Persepsi Masyarakat Tentang Kinerja Perawat Puskesmas Sei Agul

(1)

PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PELAYANAN

PERAWAT PUSKESMAS SEI AGUL

SKRIPSI

OLEH :

Febrina Valentina Hutabarat

111121065

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

(3)

Title : The Perception of Community Regarding The Service of Nurses in Sei Agul Community Health Centre

Name : Febrina Valentina Hutabarat

NIM : 11112065

Undergraduate : Nursing Majors

Year : 2013

ABSTRACT

The Community Health Centre (Puskesmas) is a technical implementing unit of a regency or a city which is responsible for organizing health development in a work area. Nursing, as a significant integral part of the health service in a Community Health Centre, is expected to be able to deliver health services which cover the promotive and preventive aspects on an ongoing basis without ignoring comprehensive and integrated curative and rehabilitative services towards individuals, families, groups and communties. This research is aimed to identify people’s perception about the service of nurses in Sei Agul Community Health Centre. The design used is a fenomenology qualitative reearch. The number of participants in this research is 7 (seven) people by using purposive sampling. The data generated is analysed by using Content Analysis. The result obtained from participants about the phenomenon of people’s perception about the service of nurses in Sei Agul Community Health Centre shows that the nurses in Sei Agul Community Health Centre deliver holistic nursing service towards the community, showed by the friendly attitude of the nurses towards patients, the concern about patients’ grievance, the diligence in doing tasks and the excellent deiverence of health service. From this research, we may generate some weaknesses in the performance of nurses in Sei Agul Community Health Centre, such as being not punctual, lacking in giving information and performing non-nursing chores. People hope that the nurses in Community Health Centre will perform better services in the future and improve their skills in delivering nursing services to improve the level of community health in the work area of Sei Agul Community Health Services specifically, and Indonesia people in general. Researchers recommend to the Health Center the results of this study can be used as input for puskasmas to evaluate and improve health care / nursing by knowing the strengths and weaknesses of the service provided to the public.


(4)

Judul : Persepsi Masyarakat Tentang Pelayanan Perawat Puskesmas Sei Agul

Nama Mahasiswa : Febrina Valentina Hutabarat

NIM : 11112065

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2013

ABSTRAK

Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja. Keperawatan sebagai salah satu bagian integral penting dari pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas, diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi aspek promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitaif secara menyeluruh dan terpadu kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi persepsi masyarakat tentang pelayanan perawat puskesmas Sei Agul. Desain yang digunakan adalah fenomenologi. Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah 7 orang dengan menggunakan purposive sampling. Data dianalisis menggunakan Content Analysis. Hasil penelitian menemukan empat tema terkait pelayanan perawat puskesmas Sei Agul menunjukkan bahwa perawat puskesmas Sei Agul memberikan pelayanan caring perawat kepada masyarakat, ditunjukkan melalui sikap perawat yang ramah terhadap pasien, perhatian terhadap keluhan pasien, rajin dalam mengerjakan tugasnya, memberikan pelayanan kesehatan umum dengan baik. Dari hasil penelitian juga didapat kelemahan dalam pelayanan perawat puskesmas Sei Agul yaitu belum tepat waktu, kurang memberikan informasi, dan melakukan tugas non keperawatan. Harapan masyarakat tentang pelayanan perawat puskesmas dimasa mendatang akan pelayanan perawat yang lebih baik dan peningkatan keterampilan perawat dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat diwilayah kerja puskesmas Sei Agul pada khususnya, dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Peneliti merekomendasikan kepada puskesmas agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi puskasmas untuk mengevaluasi dan meningkatkan pelayanan kesehatan/keperawatan dengan mengetahui kelebihan dan kelemahan dalam pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.

Kata Kunci : Persepsi masyarakat, Pelayanan Keperawatan, Puskesmas.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala kasih dan penyertaanNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

Persepsi Masyarakat Tentang Kinerja Perawat Puskesmas Sei Agul.

Selama penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak secara moril maupun materil, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku pembantu Dekan 1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Setiawan, S.Kp, MNS, PhD selaku pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Rika Endah Nurhidayah, S. Kp, MPd selaku dosen pemguji 1 dan ibu Diah Arruum, S.Kep, Ns, M. Kp

5. Dewan Dosen beserta staf Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

6. Kepala Puskesmas dan seluruh staf yang telah membantu penelitian penulis. 7. Teristimewa buat Bapak dan Ibu serta anggota keluarga lainnya yang telah

banyak memberikan doa, nasehat, materi dan dorongan moril sehingga penulis dapat nyelesaikan skripsi ini.


(6)

8. Teman-teman sejawat angkatan 2011 yang selalu memberikan bantuan, motivasi, partisipasi, dan saran-saran kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Ivan Budisantosa Trihertanto, Rika Ameliana Harahap, Amelia Yulia Nastiti, dan Irene Putri Adly yang selalu memberikan semangat dan bantuan kepada penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan semanagat, dukungan, bantuan, dan doa selama ini.

Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Februari 2013 Penulis


(7)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRACT... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL... viii

LAMPIRAN... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.Latar Belakang ... 1

2. Tujuan Penelitian ... 7

3. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

1 Tinjauan Tentang Puskesmas ... 8

1.1 Pengertian Puskesmas ... 8

1.2 Fungsi Puskesmas ... 9

1.3 Tujuan Puskesmas... 11

1.4 Visi Puskesmas... 11

1.5 Misi Puskesmas... 12

1.6 Kegiatan Pokok Puskesmas... . 12

2 Tinjauan Tentang Perawat ... 16

2.1 Pengertian Perawat... 16

2.2 Peran dan Fungsi Perawat... 17

2.3 Tanggung Jawab Perawat... 21

2.4 Lingkup Kewenangan Perawat... 22

2.5 Tugas Pokok Perawat Puskesmas... 23

3 Tinjauan Tentang Penelitian Kualitatif ... 24

3.1 Pengertian Penelitian Kualitatif ... 24

3.2 Tujuan Penelitian Kualitatif ... 24

3.3 Tipe Desain Penelitian Kualitatif ... 25

3.4 Menganalisis Data Kualitatif ... 26

3.5 Content Analisis... 26

3.6 Validasi Data Kualitatif... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

1 Desain Penelitian ... 30

2 Sampel ... 30

3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31

4 Pertimbangan Etik ... 31

5 Instrumen Penelitian ... 32

6 Metode Pengumpulan Data ... 33

7 Analisa Data ... 34

8 Tingkat Kepercayaan Data... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... . 38

1 Karakteristik Responden... 38


(8)

3 Pembahasan... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 52

1 Kesimpulan... 52

2 Saran... 52


(9)

DAFTAR TABEL


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Inform Consent

2. Jadwal tentatif penelitian 3. Transaksi Dana

4. Panduan Wawancara 5. Kuesioner data Demografi 6. Riwayat hidup

7. Lembar Bukti Bimbingan 8. Surat pengambilan data


(11)

Title : The Perception of Community Regarding The Service of Nurses in Sei Agul Community Health Centre

Name : Febrina Valentina Hutabarat

NIM : 11112065

Undergraduate : Nursing Majors

Year : 2013

ABSTRACT

The Community Health Centre (Puskesmas) is a technical implementing unit of a regency or a city which is responsible for organizing health development in a work area. Nursing, as a significant integral part of the health service in a Community Health Centre, is expected to be able to deliver health services which cover the promotive and preventive aspects on an ongoing basis without ignoring comprehensive and integrated curative and rehabilitative services towards individuals, families, groups and communties. This research is aimed to identify people’s perception about the service of nurses in Sei Agul Community Health Centre. The design used is a fenomenology qualitative reearch. The number of participants in this research is 7 (seven) people by using purposive sampling. The data generated is analysed by using Content Analysis. The result obtained from participants about the phenomenon of people’s perception about the service of nurses in Sei Agul Community Health Centre shows that the nurses in Sei Agul Community Health Centre deliver holistic nursing service towards the community, showed by the friendly attitude of the nurses towards patients, the concern about patients’ grievance, the diligence in doing tasks and the excellent deiverence of health service. From this research, we may generate some weaknesses in the performance of nurses in Sei Agul Community Health Centre, such as being not punctual, lacking in giving information and performing non-nursing chores. People hope that the nurses in Community Health Centre will perform better services in the future and improve their skills in delivering nursing services to improve the level of community health in the work area of Sei Agul Community Health Services specifically, and Indonesia people in general. Researchers recommend to the Health Center the results of this study can be used as input for puskasmas to evaluate and improve health care / nursing by knowing the strengths and weaknesses of the service provided to the public.


(12)

Judul : Persepsi Masyarakat Tentang Pelayanan Perawat Puskesmas Sei Agul

Nama Mahasiswa : Febrina Valentina Hutabarat

NIM : 11112065

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2013

ABSTRAK

Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja. Keperawatan sebagai salah satu bagian integral penting dari pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas, diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi aspek promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitaif secara menyeluruh dan terpadu kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi persepsi masyarakat tentang pelayanan perawat puskesmas Sei Agul. Desain yang digunakan adalah fenomenologi. Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah 7 orang dengan menggunakan purposive sampling. Data dianalisis menggunakan Content Analysis. Hasil penelitian menemukan empat tema terkait pelayanan perawat puskesmas Sei Agul menunjukkan bahwa perawat puskesmas Sei Agul memberikan pelayanan caring perawat kepada masyarakat, ditunjukkan melalui sikap perawat yang ramah terhadap pasien, perhatian terhadap keluhan pasien, rajin dalam mengerjakan tugasnya, memberikan pelayanan kesehatan umum dengan baik. Dari hasil penelitian juga didapat kelemahan dalam pelayanan perawat puskesmas Sei Agul yaitu belum tepat waktu, kurang memberikan informasi, dan melakukan tugas non keperawatan. Harapan masyarakat tentang pelayanan perawat puskesmas dimasa mendatang akan pelayanan perawat yang lebih baik dan peningkatan keterampilan perawat dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat diwilayah kerja puskesmas Sei Agul pada khususnya, dan masyarakat Indonesia pada umumnya. Peneliti merekomendasikan kepada puskesmas agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi puskasmas untuk mengevaluasi dan meningkatkan pelayanan kesehatan/keperawatan dengan mengetahui kelebihan dan kelemahan dalam pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.

Kata Kunci : Persepsi masyarakat, Pelayanan Keperawatan, Puskesmas.


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Puskesmas adalah unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah kerja (Trihono, 2005). Sebagai salah satu penyelenggara pelayanan kesehatan masyarakat yang didirikan oleh pemerintah puskesmas juga merupakan unit fungsional yang berfungsi sebagai pusat pengembangan pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pelayanan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambuangan bagi masyarakat.

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatn nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap oarang yang bertempat tinggal diwilayah kerja puskesmas, agar terwujud kesehatan setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010 (Trihono, 2005). Tujuan tersebut dilaksanakan dengan menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat, memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, serta memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.


(14)

Sebagai lini terdepan penyelenggaraan pelayanan kesehatan masyarakat, puskesmas harus dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui pemantapan program-pogram puskesmas. Berdasarkan buku pedoman kerja puskesmas yang terbaru, terdapat 18 usaha pokok dalam program dasar dan utama puskesmas yaitu kesehatan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), gizi, kesehatan lingkungan, pencegahan dan pemberatasan penyakit menular serta imunisasai, penyuluhan kesehatan masyarakat, kesehatan gigi dan mulut, usaha kesehatan jiwa, optonometri, kesehatan geriatrik, latihan dan olahraga, pengembangan obat tradisional, keselamatan dan keseehatan kerja (K3), laboratorium dasar, dan pengumpulan informasi dan pelaporan untuk sistem informasi kesehatan. Namun, pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas tersebut sangat tergantung pada faktor tenaga kesehatan, sarana dan prasarana, biaya yang tersedia, serta kemampuan manajemen tiap-tiap pukesmas (Mubarak & chayatin, 2009).

Salah satu bagian integral penting dari pelayanan kesehatan di puskesmas adalah pelayanan keperawatan. Keperawatan adalah subsistem dari sistem pelayanan kesehatan yang merupakan hasil pendidikan, pelatihan, serta penelitian. Pelayanan keperawatan secara aktif harus mampu memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi aspek promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kesehatan kuratif dan rehabilitative secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat sebagai kesatuan yang utuh, melalui proses keperawatan


(15)

secara optimal, sehingga mandiri dalam pencapaian upaya kesehatan (Effendi, 1998).

Upaya peningkatan mutu tenaga kesehatan tidak bisa lepas dari upaya peningkatan mutu keperawatan. Oleh sebab itu perawat sebagai tim pelayanan kesehatan yang terbesar dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Mutu pelayanan puskesmas ditinjau dari sisi keperawatan meliputi aspek jumlah dan kemampuan tenaga profesi, motivasi, dana, sarana, perlengkapan penunjang, serta manajemen puskesmas yang perlu disempurnakan dan disesuaikan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kualitas pelayanan keperawatan sangat menentukan kualitas pelayanan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat (Kepmenkes No.h279, 2006). Adapun tugas pokok perawat puskesmas adalah memberikan pelayanan keperawatan dalam bentuk asuhan keperawatan individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat, dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan serta pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka kemandirian di bidang keperawatan/kesehatan baik di sarana pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas (kepmenpan No 94, 2001). Selain tugas pokok perawat juga harus memiliki beberapa elemen perawat professional untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan antara lain : care giver, clien advocate, counselor, educator, collaborator, coordinator changes agent, consultant dan interpersonal proses (Doheny,1982 dalam Mubarak & Chayatin, 2009).


(16)

Namun demikian dari laporan menunjukkan bahwa perawat yang bekerja di puskesmas masih belum melaksanakan asuhan keperawatan secara optimal dan umumnya perawat tersebut lebih banyak melakukan tugas non keperawatan diluar kewenanagannya. Berdasarkan survei Subdit Keperawatan Dasar Depkes (2005) didapatkan adapun tindakan nonkeperawatan yang dilakukan oleh perawat puskesmas yaitu: Pelayanan medik/pengobatan, 78% perawat melakukan diagnosis penyakit, menulis/membuat resep obat dan 87% perawat memberikan tindakan pengobatan. Dalam pelayanan keperawatan maternitas 43% melakukan pemeriksaan kehamilan, 39% melakukan pertolongan persalinan dan 13% melakukan perawatan nifas. Sedangkan kegiatan umum yang dilakukan perawat 41% melakukan kebersihan lantai dan 35% melakukan tugas administrasi umum.

Penelitian yang dilakukan oleh Direktorat Keperawatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia bekerjasama dengan World Health Organization (WHO) tahun 2000 di Provinsi Kalimantan Timur, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Jawa Barat dan Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta juga menemukan bahwa 70% perawat selama 3 tahun terakhir tidak pernah mengikuti pelatihan kegiatan pokok puskesmas, 39,8% masih melakukan tugas-tugas kebersihan, 47,4% perawat dan bidan tidak memiliki uraian tugas dan belum dikembangkan monitoring dan evaluasi kinerja perawat khususnya mengenai keterampilan, sikap, kedisiplinan dan motivasi kerjanya.

Perawat yang bekerja di puskesmas juga lebih banyak memanfaatkan waktu kerjanya untuk melakukan kegiatan diluar pelayanan keperawatan. Hal itu didukung dengan penelitian tentang waktu kerja produktif personil Puskesmas di


(17)

Indonesia ditemukan bahwa waktu kerja produktif personil adalah 53,2% dan sisanya 46,8% digunakan untuk kegiatan non produktif. Dari 53,2% kinerja produktif, hanya 13,3% waktu yang digunakan untuk kegiatan pelayanan kesehatan, sedangkan sisanya 39,9% digunakan untuk kegiatan penunjang pelayanan kesehatan (Ilyas, 2001).

Dari gambaran di atas dapat dianalisa mengapa terjadi perubahan persepsi di masyarakat tentang profesi keperawatan di Indonesia. Persepsi tersebut terjadi karena perbedaan antara harapan masyarakat tentang kinerja perawat sebagai pemberi pelayanan kesehatan dengan situasi kenyataan yang didapati masyarakat dilapangan atau puskesmas, sehingga masyarakat menilai peran perawat sama saja dengan profesi kesehatan lainnya. Kondisi ini didukung pula dengan pekerjaan perawat yang mengerjakan pekerjaan dokter, sehingga menimbulkan pemahaman masyarakat tentang kinerja perawat sebagai pembantu dokter (Kompas, 2007).

Persepsi masyarakat terhadap profesi perawat masih belum mendapat anggapan positf, anggapan masyarakat masih keliru tentang profesi seorang perawat khususnya di Indonesia. Banyak masyarakat berpersepsi bahwa perawat hanyalah sekedar pembantu dokter, yang tanpa dokter perawat tidak dapat melakukan tugasnya dengan sempurna, anggapan ini telah menjadi penilaian utama terhadap profesi seorang perawat. Akibatnya banyak masyarakat yang menganggap bahwa profesi seorang perawat itu rendah.

Puskesmas Sei Agul merupakan salah satu puskesmas di kota Medan yang terletak di Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat. Letaknya yang strategis dekat dengan pemukiman padat penduduk menuntut kinerja perawat


(18)

harus selalu ditingkatkan bukan hanya dalam melaksanakan program-program di puskesmas juga dalam pemberian asuhan keperawatan. Namun dari survey awal yang diperoleh peneliti ternyata persepsi masyarakat tentang kinerja perawat Puskesmas Sei Agul tidak jauh berbeda dari gambaran diatas. Masyarakat merasa kinerja perawat Puskesmas Sei Agul belum maksimal terutama dalam hal waktu kerja, perawat sering datang terlambat dan pulang lebih awal dari waktu kerja produktif puskesmas.

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, peneliti tertarik melakukan eksplorasi yang mendalam melalui penelitian ini untuk mengetahui tentang Persepsi Masyarakat Tentang Pelayanan Perawat Puskesmas Sei Agul.

2. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi persepsi masyarakat tentang pelayanan perawat puskesmas Sei Agul.

3. Manfaat Penelitian

3.1. Puskesmas

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi puskasmas untuk mengevaluasi dan meningkatkan pelayanan kesehatan/keperawatan dengan mengetahui kelebihan dan kelemahan dalam pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.


(19)

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan dan informasi bagi pendidikan khususnya departemen komunitas untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang pelayanan perawat puskesmas di Sei Agul.

3.3. Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan atau referensi untuk penelitian kualitatif, dan yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut terhadap persepsi masyarakat tentang pelayanan perawat puskesmas ke kota Medan.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Tinjauan Tentang Puskesmas

1.1. Pengertian

Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok (DEPKES RI,1991). Dengan kata lain Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya (Anonim, 1999).

Pelayanan kesehatan yang diberikan di puskesmas perawatan meliputi pelayanan kuratif (pengobatan) preventif (pencegahan), promotif (peningkatan) dan rehabilitatif (pemulihan). Adapun kegiatan pokok di puskesmas perawatan umumnya hampir sama dengan puskesmas non perawatan yakni KIA, KB, untuk peningkatan gizi, kesehatan lingkungan dan penyediaan air bersih, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular, pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan, penyuluhan kesehatan masyarakat, usaha kesehatan sekolah, kesehatan olahraga, perawatan kesehatan masyarakat (Anonim, 1999)

1.2. Fungsi Puskesmas

Ada 3 fungsi puskesmas yaitu:


(21)

Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelengaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan dan mendukung pembangunan kesehatan. Disamping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan upaya yang dilakukan puskemas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

2. Pusat pemberdayaan masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama masyarakat, keluarga, masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelengarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselengarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat.

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat petama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi : a. Pelayanan kesehatan perorangan


(22)

Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (private good) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.

b. Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik (publik good) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kersehatan masyarakat lainnya (Trihono, 2005).

1.3. Tujuan Puskesmas

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas, agar terwujud kesehatan setinggi-tingginya dalam rangka mewujutkan Indonesia Sehat 2010 (Trihono, 2005).


(23)

Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Indikator Kecamatan Sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama yakni (1) lingkungan sehat, (2) perilaku sehat, (3) cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu serta, (4) derajat kesehatan penduduk kecamatan.

Rumusan visi untuk masing-masing puskesmas harus menagacu pada visi pembangunan kesehatan puskesmas di atas yakni terwujudnya Kecamatan Sehat, yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah kecamatan setempat (Trihono, 2005).

1.5. Misi Puskesmas

Misi puskesmas adalah pembangunan kesehatan yang diselengagarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah :

1. Menggerakkan pembanguna berwawasan kesehatan diwilayah kerjanya.

2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat diwilayah kerjanya.


(24)

3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.

4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya (Trihono, 2005).

1.6 Kegiatan Pokok Puskesmas

Berdasarkan Buku Pedoman Kerja Pukesmas yang terbaru, terdapat 18 usaha pokok kesehatan yang dapat dilakukan oleh puskesmas. Namun, pelaksanaannya sangat tergantung pada tenaga kesehatan, sarana dan prasarana, biaya yang tersedia, serta kemampuan manajemen tiap-tiap puskesmas. Kegiatan pokok pukesmas antara lain sebagai berikut :

1. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

a. Pemeliharaan kesehatan ibu hamil; melahirkan dan menyusui; serta bayi,anak balita, dan anak prasekolah.

b. Memberikan pendidikan kesehatan tentang makanan guna mencegah gizi buruk.

c. Imunisasi.

d. Pemberian pendidikan kesehatan tentang perkembangan anak dan cara menstimulusnya

e. Pengobatan bagi ibu, bayi, anak balita, serta prasekolah yang menderita bermacam-macam penyakit ringan dan lainnya.


(25)

a. Mengadakan kursus Keluarga Berencana untuk para ibu dan calon ibu yang mengunjungi KIA.

b. Mengadakan kursus Keluarga Berencana kepada dukun yang bekerja sebagai penggerak Keluarga Berencana.

c. Memberikan pedidikan tentang cara pemasangan IUD, cara-cara penggunaan pil, kondom, dan alat kontrasepsi lainnya.

3. Upaya Perbaiakan Gizi

a. Mengenali penderita-penderita kekurangan gizi b. Mengembangkan program perbaikan gizi

c. Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat. 4. Upaya Kesehatan Lingkungan

a. Penyehatan air bersih

b. Penyehatan pembuangan kotoran c. Penyehatan lingkungan perumahaan d. Penyehatan limbah

e. Pengawasan sanitasi tempat umum f. Penyehatan makanan dan minuman g. Pelaksanaan peraturan perundangan

5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular a. Mengumpulkan dan menganalisis data penyakit

b. Melaporkan kasus penyakit menular


(26)

d. Melakukan tindakan permulaan untuk mencegahan penyebaran penyakit menular

e. Menyembuhkan penderita, sehingga tidak lagi menjadi sumber infeksi f. Pemberian imunisasi

g. Pemberantasan vektor

h. Pendidikan kesehatan kepada masyarakat. 6. Upaya Pengobatan

a. Melaksanakan diagnosis sedini mungkin melalui : • mendapatkan riwayat penyakit

• mengadakan pemeriksaan fisik

• mengadakan pemeriksaan laboratorium • membuat diagnosis

b. Melakukan tindakan pengobatan c. Melakukan upaya rujukan.

7. Upaya Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

a. Kegiatan penyuluhan kesehatan yang dilakukan oleh petugas di klinik, rumah, dan kelompok-kelompok masyarakat.

b. Di tingkat puskesmas tidak ada petugas penyuluhan tersendiri, tetapi di tingkat kabupaten terdapat tenaga-tenaga kordinator penyuluhan kesehatan. 8. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

9. Kesehatan Olahraga


(27)

12. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut 13. Usaha Kesehatan Jiwa

14. Kesehatan Mata 15. Laboratorium

16. Pencataatn dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan 17. Kesehatan Usia Lanjut

18. Pembinaan Obat Tradisional

Kegiatan pokok puskesmas bersifat dinamis dan berubah sesuai dengan kondisi masyarakat. Disamping penyelenggaraan usaha-usaha pokok tersebut di atas, puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk melaksanakan progarm kesehatan oleh pemerintah pusat, misalnya melaksanakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN). Dengan demikian, baik petunjuk pelaksanaan maupun pembekalan oleh pemerintah pusat bersama pemerintah daerah (Mubarak & Chayatin, 2009).

2. Tinjauan Tentang Perawat

2.1. Pengertian perawat

Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan formal dalam bidang keperawatan yang program pendidikannya telah disyahkan oleh pemerintah, sedangkan perawat profesional adalah perawat yang mengikuti pendidikan keperawatan sekurang-kurangnya Diploma III keperawaatan. Keperawatan sebagai profesi terdiri atas komponen disiplin dan praktik (Gartinah.dkk, 1999).


(28)

Karakteristik keperawatan sebagi profesi menurut Gillies (1996) yaitu memiliki ilmu pengetahuan tentang tubuh manusia yang sistemis dan khusus, mengembangkan ilmu pengetahuan tentang tubuh manusia secara konstan melalui penelitian, melaksanakan pendidikan melalui pendidikan tinggi, menerapkan ilmu pengetahuan tentang tubuh manusia dalam pelayanan, berfungsi secara otonomi dalam merumuskan kebijakan dan pengendalian praktek profesional, memberikan pelayanan untuk kesejahteraan masyarakat diatas kepentingan pribadi, berpegang teguh pada tradisi leluhur dan etika profesi serta memberikan kesempatan untuk pertumbuhan profesional dan mendokumentasikan proses perawatan

2.2. Peran dan Fungsi Perawat

Berdasarkan Konsorsiun Ilmu Kesehatan (1989), peran perawat terdiri atas : 1. Pemberi Asuhan Keperawatan

Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan mempertahankan keadaan kebutuhan dasar manusia melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan, sehingga masalah yang muncul dapat ditentukan diagnosis keperawatannya, perencanaannya dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan yang dialaminya, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Asuhan keperawtan yang diberikan mulai dari awal yang sederhana sampai dengan masalah yang kompleks.


(29)

Peran dilakukan perawat dalam membantu klien, keluarga dalam mengiterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain, khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien. Selain itu juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, yang meliputi hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya, hak informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri, dan hak menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.

3. Edukator

Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatannya, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pemberian pendidikan kesehatan.

4. Koordinator

Peran ini dilakukan dengan mengarahkan, merencanakan, dan mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan, sehingga pemberian pelayanan kesehatan terarah, serta sesuai dengan kebutuhan klien.

5. Kolaborator

Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri atas dokter, fisioterpis, ahli gizi, radiologi, laboratoriun, dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan kesehatan yang diperlukan, termasuk distribusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan sebelumnya.


(30)

6. Konsultan

Peran perawat sebagai konsultan yaitu tempat konsultasi terhadap masalah atas tindakan keperwatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayan keperawatan yang diberikan.

7. Pembaharu

Peran perawat sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan kerja sama, perubahan yang sistematis, dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan

Berdasarkan hasil lokakarya nasional keperawatan (1983) bahwa peran perawat di bagi menjadi empat yaitu :

1) Perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan

Perawat bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan keperawatan dari yang bersifat sederhana sampai yang paling kompeks, secara langsung atau tidak langsung kepada klien sebagai individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Ini merupakan peran utama dari perawat dimanan perawat dapat memberikan asuhan keperwatan yang profesional, menerapkan ilmu atau teori, prinsip, konsep dan menguji kebenarannya dalam situasi yang nyata, apakah kriteria profesi dapat ditampilkan sesuai dengan harapan penerimaan jasa keperawatan. Masyarakat mengharapkan perawat mempunyai kemampuan khusus untuk menanggulangi masalah-masalah masyarakat. Perawat harus menguasai konsep-konsep dalam lingkup kesehatan dan melatih diri sehingga dapat memiliki kemampuan tersebut.


(31)

Kemampuan ini diperoleh selama masa pendidikan dan dimantapkan saaat menjalankan tugasnya di sarana pelayanan kesehatan (Lokakarya, 1983).

2) Perawat sebagai pengelola pelayanan dan institusi keperawatan

Perawat bertanggung jawab dalam hal administrasi keperawatan di masyarakat maupun di dalam institusi dalam mengelola pelayanan keperawatan untuk masyarakat. Perawat juga bekerja sebagai pengelola suatu sekolah atau program pendidikan keperawatan. Sebagai administratif secara umum. Perawat sebagai tenaga kesehatan yang spesifik dalam sistem pelayanan kesehatan tetap bersatu dalam profesi lain dalam pelayanan kesehatan. Setiap tenaga kesehatan adalah anggota potensial dalam kelompoknya dan dapat mengatur, merencanakan, melaksanakan dan menilai tindakan yang diberikan, mengingat perawatan merupakan anggota profesional yang paling lama bertemu dengan klien (Lokakarya, 1983).

3) Perawat sebagai pendidik dalam keperawatan

Perawat bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan pengajaran ilmu keperawatan kepada klien, tenaga keperawatan maupun tenaga kesehatan lainnya. Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam keperawatan adalah aspek pendidikan, karena perubahan tingkah laku merupakan salah satu sasaran dari pelayanan keperawatan. Perawat harus bias berperan sebagai pendidik bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat (Lokakarya, 1983).

4) Perawat sebagai peneliti dan pengembang pelayanan keperawatan

Seorang perawat diharapkan dapat menjadi pembaharu (innovator) dalam ilmu keperawatan karena ia memiliki kreatifitas, inisiatif, cepat tanggap terhadap


(32)

rangsangan dari lingkungannya. Kegiatan ini dapat diperoleh melalui kegiatan riset atau penelitian. Penelitian pada hakikatnya adalah melakukan evaluasi, mengukur kemampuan, menilai dan mempertimbangkan sejauh mana efektifitas tindakan yang telah diberikan. Dalam hasil penelitian, perawat dapat mengerakkan orang lain untuk berbuat sesuatu yang baru berdasarkan kebutuhan , perkembangan dan aspirasi individu, keluarga, kelompok atau masyarakat. Oleh karena itu perawat dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan, memanfaatkan media massa atau media informasi lain dari berbagai sumber. Selain itu perawat perlu melakukan penelititan dalam rangka : mengembangkan ilmu keperawatan dan meningkatkan praktek profesi keperawatan khususnya pelayanan keperawatan pendidikan keperawatan dan administrasi keperawatan. Perawat juga menunjang pengembangan di bidang kesehatan dengan berperan serta dalam kegiatan penelitian kesehatan (Lokakarya, 1983).

2.3. Tanggung jawab perawat

Secara umum perawat mempunyai tanggung jawab dalam memberikan asuhan keperawatan, meningkatkan ilmu pengetahuan dan meningkatkan diri sebagai profesi. Tanggung jawab memberikan asuhan keperawatan kepada pasien mencakup aspek bio-psiko-kultural-spiritual dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasarnya dengan menggunakan proses keperawatan yang meliputi :

1. Membantu pasien memperoleh kesehatannya.

2. Membantu pasien yang sehat untuk memelihara kesehatannya.


(33)

4. Membantu pasien yang menghadapi ajal untuk memperlakukan secara manusiawi sesuai martabatnya sampai meninggal.

2.4. Lingkup kewenangan perawat

Gartinah,dkk (1999) membagi kewenangan perawat menjadi lima, yaitu : 1. Melaksanakan pengkajian perawat terhadap status bio-psiko-sosio-kultural

spiritual pasien.

2. Merumuskan diagnosis keperawatan terkait dengan fenomena dan garapan utama yaitu tidak terepenuhinya kebutuhan dasar pasien.

3. Menyusun rencana tindakan keperawatan. 4. Melaksanakan tindakan keperawatan.

2.5. Tugas Pokok Perawat Puskesmas

a. Melaksanakan tugas asuhan keperawatan didalam gedung maupun diluar gedung.

b. Berkolaborasi dengan Dokter dalam pelayanan pengobatan pasien baik di Puskesmas induk maupun di pos-pos Puskesling.

c. Bertanggung jawab atas kebersihan dan penataan ruang BP/IGD/Poli MTBS. d. Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pengamanan alat medis dan non

medis di ruang BP/IGD/MTBS.

e. Membantu kegiatan lintas program antara lain dalam kegiatan pemberantasan penyalit, UKS, Penyukuhan Kesehatan Masyarakat dan kegiatan lapangan lainnya.


(34)

f. Melaksanakan kegiatan Puskesmas diluar gedung.

g. Membantu pelaksanaan kegiatan Posyandu balita dan Posyandu lansia. h. Membantu Kepala Puskesmas dalam membuat perencanaan kegiatan. i. Membantu Kepala Puskesmas dalam membuat laporan kegiatan. j. Melaksanakan kegiatan pelayanan pos MTBS di Puskesmas.

k. Membantu pelaksanaan pelacakan kelainanmata, jiwa dan tumbuh kembang anak balita (Mubarak & Chayatin, 2009).

3. Tinjauan Tentang Penelitian Kualitatif

3.1. Definisi Penelitian Kualitatif

Riset kualitatif adalah pendekatan induktif untuk menentukan atau mengembangkan pengetahuan. Riset ini memerlukan keterlibatan penelitian dalam mengidentifikasi pengertian atau relevansi fenomena tertentu terhadap individu. Analisa dan interpretasi hasil riset dalam metoda ini biasanya tidak tergantung pada kuantitatif pengamatan (Brockopp & Tolsma, 1999). Secara kolektif, strategi riset kualitatif sering disebut sebagai riset naturalistik. Istilah

naturalistik merujuk pada kenyataan bahwa tipe riset ini sering mempertimbangkan fenomena studi dalam kehidupan sehari-hari.

3.2. Tujuan Penelitian Kualitatif

Tujuan penggunaan metodologi riset kualitatif dapat bervariasi. Hal ini dapat merupakan cara yang berguna, menghasilkan pengetahuan tentang area yang mendapat relatif sedikit usaha riset. Metode ini juga berguna sewaktu


(35)

dicurigai terjadi bias dalam pengetahuan atau teori-teori saat ini, atau pertanyaan riset berhubungan dengan pemahaman dan penggambaran suatu fenomena (Field & Morse, 1985, Morse, 1991 dalam Brockopp & Tolsma, 1999). Riset kualitatif mencoba untuk menggali/eksplorasi, menggambarkan atau mengembangkan pengetahuan bagaimana kenyataan dialami (Brockopp & Tolsma, 1999).

3.3. Tipe Desain Penelitian Kualitatif

Menurut Brockopp dan Tolsma (1999) penelitian kualitatif dibedakan menjadi lima jenis yaitu:

1. Fenomenologi

Fenomenologi adalah cabang filosofi yang menekankan subjektivitas pengalaman manusia. Sewaktu digunakan sebagai dasar filosofis dalam riset, fenomenologi mengamanatkan bahwa data ilmiah dihasilkan dengan mempelajari informasi yang diharapkan dari peserta riset. Peneliti yang menggunakan pendekatan fenomenologis menaruh perhatian terhadap totalitas pengalaman manusia. Riset fenomenologis mengamanatkan peneliti untuk akrab dengan peserta riset dan lingkungannya (Davis, 1978). Maka akan ada beberapa harapan tentang apa yang akan ditemukan dalam mempelajari peserta dan pengalamannya. Peserta menghasilkan realitas pengalaman tanpa hipotesa atau “firasat” sebelumnya yang ditetapkan untuk mengarahkan apa yang harus ditemukan. Peneliti bertindak sebagai papan tulis yang bersih, bersedia untuk menampung suatu bab baru tentang pengetahuan yang dicari (Omery, 1983 dalam Brockopp & Tolsma, 1999).


(36)

3.4. Menganalisa Data Kualitatif

Analisa data kualitatif memerlukan waktu. Hubungan-hubungan sering kali tak terlihat dan memerlukan suatu kesadaran intuitif (berdasarkan intuisi) untuk mengidentifikasikannya. Selain itu, data biasanya sangat besar jumlahnya penelaahan yang jarang cepat menyatakan kekayaan informasi yang dikumpulkan sedikit demi sedikit. Analisa data dalam metodologi kualitatif terdiri dari langkah yang meliputi identifikasi tema-tema, membuktikan tema-tema yang dipilih melalui gambaran data tersebut dan pembahasan dengan para peneliti atau ahli-ahli dalam bidang tersebut, mengkatagorikan tema-tema (menggunakan kategori-kategori yang ada atau kategori-kategori-kategori-kategori baru), mencatat data yang mendukung kategori-kategori tersebut, dan identifikasi proporsi (Field & Morse, 1985; Polit & Hungler, 1991; Leininger, 1985; Parse, Coyne & Smith,1985 dalam Brockopp & Tolsma, 1999).

3.5. Analisis Isi (Content Analysis)

Content Analysis adalah teknik penelitian untuk membuat inferensi-inferensi yang dapat ditiru (replicabel), dan salih data dengan memperhatikan konteksnya. Analisi isi berhubungan dengan komunikasi dan isi komunikasi. Dalam penelitian kualitatif, Analisis isi ditekankan pada bagaimana peneliti melihat kesenjangan isi komunikasi secara kualitatif, pada bagaimana penelti memaknakan isi komunikasi, membaca simbol-simbol, memaknakan isi interaksi simbolik yang terjadi dalam komunikasi (Bungin, 2006). Menurut Hsieh & shanon (2005)


(37)

melalui proses klasifikasi yang sistematis dengan cara pembuatan kode (koding) dan penentuan tema atau pola.

3.6. Validasi Data Kualitatif

Menurut Lincoln dan Guba (1985, dalam Polit & Hangler, 1999) mengusulkan pengukuran yang spesifik dalam penelitian kualitatif yaitu:

1. Credibility

Suatu langkah dimana peneliti memperbaiki dan mengevaluasi keabsahan dari kesimpulan datanya, mengacu pada data yang benar. Lincoln dan Guba (1985) menjelaskan dua aspek dalam tahap ini, pertama dengan pencarian data yang lebih dipercaya dan yang kedua mendemonstrasikan kebsahan data mengacu pada kejujuran dari teknik penelitian. Peneliti mampu membuat catatan lengkap mereka sendiri yang terbaru dalam penelitian dan dengan pola yang benar. Strategi yang digunakan prolonged engagement (perjanjian panjang), observasi tetap, bertanya dengan teman, trianggulasi, dan pemeriksaan anggota

a. Prolonged engagement

Seorang peneliti berupaya mengenal partisipan dalam pengumpulan data guna memahami tentang kebudayaan, bahasa, melihat kelompok belajar, dan tidak adanya informasi yang salah. Tahap ini juga membangun kepercayaan antara peneliti dan partisipan (Polit dan Hungler, 1999)

b. Persisten Observation

Peneliti melakukan pengamatan yang terus menerus, untuk menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu


(38)

yang sedang diteliti, serta memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci terhadap partisipan.

c. Triangulation

Peneliti menarik kesimpulan sementara dengan apa yang menjadi tujuan penelitian dengan melihat waktu, orang dan tempat penelitian. Metodenya dengan mewawancara terhadap partisipan yang merupakan masyarakat yang berada diwilah kerja puskesmas Sei Agul dan dokumen yang mendukung. Tujuan akhir dari triangulasi ini yaitu peneliti berusaha keras untuk memilih informasi-informasi yang benar.

d. Member check

Suatu cara untuk mendapatkan umpan balik dari partisipan mengenai data-data yang telah dikumpulkan dan peneliti melihat kembali reaksi partisipan. Tujuannya yaitu untuk menetapkan kebenaran data kualitatif.

2. Transferability

yaitu keyakinan peneliti mengenai sesuatu hendaknya memiliki hubungan yang pasti, dengan cara pengumpulan data deskriptif yang lengkap atau gambaran lengkap tentang perkembangan yang akan diteliti. Peneliti perlu mencari kebenaran tentang data yang digunakan. Maksudnya dalam penentuan sampel dan desain penelitian harus searah. .

3. Dependability

Hasil penelitian mengacu pada kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan data, membentuk, dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi untuk menarik kesimpulan.


(39)

4. Confirmability

Hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan. Hal ini dilakukan dengan membicarakan hasil penelitian dengan orang yang tidak ikut dan tidak berkepentingan dalam penelitian dengan tujuan agar hasil dapat lebih objektif.


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan desain penelitian kualitatif fenomenologi untuk mengetahui dan memahami persepsi masyarakat tentang pelayanan perawat puskesmas Sei Agul. Desain penelitian ini bertujuan untuk memahami arti peristiwa dan kaitannya yang dialami oleh subjek penelitian.

2. Sampel

Jumlah sampel yang diambil pada penelitian ini 7 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat di Kelurahan Karang Berombak wilayah kerja puskesmas Sei Agul dengan jumlah penduduk sebanyak 17. 971 jiwa. Pengambilan sampel penelitian yang sudah ditentukan nantinya harus dapat menghasilkan gambaran yang reliabel atau dapat dipercaya dari seluruh populasi. Dalam hal ini sampel yang dipilih harus betul-betul mempresentasikan keadaan populasi yang sesungguhnya (Bungin, 2006). Maka pengambilan data dan sampel yang akan dilaksanakan sampai saturasi data jenuh. Teknik pengambilan sampel yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah perposive sampling, sampel yang akan diambil adalah yang memenuhi kriteria sebagai berikut: masyarakat yang bersedia diwawancarai atau bersedia menjadi parrtisipan, bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas Sei Agul, pernah berobat atau memanfaatkan pelayanan puskesmas minimal 4 kali, masyarakat yang memenuhi kriteria sampel diatas yang akan menjadi partisipan penelitian.


(41)

3. Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja puskesmas Sei Agul Kelurahan Karang Berombak Kecamatan Medan Barat, yaitu pada bulan November- Desember 2012.

4. Pertimbangan Etik

Penelitian dilakukan setelah mendapat rekomendasi dari pendidikan Fakultas Keperawatan USU. Setelah memperoleh persetujuan, peneliti akan memulai penelitian dengan pertimbangan etik meliputi: (a) Informed Concent

(lembar persetujuan menjadi partisipan) peneliti akan menjeelaskan tujuan penelitian kepada partisipan. Jika partisipan setuju maka akan menandatangani lembar persetujuan namun jika partisipan menolak maka peneliti tidak akan memaksa. (b) Anonimity (tanpa nama) maksudnya peneliti tidak mencantumkan nama partisipan pada lembr pegumpulan data namun menggunakan insial untuk menjaga kerahasian. (c) Confidentiality (kerahasiaan) yaitu identitas partisipan dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data yang diperlukan yang dilaporkan sebagai hasil penelitian.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga jenis. Intrumen kunci atau alat penelitian pertama adalah peneliti itu sendiri. Peneliti kulitatif sebagai human instrument, berfungsi melakukan pengumpulan data, menilai


(42)

kualitas data, analisa data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan dari semuanya.

Instrumen penelitian kedua yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner data demografi. Kuesioner data demografi berrisi data yang meliputi umur, jenis kelemin, agama, suku, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan per bulan, alasan berkunjung ke puskesmas, dan frekuensi kujungan ke puskesmas.

Instrumen penelitian yang ketiga adalah panduan wawancara berupa pertanyaan yang akan diajukan oleh peneliti. Panduan wawancara dibuat oleh peneliti sendiri yang meliputi :

1. Bagaimana pengalaman anda selama menerima pengalaman kesehatan yang diberikan oleh perawat di Puskesmas Sei Agul?

2. Bagaimana pendapat anda tentang cara kerja perawat di Puskesmas Sei Agul?

3. Menurut anda pelayanan kesehatan apa yang sudah memuaskan yang diberikan oleh perawat di Puskesmas Sei Agul?

4. Menurut anda pelayanan kesehatan apa yang belum memuaskan yang diberikan oleh perawat di Puskesmas Sei Agul?

5. Apa harapan anda tentang pelayanan perawat Puskesmas Sei Agul dimasa depan?


(43)

6. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: setelah mendapat rekomendasi dari bagian pendidikan Fakultas Keperawatan USU, peneliti akan memperkenalkan diri terlebih dahulu dan menjelaskan hal-hal terkait dengan penelitian, mengadakan pendekatan kepada calon partisipan untuk mendapatkan persetujuannya sebagai sampel penelitian dan akan memberikan lembar inform concen yang akan didandatangani oleh partisipan jika bersedia menjadi sampel penelitian.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengunakan data kuesioner data demografi sebagai data dasar, in-depth interview yaitu wawancara mendalam dengan menggunakan handphone sebagai alat perekam, bertujuan untuk menggali data dan informasi dan sampel penelitian sesuai permasalahan yang diajukan.

Sebelum memulai wawancara, peneliti melakukan Prolonged engagement

yaitu pendekatan untuk lebih dekat dan mengenal partisipan, setelah partisipan setuju menjadi responden, peneliti meminta partisipan menjawab pertanyaan yang terdapat dalam lembar kuesioner data demografi sesuai dengan petunjuk masing-masing bagian, peneliti akan melakukan wawancara selama 30-45 menit dalam 2 kali pertemuan dan merekam hasil wawancara dalam handphone, peneliti menulis hasil, interview dengan partisipan dan membaca transkip jika ada hal-hal yang kurang jelas akan dilakukan wawancara ulang, pengumpulan data akan dibentikan jika saturasi data diperoleh dalam hal ini masing-masing ada 7 partisipan.


(44)

Selanjutnya peneliti akan melakukan pengamatan kepada partisipan dan dilanjutkan studi dokumentasi berguna untuk memperoleh data tertulis yang diperlukan untuk melengkapi data penelitian, yaitu dengan jalan membaca, menelaah, mengkaji berbagai dokumen berupa catatan, jumal, audiotape yang sekiranya berhubungan dengan permasalahan yang sedang diteliti.

7. Analisa Data

Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan Content Analysis, yaitu selama pengumpulan data peneliti membaca ulang data, melakukan koding atau menelisik data untuk menentukan tema yang muncul dan mulai memberi kode pada teks yang mewakili tema.

Setelah pengumpulan data peneliti menampilkan tema-tema yang muncul, mengembangkan hipotesis, bertanya dan melakukan verifikasi, dan mengurangi dan data yang ditampilkan serta mengidentifikasi poin-poin penting.

8. Tingkat Kepercayaan Data

Tingkat kepercayaan data dipertahankan dengan cara mencari kecocokan antara konsep peneliti dengan konsep partisipan maka dilakukan kedekatan ilmiah berdasarka Lincoln dan Guba (1985) dikutip dan Pout dan Hungler (1999) dengan pengukuran yang spesifik dalam empat area yaitu credibility, transferability, dependability, dan comfirmability.


(45)

1. Credibility

Peneliti memperbaiki dan mengevaluasi keabsahan dan kesimpulan datanya, yaitu mengacu pada data yang benar. Peneliti akan melakukan dua tahap yaitu pertama dengan pencarian data yang lebih dipercaya dan yang kedua mendemonstrasikan kebsahan data mengacu pada kejujuran dan teknik penelitian. Peneliti mampu membuat catatan lengkap dengan pola yang benar. Strategi yang digunakan prolonged engagement, persisten observation, triangulation, dan member check.

a. Prolonged engagement

Peneliti berupaya mengenal partisipan dalam pengumpulan data guna memahami tentang kebudayaan, bahasa, melihat kelompok belajar, dan tidak adanya informasi yang salah. Tahap ini juga membangun kepercayaan antara peneliti dan partisipan sebelum melakukan wawancara. Prolonged engagement

dilakukan pada setiap partisipan sebelum memulai wawancara untuk membangun kedekatan pada setiap partisipan.

b. Persisten Observation

Peneliti fokus terhadap karakteristik atau aspek dan situasi dan percakapan yang terarah dengan partisipan.

c. Triangulation

Peneliti menggambarkan kesimpulan sementara dengan memperhatikan apa yang menjadi tujuan penelitian dengan melihat waktu, orang dan tempat penelitian. Metodenya dengan mewawancarai , menentukan partisipan yang tepat untuk djadikan subjek penelitian, mengobservasi area penelitian dan mencari


(46)

dokumen-dokumen yang mendukung. Tujuan akhir dan triangulasi ini peneliti akan berusaha keras untuk memilih informasi-informasi yang benar.

d. Member check

Suatu cara untuk mendapatkan umpan balik dan partisipan mengenai data- data yang telah dikumpulkan dan peneliti melihat kembali reaksi partisipan. Tujuannya yaitu untuk menetapkan kebenaran data kualitatif.

2. Transferability

Peneliti mengumpulkan data yang lengkap tentang tema dan subtema yang diteliti serta mencari kebenaran data yang digunakan.

3. Dependability

Peneliti mengkaji tentang konsep untuk menetapkan aspek-aspek yang menyatakan kebenaran dan keseimbangan data, dengan melakukan pemeniksaan data agar data relevan dengan dokumen-dokumen pendukung diluar wawancara.

4. Confirmability

Peneliti mendiskusikan dengan dosen pembimbing tentang cara dan hasil pengumpulan data yang akan dijadikan hasil penelitian.


(47)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian fenomenologi ini bertujuan untuk mengidentifikasi tentang fenomena persepsi masyarakat tentang pelayanan perawat puskesmas Sei Agul. Ketujuh partisipan berasal dari masyarakat di wilayah kerja puskesmas Sei Agul Medan. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam.

1. Karakteristik Responden

Ketujuh responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah responden yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan dan bersedia untuk diwawancarai serta mau menandatangani perjanjian sebelum interview dimulai. Partisipan terdiri dari 5 orang perempuan dan 2 orang laki-laki. Ketujuh partisipan merupakan masyarakat yang tinggal diwilayah kerja puskesmas Sei Agul, pernah berobat atau mendapat pelayanan kesehatan dari perawat puskesmas Sei Agul, dengan minimal kunjungan 2 kali.

Berikut ini adalah karakteristik masing-masing partisipan : partisipan 1 adalah seorang ibu berusia 67 tahun, beragama kristen, bersuku batak, pekerjaan pensiunan guru, alasan berkunjung ke puskesmas untuk berobat atau periksa tekanan darah. Partisipan 2 adalah seorang ibu berusia 47 tahun, agama kristen, sudah menikah, bersuku batak, pekerjaan ibu rumah tangga, alasan berkunjung kepuskesmas membawa anaknya berobat dan seluruh anggota keluar bila ada yang sakit juga berobat ke puskesmas. Partisipan 3 adalah seorang bapak berusia


(48)

44 tahun, beragama kristen, sudah menikah, bersuku batak, pekerjaan wiraswasta, alasan berkunjung kepuskesmas ada untuk berobat.

Tabel 4.1 karakteristik partisipan

Karakteristik Frekuensi

Umur 38 tahun-67 tahun

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 2 orang 5 orang Agama Kristen Islam 4 orang 3 orang Status Pernikahan

Sudah menikah 7 orang

Pekerjaan Pensiunan Guru

Ibu rumah tangga Wiraswata 1 orang 1 orang 3 orang 2 orang Suku Batak Jawa 5 orang 2 orang

Partisipan 4 adalah seorang ibu berusia 38 tahun, agama islam, sudah menikah, bersuku jawa, pekerjaan ibu rumah tangga, alasan berkunjung kepuskesmas membawa anaknya berobat. Partisipan 5 adalah seorang ibu berusia 56 tahun, agama islam, sudah menikah, bersuku batak, pekerjaan ibu rumah guru , alasan berkunjung kepuskesmas untuk berobat. Partisipan 6 adalah seorang bapak berusia 55 tahun, agama kristen, sudah menikah, bersuku batak, pekerjaan wiraswasta, alasan berkunjung kepuskesmas untuk berobat. Partisipan 7 adalah seorang ibu berusia 60 tahun, agama islam, sudah menikah, bersuku jawa,


(49)

2. Hasil

Hasil penelitian ini menentukan 3 tema utama terkait pelayanan yang diberikan oleh perawat yaitu pelayanan caring perawat, kelemahan pelayanan perawat puskesmas, harapan masyarakat tentang pelayanan perawat puskesmas. 2.1. Pelayanan Caring Perawat

Dari pertanyaan yang diajukan kepada ketujuh partisipan diperoleh empat persepsi tentang pelayanan caring perawat puskesmas yaitu: Sabar menghadapi pasien, Peduli terhadap keluhan pasien, Rajin dalam mengerjakan tugasnya, Memberikan pelayanan kesehatan umum dengan baik.

2.1.1. Ramah terhadap pasien

Ada tiga partisipan yang mengatakan bahwa perawat puskesmas ramah terhadap pasien. Defenisi ramah menurut persepsi partisipan adalah dimana perawat puskesmas bisa melayani pasien dengan baik, bisa diajak bercerita tentang keluhan pasien. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini :

“ Anak saya itu susah kali diperiksa tapi karena perawatnya ramah-ramah, baek jadi anak saya pun gak takut. “ (Partisipan 2)

“Yah cemanayah perawat dan dokter itu bisa kita jak cerita, baik pula, ramah bisa kita ajak cerita yang lain mau, maklum lah namanya orang tua jadi banyak yang diceritakan, jadikan seperti saudara, gak kayak pasien.” (Partisipan 7)


(50)

2.1.2. Perhatian terhadap keluhan pasien

Dari pertanyaan yang diajaukan diperoleh enam partisipan yang mengatakan bahwa perawat puskesmas Sei Agul perhatian terhadap keluhan pasien. Perhatian menurut defenisi partisipan adalah perawat memahami dan menunjukkan kepeduliannya untuk melihat kondisi dan keluhan tentang penyakit pasien. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:

“Perhatiannya perawatnya sama pasien kalau lagi rame gitukan ngantrinya disuruh duduk, banyak jugakan biasanya berobat yang udah tua-tua jadi kalau dilihatnya berdiri-berdiri dikasihnya

bangku.” (Partisipan 1)

“Yah baik lah dalam melayani pasien-pasien yang datang, periksanya pun bagus, perhatian terhadap keluhan pasien, sayakan sakit paru-paru jadi harus periksa kerumah sakitdulu kalu obatnya saja bisa dari puskesmas jadi perawatnya menyarankan ngurus surat miskin aja ke kantor lurah biar bisa dapan medan sehat gitu jadi biayanya murah dirumah sakit, dengan gitu sayah terrbantulah dek samapai sekarang ini. (Partisipan 6)

2.1.3. Rajin mengerjakan tugasnya

Dari hasil wawancara diperoleh tujuh partisipan yang mengatakan bahwa perawat puskesmas Sei Agul rajin mengerjakan tugasnya. Rajin menurut partisipan adalah perawat mampu mengerjakan tugas-tugas sebagai pemberi


(51)

pelayanan kesehatan dipuskesmas dengan baik dan menjalakan program kerja puskesmas. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:

“Kalau menurut saya dek, perawat-perawatnya rajin lah dek.” (Partisipan 1)

“Yah perawatnya rajin mau datang kesekolah-sekolah, soalnya anak saya ada yang sekolah dekat puskesmas jadi sering diadakan imunisasi cacar, anti tetanus. Kalau dilingkungan rutin diadakan imunisasi, bagus juga kerja perawat-perawatnya.“

(Partisipan 2)

2.1.4. Memberikan pelayanan umum dengan baik

Ada tiga partisipan yang mengatakan bahwa perawat puskesmas memberikan pelayanan umum dengan baik. Pelayanan umum yang baik menurut partisipan adalah perawat memiliki keterampilan untuk melakukan tindakan keperawatan dan pemeriksaan fisik. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:

“Yah pelayanan-pelayanan umum gitulah, periksa, tensi, cek-cek tekanan darah, pokoknya kadang kalau sakit-sakit ringan gitu diperiksa dikasih obatnya,sudah baguslah, sakitnya pun sembuh. Untuk pelayanan umum perawatnya sudah baguslah.”


(52)

“Menurut saya selama berobat saya dilayani cukup baik, ditanya apa keluahnnya, diperiksa, ditensi. Yah kayak pelayanan umum yah sudah cukup memuaskan saya rasa.” (Partisipan 5)

2.2. Kelemahan Pelayanan Perawat Puskesmas

Dalam melakukan pelayanannya ketujuh partisipan mengatakan tiga persepsi tentang kelemahan pelayanan perawat yaitu: Belum tepat waktu, Kurang memberikan informasi, Melakukan tugas non keperawatan, Pemeriksaan fisik yang belum memuaskan

2.2.1. Belum tepat waktu

Ada dua partisipan yang mengatakan bahwa perawat puskesmas belum tepat waktu. Belum tepat waktu menurut partisipan adalah dimana perawat datang ke puskesmas lewat dari waktu buka operasianal puskesmas. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:

“tapi sampai sana puskesmas nya sudah buka tapi pegawainya belum ada, lama kali saya nunggu, baru datang juga perawat sama dokternya” (Partisipan 2)

“Mungkin soal jadwal datang perawat sama dokternya kadang mau telat sementara pasiennya udah datang jadi ngantrinya lama,


(53)

sementara saya mau ngajar pagi, jadi kadang ngantrinya ini yang jadi halangan saya kalau ke puskesmas.” (Partisipan 5)

2.2.2. Kurang memberikan informasi

Dari pertanyaan diperoleh tiga partisipan yang mengatakan bahwa perawat puskesmas kurang memberikan informasi. Kurang memberikan informasi menurut partisipan adalah perawat belum maksimal dalam memberikan informasi atau keterangan tentang masalah kesehatan pasien dan tindakan pengobatan pasien, hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:

“Tetapi setelah diperiksa gak da bilang apa-apa cuma dikasih resep saja, apakah karena susunya sudah kadarluarsa atau bukan karena susu, dokternya dan perawatnya gak ada menerangkan, jadi pengalaman itu sajalah yang saya ingat dek.” (Partisipan 2)

“Yah belum lah dek kalau untuk memuaskan, karena kan setiap kali berobat dokter dan perawatnya belum menjelaskan dan memberi keterangan tentang penyakitnya atau mungkin karena sibuk atau mungkin karena setiap berobat dikasih obat sembuh, mereka gak mau menjelaskannya” (Partisipan 2)

2.2.3 Melakukan tugas non keperawatan

Dari hasil wawancara diperoleh satu partisipan yang mengatakan bahwa perawat puskesmas melakukan tugas non keperawatan. Tugas non keperawatan


(54)

menurut partisipan adalah dimana perawat melakukan pekerjaan diluar tanggung jawab dan kewenangannya hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:

“kan adek lihat cuma duduk aja dikursi baru ditanyak-tanyak sakitnya sama perawatnya siap itu langsung dikasih resepnya. Maunya kan diperiksa betul-betul biar tahu sakitnya apakan! Itu saja kecewanya.” (Partisipan 1)

2.3.Harapan Masyarakat Tentang Pelayanan Perawat Puskesmas Sei Agul

Persepsi tentang harapan masyarakat tentang pelayanan perawat puskesmas Sei Agul yaitu:

Pelayanan perawat yang lebih baik.

Ada tujuh partisipan yang mengatakan mengharapkan pelayanan perawat yang lebih baik. Pelayanan perawat yang lebih baik menurut partisipan adalah perawat dapat meningkatkan kinerjanya dalam melayani pasien, lebih tepat waktu, dan tanggap dalam menjelaskan informasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan pasien, hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan berikut ini:

“Harapan saya perawat-perawatnya tambah baeklah melayani pasien-pasiennya. Kalau pemeriksaannya itu mau nya bagus-baguslah biar tau sakitnya kami ini apa dan dokternya lah mau nya yang meriksa karenakan itu kerjaan mereka”


(55)

“Harapan saya dek maunya setiap kali berobat kepuskesmas perawat-perawatnya lebih cepat datang, trus tentang kita berobat itu dikasih keterangan-keterangan bagaiman kita yang berobat itu, apa sakitnya parah atau tidak parah. Untuk kedepannya kalau bisa perawat-perawtnya lebih maju lagi bisa melayani para pasien itu membuat senang tidak cemas-cemas lagi, tidak merasa bertanyak-tanyak, juga dokter mau memberi kesempatannya untuk berbicaralah kepada pasien dek. Jadi harapan itu mengharap kali lah kali sebagai pasien dek seperti itu. “

(Partisipan 2)

3. Pembahasan

3.1. Pelayanan Caring Perawat

Pada penelitian ini partisipan mengatakan bahwa dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat perawat puskesmas melakukan pelayanan caring yang dirasakan cukup memuaskan oleh masyarakat yaitu perawat ramah terhadap pasien, perhatian terhadap keluhan pasien, rajin dalam mengerjakan tugasnya, dan memberikan pelayanan kesehatan umum dengan baik.

Pelayanan caring perawat yang dilakukan perawat puskesmas Sei Agul sesuai teori keperawatan yang dikemukakan oleh Watson. Watson mengemukakan bahwa respon setiap individu terhadap suatu masalah kesehatan unik, dalam praktik keperawatan, seorang perawat harus mampu memahami setiap


(56)

respon yang berbeda dari klien terhadap penderitaan yang dialaminya dan memberikan pelayanan kesehatan yang tepat dalam setiap respon yang berbeda baik yang sedang maupun akan terjadi. Selain itu, caring hanya dapat ditunjukkan dalam hubungan interpersonal yaitu hubungan yang terjadi antara perawat dengan klien, dimana perawat menunjukkan caring melalui perhatian, intervensi untuk mempertahankan kesehatan klien dan energi positif yang diberikan pada klien. Watson juga berpendapat bahwa caring meliputi komitmen untuk memberikan pelayanan keperawatan yang didasarkan pada ilmu pengetahuan. Dalam praktiknya, perawat tidak ragu dalam menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dalam praktik keperawatan (potter & perry, 2005).

Pelayanan caring yang dilakukan oleh perawat puskesmas yang sesuai dengan teori keperawatan Watson merupakan wujud persepsi masyarakat dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan puskesmas Sei Agul. Pelayanan caring perawat dirasakan masyarakat ditunjukan dari sikap perawat yang mampu nempatkan diri sebagai pemberi pelayanan kesehatan yaitu melalui sikap perawat yang ramah terhadap pasien dimana perawat mampu melayani pasien dengan baik, bisa diajak bercerita tentang keluhan pasien, perhatian terhadap keluhan pasien dimana perawat dapat memahami kodisi dan keluhan tentang penyakit pasien, perawat mampu mengerjakan tugasnya sebagai pemberi pelayanan kesehatan dan mengerjakan program kerja puskesmas, perawat juga memiliki keterampilan untuk melakukan tindakan keperawatan dan pemeriksaan fisik.


(57)

Pada penelitian ini tujuh partisipan mengatakan bahwa dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat perawat puskesmas Sei Agul juga memiliki kelemahan dalam pelayanannya yang dirasakan oleh masyarakat perlu diperbaiki yaitu belum tepat waktu, kurang memberikan informasi, melakukan tugas non keperawatan. .

Perawat adalah tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, sehingga diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak klien. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien Hak-hak Klien antara lain, Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menetukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaiam tindakan. Sedangkan Hak-hak Tenaga Kesehatan antara lain, Hak atas informasi yang benar, hak untuk bekerja sesuai standar, hak untuk mengakhiri hubungan dengan klien, hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok, hak atas rahasia pribadi dan hak atas balas jasa.

Kelemahan pelayanan perawat puskesmas Sei agul yang belum tepat waktu, melakukan tugas non keperawatan menunjukkan bahwa dalam kegiatan pelayanan perawat puskesmas Sei Agul juga perlu melakukan perbaikan karena belun sesuai dengan etika dan wewenang profesi keperawatan yang selalu sesuai dengan tempat dan waktu, sikap yang etis sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh profesi keperawatan dalam melakukan pelayanan keperawatan.


(58)

2.3. Harapan Masyarakat Tentang Pelayanan Perawat Puskesmas Sei Agul

Hasil penelitian ini diperoleh dua persepsi tentang harapan masyarakat terhadap pelayanan perawat puskesmas Sei Agul dimasa mendatang yaitu: Pelayanan perawat yang lebih baik.

Penelitian ini menunjukkan bahwa setiap pasien yang datang mengunjungi puskesmas tentu mempunyai keinginan atau harapan terhadap pelayanan yang diberikan. Perawat sebagai tim kesehatan di puskesmas selayaknya memahami keinginan dan harapan pasien tersebut.

Perawat profesional tidak hanya dilihat dari kemampuan menjaga dan merawat klien saja, tetapi bagaimana dia mampu memberikan pelayanan secara menyeluruh baik dari aspek biologis, psikologis, sosial dan spiritual dengan penuh semangat dalam memberikan pelayanan yang diiringi dengan senyuman yang ikhlas dan tulus (Mubarak, 2005).

Ketepatan pelayanan yang diberikan relevan dengan kebutuhan pasien sesuai dengan standar keprofesian yang diberikan oleh puskesmas. Ketersediaan pelayanan yang dibutuhkan tersedia dengan adanya peningkatan sarana dan prasarana puskesmas. Keterjangkauan pelayanan yang diberikan dapat dicapai dan mampu dibiayai oleh pasien dan biaya pengobatan terjangkau dan bermutu diberikan. Kenyamanan pelayanan yang diberikan dalam suasana nyaman. Kesinambungan pelayanan kesehatan yang diberikan dilaksanakan secara berkesinambungan, pasien yang memerlukan tindak lanjut, waktu pelayanan yang diberikan memperhatikan waktu tunggu pasien dan tepat waktu sesuai perjanjian, Legitimasi dan Akuntabilitas Pelayanan yang diberikan dapat


(59)

dipertanggungjawabkan baik aspek medik maupun hukum. Hubungan interpersonal pelayanan yang diberikan memperhatikan komunikasi, rasa hormat, perhatian dan empati yang baik dengan laboratorium yang lengkap. Hal tersebut merupakan harapan masyarakat tanpa terkecuali masyarakat diwilayah kerja puskesmas Sei Agul akan pelayanan perawat dan fasilitas puskesmas.


(60)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Hasil penelitian yang diperoleh dari partisipan mengenai fenomena persepsi masyarakat tentang pelayanan perawat puskesmas Sei Agul menunjukkan bahwa perawat puskesmas Sei Agul memberikan pelayanan keperawatan holistik kepada masyarakat, ditunjukkan melelui sikap perawat yang ramah terhadap pasien, perhatian terhadap keluhan pasien, rajin dalam mengerjakan tugasnya, memberikan pelayanan kesehatan umum dengan baik. Dari hasil penelitian juga didapat kelemahan dalam pelayanan perawat puskesmas Sei Agul yaitu belum tepat waktu, kurang memberikan informasi, dan melakukan tugas non keperawatan.

Dalam penelitian ini peneliti menjumpai adanya harapan masyarakat tentang pelayanan perawat puskesmas dimasa mendatang akan pelayanan perawat yang lebih baik dan peningkatan keterampilan perawat dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat diwilayah kerja puskesmas Sei Agul pada khususnya, dan masyarakat Indonesian pada umumnya.

2. Saran

Hasil penelitian ini merupakan persepsi masyarakat tentang pelayanan perawat puskesmas Sei Agul yang dirasakan sudah cukup memuaskan melalui


(61)

pelayanan caring yang diberikan perawat namun dalam pelayanannya juga masih terdapat bebearpa kelemahan. Untuk itu, disampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Puskesmas

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi puskasmas untuk mengevaluasi dan meningkatkan pelayanan kesehatan/keperawatan dengan mengetahui kelebihan dan kelemahan dalam pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.

2. Pendidikan

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai masukan dan informasi bagi pendidikan khususnya departemen komunitas untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang pelayanan perawat puskesmas di Sei Agul.

3. Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan atau referensi untuk penelitian kualitatif, dan yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut terhadap persepsi masyarakat tentang pelayanan perawat puskesmas ke kota Medan.


(62)

DAFTAR PUSTAKA

Brockopp, Dorthy. Y dan Toisma, Marie T. H. 1999. Dasar-dasar Riset Keperawatan Edisi 2. Jakarta: EGC

Bungin, Burhan. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Depkes.R1, 1999. Perencanaan Program Puskesmas Perawatan, Jakarta.

Dessler, Gary. 2006. Manajemen Sumber daya Manusia Jilid 1. Klaten : PT. Indeks

Effendi, Ferry, Makhfudli. 2009. Keperawatan Komunitas Teori & Praktek dalam Keperawatan. Jakarta.

Gartinah.dkk, 1999. Keperawatan & Praktek Keperawatan. Jakarta: Dewan Pimpinan Pusat PPNI.

Gillies, D. A. 1996. Manajemen Keperawatan Suatu Pendekatan Sistem. Edisi Kedua. Philadelpia: W. B. Sauder Company

Ilyas Y. 2001. Kinerja: Teori dan Penilaian. Jakarta: Fakultas Kesehatan Mayarakat Universitas Indonesia

Mubarak, Wahid Iqbal, dan Nurul Chayatin . 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep & Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.

, dkk. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta: Sagung Seto.

Mangkunegara. AP, 2005. Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia. PT. Refika Aditama, Bandung.

Moeheriono. 2006. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Bogor: PT. Ghalia Indonesia

Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

Pout, Denies F and Hungler, Bernadette P. 1999. Nursing Research Principle and Methods. USA. Lippincott.

Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses & Praktik. Jakarta: EGC.


(63)

Prawirosentono.S, 1999. Manajemen Sumber Daya Manusia, Kebijakan Kinerja Karyawan. Yogyakarta: BPFE


(64)

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Persepsi Masyarakat Tentang Pelayanan Perawat Puskesmas Sei Agul

Oleh

Febrina Valentina Hutabarat

Saya adalah Mahasiswa Program Studi Ekstensi S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengidentifikasi Persepsi Masyarakat Tentang Pelayanan Perawat Puskesmas Sei Agul.

Penelitian ini bermanfaat untuk partisipan dan bagi keperawatan yaitu sebagai masukan dan informasi untuk mengevaluasi dan meningkatkan pelayanan/ kesehatan yang diberikan kepada masyarakat.

Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan bapak/ibu menjadi responden dalam penelitian ini. Informasi yang saya dapatkan ini hanya akan digunakan untuk keperluan membangun ilmu keperawatan dan tidak akan dipergunakan untuk maksud-maksud lain.

Partispasi bapak/ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bapak/ibu bebas untuk menjadi responden penelitian atau menolak tanpa ada sanksi apapun. Jika bapak/ibu bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, silahkan bapak/ibu menandatangani formulir persetujuan ini. Terima kasih atas partisipasi bapak/ibu dalam penelitian ini.

Tanda tangan : Tanggal :


(65)

KUESIONER DATA DEMOGRAFI

1. Pengkajian data demografi Petunjuk pengisian

a. Semua pertanyaan harus dijawab

b. Berikan tanda chek lish (√ ) pada kotak yang telah disediakan c. Untuk soal no. 1 isilah titik-titik

d. Setiap pertanyanan dijawab hanya satu jawaban sesuai menurut anda.

Cotoh menjabab soal :

Jenis kelamin : perempuan Laki-laki

1. Usia : Tahun

2. Jenis kelamin : Perempuan Laki-laki 3. Agama : Islam Kristen

Hindu Budha

4. Suku :

5. Status perkawinan : 6. Pekerjaan : 7. Pendapatan Perbulan :

8. Alasan berkunjung ke puskesmas :


(66)

PANDUAN WAWANCARA

UNTUK MENGIDENTIFIKASI PERSEPSI MASAYARAKAT TENTANG PELAYANAN PERAWAT PUSKESMAS SEI AGUL

1. Bagaimana pengalaman anda selama menerima pengalaman kesehatan yang diberikan oleh perawat di Puskesmas Sei Agul?

2. Bagaimana pendapat anda tentang cara kerja perawat di Puskesmas Sei Agul?

3. Menurut anda pelayanan kesehatan apa yang sudah memuaskan yang diberikan oleh perawat di Puskesmas Sei Agul?

4. Menurut anda pelayanan kesehatan apa yang belum memuaskan yang diberikan oleh perawat di Puskesmas Sei Agul?

5. Apa harapan anda tentang pelayanan perawat Puskesmas Sei Agul dimasa depan?


(67)

(68)

(69)

(70)

(71)

(1)

PANDUAN WAWANCARA

UNTUK MENGIDENTIFIKASI PERSEPSI MASAYARAKAT TENTANG PELAYANAN PERAWAT PUSKESMAS SEI AGUL

1. Bagaimana pengalaman anda selama menerima pengalaman kesehatan yang diberikan oleh perawat di Puskesmas Sei Agul?

2. Bagaimana pendapat anda tentang cara kerja perawat di Puskesmas Sei Agul?

3. Menurut anda pelayanan kesehatan apa yang sudah memuaskan yang diberikan oleh perawat di Puskesmas Sei Agul?

4. Menurut anda pelayanan kesehatan apa yang belum memuaskan yang diberikan oleh perawat di Puskesmas Sei Agul?

5. Apa harapan anda tentang pelayanan perawat Puskesmas Sei Agul dimasa depan?


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Persepsi Pasien Umum Tentang Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Gayo Lues Tahun 2014

0 35 80

Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit Glaukoma Di Puskesmas Sei Agul Kecamatan Medan Barat

7 64 69

Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap kelas III di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2013

0 44 117

Pengarah Karakteristik dan Persepsi Usila Tentang Posyandu Usia Lanjut Terhadap Pemanfaatannya di Kelurahan Sei Agul dan Karang Berombak Wilayah Kerja Puskesmas Sei Agul Kecamatan Medan Barat Tahun 2006

0 27 106

Persepsi Pasien Umum Tentang Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Gayo Lues Tahun 2014

3 38 80

Efektifitas Pelaksanaan Program Kartu Indonesia Sehat Dalam Pelayanan Kesehatan di Pusat Kesehatan masyarakat (PUSKESMAS) (Studi pada Puskesmas Sei Agul Kec. Medan Barat Kota Medan)

76 293 129

Efektifitas Pelaksanaan Program Kartu Indonesia Sehat Dalam Pelayanan Kesehatan di Pusat Kesehatan masyarakat (PUSKESMAS) (Studi pada Puskesmas Sei Agul Kec. Medan Barat Kota Medan)

0 0 10

Efektifitas Pelaksanaan Program Kartu Indonesia Sehat Dalam Pelayanan Kesehatan di Pusat Kesehatan masyarakat (PUSKESMAS) (Studi pada Puskesmas Sei Agul Kec. Medan Barat Kota Medan)

0 0 1

Efektifitas Pelaksanaan Program Kartu Indonesia Sehat Dalam Pelayanan Kesehatan di Pusat Kesehatan masyarakat (PUSKESMAS) (Studi pada Puskesmas Sei Agul Kec. Medan Barat Kota Medan)

0 1 50

PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG BUDAYA ORGANISASI DAN KINERJA

0 0 10