BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu
wilayah kerja Trihono, 2005. Sebagai salah satu penyelenggara pelayanan kesehatan masyarakat yang didirikan oleh pemerintah puskesmas juga merupakan
unit fungsional yang berfungsi sebagai pusat pengembangan pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta
pelayanan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambuangan bagi masyarakat.
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatn nasional, yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap oarang yang bertempat tinggal diwilayah kerja puskesmas, agar terwujud
kesehatan setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010 Trihono, 2005. Tujuan tersebut dilaksanakan dengan menggerakkan
pembangunan berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat, memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, serta memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan,
keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.
Universitas Sumatera Utara
Sebagai lini terdepan penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat, puskesmas harus dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal
melalui pemantapan program-pogram puskesmas. Berdasarkan buku pedoman kerja puskesmas yang terbaru, terdapat 18 usaha pokok dalam program dasar dan
utama puskesmas yaitu kesehatan ibu dan anak KIA, keluarga berencana KB, gizi, kesehatan lingkungan, pencegahan dan pemberatasan penyakit menular serta
imunisasai, penyuluhan kesehatan masyarakat, kesehatan gigi dan mulut, usaha kesehatan jiwa, optonometri, kesehatan geriatrik, latihan dan olahraga,
pengembangan obat tradisional, keselamatan dan keseehatan kerja K3, laboratorium dasar, dan pengumpulan informasi dan pelaporan untuk sistem
informasi kesehatan. Namun, pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas tersebut sangat tergantung pada faktor tenaga kesehatan, sarana dan prasarana, biaya yang
tersedia, serta kemampuan manajemen tiap-tiap pukesmas Mubarak chayatin, 2009.
Salah satu bagian integral penting dari pelayanan kesehatan di puskesmas adalah pelayanan keperawatan. Keperawatan adalah subsistem dari sistem
pelayanan kesehatan yang merupakan hasil pendidikan, pelatihan, serta penelitian. Pelayanan keperawatan secara aktif harus mampu memberikan pelayanan
kesehatan yang meliputi aspek promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kesehatan kuratif dan rehabilitative secara
menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat sebagai kesatuan yang utuh, melalui proses keperawatan
Universitas Sumatera Utara
secara optimal, sehingga mandiri dalam pencapaian upaya kesehatan Effendi, 1998.
Upaya peningkatan mutu tenaga kesehatan tidak bisa lepas dari upaya peningkatan mutu keperawatan. Oleh sebab itu perawat sebagai tim pelayanan
kesehatan yang terbesar dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Mutu pelayanan puskesmas ditinjau dari sisi keperawatan meliputi
aspek jumlah dan kemampuan tenaga profesi, motivasi, dana, sarana, perlengkapan penunjang, serta manajemen puskesmas yang perlu disempurnakan
dan disesuaikan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kualitas pelayanan keperawatan sangat menentukan kualitas pelayanan
kesehatan individu, keluarga dan masyarakat Kepmenkes No.h279, 2006. Adapun tugas pokok perawat puskesmas adalah memberikan pelayanan
keperawatan dalam bentuk asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat, dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan serta pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian di bidang keperawatankesehatan baik di
sarana pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas kepmenpan No 94, 2001. Selain tugas pokok perawat juga harus memiliki beberapa elemen
perawat professional untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan antara lain : care giver, clien advocate, counselor, educator, collaborator, coordinator
changes agent, consultant dan interpersonal proses Doheny,1982 dalam Mubarak Chayatin, 2009.
Universitas Sumatera Utara
Namun demikian dari laporan menunjukkan bahwa perawat yang bekerja di puskesmas masih belum melaksanakan asuhan keperawatan secara optimal dan
umumnya perawat tersebut lebih banyak melakukan tugas non keperawatan diluar kewenanagannya. Berdasarkan survei Subdit Keperawatan Dasar Depkes 2005
didapatkan adapun tindakan nonkeperawatan yang dilakukan oleh perawat puskesmas yaitu: Pelayanan medikpengobatan, 78 perawat melakukan
diagnosis penyakit, menulismembuat resep obat dan 87 perawat memberikan tindakan pengobatan. Dalam pelayanan keperawatan maternitas 43 melakukan
pemeriksaan kehamilan, 39 melakukan pertolongan persalinan dan 13
melakukan perawatan nifas. Sedangkan kegiatan umum yang dilakukan perawat
41 melakukan kebersihan lantai dan 35 melakukan tugas administrasi umum. Penelitian yang dilakukan oleh Direktorat Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia bekerjasama dengan World Health Organization WHO tahun 2000 di Provinsi Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Sulawesi
Utara, Jawa Barat dan Daerah Khusus Ibukota DKI Jakarta juga menemukan bahwa 70 perawat selama 3 tahun terakhir tidak pernah mengikuti pelatihan
kegiatan pokok puskesmas, 39,8 masih melakukan tugas-tugas kebersihan, 47,4 perawat dan bidan tidak memiliki uraian tugas dan belum dikembangkan
monitoring dan evaluasi kinerja perawat khususnya mengenai keterampilan, sikap, kedisiplinan dan motivasi kerjanya.
Perawat yang bekerja di puskesmas juga lebih banyak memanfaatkan waktu kerjanya untuk melakukan kegiatan diluar pelayanan keperawatan. Hal itu
didukung dengan penelitian tentang waktu kerja produktif personil Puskesmas di
Universitas Sumatera Utara
Indonesia ditemukan bahwa waktu kerja produktif personil adalah 53,2 dan sisanya 46,8 digunakan untuk kegiatan non produktif. Dari 53,2 kinerja
produktif, hanya 13,3 waktu yang digunakan untuk kegiatan pelayanan kesehatan, sedangkan sisanya 39,9 digunakan untuk kegiatan penunjang
pelayanan kesehatan Ilyas, 2001. Dari gambaran di atas dapat dianalisa mengapa terjadi perubahan persepsi di
masyarakat tentang profesi keperawatan di Indonesia. Persepsi tersebut terjadi karena perbedaan antara harapan masyarakat tentang kinerja perawat sebagai
pemberi pelayanan kesehatan dengan situasi kenyataan yang didapati masyarakat dilapangan atau puskesmas, sehingga masyarakat menilai peran perawat sama saja
dengan profesi kesehatan lainnya. Kondisi ini didukung pula dengan pekerjaan perawat yang mengerjakan pekerjaan dokter, sehingga menimbulkan pemahaman
masyarakat tentang kinerja perawat sebagai pembantu dokter Kompas, 2007. Persepsi masyarakat terhadap profesi perawat masih belum mendapat
anggapan positf, anggapan masyarakat masih keliru tentang profesi seorang perawat khususnya di Indonesia. Banyak masyarakat berpersepsi bahwa perawat
hanyalah sekedar pembantu dokter, yang tanpa dokter perawat tidak dapat melakukan tugasnya dengan sempurna, anggapan ini telah menjadi penilaian
utama terhadap profesi seorang perawat. Akibatnya banyak masyarakat yang menganggap bahwa profesi seorang perawat itu rendah.
Puskesmas Sei Agul merupakan salah satu puskesmas di kota Medan yang terletak di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat. Letaknya yang
strategis dekat dengan pemukiman padat penduduk menuntut kinerja perawat
Universitas Sumatera Utara
harus selalu ditingkatkan bukan hanya dalam melaksanakan program-program di puskesmas juga dalam pemberian asuhan keperawatan. Namun dari survey awal
yang diperoleh peneliti ternyata persepsi masyarakat tentang kinerja perawat Puskesmas Sei Agul tidak jauh berbeda dari gambaran diatas. Masyarakat merasa
kinerja perawat Puskesmas Sei Agul belum maksimal terutama dalam hal waktu kerja, perawat sering datang terlambat dan pulang lebih awal dari waktu kerja
produktif puskesmas. Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, peneliti tertarik melakukan
eksplorasi yang mendalam melalui penelitian ini untuk mengetahui tentang Persepsi Masyarakat Tentang Pelayanan Perawat Puskesmas Sei Agul.
2. Tujuan Penelitian