Pembahasan .1 Faktor Psikologi HASIL DAN PEMBAHASAN

34 5.1.5 Distribusi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012 Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pernyataan faktor-faktor yang mempengaruhi remaja merokok berdasarkan faktor lingkungan mayoritas responden menjawab lingkungan tempat tinggal responden lebih banyak merokok sebanyak 43 responden 79,6. Hal ini dapat dilihat dari table 5.1.5. Tabel 5.1.5 Distribusi Frekuensi Faktor- faktor ya ng mempengaruhi Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012 5.2 Pembahasan 5.2.1 Faktor Psikologi Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar 34,5 remaja merokok berdasarkan faktor psikologis seperti misalnya lebih dari setengah 53,7 remaja merokok berasal dari diri sendiri, sebagian besar 79,6 remaja merasa lebih percaya diri dan sebagian besar 61,1 remaja merasa lebih diakui dengan teman-teman. Ini menggambarkan bahwa remaja masih dalam tahap perkembangan, dimana remaja masih membentuk identitas diri, menetapkan kebebasan dan otonomi, serta perubahan psikososial yang berhubungan dengan maturasi fisik. Sesuai dengan pernyataan Soetjiningsih 2004 yang menyatakan Faktor – Faktor - Faktor Psikologis 34,5 32 - Faktor Biologis 31,5 35,5 - Faktor Lingkungan 34 32,5 Universitas Sumatera Utara 35 bahwa alasan remaja merokok yaitu adanya rasa ingin tahu atau coba-coba hingga ketergantungan, adanya hasrat untuk berkelompok dengan kawan senasib dan sebaya dimana dalam hal ini remaja merokok cenderung mengikuti teman- temannya yang merokok, apabila remaja tidak merokok dianggap tidak solider dengan lingkungannya. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Hakim 2004 bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok Lebih dari setengah 53,7 remaja tidak merokok setiap mengahadapi masalah dan sebagian besar 62,9 remaja tidak ada keinginan merokok saat sedang sendiri. Hal ini bertentangan dengan pernyataan Soetjiningsih 2004 bahwa penyebab lain remaja merokok dikarenakan kecemasan dan depresi yang dialami oleh remaja. Gejala cemas dan depresi mempunyai resiko lebih tinggi untuk memulai meroko pada remaja. Menurut Atkinson 1999 bahwa faktor kepribadian orang mencoba merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan termasuk merokok ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memilki skor yang rendah. Universitas Sumatera Utara 36

5.2.3 Faktor Biologis

Berdasarkan hasil penelitian 35,5 remaja merokok dipengaruhi oleh faktor biologis. Dimana seluruh 100 zat-zat kimia yang terdapat dalam rokok berbahaya dan mayoritas 98,1 nikotin membuat remaja ketagihan merokok. Ini menggambarkan bahwa remaja yang merokok menjadi ketagihan karena kecanduan akibat adanya nikotin yang terkandung didalam rokok sehingga sulit untuk berhenti merokok karena kebutuhan tubuh akan nikotin. Sesuai dengan pernyataan Soetjiningsih 2004 bahwa depriasi nikotin pada dewasa perokok dapat mengganggu perhatian dan kemampuan kognitif, tetapi hal ini akan berkurang bila mereka diberi nikotin atau rokok. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan yang dijelaskan oleh Depkes 2004 yaitu rokok pada dasarnya merupakan pabrik bahan kimia berbahaya. Mayoritas 87,1 remaja menyatakan tidak seperti laki- lakijantan jika tidak merokok dan sebagian besar 61.6 wanita tertarik pada pria yang merokok.

5.2.4 Faktor Lingkungan

Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa sebagian besar remaja merokok berdasarkan faktor lingkungan mayoritas karena ada masalahkonflik di keluarga atau teman-teman, merokok menjadi suatu kebutuhan bagi remaja saat sedang berkumpul dengan teman-teman dan lingkungan tempat tinggal remaja lebh banyak merokok. Hal ini disebabkan karena lingkungan tempat tinggal remaja Universitas Sumatera Utara 37 terutama orangtua. Dari remaja merokok didapatkan 75 salah satu atau kedua orangtuanya merokok. Pengaruh keluarga merupakan salah satu bentuk dari faktor lingkungan sosial yang menyebabkan seorang remaja berperilaku merokok. Pengaruh keluarga meliputi meniru perilaku salah satu anggota keluarga dan hubungan keluarga yang tidak harmonis. Dengan mencontoh perilaku merokok yang dilakukan oleh salah satu anggota keluarga, khususnya orang tua, dapat menyebabkan seorang anak atau remaja menjadi seorang perokok. Remaja juga menjadikan perilaku merokok sebagai bentuk pelampiasan perasaannya yang kurang mendapatkan perhatian dari anggota keluarganya. Menurut Afriyani 2009 bahwa dalam mengatasi kenakalan remaja yang paling dominan adalah dari keluarga yang merupakan lingkungan yang paling pertama ditemui seorang anak. Didalam menghadapi kenakalan anak pihak orang tua hendaknya mengambil dua sikap bicara yaitu, sikap atau cara yang bersifat prefentif, dan cara yang bersifat represif. Situasi kebudayaan bisu ini mampu mematikan kehidupan itu sendiri dan pada sisi yang sama dialog mempunyai peranan yang sangat penting. Kenakalan remaja dapat berakar pada kurangnya dialog pada masa kanak-kanak dan masa berikutnya, karena orang tua terlalu menyibukkan diri sehingga kebutuhan yang lebih mendasar yaitu perhatian dan kasih sayang tiak diperoleh oleh anak. Perhatian orang tua dengan memberikan kesenangan berupa material ternyata belum mampu menyentuh kemanusiaan anak. Universitas Sumatera Utara 38 Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orangtua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia Baer Corado dalam Atkinson, 1999. Hal ini juga sejalan dengan teori yang menyatakan melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut Mari Juniarti, 1999. Universitas Sumatera Utara 39

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat Tidak Menggunakan Hak Pilihnya Pada Pemilihan Umum Bupati Dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008 Di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Ketua Departemen Ilmu Politik

3 68 129

Faktorfaktoryang Mempengaruhi Remaja Merokok Di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012

0 59 71

Faktor-faktor Penyebab Kenakalan Remaja (Studi Kasus Pengguna Narkoba Di Desa Perumnas Simalingkar Kecamatan Pancur Batu)

14 286 86

Identifikasi Yodium pada Garam Dapur di Desa Tengah, Desa Hulu dan Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2011

1 55 69

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pasangan Usia Subur (PUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi Di Dusun II Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

7 110 68

Faktor-faktor psikologi yang mempengaruhi intensi merokok pada remaja

20 106 195

f25e656f0601217c77b52004fb939d0b

0 0 6

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat Tidak Menggunakan Hak Pilihnya Pada Pemilihan Umum Bupati Dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008 Di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Ketua

0 0 18

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASYARAKAT TIDAK MENGGUNAKAN HAK PILIHNYA PADA PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2008 DI DESA TANJUNG ANOM KECAMATAN PANCUR BATU ZULFAN HARAPANTA SEMBIRING 080906036

0 0 14

Faktor-faktor Penyebab Kenakalan Remaja (Studi Kasus Pengguna Narkoba Di Desa Perumnas Simalingkar Kecamatan Pancur Batu)

1 1 13