MBVA berkorelasi positif dengan realisasi pertumbuhan aktiva danekuitas. IOS dapat diukur dengan menggunakan rumus : Total Equitas Jumlah Saham yang Beredar x Harga Penutupan saham Universitas Sumatera Utara 21

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang berhubungan dengan kebijakandividen sebagaimana diuraikan sebagai berikut: 1. Hardiatmo, Daljono 2013 mengenai Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Studi Empiris Perusahaan Manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2008 – 2010. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel Profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio DPR, variabel Likuiditas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen, variabel Leverage tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen, Variabel pertumbuhan perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen, variabel ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebijakan dividen namun dengan arah negatif. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Lopolusi Ita 2013 mengenai Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Sektor Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011.Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa variabel profitabilitas berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap variabel perubahan kebijakan dividen, variabel likuiditas berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap kebijakan dividen, variabel ukuran perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap variabel kebijakan dividen, variabel utang berpengaruh negatif signifikan terhadap variabel perubahan kebijakan dividen, dan variabel free cash Universitas Sumatera Utara 22 flowberpengaruh negatif tidak signifikan terhadap variabel perubahan kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2007-2011. 3. Penelitian Dwi Varanty 2014 mengenai Pengaruh Economic Value Added dan Investment Oppurtunity Set Terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas Sebagai Variabel moderasi. Hasil penelitiannya yaitu variabel likuiditas tidak mampu memoderasi pengaruh negatif investment opportunity set terhadap kebijakan dividen. 4. Penelitian Nur Azmi 2014 mengenai pengaruh Profitabilitas dan Investment Oppurtunity Set terhadap kebijakan dividen tunai dengan likuiditas sebagai variabel moderating. Hasil penelitiannya yaitu dimana Likuiditas tidak dapat memoderasi hubungan antara Profitabilitas dan IOS terhadap dividen tunai. 5. Serta Penelitian Lain dari Maya Merlinasari 2014 mengenai analisis pengaruh likuiditas, profitabilitas, leverage terhadap dividen kas. Hasil penelitian dimana profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen kas. Universitas Sumatera Utara 23

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Laba Akuntansi dan Laba Tunai terhadap Dividen Kas dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

6 108 83

PENGARUH LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN : Pada Perusahaan Manufaktur yang listed di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012.

1 4 46

Pengaruh EVA, IOS dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen Kas dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia 2012 - 2015

1 1 11

Pengaruh EVA, IOS dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen Kas dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia 2012 - 2015

0 0 2

Pengaruh EVA, IOS dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen Kas dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia 2012 - 2015

0 0 9

Pengaruh EVA, IOS dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen Kas dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia 2012 - 2015

0 3 17

Pengaruh EVA, IOS dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen Kas dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia 2012 - 2015

0 0 4

Analisis Pengaruh Laba Akuntansi dan Laba Tunai terhadap Dividen Kas dengan Likuiditas sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

0 1 15

SKRIPSI ANALISIS PENGARUH LABA AKUNTANSI DAN LABA TUNAI TERHADAP DIVIDEN KAS DENGAN LIKUIDITAS SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

1 3 11

PENGARUH LIKUIDITAS, LEVERAGE, PROFITABILITAS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN SEKTOR MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA -

1 3 118