Faktor-faktor yang Mempengaruhi Remaja Merokok Di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012

(1)

PANCUR BATU TAHUN 2012

SKRIPSI

RISMA P SIMANJUNTAK 111121078

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2013


(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan berkat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan penelitian ini. Penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Sarjana Keperawatan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2012 dengan Judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Remaja Merokok Di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012”.

Dalam penyusunan penelitian ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU. 2. Ibu Erniyati S.Kp, MNS, Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan USU. 3. Ibu Reni Asmara Ariga S.Kp, MARS selaku pembimbing yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, bimbingan maupun saran serta dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

4. Ibu Lufthiani S.Kep, Ns, M.Kes, selaku penguji validitas kuesioner penelitian yang telah membantu memvalidkan kuesioner dan memberikan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen beserta staf Fakultas Keperawatan USU yang telah memberikan bekal ilmu dan bimbingan selama penulis dalam pendidik an.


(4)

6. Bapak Drs. Bachrum Harahap, Bupati Padang Lawas Utara yang telah memberikan izin belajar dan pengurusan berkas selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak Andar Amin Harahap, Kabid. Diklat (Walikota Padang Sidempuan) yang telah membantu dalam memberikan izin belajar dan pengurusan berkas selama mengikuti perkuliahan di Universitas Sumatera Utara.

8. Bapak Suryadi Aritonang S.Sos, M.Si, Camat Pancur Batu, yang telah memberikan izin penelitian di Kecamatan Pancur Batu.

9. Bapak Marsono, Kepala Desa Tanjung Anom, yang telah memberikan izin penelitian di wilayah Tanjung Anom

10. Teristimewa kepada suami tercinta dan tiga malaikatku yang paling kusayangi (Glenn Lubis, Tasya Lubis dan Anggia Lubis).

11. Dian Sasmita dan Krissan ya ng menjadi teman konsul Penulis.

12. Teman-teman S1 Keperawatan Ekstensi Sore yang telah memberikan semangat dan masukan kepada penulis untuk menyelesaikan proposal penelitian ini.


(5)

Menyadari penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempur naan, baik dari segi penulisan maupun tata bahasa, maka dengan kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik serta masukan dari semua pihak demi kesempurnaan penelitian ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan harapan penulis semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Februari 2013 Penulis

Risma P Simanjuntak NIM: 111121078


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

KATA PENGGANTAR... i

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR SKEMA... vi

DAFTAR TABEL... vii

ABSTRAK... viii

BAB I Pendahuluan ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II Tinjauan Teoritis ... 7

2.1 Remaja... 7

2.2 Tugas perkembangan... 10

2.3 Rokok ... 11

2.4 Jenis-jenis Rokok ... 11

2.5 Dampak Merokok... 12

2.6 Faktor yang mempengaruhi Remaja Merokok... 14

2.7 Bahaya Merokok ... 17

2.8 Cara menghindari Merokok ... 17

2.9 Pencegahan Merokok ... 19

BAB III Kerangka konsep Dasar... 21

3.1 Kerangka Konseptual ... 22

3.2 Defenisi Operasional ... 33

BAB IV Metode Penelitian ... 23

4.1 Desain Penelitian ... 23

4.2 Populasi Sampel dan Teknik Sampling ... 24


(7)

4.4 Pertimbangan Etik ... 25

4.5 Instrument Penelitian... 25

4.6 Validitas-Reabilitas ... 26

4.7 Pengumpulan Data ... 27

4.8 Analisa Data ... 28

BAB V Hasil dan Pembahasan... 29

5.1 Hasil penelitian ... 29

5.2 Pembahasan ... 34

BAB VI Kesimpulan dan Rekomendasi ... 39

6.1 Kesimpulan ... 39

6.2 Rekomendasi ... 40

DAFTAR PUSTAKA Lampiran – lampiran

1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden 2. Instrumen Penelitian

3. Lembar Bukti Bimbingan

4. Lembar Surat Pengambilan Data dari Fakultas Keperawatan

5. Lembar Surat Pemberian Izin Pengambilan Data dari Desa Tanjung Anom

6. Lembar Surat Pengambilan Data Penelitian dari Fakultas Keperawatan

7. Lembar Surat Izin Penelitian dari Kecamatan Pancur Batu 8. Uji Validitas

9. Uji Reliabilitas 10.Master Tabel 11.Taksasi Dana

12.Jadwal Pelaksanaan Proposal dan Skripsi 13.Daftar Riwayat Hidup


(8)

DAFTAR SKEMA

1. Skema 1 Faktor- faktor yang mempengaruhi Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012... 21


(9)

DAFTAR TABEL

1. Tabel Defenisi Operasional...22 2. Tabel 5.1.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Desa

Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012...29 3. Tabel 5.1.2 Distribusi Frekuensi Faktor- faktor yang mempengaruhi Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012 berdasarkan Faktor Psikologis...31 4. Tabel 5.1.3 Distribusi Frekuensi Faktor- faktor yang mempengaruhi

Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012 berdasarkan Faktor Biologis ...32 5. Tabel 5.1.4 Distribusi Frekuensi Faktor- faktor yang mempengaruhi

Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012 berdasarkan Faktor Lingkungan...33 6. Tabel 5.1.5 Distribusi Frekuensi Faktor- faktor yang mempengaruhi

Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012...34


(10)

Judul : Faktor- faktor yang mepengaruhi Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012

Nama : Risma P Simanjuntak

NIM : 111121078

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun Akademik : 2011

Abstrak

Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat memberikan kenikmatan bagi siperokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk baik bagi siperokok itu sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Merokok bagi sebagian remaja merupakan perilaku proyeksi dari rasa sakit baik psikis maupun fisik. Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh mencapai kematangan“. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi remaja merokok. Desain penelitian adalah deskriptif, Populasi penelitian adalah 545 orang. sampel berjumlah 54 orang, menggunakan accidental sampling, kuesioner berjumlah 15 pernyataan. Hasil penelitian bahwa faktor yang mempengaruhi remaja merokok mayoritas faktor psikologis (34,5 %), faktor biologis (31,5%), faktor lingkungan (34%) sebagai saran diharapkan orangtua dapat menjadi contoh dan model kepada anak dan remaja karena remaja memiliki karakteristik ingin mencoba apa yang dilakukan oleh orangtua.


(11)

Judul : Faktor- faktor yang mepengaruhi Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012

Nama : Risma P Simanjuntak

NIM : 111121078

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep) Tahun Akademik : 2011

Abstrak

Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat memberikan kenikmatan bagi siperokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk baik bagi siperokok itu sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Merokok bagi sebagian remaja merupakan perilaku proyeksi dari rasa sakit baik psikis maupun fisik. Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh mencapai kematangan“. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi remaja merokok. Desain penelitian adalah deskriptif, Populasi penelitian adalah 545 orang. sampel berjumlah 54 orang, menggunakan accidental sampling, kuesioner berjumlah 15 pernyataan. Hasil penelitian bahwa faktor yang mempengaruhi remaja merokok mayoritas faktor psikologis (34,5 %), faktor biologis (31,5%), faktor lingkungan (34%) sebagai saran diharapkan orangtua dapat menjadi contoh dan model kepada anak dan remaja karena remaja memiliki karakteristik ingin mencoba apa yang dilakukan oleh orangtua.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh mencapai kematangan“. Remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual.Transformasi intelektual dari cara berfikir remaja ini memungkinkan mereka tidak hanya mampu mengintegrasi dirinya kedalam masyarakat dewasa, tapi juga merupakan karateristik yang paling menonjol dari semua periode perkembangan (Ali, M 2011).

Menurut WHO (2002), Rokok yang diisap didunia mencapai 15 milyar setiap harinya, Indonesia menduduki peringkat ke-5 dalam komsumsi rokok di dunia. Data terakhir yang dipulikasikan WHO tahun 2002 menyebutkan bahwa indonesia setiap tahunnya mengkomsumsi 215 milyar batang rokok,nomor 5 didunia setelah cina (1.643 milyar batang), Amerika (451 milyar batang rokok), jepang (328 milyar batang) dan rusia (258 milyar batang rokok). Menurut Bank dunia, komsumsi Indonesia sekitar 6,6 % dari seluruh dunia.

Di Asia Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, Indonesia menempati urutan ketiga terbanyak jumlah perokok yang mencapai 146.860.000 jiwa. Namun sampai saat ini Indonesia belum mempunyai peraturan perundangan untuk melarang anak-anak merokok. Akibat tidak adanya aturan yang tegas,dalam penelitian di empat kota yaitu Bandung, Yokyakarta dan malang pada tahun


(13)

2004, prevalensi perokok usia 5–9 tahun meningkat drastis dari 0,6 % (tahun 1995) jadi 2,8 % (2004). Berdasarkan survey oleh Global Tobacco Youth Survey (GTYS) yang dilakukan di Jakarta, Bekasi dan Medan pada tahun 2006, didapatkan bahwa prevalensi merokok di Jakarta sebanyak 34% murid disekolah usia SMP yang pernah merokok dan 16,6% diantaranya masih merokok, di Bekasi didapatkan 33 % murid usia SMP pernah merokok dan 17,1 % diantaranya masih merokok, dan di Medan didapatkan 34,9 % sekolah usia SMP pernah merokok dan 20,9 % diantaranya masih merokok (Aditama, 2011).

Kebiasaan remaja yang sulit dihindari adalah merokok,karena banyak dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain karena masa perkembangan anak yang mencari identitas diri dan selalu ingin teman sebaya merokok, maka sangat memungkinkan untuk diikuti oleh remaja, selain itu tayangan mencoba hal baru yang ada dilingkungannya. Oleh karena itu, keluarga dan teman sebaya adalah orang-orang yang sangat mempengaruhi kebiasaan remaja. Jika orang tua dan yang menyayangkan tokoh idola remaja yang menghisap rokok akan mendorong remaja untuk mengikutinya. Kebiasaan merokok antara lain berhubungan dengan media (Peterson, 2003).

Merokok bagi sebagian remaja merupakan perilaku proyeksi dari rasa sakit baik psikis maupun fisik. Walaupun disisi lain, saat pertama kali mengkomsumsi rokok dirasakan ketidak enakan. Hal ini sejalan dengan perkataan Helmi yang berpendapat bahwa saat pertama kali mengkonsumsi rokok, kebanyakan remaja mungkin mengalami gejala- gejala batuk, lidah terasa getir dan perut mual. Namun demikian, sebagian dari para pemula tersebut mengabaikan


(14)

3

pengalaman perasaan tersebut, biasanya berlanjut menjadi kebiasaan dan akhirnya menjadi ketergantungan. Ketergantungan ini dipersepsikan sebagai kenikmatan yang memberikan kepuasan psikologis. Sehingga tidak jarang perokok mendapatkan kenikmatan yang dapat menghilangkan ketidaknyamanan yang sedang dialaminya. Gejala ini apat djelaskan dari konsep tobacco dependency (ketergantungan rokok). Artinya, perilaku merokok meruakan perilaku menyenangkan dan dapat menghilangkan ketidaknyamanan dan bergeser menjadi aktivitas yang bersifat obsesif. Hal ini disebabkan sifat nikotin aalah adiktif dan anti-depressan, jika dihentikan tiba-tiba akan menimbulkan stress.

Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat memberikan kenikmatan bagi siperokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk baik bagi siperokok itu sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Bila telah kecanduan sangatlah susah untuk menghentikan kebiasaan merokok angka kejadiannya pada remaja-remaja di Amerika Serikat pada tahun 2000 melebihi 25 persen dari angka kejadian merokok pada orang dewasa dan dikatakan terdapat peningkatan sekitar 50 persen dari tahun1988. Lebih dari 80 persen perokok mulai sebelum umur 18 tahun serta diperkirakan sekitar 3000 remaja mulai morokok setiap hari. Angka kejadian merokok pada remaja lebih tinggi dipedesaan dari pada di perkotaan. Variasi etnis dan budaya dalam hal merokok mencerminkan interaksi yang majemuk antara pendapatan harga rokok, ketersediaan rokok, budaya, stres, keturunan, umur, jenis kelamin, dan reklame rokok (Soetjiningsih, 2004).


(15)

Berdasarkan penelitian Indri (2007) Perilaku Merokok pada Remaja bahwa seseorang merokok karena faktor- faktor sosiokultural seperti kebiasaan budaya, kelas sosial, gengsi dan tingkat pendidikan. Menurut Komalasari dan Helmi (2000) mengatakan bahwa tiga faktor penyebab remaja merokok yaitu kepuasan psikologis, sikap permisif, orangtua terhadap perilaku merokok remaja dan pengaruh teman sebaya.

Mengamati fenomena merokok memang sangat menarik dan fenomenal kerena meskipun masyarakat sadar dampak negatif dari perilaku merokok, jumlah perokok bukan semakin menurun, tetapi justru semakin meningkat dan usia merokok pun semakin muda (Tukiran ,dkk 2010).

Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti, di Desa Tanjung Anom didapatkan jumlah remaja usia sekolah adalah sebanyak 545 remaja didesa tanjung anom. Bisa dibayangkan jika remaja tersebut adalah perokok, maka kemungkinan tidaklah bisa remaja tersebut menjadi penerus bangsa ini.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik melaksanakan penelitian tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu 2012.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis ingin mengetahui Faktor-faktor yang mempengaruhi Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu.


(16)

5

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui Faktor- faktor yang mempengaruhi Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui Faktor psikologi yang mempengaruhi Remaja Merokok 2. Untuk mengetahui Faktor biologik yang mempengaruhi Remaja Merokok 3. Untuk mengetahui Faktor lingkungan yang mempengaruhi Remaja Merokok

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat bermamfaat sebagai pengalaman dan menambah wawasan tentang faktor yang mempengaruhi remaja merokok.

1.4.2 Bagi Pendidikan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi dan masukan bagi mahasiswa dalam melaksanakan penelitian selanjutnya.


(17)

1.4.3 Bagi Praktek Keperawatan

Penelitian ini dapat bermamfaat sebagai informasi dan masukan bagi petugas kesehatan untuk melaksanakan program-program khususnya tentang faktor yang mempengaruhi remaja merokok.

1.4.4 Bagi masyarakat

Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai informasi dan masukan kepada masyarakat dalam menyikapi masalah- masalah yang dihadapi remaja terutama tentang faktor yang mempengaruhi remaja merokok.


(18)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Remaja

Poltekes Depkes (2010) Remaja adalah harapan bangsa sehingga tidak berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan bangsa yang akan datang akan ditentukan pada keadaan remaja saat ini. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua, praktisi pendidikan, ataupun remaja itu sendiri. Remaja yang sehat adalah remaja yang produktif dan kreatif sesuai perkembangannya. Oleh karena itu, pemahaman terhadap tumbuh kembang remaja menjadi sangat penting untuk menilai keadaan remaja.

Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah (atau sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bisa dikatakan sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang sama ia juga bukan anak-anak lagi.

Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak kemasa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Namun demikian, menurut


(19)

beberapa ahli, selain istilah pubertas digunakan juga istilah adolesent (dalam bahasa inggris adolescense). Para ahli merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis baik bentuk maupun fisiologis yang dari anak-anak ke masa dewasa terutama perubahan reproduksi. Sedangkan istilah adolelesen lebih ditekankan pada perubahan universal atau kematangan yang menyertai masa pubertas (Santrock, 1996 ).

Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat diukur, remaja hampir tidak memiliki pola perkembangan yang pasti. Dalam perkembangannya seringkali mereka menjadi bingung karena kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain waktu mereka dit untut untuk bersikap mandiri dan dewasa. Memang banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan, namun seringkali perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai pengesahan akan keremajaan seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai dimensi kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat memahami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi dimensi tersebut.

Menurut WHO, dikatakan usia remaja adalah antara 10-18 tahun. Tetapi berdasarkan penggolongan umur, masa remaja terbagi atas :

1. Masa remaja awal (10- 13 tahun)

Pada tahap ini, remaja mulai berfokus pada pengambilan keputusan ,baik dalam rumah maupun disekolah. Remaja mulai menunjukkan cara berfikir logis, sehingga sering menanyakan kewenangan dan standart dimasyarakat


(20)

9

maupun disekolah. Remaja juga mulai menggunakan istilah- istilah sendiri dan mempunyai pandangan seperti: olah raga yang baik untuk bermain, memilih kelompok bergaul, pribadi seperti apa yang diinginkan dan mengenal cara untuk berpenampilan menarik.

2. Masa remaja tengah (11- 16 tahun)

Pada tahapan ini terjadi peningkatan interaksi dengan kelompok, sehingga tidak selalu tergantung pada keluarga dan terjadi eksplorasi seksual. Dengan menggunakan pengalaman dan pemikiran yang kompleks pada tahap ini remaja sering mengajukan pertanyaan menganalisa secara menyeluruh dan berfikir tentang bagaimana cara mengembangkan identitas “ siapa saya “. Pada masa ini remaja juga mulai mempertimbangkan kemungkinan masa depan, tujuan dan membuat rencana sendiri.

3. Masa remaja akhir (17- 19 tahun)

Pada tahap ini remaja lebih berkonstransi pada rencana yang akan datang dan meningkatkan pergaulan. Selama masa remaja akhir proses berfikir secara kompleks digunakan untuk memfokuskan diri masalah- masalah idealisme toleransi, keputusan untuk karir dan pekerjaan serta peran orang dewasa dan masyarakat.


(21)

2.2 Tugas perkembangan masa remaja

Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa. Adapun tugas perkembangan masa remaja menuut Hurlock (1991) dalam Ali, M (2011) adalah berusaha:

1. Mampu menerima keadaan fisiknya

2. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa

3. Mampu menerima hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis

4. Mencapai kemandirian emosional 5. Mencapai kemandirian ekonomi

6. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yangsanga t diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat

7. Memahami dan menginternalkan nilai-nilai orang dewasadan orangtua

8. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa

9. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan

10. Memahami dan mempersiapkan berbagaitanggung jawab kehidupan keluarga Tugas-tugas perkembangan fase remaja ini amat berkaitan dengan perkembangan kognitifnya, yaitu fase operasional formal. Kematangan pencapaian fase kognitif akan sangat membantu kema mpuan dalam melaksanakan tugas-tugasperkembangannya itu dengan baik. Agar dapat memenuhi dan


(22)

11

melaksanakan tugas-tugas perkembangan, diperlukan kemampuan kreatif remaja. Kemampuan kreatif ini banyak diwarnai ole perkembangan kognifnya.

2.3 Rokok

Rokok adalah cacahan tembakau yang dibungkus dengan kertas yang panjangnya berukuran 7-20 cm. Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah kedalam kantong. Bungkusan-bungkusan juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung. Walaupun kenyataannya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi (Aditama, 2011).

Conrad dan Miler dalam Sitepoe (2000) dalam Tukiran, dkk (2010) menyatakan bahwa seorang akan menjadi perokok melalui doorongan psikologis dan dorongan fisiologis. Dorongan psikologis biasanya pada anak remaja adalah untuk kejantanan, mengalihkan kecemasan dan menunjukkan kedewasaan. Dorongan fisiologis adalah nikotin yang dapat menyebabkan ketagihan sehingga seseorang ingin terus merokok.

2.4Jenis-jenis rokok

Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Perbedaan ini didasarkan atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok, proses pembuatan rokok dan penggunaan filter pada rokok.


(23)

2.4.1 Rokok berdasarkan bahan pembungkus

Terdiri dari klobot yaitu rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung, kawung yaitu rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren sigaret yaitu yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.

2.4.2 Rokok berdasarkan bahan baku

Terdiri dari rokok putih yaitu rokok yang bahan baku atau isinya hanya tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa atau aroma tertentu, rokok kretek yaitu bahan baku atau isinya berupa daun tembakau atau cengkeh yang diberi saos untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.

2.4.3 Rokok berdasarkan proses pembuatannya

Terdiri dari sigaret kretek tangan yaitu rokok yang proses pembuatannya dengan cara digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan atau alat bantu sedehana

2.4.4 Rokok berdasarkan filter

Terdiri dari rokok filter yaitu rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus, rokok non filter yaitu rokok yang pada bagian pabgkalnya tidak terdapat gabus

2.5Dampak merokok

Bahaya merokok bagi kesehatan menurut Aditama (2011) adalah dapat menimbulkan berbagai penyakit. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat dari merokok bukan saja merugikan siperokok, baik secara langsung maupun


(24)

13

tidak langsung. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok tetapi juga orang disekitarnya. Adapun dampak rokok terhadap kesehatan sebagai berikut: 2.5.1 Dampak pada paru-paru

Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran nafas dan jaringan paru-paru. Pada saluran nafas besar,sel mukosa membesar (hipertropi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran nafas terjadi radangan ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli.

2.5.2 Dampak terhadap jantung

Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah dan jantung. Bukan hannya menyebabkan penyakit jantung koroner tetapi juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan ferifer. Nikotin yang terkandung pada rokok, selain menyebabkan ketagihan, juga merangsang pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung. Nikotin juga menganggu kerja sistem syaraf, otak dan banyak bagian tubuh lainnya.

2.5.3 Tukak lambung dan tukak usus dua belas jari

Didalam perut usus dua belas jari terjadi keseimbangan antara pengeluaran asam yang dapat menganggu lambung dengan daya perlindungan. Tembakau meningkatkan asam lambung dan usus dua belas jari. Perokok menderita dua kali lebih tinggi dari yang bukan perokok.


(25)

2.5.4 Impotensi

Pada laki- laki berusia 30-40 tahun merokok saat meningkatkan disfungsi eraksi sekitar 50 %. Ereksi tidak terjadi bila darah tidak dapat mengalir kepenis. Oleh karena itu pembuluh darah harus dalam keadaan baik, merokok dapat merusak pembuluh darah, nikotin penyempitan arteri yang menuju penis,mengurangi aliran darah dan tekanan darah menuju penis.

2.5.5 Penyakit pada perokok fasif

Perokok pasif dapat terkena penyakit kanker paru-paru dan jantung koroner. Menghisap asap tembakau dari orang lain dapat memperburuk kondisi penyakit angina, asma, alergi, gangguan pada hamil.

2.6Faktor yang mempengaruhi merokok pada remaja

Seperti penggunaan zat–zat lainnya, terdapat beberapa faktor resiko remaja bagi remaja sehingga merka menjadi perokok. Faktor–faktor tersebut antara lain faktor psikologik, faktor biologi dan faktor lingkungan (Soetjiningsih, 2004).

2.6.1 Faktor psikologik:

1. Faktor perkembangan sosial

Aspek perkembangan pada remaja antara lain: menetapkan kebebasan dan otonomi, membentuk identitas diri, penyesuaian perubahan psikososial berhubungan dengan maturasi fisik.


(26)

15

2. Faktor psikiatrik

Studi epidemiologi pada dewasa mendapatkan asosiasi antara merokok dengan gangguan psikiatrik seperti skizofrenia, depresi, cemas, dan penyalahgunaan zat-zat tertentu. Pada remaja didapatkan asosiasi antara merokok dengan depresi dan cemas. Gejala depresi lebih sering pada remaja perokok daripada bukan perokok. Merokok berhubungan dengan meningkatnya kejadian depresi mayor dan penyalahgunaan zat-zat tertentu. Remaja yang memperlihatkan gejala depresi dan cemas mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk memulai merokok daripada remaja yang asimtomatik.Remaja dengan gangguan cemas bisa menggunakan rokok untuk menghilangkan kecemasan yang mereka alami.

2.6.2 Faktor biologik 1. Faktor kognitif

Faktor lain yang mungkin mengkontribusi perkembangan kecanduan nikotin adalah merasakan adanya efek bermanfaat dari nikotin. Sebagai contoh, beberapa dewasa perokok melaporkan bahwa merokok memperbaiki kosentrasi. Telah dibuktikan bahwa deprivasi nikotin mengganggu perhatian dan kemampuan kognitif, tetapi hal ini akan berkurang bila mereka diberi nikotin atau rokok. Studi-studi yang dilakukan dengan dewasa perokok atau bukan perokok memperlihatkan bahwa nikotin dapat meningkatkan finger-tapping rate, respon motorikdalam tes fokus perhatian, perhatian terus- menerus dan pengenalan memori. Pada remaja efek nikotin dalam meningkatkan penampilan tidak diketahui, dengan demikian tidak jelas apakah nikotin memegang peranan penting dalam memulai atau mempertahankan merokok pada remaja.


(27)

2. Faktor jenis kelamin

Patut diperhatikan bahwa belakangan ini kejadian merokok meningkatkan pada remaja wanita. Wanita perokok dilaporkan menjadi percaya diri, suka menentang, dan secara sosial cakap, keadaan ini berbeda dengan laki- laki perokok yang secara sosial tidak aman.

2.6.3 Faktor lingkungan

Faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan penggunaan tembakau antara lain orang tua, saudara kandung maupun teman sebaya yang merokok, terpapar reklame tembakau, artis pada reklame tembakau di media. Orangtua memegang peranan terpenting. Dari remaja yang merokok didapatkan 75% salah satu atau kedua orangtuanya merokok.Sebuah studi kohort pada anak-anak SMU mendapatkan bahwa prediktor yang bermakna dalam peralihan dari kadang-kadang merokok menjadi merokok secara teratur adalah orangtua merokok dan konflik keluarga.

Reklame tembakau diperkirakan mempunyai pengaruh yang lebih kuat daripada pengaruh yang lebih kuat daripada pengaruh orangtua atau teman sebaya, mungkin karena mempengaruhi persepsi remaja terhadap penampilan dan manfaat merokok.

Memulai menggunakan tembakau lebih erat hubungannya dengan faktor-faktor lingkungan sedangkan peningkatan dari merokok pertama kecanduan rokok tampaknya dipengaruhi oleh faktor personal dan farmakologik.


(28)

17

2.7 Bahaya Merokok

Bahaya merokok terhadap remaja yang terutama adalah fisiknya, seperti yang dijelaskan oleh Depkes (2004) yaitu: “rokok pada dasarnya merupakan pabrik bahan kimia berbahaya. Saat batang rokok terbakar,maka asapnya menguraikan sekitar 4000 bahan kimia dengan 3 komponen utama,yaitu nikotin yang menyebabkan ketergantungan/adiksi. Tar yang bersifat karsinogen, karbon monoksida yang aktivitasnya sangat kuat terhadap hemoglobin sehingga kadar oksigen dalam darah berkurang,dan bahan-bahan kimia lain yang beracun.

Efek merokok tidak hanya mempengaruhi kesehatan perokok saja, tetapi juga mempengaruhi kesehatan orang disekitarnya yang tidak merokok, karena terpapar asap rokok tersebut yang disebut perokok pasif (Depkes, 2010).

Adapun bahaya merokok adalah sebagai berikut : 2.7.1 Bagi perokok aktif

1. Meningkatkan resiko dua kali lebih besar untuk mengalami serangan jantung

2. Meningkatkan resiko dua kali lebih besar untuk mengalami stroke

3. Meningkatkan resiko mengalami serangan jantung dua kali lebih besar pada mereka yang mengalami tekanan darah tinggi atau kolesterol tinggi 4. Meningkatkan resiko 10 kali lebih besar untuk mengalami serangan

jantung bagi wanita pengguna pil KB

5. Meningkatkan resiko lima kali lebih besar menderita kerusakan jaringan anggota yang rentan


(29)

2.7.2 Bagi perokok pasif

1. Bahaya kerusakan paru-paru.Kadar nikotin,karbon monoksida, serta zat-zat lain yang lebih tinggi dalam darah mereka akan memperparah penyakit yang sedang diderita, dan kemungkinanan mendapat serangan jantung yang lebih tinggi bagi mereka yang berpenyakit jantung.Anak-anak yang orang tuanya merokok akan mengalami batuk, pilek dan radang tenggorokan serta penyakit paru-paru lebih tinggi. Wanita hamil yang merokok beresiko mendapatkan bayi mereka lahir, kurus, cacat dan kematian

2. Jika suami perokok, maka asap rokok yang dihirup oleh istrinya akan mempengaruhi bayi dalam kandungan

2.8 Cara Menghindari Kebiasaan Merokok

Menurut Sumartono (2008) ada beberapa cara menghindari kebiasaan merokok yaitu :

1. Tumbuhkan kemauan yang tinggi untuk berhenti merokok,dalam hal ini kita harus mengingat penyakit yang dapat di akibatkan oleh rokok dan merupakan penderitaan

2. Mintalah bantuan orang terdekat untuk membantu mengingatkan agar tidak lagi mengisap rokok. Yang pertama dilakukan adalah dengan memberitahukan niat untuk tidak merokok pada orang terdekat sehongga mereka akan membantu dan mengingatkan agar tidak merokok, sehingga


(30)

19

berlahan- lahan anda akan merasa risih dan sungkan karena terus menerus diingatkan

3. Tanamkan pada diri sendiri bahwa pasti mampu untuk berhenti sama sekali dari kebiasaan merokok, hal ini dapat dilakukan dengan memulai menurunkan jumlah batang rokok yang diisap perhari, sehingga semakin lama semakin sedikit sampai tidak sama sekali

4. Mencari pengganti yang lebih positif dari pada rokok. Untuk mengganti waktu yang digunakan untuk merokok dapat melakukan olah raga, makan permen atau melakukan aktivitas lain.

2.9 Pencegahan merokok

Sejak tahun 1960-an telah dilakukan banyak program pencegahan merokok baik disekolah dasar maupun sekolah menengah. Kebutuhan untuk program tersebut ditegaskan oleh beberapa temuan penelitian menunjukkan bahwa:

1. Merokok dihubungkan dengan peningkatan angka morbiditas dan mortalitas terutama pada yang memulai merokok pada usia yang lebih muda.

2. Merokok adalah sebuah kebiasaan yang susah dihentikan.

3. Remaja yang merokok lebih mungkin menggunakan zat- zat yang lain seperti alkohol dan obat-obatan lainnya dibanding remaja yang bukan perokok. Akhir-akhir ini kebanyakan program pencegahan merokok berdasarkan satu dari dua pendekatan Psikososial yaitu:


(31)

1. Pendekatan pengaruh sosial (Social influencesn approach)

Pendekatan pengaruh sosial didasarkan pada asumsi bahwa model tersebut adalah faktor utama dalam memulai perilaku merokok dan bahwa anak-anak dan remaja perlu diajarkan cara menahan tekanan sosial terhadap merokok datang dari orang tua ,saudara kandung, teman dan media.

2. Pendekatan melatih cara menghadapi kehidupan (life skill training approach) Pendekatan melatih cara menghadapi kehidupan didasarkan pada asumsi bahwa yang menyebabkan merokok dan bentuk lain penggunaan zat-zat tertentu kurangnya inteligensi personal dan sosial. Beberapa defisit personal yang bisa membuat seseorang lebih peka terhadap penggunaan zat-zat tertentu adalah rendah diri.kurangnya komunikasi dan sosialisasi, kurangnya motivasi untuk berprestasi, dan kurangnya strategi yang kuat menghadapi stress. Program berdasarkan pendekatan ini biasanya memberikan pelatihan pada bidang: peningkatan rasa rendah diri, ketegasan, cara komunikasi, interaksi sosial, santai dalam mengatasi stres, pemecahan masalah dan membuat keputusan (Soetjiningsih, 2004).


(32)

BAB III

KERANGKA KONSEP DASAR

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku remaja merokok di desa Tanjung Anum Kecamatan Pancur Batu.

Skema : Faktor-faktor yang mempengaruhi remaja merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012

Faktor–faktor yang mempengaruhi Remaja Merokok :

1. Faktor Psikologis :

Faktor perkembangan sosial, faktor psikiatrik.

2. Faktor Biologik :

Faktor kognitif, faktor jenis kelamin.

3. Faktor lingkungan :

Faktor reklame, pengaruh orang tua, pengaruh teman sebaya

Remaja Merokok


(33)

2. Defenisi Operasional

NO VARIABEL DEFINISI OPERASIONAL ALAT UKUR SKALA UKUR HASIL UKUR 1 Faktor pikologis Faktor-faktor

yang mempengaruhi kejiwaan seperti rendah diri,tidak mampu mengendalikan diri stress, kebosanan

Kuesioner Ordinal

Ya = 2 Tidak = 1

2 Faktor biologik Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang merokok seperti pengetahuan tentang rokok, jenis kelamin.

Kuesioner Ordinal

Ya = 2 Tidak = 1

3 Faktor lingkungan Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang merokok yang berasal dari lingkungan seperti pengaruh teman, orangtua, reklame.

Kuesioner Ordinal

Ya = 2 Tidak = 1


(34)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Desain penelitian

Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan tujuan menggambarkan faktor- faktor yang mempengaruhi remaja merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012.

4.2 Populasi dan Teknik Sampling 4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalahh seluruh remaja usia 10-18 tahun (Soetjiningsih, 2004). Populasi penelitian adalah 545 orang pada tahun 2011 di Desa Tanjung Anom, Kecamatan Pancur Batu berdasarkan Laporan Kepala Desa Tanjung Anom.

4.2.2 Teknik Sampling

Menurut Arikunto (2006) jika sampel lebih dari 100 orang dapat diambil sampel sebanyak 10 – 15 % atau 20 – 25 % atau tergantung dari peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana serta sempit luasnya wilayah pengamatan. Peneliti mengambil 10 % dari 545 responden yaitu sebanyak 54 orang.

Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah pengamb ilan sampel secara accidental sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian (Notoadmodjo, 2010).


(35)

Kriteria inklusi :

1. Responden berada di Desa Tanjung Anom Responden berumur 10-18 tahun 2. Responden bisa menulis dan membaca

3. Remaja yang ditemui sedang merokok 4. Bersedia menjadi responden

4.3Lokasi dan waktu Penelitian 4.3.1 Lokasi

Lokasi penelitian dilakukan di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu. Alasan peneliti memilih tempat ini karena belum ada penelitian yang dilakukan sebelumnya di desa Tanjung Anom tersebut mengenai Faktor-faktor yang mempengaruhi Remaja Merokok

4.3.2 Waktu

Waktu penelitian adalah bulan September-Oktober 2012.

4.4 Pertimbangan Etik

Setiap peneliti yang menggunakan subjek manusia harus mengikuti aturan etik dalam hal ini adalah adanya persetujuan. Etika yang perlu dituliskan. Etika yang perlu dituliskan pada penelitian ini adalah Informent consent (lembar persetujuan), anonimity (tanpa nama), confidentiality (kerahasiaan) (Setiadi, 2007).

Pertimbangan etik dalam penelitian ini bertujuan untuk melindungi hak – hak subjektif untuk menjamin kerahasiaan identitas responden dan kemungkinan


(36)

25

terjadinya ancaman terhadap responden. Sebelum pelaksanaan penelitian, responden diberikan penjelasan mengenai manfaat dan sebagai tujuan penelitian, selanjutnya responden diminta menjadi sampel dalam pene litian ini, kemudian responden membaca surat persetujuan terlebih dahulu sebagai kesediaan responden. Responden mempunyai hak untuk memutuskan apakah ia bersedia menjadi subjek atau tidak tanpa adanya sanksi apapun dan tidak menimbulkan penderitaan bagi responden.

4.5 Instrumen penelitian

Dalam pengumpulan informasi dari responden peneliti menggunakan alat pengumpula n data dalam bentuk kuesioner. Lembar kuesioner berisi data demografi, kuesioner faktor psikologis, kuesioner faktor biologis dan kuesioner faktor lingkungan. Kuesioner demografi responden meliputi umur, jenis kelamin dan sumber informasi. Data demografi ini digunakan untuk mengetahui karakteristik responden dan sebagai data pendukung untuk variabel penelitian. Kuesioner Faktor Psikologis meliputi 5 pertanyaan, kuesioner faktor biologik terdiri dari 5 pertanyaan dan kuesioner faktor lingkungan ada 5 pertanyaan. Bila pertanyaan dijawab benar nilainya 2 dan dijawab salah nilainya 1 (Arikunto, 2006).

4.6 Validitas dan Reliabilitas

Validitas adalah suatu ukuran ya ng menujukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi


(37)

dan sebaliknya (Arikunto, 2006). Instrumen dikatakan valid jika konten isi instrumen itu mampu mengukur yang seharusya diukur menurut situasi dan kondisi tertentu.Secara sederhana dapat dikatakan bahwa instrumen dianggap valid jika instrumen itu dapat dijadikan alat ukur. Pada penelitian ini menggunakan validitas isi, dimana validitas dikonsultasikan kepada seseorang dosen di Fakultas keperawatan yang memiliki keahlian atau kompentensi sesua i dengan topik penelitian ini (Setiadi, 2007). Uji validitas dikonsultasikan kepada ibu Lufthiani S.Kep, Ns, M.Kes dengan hasil validitas responden memiliki validitas yang baik dengan skor tertinggi 4.

Uji reliabilitas instrumen adalah suatu uji yang dilakukan untuk megetahui konsistensi dari instrumen sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya dalam ruang lingkup yang sama. Dalam penelitian ini digunakan reliabilitas konsistensi internal karena memiliki beberapa kelebihan diantaranya pemberian instrumen hanya sekali dengan bentuk instrumen kepada satu subjek studi dan apabila digunakan berulang kali memberikan hasil yang sama. Dalam menghitung reliabilitas peneliti menggunakan rumus KR 20 untuk kuesioner karena, pernyataan berjumlah ganjil dan memiliki 2 pilihan jawaban yaitu, ya dan tidak. Instrumen akan diuji kepada 10 orang responden dengan hasil koefisien sebesar 0,67. Hal ini berarti instrumen reliabel (Arikunto, 2006). Hasil uji reliabilitas mendapatkan hasil sebesar 0,7 yang berarti hasil koefisien lebih dari 0,67. Hal ini menunjukkan kuesioner responden reliabel.


(38)

27

4.7. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner yang diberikan langsung kepada responden. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada institusi pendidikan (Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan USU) kemudian mengirim surat ijin dari permohonan izin institusi pendidikan ketempat penelitian (Desa Tanj ung Anom Kecamatan Pancur Batu), setelah mendapat izin dari Kepala desa Tajung Anom kecamatan pancur Batu, peneliti mendatangi calon responden dan menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian kepada calon responden. Peneliti menjumpai responden di tempat umum seperti, warnet, doorsmear, bengkel dan warung. Responden bersedia peneliti meminta kesediaan responden untuk menjadi sampel penelitian dan meminta responden untuk menandatangani lembar persetujuaan menjadi responden. Setelah mendapat persetujuan responden pengumpulan data dimulai. Peneliti memberikan lembaran kuesioner untuk diisi oleh responden, dengan memberikan tanda checklist pada pernyataan yang ada. Setelah itu lembaran kuesioner dikumpulkan.

4.8 Analisa Data

Setelah semua data terkumpul, dilakukan analisa data dengan memeriksa kembali semua data satu persatu yakni nama, identitas serta data responden, untuk pengukuran fakto- faktor yang mempengaruhi remaja merokok, maka penelitian melakukan analisis melalui beberapa tahap yaitu : Editing yaitu dilakukan pengecekan data yang telah terkumpul, bila dapat kekurangan dalam


(39)

pengumpulan data maka diperbaiki dalam penelitian. Coding yaitu memberikan kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisa. Analisa yaitu menganalisa data yang telah terkumpul dari hasil pengukuran faktor- faktor yang mempengaruhi remaja rokok. Peneliti menentukan presentase jawaban dari setiap responden. Selanjutnya peneliti memasukkan data ke dalam komputer dan dilakukan pengolahan data dengan meggunakan tehnik komputerisasi yang menggunakan program statistik. Dari pengolahan data statistik deskriptif hasil analisa data disajikan dalam betuk tabel distribusi frekuensi untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi remaja merokok di desa Tanjung Anom Kecamatan Pacur Batu.


(40)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan mengenai karakteristik responden dan Faktor- faktor yang mempengaruhi Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012 dengan jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 54 responden.

5.1.1 Distribusi Karakteristik Responden Tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan

Berdasarkan hasil penelitian di dapat karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin adalah laki- laki (100%), berdasarkan umur mayoritas berumur 16 tahun sebanyak 16 responden (29,6%), berdasarkan tempat berkumpul remaja mayoritas di Warnet sebanyak 20 responden (37%), berdasarkan sumber informasi bahaya rokok mayoritas melalui sekolah sebanyak 30 responden (55,6%).


(41)

Tabel 5.1.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012

Karakteristik Frekuensi Persentasi

Jenis Kelamin

Laki- laki 54 100

Perempuan - -

Total 54 100%

Umur

Remaja Awal (10-13 tahun 4 7,4

Remaja Tengah (11-16 tahun) Remaja Akhir (17-19 tahun)

37 13

68,5 24,1

Total 54 100%

Tempat Berkumpul Remaja Warnet Warung Doorsmeer Bengkel 20 18 8 8 37 33,3 14,8 14,8

Total 35 100%

Sumber Informasi Bahaya Rokok Televisi Radio Koran/Majalah Sekolah Baliho 22 - - 30 2 40,7 - - 55,6 3,7


(42)

31

5.1.2 Distribusi Faktor Psikologis Tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pernyataan faktor-faktor yang mempengaruhi remaja merokok berdasarkan faktor psikologis mayoritas responden menjawab dengan merokok responden merasa lebih percaya diri sebanyak 43 responden (79,6%). Hal ini dapat dilihat dari table 5.12

Tabel 5.1.2 Distribusi Frekuensi Faktor- faktor yang mempengaruhi Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012 berdasarkan Faktor Psikologis

Faktor Psikologis Ya % Tidak % -Keinginan untuk merokok berasal

dari diri anda sendiri

-Anda akan merokok setiap anda menghadapi masalah

-Dengan Merokok Anda merasa lebih percaya diri

29 53,7

25 46,3

43 79,6

25 46,3

29 53,7

11 20,4 -Dengan merokok membuat Anda

lebih diakui dengan teman-teman

33 61,1 21 38,9 -Pada saat sedang sendiri ada

keinginan untuk merokok


(43)

5.1.3 Distribusi Faktor Biologis Tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pernyataan faktor-faktor yang mempengaruhi remaja merokok berdasarkan faktor biologis mayoritas responden menjawab zat-zat kimia yang terdapat dalam rokok berbahaya bagi tubuh sebanyak 54 responden (100%). Hal ini dapat dilihat dari table 5.13

Tabel 5.1.3 Distribusi Frekuensi Faktor- faktor yang mempengaruhi Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012 berdasarkan Faktor Biologis

Faktor Biologis Ya % Tidak % -Anda akan lebih konsentrasi

seperti bekerja, belajar jika sudah merokok

-Zat- zat kimia yang terdapat dalam rokok berbahaya bagi tubuh -Tidak seperti laki- laki/jantan jika

tidak merokok

20 37,1

54 100

7 12,9

34 62,9

- -

47 87,1 -Wanita lebih tertarik pada pria

yang merokok

3 5,6 51 94,4 -Nikotin dapat membuat orang

ketagihan merokok


(44)

33

5.1.4 Distribusi Faktor Lingkungan Tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pernyataan faktor-faktor yang mempengaruhi remaja merokok berdasarkan faktor lingkungan mayoritas responden menjawab lingkungan tempat tinggal responden lebih banyak merokok sebanyak 43 responden (79,6%). Hal ini dapat dilihat dari table 5.14

Tabel 5.1.4 Distribusi Frekuensi Faktor- faktor yang mempengaruhi Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012 berdasarkan Faktor Lingkungan

Faktor Lingkungan Ya % Tidak % -Keinginan merokok dikarenakan

teman-teman

-Iklan dan Reklame memberikan pengaruh pada Anda untuk merokok

-Jika ada masalah/konflik di keluarga atau teman, peralihan masalah dengan merokok

25 46,3

20 37,1

27 50

29 53,7

34 62,9

27 50

-Merokok menjadi suatu kebutuhan yang harus ada saat sedang

berkumpul dengan teman-teman

33 61,1 21 38,9

-Lingkungan tempat tinggal anda lebih banyak merokok


(45)

5.1.5 Distribusi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pernyataan faktor-faktor yang mempengaruhi remaja merokok berdasarkan faktor lingkungan mayoritas responden menjawab lingkungan tempat tinggal responden lebih banyak merokok sebanyak 43 responden (79,6%). Hal ini dapat dilihat dari table 5.1.5.

Tabel 5.1.5 Distribusi Frekuensi Faktor- faktor ya ng mempengaruhi Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012

5.2 Pembahasan 5.2.1 Faktor Psikologi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar (34,5%) remaja merokok berdasarkan faktor psikologis seperti misalnya lebih dari setengah (53,7%) remaja merokok berasal dari diri sendiri, sebagian besar (79,6%) remaja merasa lebih percaya diri dan sebagian besar (61,1%) remaja merasa lebih diakui dengan teman-teman. Ini menggambarkan bahwa remaja masih dalam tahap perkembangan, dimana remaja masih membentuk identitas diri, menetapkan kebebasan dan otonomi, serta perubahan psikososial yang berhubungan dengan

Faktor – Faktor % %

-Faktor Psikologis 34,5 32

-Faktor Biologis 31,5 35,5


(46)

35

bahwa alasan remaja merokok yaitu adanya rasa ingin tahu atau coba-coba hingga ketergantungan, adanya hasrat untuk berkelompok dengan kawan senasib dan sebaya dimana dalam hal ini remaja merokok cenderung mengikuti teman-temannya yang merokok, apabila remaja tidak merokok dianggap tidak solider dengan lingkungannya. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Hakim (2004) bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok

Lebih dari setengah (53,7%) remaja tidak merokok setiap mengahadapi masalah dan sebagian besar (62,9%) remaja tidak ada keinginan merokok saat sedang sendiri. Hal ini bertentangan dengan pernyataan Soetjiningsih (2004) bahwa penyebab lain remaja merokok dikarenakan kecemasan dan depresi yang dialami oleh remaja. Gejala cemas dan depresi mempunyai resiko lebih tinggi untuk memulai meroko pada remaja.

Menurut Atkinson (1999) bahwa faktor kepribadian orang mencoba merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk merokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memilki skor yang rendah.


(47)

5.2.3 Faktor Biologis

Berdasarkan hasil penelitian 35,5% remaja merokok dipengaruhi oleh faktor biologis. Dimana seluruh (100%) zat-zat kimia yang terdapat dalam rokok berbahaya dan mayoritas (98,1%) nikotin membuat remaja ketagihan merokok. Ini menggambarkan bahwa remaja yang merokok menjadi ketagihan karena kecanduan akibat adanya nikotin yang terkandung didalam rokok sehingga sulit untuk berhenti merokok karena kebutuhan tubuh akan nikotin. Sesuai dengan pernyataan Soetjiningsih (2004) bahwa depriasi nikotin pada dewasa perokok dapat mengganggu perhatian dan kemampuan kognitif, tetapi hal ini akan berkurang bila mereka diberi nikotin atau rokok. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan yang dijelaskan oleh Depkes (2004) yaitu rokok pada dasarnya merupakan pabrik bahan kimia berbahaya.

Mayoritas (87,1%) remaja menyatakan tidak seperti laki- laki/jantan jika tidak merokok dan sebagian besar (61.6%) wanita tertarik pada pria yang merokok.

5.2.4 Faktor Lingkungan

Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa sebagian besar remaja merokok berdasarkan faktor lingkungan mayoritas karena ada masalah/konflik di keluarga atau teman-teman, merokok menjadi suatu kebutuhan bagi remaja saat sedang berkumpul dengan teman-teman dan lingkungan tempat tinggal remaja lebh banyak merokok. Hal ini disebabkan karena lingkungan tempat tinggal remaja


(48)

37

terutama orangtua. Dari remaja merokok didapatkan 75% salah satu atau kedua orangtuanya merokok.

Pengaruh keluarga merupakan salah satu bentuk dari faktor lingkungan sosial yang menyebabkan seorang remaja berperilaku merokok. Pengaruh keluarga meliputi meniru perilaku salah satu anggota keluarga dan hubungan keluarga yang tidak harmonis. Dengan mencontoh perilaku merokok yang dilakukan oleh salah satu anggota keluarga, khususnya orang tua, dapat menyebabkan seorang anak atau remaja menjadi seorang perokok. Remaja juga menjadikan perilaku merokok sebagai bentuk pelampiasan perasaannya yang kurang mendapatkan perhatian dari anggota keluarganya.

Menurut Afriyani (2009) bahwa dalam mengatasi kenakalan remaja yang paling dominan adalah dari keluarga yang merupakan lingkungan yang paling pertama ditemui seorang anak. Didalam menghadapi kenakalan anak pihak orang tua hendaknya mengambil dua sikap bicara yaitu, sikap atau cara yang bersifat prefentif, dan cara yang bersifat represif.

Situasi kebudayaan bisu ini mampu mematikan kehidupan itu sendiri dan pada sisi yang sama dialog mempunyai peranan yang sangat penting. Kenakalan remaja dapat berakar pada kurangnya dialog pada masa kanak-kanak dan masa berikutnya, karena orang tua terlalu menyibukkan diri sehingga kebutuhan yang lebih mendasar yaitu perhatian dan kasih sayang tiak diperoleh oleh anak. Perhatian orang tua dengan memberikan kesenangan berupa material ternyata belum mampu menyentuh kemanusiaan anak.


(49)

Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orangtua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam Atkinson, 1999).

Hal ini juga sejalan dengan teori yang menyatakan melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour membuat remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut (Mari Juniarti, 1999).


(50)

BAB VI

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan mengenai Faktor-faktor yang mempengaruhi Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa, faktor- faktor yang mempengaruhi remaja merokok berdasarkan faktor psikologis ,didapati dari kuesioner keinginan untuk merokok berasal dari diri sendiri sebanyak 29 orang (53,7 %), setiap menghadapi masalah remaja merokok sebanyak 25 orang (46,3%),dengan merokok merasa lebih percaya diri sebanyak 43 orang (79,6%), dengan merokok membuat remaja lebih diakui teman-teman sebanyak 33 orang (61,1%),pada saat sedang sendiri ada keinginan untuk merokok sebanyak 20 orang (37,1%) Ini menunjukkan bahwa remaja merokok agar lebih percaya diri.

2. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa, faktor- faktor yang mempengaruhi remaja merokok berdasarkan faktor biologis didapati dari kuesioner, remaja akan lebih konsentrasi seperti bekerja,belajar jika sudah merokok sebanyak 20 orang (37,1%),Zat-zat kimia yang terdapat dalam rokok berbahaya bagi tubuh sebanyak 54 orang (100%),tidak seperti laki- laki/jantan jika tidak merokok sebanyak 7 orang (12,9%),wanita lebih


(51)

3. membuat orang ketagihan merokok sebanyak 53 orang (98,1%) . Ini menunjukkan bahwa remaja mengetahui bahwa dalam rokok terdapat zat-zat yang berbahaya bagi tubuh.

4. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa, faktor- faktor yang mempengaruhi remaja merokok berdasarkan faktor lingkungan didapati kuesioner,keinginan merokok dikarenakan teman-teman sebanyak 25 orang (46,3%),iklan dan reklame memberikan pengaruh pada remaja untuk merokok sebanyak 20 orang (37,1%),jika ada masalah /konflik dikeluarga atau teman,peralihan masalah dengan merokok sebanyak 27 orang (50%),merokok menjadi suatu kebutuhan yang harus ada saat sedang berkumpul dengan teman-teman sebanyak 33 orang (61,1%),lingkungan tempat tinggal remaja lebih banyak merokok sebanyak 43orang (79,6%) . Ini menunjukkan bahwa remaja merokok karena lingkungan tempat tingal remaja banyak yang merokok.

6.2 Rekomendasi

Setelah penelitian dilakukan ada beberapa saran peneliti untuk mengurangi Remaja merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012 sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada orangtua untuk lebih mengawasi kegiatan remaja di luar rumah dan membuat kesibukan yang positif bagi remaja saat waktu luang dan diharapkan orangtua dapat menjadi contoh dan model kepada anak dan remaja karena remaja memiliki karakteristik ingin mencoba apa


(52)

41

yang dilakukan oleh orangtua, seolah-olah ingin membuktikan apa yang dilakukan orangtua dapat dilakukan oleh remaja.

2. Kepada Pemerintah setempat agar mengaktifkan karang taruna atau organisasi kepemudaan seperti kegiatan olahraga dengan mengadakan pertandingan sepak bola, voli, perwiritan, yang bermanfaat untuk mengalihkan perhatian remaja kepada hal- hal yang positif yang dapat mengekspresikan kreasi remaja dan membuat peraturan di tempat-tempat umum seperti warnet, bengkel dengan menempelkan tulisan “Dilarang Merokok”.

3. Bagi peneliti lain diharapkan dapat melanjutkan penelitian ini dengan jumlah responden yang lebih banyak agar penelitian lebih sempurnadan meneliti mengenai perilaku merokok pada remaja


(53)

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, T.Y., (2011). Rokok dan Kesehatan. Edisi Ketiga. Jakarta: UI-Press. Ahmadi, A., (2005). Psikologi Perkembangan. Cetakan Kedua. Jakarta: Rineka

Cipta.

Ali, M., (2011). Psikologi Remaja-Perkembangan Peserta Didik. Edisi Ketujuh. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Arikunto, S., (2003). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi VI. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Bustan, M.N., (2007). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Cetakan Kedua. Jakarta: Rineka Cipta.

Depkes Poltekkes. (2010). Kesehatan Remaja Problem dan Masalahnya. Jakarta: Salemba Medika.

Hakim, M. Arif., (2004). Bahaya Narkoba Alkohol Cara Islam Mencegah, Mengatasi, dan Melawan. Bandung : Nuansa.

Notoatmodjo, S., (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan I, Edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam, H., (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi Kedua, Jakarta: Salemba Medika.

Santrock, J.W., (2003). Adolescence-Perkembangan Remaja. Edisi Keenam, Jakarta: Airlangga.

Setiadi., (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Soetjiningsih., (2004). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannnya. Cetakan Pertama. Jakarta: Sagung Seto.

Sumartono, R.W., (2008). Stop Merokok-Sebab Anda Bisa. Cetakan Pertama, Jakarta: Sagung Seto.

Sumarlin, R., (2009). Perilaku Konformitas pada Remaja yang berada di Lingkungan Peminum. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Fakultas Psikologi. Universitas Gunadarma.

Tukiran., (2010). Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


(54)

43

Lampiran 1

Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REMAJA MEROKOK DI DESA TANJUNG ANOM KECAMATAN PANCUR BATU

TAHUN 2012 Oleh : Risma P Simanjuntak

Saya adalah Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Faktor- faktor yang mempengaruhi Remaja Merokok di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Saya mengharapkan partisipasi saudara dalam memberikan jawaban atas segala pertanyaan yang diajukan peneliti, sesuai dengan pendapat saudara tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Informasi yang diberikan hanya di pergunakan untuk keperluan penelitian dan pengembagan Ilmu Keperawatan.

Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela dan bebas menerima menjadi responden penelitian atau menolak tanpa ada saksi apa pun. Jika saudara bersedia menjadi responden penelitian, silahkan menandatangani surat persetujuan ini pada tempat yang telah di sediakan di bawah ini sebagai bukti kesukarelaan saudara. Terima kasih atas partisipasi saudara untuk penelitian ini.

Medan, 2012


(55)

Lampiran 2

KUESIONER

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REM AJA MEROKOK DI DESA TANJUNG ANOM KECAMATAN PANCUR BATU

TAHUN 2012

Bagian I :Kuesioner Data Demografi

Petunjuk : Jawablah semua pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda checklist (v) pada kotak yang telah tersedia sesuai dengan jawaban yang menurut anda benar.

1. Umur : Tahun 2. Jenis Kelamin

Laki- laki Perempuan 3. Tempat Berkumpul Remaja

Warnet Warung Doorsmear Bengkel 4. Sumber informasi bahaya rokok.

Televisi Radio Koran/majalah Sekolah


(56)

45

Bagian II

Petunjuk : Berilah Tanda Checklist (v) pada kolom yang disediakan sesuai dengan jawaban Anda

A. Kuesioner faktor psikologis

No Pernyataan Ya Tidak

1 Keinginan untuk merokok berasal dari diri anda sendiri

2 Anda akan merokok setiap anda menghadapi masalah

3 Dengan merokok anda merasa lebih percaya diri

4 Dengan merokok membuat anda lebih diakui dengan teman - teman

5 Pada saat sedang sendiri ada keinginan untuk merokok

B. Kuesioner faktor biologik

No Pernyataan Ya Tidak

1 Anda akan lebih konsentrasi (seperti bekerja,belajar ) jika sudah merokok

2 Saya tidak perduli zat kimia rokok berbahaya bagi tubuh

3 Tidak seperti seorang laki – laki / jantan jika tidak merokok

4 Wanita lebih tertarik pada pria yang merokok 5 Nikotin dapat membuat orang ketagihan


(57)

C. Kuesioner faktor lingkungan

No Pernyataan Ya Tidak

1 Keinginan merokok dikarenakan teman – teman sebaya

2 Iklan dan Reklame memberikan pengaruh pada anda untuk merokok

3 Jika ada masalah / konflik di keluarga atau teman , peralihan masalah dengan merokok 4 Merokok menjadi suatu kebutuhan yang harus

ada saat sedang berkumpul dengan teman - teman

5 Lingkungan tempat tinggal anda lebih banyak merokok


(58)

47


(59)

(60)

49


(61)

(62)

51


(63)

(64)

53


(65)

(66)

55


(67)

(68)

(69)

Lampiran 11

TAKSASI DANA

Keterangan dana yang akan digunakan untuk keperluan pembiayaan kegiatan penelitian mulai dari proposal sampai skripsi

1. Proposal dan Skripsi

a. Biaya pengetikan dan print Rp. 400.000 b. Pencarian literatur internet Rp. 300.000 c. Fotocopy sumber literatur Rp. 300.000

d. Fotocopy Skripsi Rp. 300.000

2. Pengumpulan data

a. Izin survey awal Rp. 50.000

b. Izin Penelitian Rp. 50.000

c. Transportasi Rp. 200.000

d. Fotocopy kuesione r Rp . 100.000

3. Analisa data dan penyusunan laporan

a. Jilid Proposal dan Skripsi Rp 1.000.000 b. Biaya tak terduga Rp. 270.000 Jumlah Biaya yang diperlukan Rp.2.970.000


(70)

59

Lampiran 12

Tabel Waktu Pelaksanaan Proposal dan Skripsi

Nama : Risma P Simanjuntak

Nim : 111121078

Judul penelitian : Faktor-Faktor yang mempengaruhi Remaja Merokok Merokok di Desa Tanjunga Anom Kecamatan Pancur

Batu tahun 2012

Dosen pembimbing : Reni Asmara Ariga, S.Kep,Ns, MARS No Kegiatan

2012 2013

Apr Mei Juni Juli AgustSept Okt Nov Des Jan Feb 1. Pengajuan Judul

2. Survey Awal

3. Penyelesaian dan Bimbingan Proposal dari BAB I - 4 4. Sidang Proposal

5. Penelitian

6. Bimbingan Skripsi dari BAB 5 7. Sidang Skripsi


(71)

Lampiran 13

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Risma P Simanjuntak

Tempat/Tanggal Lahir : Belawan/20 Mei 1973

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Protestan

Alamat : Tanjung Anom

Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1979-1985 : SD Metodist Pangkalan Brandan 2. Tahun 1985-1988 : SMP Nusantara Pangkalan Brandan 3. Tahun 1988-1991 : SMA Nusantara Pangkalan Brandan

4. Tahun 1991-1994 : AKPER DARMO MEDAN 5. Tahun 2011-2012 : PSIK Fakultas Keperawatan USU

Riwayat Pekerjaan

1. Tahun 1995-1996 : ICU RS Materna Medan 2. Tahun 1996-2009 : NICU RS Glenneagles Medan 3. Tahun 2008-2010 : KA NICU RSIA Stella Maris Medan 4. Tahun 2010-sekarang : Puskesmas Gunung Tua Paluta


(1)

(2)

(3)

(4)

Lampiran 11

TAKSASI DANA

Keterangan dana yang akan digunakan untuk keperluan pembiayaan kegiatan penelitian mulai dari proposal sampai skripsi

1. Proposal dan Skripsi

a. Biaya pengetikan dan print Rp. 400.000 b. Pencarian literatur internet Rp. 300.000 c. Fotocopy sumber literatur Rp. 300.000

d. Fotocopy Skripsi Rp. 300.000

2. Pengumpulan data

a. Izin survey awal Rp. 50.000

b. Izin Penelitian Rp. 50.000

c. Transportasi Rp. 200.000

d. Fotocopy kuesione r Rp . 100.000

3. Analisa data dan penyusunan laporan

a. Jilid Proposal dan Skripsi Rp 1.000.000

b. Biaya tak terduga Rp. 270.000


(5)

Lampiran 12

Tabel Waktu Pelaksanaan Proposal dan Skripsi

Nama : Risma P Simanjuntak

Nim : 111121078

Judul penelitian : Faktor-Faktor yang mempengaruhi Remaja Merokok Merokok di Desa Tanjunga Anom Kecamatan Pancur

Batu tahun 2012

Dosen pembimbing : Reni Asmara Ariga, S.Kep,Ns, MARS No Kegiatan

2012 2013

Apr Mei Juni Juli AgustSept Okt Nov Des Jan Feb 1. Pengajuan Judul

2. Survey Awal

3. Penyelesaian dan Bimbingan Proposal dari BAB I - 4 4. Sidang Proposal

5. Penelitian

6. Bimbingan Skripsi dari BAB 5 7. Sidang Skripsi


(6)

Lampiran 13

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Risma P Simanjuntak

Tempat/Tanggal Lahir : Belawan/20 Mei 1973

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Protestan

Alamat : Tanjung Anom

Riwayat Pendidikan

1. Tahun 1979-1985 : SD Metodist Pangkalan Brandan 2. Tahun 1985-1988 : SMP Nusantara Pangkalan Brandan 3. Tahun 1988-1991 : SMA Nusantara Pangkalan Brandan

4. Tahun 1991-1994 : AKPER DARMO MEDAN 5. Tahun 2011-2012 : PSIK Fakultas Keperawatan USU

Riwayat Pekerjaan

1. Tahun 1995-1996 : ICU RS Materna Medan 2. Tahun 1996-2009 : NICU RS Glenneagles Medan


Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat Tidak Menggunakan Hak Pilihnya Pada Pemilihan Umum Bupati Dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008 Di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Ketua Departemen Ilmu Politik

3 68 129

Faktorfaktoryang Mempengaruhi Remaja Merokok Di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2012

0 59 71

Faktor-faktor Penyebab Kenakalan Remaja (Studi Kasus Pengguna Narkoba Di Desa Perumnas Simalingkar Kecamatan Pancur Batu)

14 286 86

Identifikasi Yodium pada Garam Dapur di Desa Tengah, Desa Hulu dan Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Tahun 2011

1 55 69

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pasangan Usia Subur (PUS) Tidak Menggunakan Alat Kontrasepsi Di Dusun II Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang

7 110 68

Faktor-faktor psikologi yang mempengaruhi intensi merokok pada remaja

20 106 195

f25e656f0601217c77b52004fb939d0b

0 0 6

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Masyarakat Tidak Menggunakan Hak Pilihnya Pada Pemilihan Umum Bupati Dan Wakil Bupati Kabupaten Deli Serdang Tahun 2008 Di Desa Tanjung Anom Kecamatan Pancur Batu Ketua

0 0 18

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASYARAKAT TIDAK MENGGUNAKAN HAK PILIHNYA PADA PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2008 DI DESA TANJUNG ANOM KECAMATAN PANCUR BATU ZULFAN HARAPANTA SEMBIRING 080906036

0 0 14

Faktor-faktor Penyebab Kenakalan Remaja (Studi Kasus Pengguna Narkoba Di Desa Perumnas Simalingkar Kecamatan Pancur Batu)

1 1 13